Selasa, 13 Juli 2021

Mari melambat

Gegara Pandemi ini, gua merasa jadi makin banyak orang parno termasuk orang terdekat gua.

Mama dan Kakak wanti-wanti gua buat di rumah aja biar aman. Pasangan juga kasih warning supaya gua lebih aware dan lebih baik di rumah saja.

Berhubung gua orang yang patuh (baca: takut dimarahin) jadilah gua dalam beberapa Minggu terakhir ini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

Keluar seperlunya aja, misal pas lagi kirim paket pesanan buyer atau kalau lagi pengen jajan tahu walik di sekitaran Antapani, haha.

Sisanya ya di rumah. Gua banyak menghabiskan waktu buat nonton serial TV misal The X-Files, Breaking Bad sampai Money Heist.

Mau pergi ke bioskop juga percuma, bioskopnya juga gak buka. Toko buku juga tidak boleh buka jadilah gua harus mengurungkan niat buat beli komik dan buku.

...........................................................

Beberapa hari yang lalu, gua berkunjung ke salah satu Mall di daerah Kepatihan. Mall memang ditutup tetapi beberapa tennant F&B masih diperbolehkan buka.

Alasan gua maksain pergi kesana adalah karena voucher pizza yang gua dapat hangus hari itu. Mayan sih nominalnya jadi dibanding hangus, cus deh.

Tennant pizza itu letaknya ada di lantai 3 Mall. Suasana Mall gelap bener mirip suasana Mall di The Walking Dead. Beberapa Tennant masih buka, mereka mengandalkan orderan dari Ojek Online. Yang laku ya laku, yang sepi ya sepi.

Paling laku itu Tennant Dear Butter yang baru buka. Gua iseng mau beli eh ditolak soalnya cuma bisa dibeli via Ojek Online.

Sekilas gua liat bentuknya kayak wafel yang dulu dijual di Yogya Express tapi bedanya di Yogya Express harganya 6.500 dapat 4 pcs lah kok ini 29rb cuma dapat 2 pcs.

Seenak apa itu? Karena gak bisa beli ya lain kali aja deh. Dari baunya, gua sudah bisa membayangkan seperti apa rasanya, wkwkwk.

Akses ke Tennat Pizza yang gua tuju cuma bisa lewat lift. Suasana masih siang tetapi berasa mencekam karena lampu dalam Mall yang dimatikan. 

Di lantai 3 yang luas itu, ternyata cuma ada 2 Tennant yang buka yaitu Pizza dan CFC. Dibanding dipake buat jualan, area seluas ini lebih cocok dipake buat Uji Nyali. Salut buat pegawai tennant yang masih berani jualan.

Gua pesan menu pizza dan bayar pake voucher yang gua dapat. Mungkin yang ada di pikiran si Mbak pizza adalah "jualan lagi sepi, sekalinya ada yang beli malah bayar pake voucher. Nasib nasib"

Si Mbak kemudian cerita kalau di lantai 3 ini cuma 2 tennant yang beroperasi. Buka jam 11 siang dan tutup jam 7 Malam.

Kalau sepi, bosen juga gak sih nunggu selama 8 jam di area seluas itu. Gabut pasti tapi ya mau gimana lagi, namanya juga kerja.

........................................................

Gegara Pandemi ini juga, status resepsi pernikahan gua pun jadi terombang ambingkan, hahahaha.

Resepsi rencananya di akhir bulan September nanti menjadi tidak pasti padahal pembayaran sudah masuk sebagian dan gift untuk tamu sudah beres dibuat.

"Nanti gak perlu dikasih tanggal ya di gift biar aman" kata gua ke pasangan.

Ini mencegah hal yang tidak diinginkan seperti harus mundur karena kondisi yang tidak memungkinkan. Kan malu ya, sudah ditulis tanggal 25 September eh jadinya tahun depan.

Sedikit banyak hal seperti ini membuat gua dan pasangan kepikiran terutama pasangan yang memang type pemikir.

Gua mencoba untuk membawa santai tetapi tetap saja sih kepikiran padahal jarang-jarang gua mikirin masalah.

Untuk undangan, gua hanya menyebar 200 undangan saja. Tidak perlu ramai yang penting berkesan dan bisa dihadiri oleh keluarga besar.

Whatever happened, happened. Kita berdua memilih untuk mengikuti alur saja.

Jika harus diundur, gua jadi lebih punya banyak waktu buat mempersiapkan pernikahan. Ya ada nilai plus minusnya sih.

Mohon doanya ya!

Tidak ada komentar: