Jumat, 02 Februari 2018

UBER 2018

Ternyata ada sisi postifnya dengan orang tahu gua sebagai Driver UBER. Sisi baiknya adalah gini, rumah gua tuh terkadang suka didatangi beberapa orang. Ada saudara jauh atau siapa lah yang bahkan gua kenal aja gak.

Kalau mereka datang, biasanya suka bawa sesuatu untuk dijual. Misalnya: Ikan bandeng, kue dorayaki, atau macam-macamlah. Pesen Nyokap gua adalah kalau ada kenalan yang datang selagi masih bisa beli ya dibeli aja secukupnya.

Sama sekali gak ada masalah soal itu tetapi yang jadi masalah adalah kalau datang terus minjem uang. Kalau minjemnya (baca: minta) 100-200 ya okelah tapi kalau di atas 500 ya gimana juga ya. Repot juga.

Gua masih ingat dengan pesan Nyokap gua dulu, pesannnya adalah sesusah-susahnya kamu, jangan sampai deh datang ke rumah orang terus minta atau minjem uang dan sampai hari ini, pesan itu masih gua ingat.

Asyiknya jadi Driver UBER gadungan adalah setiap ada yang datang dan nanya "Sekarang dede (gua maksudnya) sibuk apa?". Nyokap gua pasti jawabnya "Jadi Driver Ojek si Dede mah"

Mungkin karena gak enak, mereka jadi mengurungkan niat buat minjem/minta uang ke gua, hahahaha. Ternyata ada bagusnya juga dikenal sebagai Driver Ojol ketimbang dikenal sebagai "Owner Clobberin Time" atau "Penulis"

....................................................................................

Awal tahun 2017 (kalian bisa baca postingan gua di awal 2017), gua sempat dekat dengan seorang teman lama. Dulu kita sempat dekat, merenggang dan kembali dekat. Orangnya cantik dan setelah lama gak ketemu, orangnya makin cantik. Kita sering pergi bareng, ke Gereja bareng, makan bareng, tapi gak pernah mandi bareng ya.

Di hari ultahnya gua sempat kasih surprise kecil (baca postingan gua itu biar lebih jelasnya) dan semuanya terlihat baik-baik saja sampai besok Paginya, tetiba dia berubah total dan bilang 'hubungan kita tidak bisa berlanjut lagi'. Gua nanya alasannya kenapa, dia gak mau jawab.

Ya udah, kalau misal dia sudah ngomong gitu, gua bakalan menjauh. Gua bukan orang yang bakalan ngejar-ngejar atau ngechat beruntun minta supaya hubungan kita bisa kembali seperti biasa. Kalau emang sudah gak bisa ya sudah gak bisa. Gua lebih respect ke perempuan yang ngomong langsung seperti ini dibanding diem-diem aja tapi ujungnya bakalan bikin sakit hati.

Yang menjadi pertanyaan gua adalah apakah gua melakukan sebuah kesalahan? Tapi kesalahan apa yang gua perbuat? Apa ada perbuatan atau perkataan gua yang menyinggung dia? Kalau ada, apa? Itu yang menjadi pertanyaan gua.

Di suatu Pagi, gua lagi On UBER alias jadi Driver UBER. Gua lagi terdampar di daerah Ciwasta dan ada orderan masuk. Gua klik dan muncul sebuah nama bagus "Maisy" (nama disamarkan). Jarak jemput gua lumayan jauh tapi berhubung namanya bagus, gua bela-belain deh. Kalau cowok pasti langsung gua cancel, hahaha. Driver gak tau diri emang

10 menit mengikuti Waze, akhirnya gua sampai ke rumah yang dituju. Keluar seorang wanita yang gayanya seperti anak kuliahan. Senyum, salam, sapa sebentar dan ternyata tujuan dia ke sebuah kampus yang gak asing dengan gua.

Di awal perjalanan, gua nanya dia jurusan apa dan angkatan berapa. Dia bilang "Fakultas Hukum, angkatan 2013". Fakultas dan angkatannya sama banget kayak Iuth (nama disamarkan), perempuan yang pernah dekat dengan gua itu.

"Eh Maisy, kenal ama yang namanya Iuth gak?" tanya gua

"Oh kenal banget, itu mah temen main aku" kata dia.

Wah kebetulan yang sangat tidak terduga.

"Artinya kamu kenal ama si 'xxx', 'xxxxx', 'xxxxx'" gua menyebut beberapa teman si Iuth

"Oh kenal semua. Itu temen aku semua. Kok, Kakak bisa kenal?"

"Iya pernah kenal kok, hehehe. Iuth pernah cerita kalau temen-temen dia banyak yang ngerokok, kamu lagi ya yang suka ngerokok" goda gua

"Hahaha, iya kadang-kadang aja aku mah"

"Kita muter balik ya ke rumah kamu sebentar"

"Buat apa kak"

"Mau bilangin ke Mama kamu kalau kamu suka ngerokok di kampus"

"Ih jangan Kak"

Kita pun tertawa bersama. Kita cerita-cerita seru sepanjang jalan sampai ada satu pertanyaan dia yang lumayan bikin gua kaget.

"Iuth pernah cerita kalau dia pernah deket ama temennya yang suka jadi Driver UBER. Padahal orangnya punya usaha sendiri tapi aneh aja malah sering Nguber. Terus dia sering nulis di blog gitu dan suka gratisin penumpangnya"

"Oh ya?" gua SOK KAGET. PADAHAL KAN ITU GUA JIR!

"Keren banget ya temennya si Iuth" kata gua memuji diri gua sendiri, hahahaha. Sampai di titik ini, Maisy sepertinya belum sadar kalau orang yang dimaksud adalah Driver dia yang sekarang

Maisy kemudian cerita, kalau dia pernah hampir ketemu ama temennya si Iuth di Warunk Upnormal Jalan Riau. Jadi ceritanya waktu itu gua mau jemput si Iuth, dia habis ketemu ama temen-temennya di Warunk Upnormal. Pas gua sudah sampai disana, Iuth minta gua buat nunggu bentar karena ada temennya yang belum dijemput. Iuth nelpon gua nyuruh masuk ke Upnormal, mau dikenalin ke temen-temennya tapi gua bilang gua nunggu di parkiran aja.

Bukannya sombong atau gak sopan, tapi lu tau kan kalau gua emang menghindari masuk ke tempat ramai dan pertemuan yang mengharuskan gua bertemu dengan orang banyak. Iuth maklum dan dia gak masalah, jadi gua nunggu di parkiran sambil jajan bubur kacang hijau.

Dan gua baru ngeh dari cerita si Maisy kalau saat itu si Iuth tuh lagi nungguin si Maisy dijemput ama orang tuanya. Oalah, jadi Maisy toh orangnya yang saat itu ada di Upnormal.

"Pas ulang tahun dia dikasih surprise ama temennya itu loh Kak, kaget banget dia. Dia respect banget ke temen deketnya itu."

"Terus mereka jadian?" tanya gua

"Hmm.... tapi.........................," Maisy kemudian cerita panjang lebar sampai gua tau alasan kenapa Iuth meminta gua menjauh. Oh ternyata itu toh alasannya, bukan dari dia ternyata. Ternyata ada 'it' factor yang menjadi penghalang. Akhirnya gua tau alasan sebenarnya kenapa waktu itu dia meminta gua menjauh. Ok, gua paham dan mengerti sekali setelah Maisy cerita.

Di suatu titik, Maisy sepertinya sudah sadar kalau Driver UBER yang ada di depan dia adalah orang yang dia ceritain sepanjang jalan. Gua bisa ngerasa kalau dia lagi buka HP dan sepertinya lagi ngechat si Iuth buat memastikan apakah Driver UBER temen deketnya si Iuth itu gua apa bukan.

Karena setelah itu, Maisy mendadak jadi ganti topik dan gak ngomongin lagi soal si Driver UBER, hehehe. Hampir 45 menit kita di jalan dan akhirnya sampai di tujuan. Total argo dia adalah 35rb dan dapat diskon 15rb jadi 20rb aja.

Pas dia mau bayar, gua bilang "Simpen aja, buat makan siang. Tapi jangan dibeliin rokok ya"

"Ih, jangan Kak"

"Udah gak apa-apa. Salam buat Iuth ya" kata gua sambil berlalu meninggalkan Maisy yang masih mematung di hadapan gua.

....................................................................................................

Masih ingat dengan cerita gua dengan seorang Customer yang namanya 'Andini'? Gua lupa gua nulis di postingan gua yang judulnya apa atau gua kasih dia nama samaran siapa tapi garis besarnya adalah gini.

Andini adalah karyawan bank, gua ketemu dia di Gereja Katedral di sebuah Sore menuju Malam. Setiap hari dia menghabiskan waktunya buat berdoa di Gereja menjelang acara lamaran dia. Jadi mereka berdua pasangan yang berbeda agama (Andini bergama Katholik dan pacarnya beragama Islam). Hubungan mereka sudah lama banget, hampir 10 tahun tapi selama itu pula, Andini belum pernah bertemu dengan Orang tua pacarnya. Dan belakangan, Mama si cowok gak suka dengan si Andini dan rencana pernikahan mereka jadi sedikit goyah. Agar semuanya lancar, Andini menghabiskan waktu ke Gereja sepulang kerja buat berdoa meminta kelancaran.

Oh ya, Andini ini cantik loh orangnya.

Beberapa bulan setelah kejadian itu, gua ketemu lagi dengan Andini. Kali ini bukan di depan Gereja tapi di depan Bank, tempat dia kerja. Omongan pertama yang keluar dari Andini ketika dia melihat gua adalah "Kakak, masih ingat ama aku gak?"

"Inget dong, masak lupa". Daya ingat gua sangat baik jadi gua pasti ingat buat hal remeh temeh kayak gini.

Pertanyaan pertama yang keluar dari omongan gua adalah "Din, gimana acaranya pernikahannya? Lancar?"

"Ih kok nanyanya gitu, aku jadi pengen nangis lagi"

"Loh kenapa?"

Suara Dini bergetar dan sambil terbata-bata dia cerita kalau acara pernikahannya batal. Dan yang membatalkan adalah Dini langsung padahal orang tuanya si cowok sudah ok. Kok aneh ya? Waktu itu yang menjadi masalah kan orang tua si cowok yang gak setuju kok malah sekarang Dini yang batalin?

"Karena kita beda prinsip Kak. Dia beragama Muslim dan aku kan Katholik. Aku mikir, hal kayak gini emang gak bisa dipaksa. Kita seneng di awal tapi aku rasa ada saatnya Tuhan gak suka dengan pilihan yang aku ambil"

Dini cerita kalau belakangan ini dia jadi sering sakit-sakitan dan Dini meyakini kalau ini sebuah tanda dari Tuhan kalau Tuhan memang gak suka dengan hubungan mereka berdua.

Dalam hal beragama, keluarga gua adalah orang yang paling santai. Temen gua banyak yang Muslim dan kalau lagi main ke rumah gua dan jam Sholat tiba, keluarga gua gak pernah keberatan kalau salah satu ruangan di rumah gua dipakai buat Sholat.

Nyokap gua pun biasanya nanya ke tetangga tentang arah kiblat yang sesuai biar temen gua atau kakak yang sholat gak salah. Pokoknya dalam hal beragama, keluarga gua santai banget.

Tapi sesantainya gua, kalau untuk kasus menikah tapi beda agama menurut gua harus benar-benar dipikir baik-baik dan panjang apalagi kalau salah satunya gak mau kalah. Kalian emang bisa menikah di luar negeri tapi coba kamu berpikir panjang kedepan, tentang anak kamu, tetang gimana Ibadah kamu, gimana doa kamu.

Gua selalu membayangkan betapa kerennya kalau saat gua menikah, setiap Malam kita berdoa bersama. Gua berdoa bersama Istri dan anak, berdoa supaya kita selalu diberikan pernyetaan yang luar biasa dari Tuhan. Tapi kalau misalnya kita berbeda keyakinan kan susah juga ya.

"Din, aku pikir kamu udah bener buat memutuskan hubungan ini"

"Iya kak, awalnya berat banget, apalagi kita pacaran sudah lama banget. Aku terlalu takut buat memulai sesuatu yang baru tapi ini aku lagi coba" kata Dini sambil terbata-bata.

Bener kata Dini, terkadang orang (gua pun pernah mengalaminya) terlalu takut untuk memulai hubungan sesuatu yang baru. Gua punya temen ya, cantik tapi pacarnya ngeri banget. Sering main tangan dan ngomong kasar di depan dia. Temen yang lain nanya "Kenapa dia masih aja bertahan?"

Jawabannya karena dia terlalu takut untuk memulai sesuatu hubungan baru. Jadi dia lebih rela, dimaki-maki dibanding pergi buat ninggalin cowok bajingan itu padahal gua yakin jika dia mau, dia pasti bisa dapat pasangan yang jauh lebih baik dari sebelumnya, seperti gua misalnya, hahahaha

Gua antar Dini sampai depan Gereja, dia bilang mau berdoa buat menenangkan hati dia. Bener, berdoa adalah cara yang paling tepat buat Dini supaya hatinya tenang.

Yang Dini butuhkan sekarang adalah sedikit waktu untuk dirinya sendiri bersama Tuhannya dan setelah itu dia akan kembali baik-baik saja.

....................................................................................

Lu tau gak ATM yang sering kamu datangi, entah itu ATM depan Alfamart atau ATM yang nyempil di parkiran ruko memiliki petugas kebersihan? Petugas kebersihan ini berstatus outsorce dan kerjaan dia adalah datang ke ATM yang satu ke ATM lain buat bersih-bersih, ngepel, buang struk ATM, dan lap jendela.

Jadi kalau kamu jorok ketika lagi di ATM berarti kamu nambah pekerjaan orang. Orang kadang suka jorok misalnya gak buang struk ATM di tempat sampah (dilempar gitu aja) atau yang paling idiot adalah gua sering namu makanan atau minuman tumpah di ruangan ATM. Ya lu bayangin aja, masak ada cakue tumpah di atas mesin ATM. Itu yang makan jorok banget deh.

Lagi asyik nguber, gua nepi dulu ke ATM BNI. Biasa mau ambil transferan dari buyer Clobberin Time buat bayar ongkos produksi. Pas gua masuk ada Bapak Tua lagi lap kaca mesin ATM dan pas lihat gua dia ngomong "Silahkan kalau mau ambil uang" sambil tersenyum ramah.

"Oh enggak Pak, dibersihkan aja dulu. Saya gak buru-buru kok Pak" balas gua dengan senyuman ramah.

Gua duduk di ruang ATM sambil balesin chat buyer Clobberin Time yang rindu chatnya dibalas dengan gua, halah. Di depan gua ada susu Cimory yang baru gua beli dan gua balesin chat sambil pake headshet di telinga, dengerin lagu Sheila On 7.

5 menit menunggu, si Bapak tua keluar sambil memasukkan lap, kemoceng, sapu kecil ke tas dia. Dia mempersilahkan gua masuk terus gua bilang sebentar karena lagi asyik balesin chat.

Dia kemudian duduk di samping gua dan nanya "Kalau mau daftar jadi Ojek Online gimana ya caranya?"

Kebetulan hari itu gua emang lagi pake atribute UBER lengkap jadi dia bisa langsung tau kalau gua adalah Driver UBER.

Gua nanya motor dan HP apa yang dipunya si Bapak Tua pas gua liat motornya duh ternyata jadul bener. Tapi kalau motor masih bisa diakalin yang susah itu HP. Pas gua nanya dia punya HP apa, dia nunjukkin HP Nokia 8310, HP gua pas gua masih SMP. Duh.

Ini kan HP gua yang dulu sering gua pakai buat ngirimin puisi sampah ke orang yang gua taksir pas gua masih SMP, hahahaha. Gua jelasin kalau HP ini gak bisa kalau buat Online, harus Android bukan yang monoponik seperti ini.

"Oh jadi enggak bisa ya?"

Si Bapak tua terus cerita tentang penghasilan dia jadi petugas kebersihan ATM dan ternyata kecil banget. Buat nambah-nambah, dia jualan risoles dan kebetulan dia bawa risolesnya. Harganya 2rb dan yang buat adalah istrinya. Gua beli secukupnya, buat oleh-oleh mama and papa di rumah.

Gua selalu respect ke orang yang mau berusaha kayak si Bapak ini ketimbang orang yang kerjaannya nunggu di depan ATM terus dia mulai curhat masalah dia. Kalau enggak butuh ongkos buat pulang pasti ngomongnya lagi butuh uang buat makan.

Paling males kalau sudah ketemu yang model kayak itu tapi lebih malas lagi ketemu orang yang masih muda tapi gak mau ngapa-ngapain.

Si Bapak Tua terus nanya berapa penghasilan gua jadi Ojol ya gua bilang seadanya aja kalau gua paling 30rb sehari karena gua gak full time (tapi gua gak cerita kalau gua punya usaha sendiri dan jadi Driver cuma buat nulis blog). Tapi kalau bisa full time katanya sih bisa dapat 50-100rb.

Buat kamu uang sebesar 50rb mungkin gak seberapa ya. Kamu jajan di cafe, 100rb bisa habis tapi diluar sana, banyak orang yang menganggap 50rb itu besar sekali.

Kebetulan gua punya buyer Clobberin Time yang kerja di Grab, gua kasih nomor dia ke si Bapak tua dan chat aja langsung. Bilang aja temennya Sani, pasti dia paham karena gua dan semua buyer gua memiliki hubungan yang sangat bagus.

Gua chat ke temen gua itu biar kalau yang chat dia tolong dibantu dan dia mengiyakan. Wajah si Bapak tua terlihat sumringah dan karena kagok, gua beli lagi risoles dia biar dia gak terlalu berat bawanya.

Dia menyalami gua dan pamit karena harus ke ATM lain buat bersih-bersih. Gua masih duduk di posisi semula melihat si Bapak yang berlalu dari gua sambil melihat ada raut senang di wajah dia.

Selalu saja ada alasan untuk bersyukur untuk berkat yang Tuhan berikan untuk kamu di hari ini :)






Tidak ada komentar: