Senin, 30 November 2015

Naskah Drama Natal Youth GSPDI Filadelfia Baranangsiang

Narator: Apa yang paling membuat kamu bahagia? Kalau hal itu ditanyakan kepada kita pasti banyak pilihannya. Ketika kita diberi kesehatan, berkat yang melimpah atau pasangan yang setia mungkin itu hal-hal yang bisa membuat kita bahagia. Tetapi untuk Roy, bahagia adalah hari ini. Hari dimana ketika dirinya telah resmi lulus dari Universitas Barsi dan menjadi Mahasiswa Teladan untuk angkatan dia. Karena prestasinya tersebut maka Roy diberi kesempatan untuk berbicara di hadapan ribuan mahasiswa di hari wisudanya tersebut:

Roy (diperankan oleh Rio): "Saya ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus karena karurnianya yang begitu luar biasa sehingga saya bisa berdiri disini. Terima kasih juga untuk Bunda saya yang tidak lelah untuk memberi support yang luar biasa kepada saya. Apalah aku ini tanpa support dan doa Bunda aku"

Narator:  Karena prestasinya yang luar biasa membanggakan tersebut maka tanpa banyak test, Rio langsung diterima bekerja di Sebuah perusahaan pelayaran terkemuka di Indonesia. Tanpa banyak istirahat, per Minggu depan Rio sudah harus mulai bekerja dan berlayar ke sebuah daerah di Afrika untuk mulai melakukan penelitian.

Bunda Rio (diperankan oleh Ola): "Nak, semenjak Ayahmu tidak ada cuma kamu dan adik kamu Torrie (diperankan oleh Lay) yang menjadi harapan untuk Mama. Masa depan kamu masih panjang, Mama akan selalu mendoakan kamu dan menunggu kamu pulang. Jangan lupa buat kasih kabar ke Mama ya Roy"

Roy: "Iya Ma, setiap peluh keringat yang Mama keluarkan untuk aku, aku janji akan mengganti peluh keringat tersebut dengan butiran permata. Ma, tetap sabar menanti aku pulang ya. Jangan lupa doakan aku juga (mereka berpelukan).

Torrie:"Lu gak balik juga sebenarnya gak ada yang peduli Kak. Kalau pulang, bawa duit yang banyak. Awas siah kalau gak bawa apa-apa!"

Bunda Rio: "Dek, kamu gak boleh berbicara seperti itu. Melihat Kakak bisa pulang dengan selamat saja, Ibu sudah senang"

Torrie: "Tapi Bu? Demi menyekolahkan Kakak, Ibu harus banting tulang jual kue Dorayaki aneka rasa di Sekolah-sekolah. Pengorban Ibu harus dibayar setimpal!"

Bunda Rio: "Apapun yang Ibu lakukan, itu semua untuk kebaikkan Anak-Anak Ibu. Setelah Roy lulus sekarang tugas Ibu untuk membuat kamu lulus dan menjadi sarjana seperti Kak Roy"

Torrie: "Ah Ibu! Selalu saja membela kakak Roy. Sebel, sebel, sebel!"

Roy: "Jangan ngomong seperti itu Tor, rasa sayang Ibu ke Kakak sama seperti rasa sayang Ibu ke kamu"

Torrie: "Gandeng ah"

Narator: "Tidak lama setelah Roy lulus dari Universitas Barsi, Roy langsung diterima bekerja di sebuah perusahaan pelayaran internasional. Pekerjaan ini mengharuskan Roy untuk meninggalkan Ibu dan Adiknya karena Roy diharuskan ikut berlayar. Tetapi kehidupan di kapal ternyata tidak seindah yang dibayangkan, Roy mulai salah langkah dan mulai terlibat dengan minuman-minuman keras, ganja hingga main perempuan"

Gadis 1 (diperankan oleh Fani): "Ayo Roy minum terus. Baru 3 gelas nih."

Gadis 2 (diperankan oleh Tetta): "Ayo-ayo-ayo. Kalau ini sudah habis nanti langsung tambah lagi ya!"

Gadis 1: "Rossa, tolong ambilkan daun kering yang ada di bawah guci. Roy harus coba nih."

Gadis 2: "Siap. Kalau Roy sudah coba yakin deh dia gak bisa lepas dari daun itu"

Gadis 1 + Gadis 2 (kompak tertawa bersama)

Gadis 1: "Nih Roy kamu harus coba daun ini. Daun ini bisa bikin kamu semangat kerja (Fani menawarkan samnil menyuapi ke mulut Roy"

Roy (setengah mabuk): "Daun apaan sih ini. Awas aja kalau ampe gak enak ya. Hahahahahaha"

Gadis 2: "Gimana Roy rasanya? Enak?"

Roy (sambil mengunyah): "Rasanya luar biasa! Tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Aku mau daun ini. Hahahahaha

Narator: "Begitulah Roy. Roy yang seharusnya bekerja dengan tekun malah melangkah ke pergaulan yang salah. Padahal tanpa Roy tau, hampir setiap hari Ibunya mendoakan Roy agar dia menjadi orang yang sukses tetapi tetap takut akan Tuhan.

Ibu Roy: "Ya Tuhan, biar aku tidak tau apa yang Roy lakukan di luar sana, aku tetap berharap supaya Roy bisa menjaga diri. Jauhkan dia dari hal-hal yang tidak berkenan di hatimu. 

Torrie: "Ma! Dibanding doain si Roy terus mending sini siapin makanan buat aku. Aku lapar baru pulang dari sekolah!"

Ibu Roy: "Iya sebentar ya Nak!"

Torrie: "Kalau sampai dalam 5 menit gak ada makanan di atas meja makan, liat aja ya Bu!"

Ibu Roy: "Iya, iya Ibu siapkan"

Narator: "Roy semakin tenggelam dengan kehidupan kelamnya. Selama di kapal, Roy semakin jauh dari Tuhan dan melupakan Tuhan. 20 hari berlalu, Roy akhirnya mendapat batunya. Kapal laut yang ditumpangi oleh Roy dibajak oleh Bajak Laut terkenal bernama Nia Jax. Nia Jax terkenal sebagai penguasa lautan, selain suka menjarah dia juga akan menjadikan buruannya sebagai budak untuk dirinya.

Nia Jax (diperankan oleh Diana): "Hahaha, kalian kurang ajar! Kalian tidak tau ya siapa itu Nia Jax! Barangsiapa yang dengan berani-beraninya melewati daerah teritori Nia Jax maka akan diberi 2 pilihan.

Kapten Kapal (diperankan oleh Stefanus Adrian): "Apa itu pilihannya?"

Nia Jax: "Pilihan pertama adalah kapal yang kalian tumpangi akan menjadi milik kami dan kalian akan kami biarkan selamat!"

Kapten Kapal; "Apapun pilihannya yang penting kami dan seluruh penumpang Kapal ini dibiarkan selamat tanpa ada yang terluka sedikitpun!"

Nia Jax: "Jadi kalian memilih pilihan pertama. Ok, kalau begitu. Kapal kalian beserta isinya sekarang menjadi milik kami"

Kapten Kapal: "Sekarang bebaskan kami semua! Dan sediakan kami sekoci kecil agar kami bisa mencapai pulau terdekat dari sini!"

Nia Jax: "Eits kalian belum mendengar pilihan kedua. Pilihan kedua adalah setelah kapal kami ambil maka kalian akan kami biarkan di lautan lepas. Jika kalian tidak ingin mati di lautan lepas maka kalian harus menjadi budak kami. Hahahahahahahahahahahaha"

Kapten Kapal: "Jahanam kau Nia Jax! Setelah kapal kini kalian mau menjadikan kami budak!"

Nia Jax: "Salahkanlah kehidupan yang kejam ini capt! Jangan salahkan saya ye. Hahahahaha"

Narator: Dibanding menjadi budak, beberapa awak kapal memutuskan untuk menceburkan diri ke lautan tanpa tau bagaimana bahayanya berada di tengah lautan tanpa ada perbekalan, sekoci. Roy termasuk salah satu orang yang menceburkan diri ke lautan karena tidak mau menjadi budak. Setelah terombang ambing di lautan lepas, Roy terbawa hingga ke sebuah pulau kecil tidak berpenghuni. Roy hanya seorang diri berada di pulau tersebut. Mungkin ini adalah sedikit waktu yang diberikan Tuhan untuk Roy agar Roy bisa memperbaiki sikap dan merungkan dosa-dosanya

Roy: Sudah hampir 4 hari aku berada di Pulau ini. Tuhan, maafkanlah segala dosa-dosaku karena selama di kapal aku melupakanmu. Aku melupakan doa, aku melupakan baca kita suci. Terima kasih Tuhan karena Engkau telah menyelamatkanku, Aku percaya pertolonganmu akan datang.

Narator: Selama di Pulau kecil tersebut Roy hanya bisa merenungi semua dosa-dosanya. Roy terdampar di sebuah pulau kecil tidak berpenghuni yang mungkin tidak muncul di peta. Selama di Pulau, Roy makan buah-buahan yang tumbuh di Pulau dan dia pun memiliki sebuah 'teman' berupa batok kelapa yang diberi nama "Solomon"

Roy (berbicara dengan batok kelapa): "Jadi Solomon apa yang harus aku lakukan! Apakah harus mulai berenang agar bisa ditolong nelayan atau aku harus duduk menunggu disini hingga pertolongan datang. Bagaimana menurutmu?"

Roy: "Ok, ok baiklah. Aku akan menunggu disini. Aku akan mencoba membuat sebuah api agar terlihat oleh nelayan."

Narator: Berita soal pembajakkan kapal tersebut ternyata sudah terdengar hingga telinga Ola. Meskipun banyak yang menyuruh Ola untuk mengikhlaskan Roy tetapi Ola masih percaya jika Tuhan melindungi Roy dan Roy masih hidup. Hampr setiap hari Ola menunggu anaknya di Dermaga Kapal sambil berharap Anaknya pulang dengan selamat. Tetapi berbeda dengan Ola, Torrie malah senang jika Roy tidak ada karena dengan Roy tidak ada berarti seluruh warisan Ibunya akan menjadi milik Torrie.

Torrie: "Sekarang si Roy sudah tidak ada. Dengan begini seluruh harta Ibu akan menjadi milik gue. Gak banyak sih tapi lumayanlah buat dipake dugem di club.

Torrie (berbicara di telpon): "Hello Cyin, jemput eike ya hari ini. Kita ke klub hari ini buat merayakan matinya kakak gue si Roy. Hahahahahahaha"

Narator: Sudah hampir 1 bulan berlalu dan Roy ternyata masih hidup di pulau kecil tersebut. Roy yang sempat menjauhkan diri dari Tuhan kini mulai kembali berdoa dan mendekatkan diri dengan Tuhan. Roy percaya segala musibah ini bukanlah sebuah hukuman dari Tuhan tetapi sebuah kesempatan untuk Roy agar dirinya bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Roy: "Tuhan terima kasih untuk segala penyertaanmu yang begitu luar biasa. Meskipun aku sendiri di Pulau ini, aku masih diberi kesehatan. Aku pun tidak kekurangan makanan terima kasih Tuhan untuk segala penyertaanmu yang begitu luar biasa ini. Aku tidak tau sampai kapan aku berada di Pulau ini tetapi satu yang pasti aku yakin pertolongan akan segera tiba.

Narator: Dan benar saja. Tidak lama setelah Roy berdoa seperti itu, seorang nelayan bernama Sami melintasi Pulau itu. Dengan sigap Roy langsung berteriak memanggil nelayan itu

Roy: "Tolong, tolong. Help Help. Tolong tolong. Help Help"

Sami: "Bagaimana ceritanya kamu bisa terdampar disini? Kamu berada di Pulau terluar yang jarang sekali dikunjungi orang. Apalagi banyak buaya disini yang bisa kapan saja menerkam kamu!"

Roy: "Panjang sekali ceritanya. Tolong bantu aku, aku tinggal di Bandung. Tolong bawa aku dermaga Bandung. Tolong aku. Tuhan akan membalas kebaikkanmu kelak.

Sami: "Kau mengenal Tuhan juga? Ternyata kita mempunyai Tuhan yang sama. Sebenarnya aku sama sekali tidak ada rencana untuk melintasi pulau kecil ini tetapi entah mengapa suara hatiku mengatakan aku harus melintasi Pulau ini. Mungkin ini adalah suara Tuhan. Ayo ikut aku, lebih baik kamu istirahat saja dulu di rumahku

Narator: Pertolongan Tuhan memang selalu tepat waktu. Tepat 1 bulan setelah kapal Roy dibajak, Roy akhirnya diselamatkan oleh seorang nelayan yang baik dan taat kepada Tuhan. Sebelum hendak dibawa ke dermaga, Roy dipersilahkan untuk beristirahat di rumah milik Sami. Disana mereka berbagi cerita tentang betapa luar biasanya Tuhan buat kehidupan mereka.

Roy: "Aku sebenarnya malu untuk pulang Roy. Aku telah mengecewakan Ibuku bahkan aku sempat menggunakan narkoba selama di kapal. Aku yakin Ibuku akan sangat kecewa kepadaku"

Sami: "Wajar jika Ibumu kecewa tetapi Ibumu akan sangat kecewa lagi jika kamu kembali lagi ke dosa lamamu itu. Aku yakin Ibumu setiap hari selalu mendoakan dan selalu berjaga untuk menunggu kehadiranmu"

*Roy mulai menangis dan menenggelamkan muka ke kedua tangannya. Sami menepuk-nepuk punggung Roy untuk menguatkan Roy*

Narator: Dan benar saja seperti apa yang dikatakan Sami. Setiap hari Ola berdoa dan berjaga di Dermaga menunggu kedatangan Roy. Hingga akhirnya di suatu sore, Ola melihat kedatangan anaknya Roy

Roy (dari kejauhan): "Ma, ini aku Roy. Aku selamat Ma"

Ola (sambil terisak): "Kamu telah kembali. Mama percaya kamu masih selamat Nak. Hampir setiap hari Mama menunggu disini. Mama percaya waktunya akan tiba"

Roy (sambil memeluk Ola): "Maafkan Roy Ma, selama di kapal Roy jauh dari Tuhan. Mungkin ini adalah hukuman dari Tuhan karena dosa Roy di kapal Ma"

Ola: "Tuhan tidak pernah menghukum Anaknya Roy. Apapun yang terjadi di kehidupan kamu itu adalah rencana Tuhan yang selalu mendatangkan kebaikkan untuk hidup kamu"

Torrie (terlihat geram): "Ma, sudah denger kan si Roy ngapain aja di kapal. Liat kelakuan dia, apa Mama gak malu punya Anak seperti dia!"

Ola: "Kamu tidak boleh berkata seperti itu . Mama juga tau selama ini kamu sering keluar Malam, sering pesta sampai Malam. Tapi Mama hanya diam saja dan tetap mendoakan kamu supaya kamu bisa kembali dekat dengan Tuhan. 

Roy: "Jika kakak mempunyai salah, kakak minta maaf ke kamu . Hari Minggu kita pergi ke Gereja bersama ya

Torrie (menahan tangis): "Maafkan aku kak, maafkan aku Ma"

Drama diakhiri dengan adegan berpelukan antara Roy, Torrie dan Ola

Narator: Tuhan tidak pernah melakukan kesalahan ketika Dia menaruh dirimu pada suatu keadaan karena segalanya akan menjadi Indah pada waktunya. Jangan pernah mengeluh untuk sebuah permohonan kita yang belum Tuhan jawab sementara begitu banyak mukjizat sudah kita terima tanpa kita pernah memohon. Mungkin banyak hal yang awalnya tidak kita pahami saat kesulitan datang silih berganti. Namun satu yang kita tau pasti, Tuhan tidak akan pernah membiarkan kita jalan sendiri. Dan ingat, Tuhan tidak pernah lalai tentang usahamu, harapanmu dan doa-doamu. 
Percaya saja, Tuhan mengenggam semua doa lalu dilepaskannya satu per satu di saat yang paling tepat. Berdoa dan berjaga jagalah selalu.

NB: Naskah selesai pada tanggal 30 November 2015 jam 19:44. Terima kasih untuk Teh Tarik Nestcafe dan chiki Chuba yang setia menemani.

Story & Skenario By Stefanus Sani

Tidak ada komentar: