Selasa, 26 Februari 2013

292 KM

Di setiap pertemuan pasti ada perpisahan tetapi bukankah di setiap yang berakhir akan bertukar dengan permulaan? Merelakan bukan berarti menyerah tapi lebih kepada menyadari dan menerima bahwa ada hal-hal yang tak bisa dipaksakan. Dan apakah kamu percaya, di setiap kejadian pasti ada kebahagiaan yang diberikan?

Suatu sore di bulan February,

"Mas, keberangkatan jam 5 sore bisa?"

"Kebetulan sudah full booked, tapi sampai jam segini masih ada 4 orang yang belum datang. Jadi kalau ampe jam 4, 4 orang itu gak datang, mas bisa langsung berangkat"

Gue liat jam di dinding, jam menunjukkan pukul 16:47, 3 menit menjelang keberangkatan dan gue sih optimis-optimis aja dapet kursi buat berangkat ke Jakarta.

Gak ada tujuan apa-apa, gak ada maksud apa-apa juga, setelah beberapa hari gue membiarkan diri larut dalam kesedihan, membiarkan diri mengurung diri, membiarkan diri mengeluh, membiarkan diri mengutuk, mencari-cari jawaban atas segala pertanyaan, ada saatnya buat gue keluar dari kamar dan pergi sebentar.

Pergi untuk menikmati perjalanan panjang sambil merenung di balik jendela. Merenung tentang hubungan "kita", merenung tentang rencana masa depan kita yang sudah kini sudah gak ada artinya, merenung tentang betapa berartinya kamu buat aku, merenung, dan merenung....

Yup, gue pengen menghabiskan waktu ini buat merenung.

"Silahkan mas Sani, kursi no 3 ya"

Gue duduk di kursi nomor 3 gue sama sekali gak ada persiapan apa-apa bahkan gue masih memakai baju seragam karena seperti yang gue bilang tadi, hari ini gue cuma pengen merenung. Mencari jawaban atas semua pertanyaan, merenung di balik jendela...

Di sebelah gue duduk bapak-bapak yang menurut gue berasal dari Indonesia Timur dan dari awal duduk ampe mobil berjalan, kerjaannya nelpon mulu.

"Beta berada di Travel, sebentar lagi Beta ke Jakarta menemui kau. Percayalah ama beta" kata dia sambil setengah berteriak.

Di belakang, terdengar suara cengengesan penumpang yang lain. Jujur gue juga pengen ketawa tapi karena takut digibas dan diturunin paksa, gue urungkan niat itu

Konyolnya, waktu gue lagi berdiam diri dan mulai menempelkan kepala ke jendela, si Beta tadi langsung colek pundak gue dan nyuruh gue ngomong ama yang ditelpon

"Benar Bapak yang itu lagi di travel beserta kau?" kata suara di ujung telpon

"Bennner, bennner" kata gue gugup. Kaget iya, gugup iya. Sekilas kayak lagi transaksi narkoba

"Kau tidak bohong kan?"

"Beta tidak bohong" jawab gue asal

Setelah menyerahkan kembali BB ke tangan si Beta, gue kembali menyandarkan kepala ke jendela, menyalakan iPod di telinga dan mulai merenung lagi... Seperti yang sudah-sudah, merenung soal hubungan kita yang harus berakhir seperti ini.

8 bulan buat gue bukan waktu yang sebentar. 8 bulan itu masing-masing punya cerita di setiap harinya. Ada saatnya kita tertawa bersama, kita sedih, kita berjanji, kita saling support dan ada saatnya juga kita harus mengakhiri hubungan ini.

Hubungan yang selalu gue banggakan, hubungan yang selalu buat gue bersemangat buat menjalani hari-hari dan kini hancur dengan sukses.

Seperti yang pernah gue bilang, selain selalu menjaga komitmen, aku selalu berusaha keras buat kamu. Di tengah semua keterbatasan yang aku punya, aku selalu berusaha buat kamu seneng. Aku udah gak peduli lagi yang namanya panas, hujan, naik turun angkot, lewatin banjir... Selama itu buat kamu, selama itu bisa buat kamu senyum pasti aku lakuin

Kamu inget ndak? Waktu kita bisa makan malam di hotel berbintang 5 di Jakarta? Demi ngambil voucher itu aku harus menerjang banjir loh. Dan sialnya gara-gara belagu nerjang banjir, motor gue mogok di tengah jalan. Malu iya soalnya udah belagu sok nerjang banjir, takut iya soalnya takut gak bisa dapetin itu voucher karena itu hari terakhir pengambilan.

Gue yang sama sekali gak punya bakat otak-atik mesin, coba nekad utak-atik mesin motor. Yang aku tau, kalau motor mogok karena banjir, businya harus dicabut dulu dan ditiup biar kering. Sambil jongkok di tepi jalan dan basah kuyup sampai nembus boxer karena gue gak bawa jas ujan, gue coba tiup-tiup sambil doa biar cepet kering

Dan sialnya, ada mobil sialan yang udah tau banjir malah ngebut. Dan Yes, air banjir nyiprat ke muka gue, sebagian juga ada yang ketelen.

Kalau ada yang nanya "Gimana sih rasanya air banjir di jalan?", gue bisa bilang "rasanya asin campur pahit"

Gue gak pernah peduli soal itu dan begitu voucher, honor sudah aku pegang, rasanya bener-bener bahagia banget. Bahagia bisa nabung terus BBM kamu malamnya dan bilang "Hey cantik, mau gak makan enak ama aku? Aku punya vouchernya loh" dan biasanya kamu jawab "Mau, mau banget!".

Hampir setiap hari aku kehujanan karena kerjaan menuntut aku banyak di luar, yang namanya basah kuyup itu bukan hal yang aneh. Paling berkesan tuh waktu kehujanan sambil bawa boneka Kerobig buat kamu, kehujanan sambil nutupin Kerobig pake jaket biar dia gak basah. Biar bulunya gak rontok, biar dia bisa nemenin kamu di tiap malam.

Gak terhitung sudah beberapa kali aku meninggalkan pekerjaan. Aku seneng kalau liat kamu seneng, kamu gak usah tau gimana usaha aku, gimana perjuangan aku buat kamu karena aku selalu berusaha buat kamu. Berusaha memberikan yang terbaik dari yang bisa aku berikan selain perhatian dan rasa sayang.

Mata gue beralih ke TV layar datar yang terpasang di mobil Travel. Wow, ternyata film yang lagi diputer Forrest Gump. Salah satu film favorit gue, cerita tentang pria yang memiliki keterbatasan fisik dengan IQ rendah tetapi selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk orang dicintainya.

Ada satu adegan yang paling gue suka di film ini. Setelah Forrest ditinggalkan oleh pasangannya dengan alasan "Aku bisa menemukan yang lebih baik darimu", Forrest hanya menghabiskan waktunya berdiam diri. Berdiam diri memikirkan pasanganya hingga suatu saat dia mengambil sepatu pemberian pasangannya dan mulai berlari

Berlari sejauh mungkin. Berlari sambil berharap dia bisa menemukan pasangannya kembali, berharap pasangannya itu mau menerima dia apa adanya dengan segala keterbatasan yang dia punya.

Hingga akhirnya di suatu titik, dia berhenti berlari dan dia bilang "Aku lelah"

Ketika kita menjalani hubungan ini, jujur gue pun sempat berada di titik dimana gue pengen bilang "Aku lelah" Lelah dengan sikapmu yang mulai mengambil jarak, lelah dengan sikap kamu yang seolah tidak peduli lagi dengan aku, lelah dengan sikapmu yang rasanya tidak pernah mendengar omongan aku lagi, sampai lelah dengan keputusanmu untuk pergi berdua dengan pria lain yang sangat menyakiti perasaan aku saat itu. Saat itu aku merasa sangat lelah tapi aku selalu ingat;

Saat Kamu ingin melepaskan seseorang, ingatlah pada saat ingin mendapatkannya. Saat Kamu mulai tak menyayanginya, ingatlah saat pertama jatuh cinta padanya...

Saat mulai bosan dengannya, ingatlah saat2 terindah bersamanya. Saat ingin menduakannya, bayangkan jika dia selalu setia. Saat ingin membohonginya, ingatlah saat dia jujur padamu...

Itu yang selalu aku ingat, aku selalu ingat tgl 19 Juni 2012 waktu pertama kali aku bilang sayang ke kamu. Demi tanggal itu aku tinggalkan semua pekerjaan aku, berlari menuju tempat travel sambil meneteng Keroci, demi satu tujuan pergi ke Jakarta buat ketemu kamu.

Saat itu gue pengen hubungan ini jadi hubungan yang serius, tidak main-main. Kita bisa berjuang bersama, kita bisa saling support bersama, kita bisa bertumbuh bersama. Aku gak mau liat kamu sedih lagi, sedih karena masa lalu kamu, aku pengen kamu bahagia karena ada aku, aku yang selalu ada buat kamu kapanpun kamu mau.

Hampir 3 jam gue merenung dan gak kerasa gue sudah sampai di tujuan. Jam menujukkan pukul 8:15 dan gue kembali beranjak ke travel buat booking kursi jam 9 malam.

"Baru nyampe kok udah balik lagi mas" kata si petugas banyak nanya

"Cari angin aja mas" 

Gue emang sama sekali gak punya tujuan apa-apa disana. Mungkin ini juga perjalanan terakhir gue ke Jakarta karena gue rasa, gue udah gak punya tujuan apa-apa lagi disini. Biasanya gue seneng banget kalau udah nyampe kesini, seneng karena bisa ketemu kamu, meluk kamu, sambil cerita banyak hal tapi kalau sekarang rasanya sudah gak mungkin. Gue duduk di tangga salah satu mall disana buat menghabiskan waktu, mata gue menerawang dan mulai memperhatikan sekitar

Mata gue beralih ke trotoar dekat gerbang masuk, kamu inget gak disana kita pernah duduk berdua kan? Saat itu kamu keracunan sate mickey mouse dan mual-mual. Kamu inget gak? Mungkin gara-gara kita boongin si Bung Panu yang udah kelamaan nungguin kita, hahahaha

Mata gue mulai pindah ke sisi yang lain, ke halte bussway, kamu inget gak kita pernah lari-lari mengejar travel? Nyaris saja aku ditinggal travel kan? Gara-gara kita kelamaan nonton si Habibie dan Ainun bercinta -_-

Dari kejauhan aku liat Hotel nan Megah, Hotel Pullman. Kamu masih inget kan waktu kita breakfast berdua disana? Ssssssttttt, harusnya jatah breakfast itu punya Ko Dyota loh. Sambil setengah memohon, aku minta agar hak itu diberikan untuk kita berdua. Aku tau sebenarnya dia pasti mau, tapi biasalah biar keliatan gagah, dipersulit dulu. Hingga paginya dia ngomong

"Nih, vouchernya. Makan yang banyak ya. Bilangin ke I**a, dia makan yang banyak juga. Kapan lagi coba kamu berdua bisa makan enak. Gue cari makan aja di luar, makan ketoprak"

"Makasih Ko, I**a juga pasti seneng" Betapa baiknya dia, betapa dia mendukung hubungan kita ini :(

Jam sudah menujukkan pukul 9 malam dan gue mulai beranjak menuju mobil travel. Karena sepi gue milih kursi paling belakang biar bisa tiduran. Sebelum masuk, gue minta kertas kosong ke penjaga travel, gue pengen nulis dan mencurahkan semua perasaan gue yang hancur. Hancur, belum bisa bangkit, sangat kecewa dengan kamu yang membohongi kepercayaanku dan dengan mudahnya dekat dengan yang lain saat masih ada aku di hati kamu. Kamu senang disana sedangkan aku yang disini begitu hancur, gak dianggap....

Sambil memanjangkan kaki, gue mulai menulis di kertas kosong itu, suasana di mobil travel terasa begitu hening dan sepi karena bangku yang terisi hanya 4 orang...

"Hey kamu, iya kamu... Orang yang selama ini aku banggakan. Orang yang selalu aku perjuangkan setiap hari.... Gimana kabarmu sekarang? Kamu sudah merasa nyaman dengan pilihan kamu yang sekarang? Orang yang mungkin sudah mapan, cerdas, dan bisa membahagiakan kamu? Kamu tau, hari ini aku bawa makanan kesukaan kamu loh. Mamaku tau aku mau ke Jakarta, dia taunya aku bakal ketemu kamu. Mamaku masakkin masakkan kesukaan kamu yang pedes. Aku juga bawa arumanis dan keripik kesukaan kamu. Aku bilang ke Mamaku "Ma, gak usah, gak usah banyak-banyak, disini banyak yang nyari kan?" Mamaku bilang "Udah gak apa-apa, nanti Mama beli lagi, masak pacar kamu suka, kamu punya tapi gak kamu bawain? Selagi ada" Aku bingung, sekarang harus diapakan ini semua? Sedangkan kamu lebih memikirkan soal beli kosmetik, Festival France, dll. Sangat menyakitkan... Kenapa, kenapa?

"Hey kamu, iya kamu... Orang yang aku kira akan setia sampai nanti, orang yang selalu aku doakan di tiap hari aku. Kenapa harus berakhir begini? Kenapa kita tidak bisa berjuang bersama seperti janji kita dulu? Mengapa kamu tidak bisa jaga perasaan aku? Kenapa kamu memilih cara yang ini? Tidakkah itu menyakitkan buat aku? Kenapa kamu harus pergi disaat aku sayang, aku butuh kamu? Kenapa, kenapa?"

"Hey kamu, iya kamu... Kamu tau perasaan aku sekarang? Kamu tau betapa sulitnya usaha aku dulu biar kamu bisa tersenyum lagi? Kamu tau kan perjuangan dan usaha aku selama itu? Usaha aku buat kamu lupain masa lalu kamu supaya kamu bisa tersenyum lagi. Aku gak pernah minta pamrih atau ungkit-ungkit lagi soal pengorbanan, usaha atau apalah tapi kenapa ini yang harus aku dapat? Ada cara yang lebih baik dari ini? Lebih baik dari sekedar telepon dan minta maaf? Lebih baik dari menjauhi aku pelan-pelan setelah mulai dekat dengan orang lain dan membagi ruang di hatimu? Bukankah di ruang itu masih ada aku? Kenapa kita gak bisa duduk berdua, kita obrolin, kita cari solusinya bersama? Bukan malah mengkhianati kepercayaan yang aku berikan. Kamu cerita minggu ini pergi ama dia, minggu besok ada janji pergi ama yang lain. Itu sangat menyakitkan hati aku. Aku ini dianggap apa? Kenapa, kenapa?

"Hey kamu, iya kamu... Kamu yang pernah bilang "Aku gak akan berubah, aku gak bakalan ninggalin kamu" Aku bilang akan selalu berusaha untuk kamu. Aku akan sukses dan membuktikkan kepada keluargamu. Kenapa kamu gak mau sabar menunggu, kenapa kamu gak mau support aku seperti dulu, kenapa kamu gak mau beri aku waktu? Bilang ke semua orang yang menghinamu, jangan liat orang dari materi saja, liat juga dari sisi yang lain. Materi bukan segalanya dan tidak menjamin kamu bahagia. Aku bahagia hidup sederhana, aku bahagia hidup cukup, aku selalu bersyukur dengan apa yang keluarga aku punya. Aku bersyukur tidak pernah kekurangan, Aku minta ke kamu, bisakah kamu tahan semua hinaan dan cacian itu sebentar lagi? Kenapa kamu lebih milih menjauhi diri aku pelan-pelan? Sakit rasanya. Kenapa, kenapa?

"Hey kamu, iya kamu... Hampir tiap hari keluarga aku bertanya tentang kamu. Aku bilang "Kita baik-baik saja" Ko Dyota bilang "Ntar kalau aku bikin biro arsitek, kamu bantuin ya, Nanti honornya bisa kamu pake buat maen ama I**a" Aku gak tau harus bilang apa, aku gak tau harus berbohong sampai kapan. Kamu ingat masa-masa sewaktu kita naik turun angkot, bussway sampai ke Bekasi, saat itu aku sedih ngeliat kamu harus panas-panasan, kecapean tapi aku tetep senang waktu kamu bilang gak apa-apa, kamu tetap tersenyum. Semuanya berubah, waktu kamu sudah dekat dengan orang lain, kamu yang biasanya gak pernah mengeluh, kini mengeluh, memaki, bahkan mengusir. Kenapa? Kenapa?

 Terima kasih untuk masa-masa yang membahagiakan itu, Terima kasih untuk 8 bulan yang menyenangkan ini, Terima kasih untuk segala pengorbanan dan kasih sayangmu. Maaf jika beberapa hari ini aku mengganggu harimu, Maaf jika ada perkataan aku yang agak keras, Maaf jika aku mengecewakanmu.... Terima kasih, terima kasih.....

Temen aku dulu pernah mengalami masalah yang kita rasakkan. Bedanya, mereka duduk bersama, obrolin baik-baik, cari solusi bersama. Jika memang sudah tidak bisa dilanjutkan, it's ok tetap saling menjaga perasaan masing-masing. Saat itu aku belum terima cara kamu, aku percaya kalau saat itu kamu gak buka hati kamu ke orang lain, kamu mau jujur ke orang-orang kalau kamu punya aku. Aku yakin, akhirnya gak akan terlalu menyakitkan buat aku. 

Saat itu dia bilang dia gak berani mutusin pacarnya karena pacarnya itu selalu mengancam dengan sumpah serapah. Mengancam di sms yang smsnya yang di-forward ke gue dan masih gue simpen sampe sekarang "Gue sumpahin lu dapet karma dari semua yang lu lakuin ke gue! Gue sumpahin hidup lu gak akan tenang lagi! Tuhan pasti bales perlakuan lu. Sekarang lu bisa ketawa-ketawa bahagia, ninggalin gue kayak sampah. Tapi liat pada saatnya, liat karma yang bakalan lu terima. Lebih sakit dari ini semua, gak cuma buat lu tapi buat keluarga lu juga, buat anak lu juga! Gue yang bakal ketawa liat hidup lu ntar! Hahahahahahahha. Gue mikir, mana ada perempuan yang berani mutusin pacarnya kalau disumpahin kayak gini ya

Percaya aku gak akan kayak gitu, aku, mama, papa, kakakku akan selalu mendoakan yang terbaik buat kamu. Berdoa agar semua mimpi kamu bisa tercapai, berdoa agar mimpi kamu buat membahagiakan Mama kamu bisa tercapai. Jika dulu aku selalu bahagia liat kamu bahagia, sekarang aku coba buat (belajar) bahagia meliat kamu tapi dari sisi yang lain.

Gak kerasa 292 KM sudah gue tempuh untuk merenung. Banyak hal yang masih mengganjal di hati dan pikiran gue. Banyak pertanyaan yang belum terjawab, rasa kekecewaan dan sakit hati masih mendominasi.

Tapi kamu tau gak Ren?

Kalaupun aku diberi kesempatan untuk lahir 5, 10, hingga 15 kali lagi. Aku gak pengen jadi siapa-siapa, aku tetap pengen jadi diri aku yang sekarang. Kenapa? Selain aku terlalu bersyukur buat hidup aku dan juga supaya aku bisa bertemu dan menyayangi kamu 5x, 10x atau lebih dengan cara yang sama seperti aku menyayangi kamu pertama kali :)

Gak ada yang aku sesalin dari hidup ini. Aku gak pernah kecewa dengan yang aku punya sekarang, aku yakin semuanya telah dicukupkan oleh Yang Diatas. Kalaupun ada, mungkin aku cuma nyesel karena gak bisa jadi orang yang seperti yang kamu mau :)

Aku akan mulai menjalai hidup seperti dulu lagi, hidup tanpa kamu. Aku bakalan kangen ama semua kebiasaan kita, kangen bangunin kamu tiap pagi, kangen berdoa tiap malam bareng kamu, kangen cerita panjang lebar sampai malam, kangen naik turun kopaja bareng kamu, kangen jemput kamu, kangen berburu bakso enak, kangen maen UNO bareng Banu, Dedi, Ambu sambil makan enak :)

Oh ya, kamu tau gak kenapa jam tangan aku mati dan selalu aku pakai? Kenapa jam tangan aku selalu selalu menunjuk ke jam 2:10? Sebenarnya itu adalah waktu dimana pertama kali aku sampai ke Jakarta di tanggal 19 Juni 2012. Agar disaat aku sedang merasa lelah, capek, ingin berhenti, aku bisa selalu inget pertama kali aku sayang ke kamu :)

Jika kemarin aku pengen banget bilang "Kamu jahat", sekarang, setelah 292 km ini aku sudah benar-benar rela melepas kamu pergi, aku sudah rela liat kamu dan mama kamu bahagia. Gak semua yang kita mau, bisa kita dapat. Hidup itu untuk belajar, belajar menerima hal-hal seperti itu. Kita pasti akan lebih kuat dari sebelumnya. Jika dulu tiap pagi, aku kirim sms renungan untuk kita berdua baca, sekarang tiap pagi aku janji aku bakal tulis di akun twitter aku, jadi kamu tetap bisa baca seperti biasa :)

Jika kamu ada masalah, keluargamu ada masalah, kamu tau harus menghubungi aku kemana. Aku janji gak akan berubah, selalu ada buat kamu, kamu gak akan pernah sendiri :)

......hidup bukan untuk bersedih, kamu hanya harus memilih...... Peluk keroci, peluk kerobig tiap malam, biar kamu gak takut dan kedinginan lagi...

Miss you, bye