Selasa, 24 Desember 2019

Ke Jepang

Dari banyak film yang gua 'lahap' di tahun 2019 ini, ada 5 film yang buat gua sangat berkesan dan menyentuh kalbu *halah. Berkesan karena jalan ceritanya yang 'manis' dan membuat gua tertarik buat ngulik lebih jauh.

Ini adalah daftar film terbaik 2019 versi gua:






Untuk film The Peanut Butter Falcon awalnya pas nonton, gua benar-benar tidak ada ekspektasi apapun. Nonton juga karena faktor Dakota Johnson (50 Shades Of Grey) dan ternyata filmnya luar biasa 'manis' dan bagus. Ringan dengan pesan yang bagus.    

Yang paling mengejutkan buat gua adalah film 'Weathering With You' karena pada dasarnya gua tidak terlalu suka film anime. Ya mentok-mentok nonton keluaran Studio Ghibli kayak My Neighbor Totoro atau Spirited Away atau Doraemon Petualang.

Tapi pengecualian untuk 'Weathering With You' garapan Makoto Shinkai yang sebelumnya sudah menuai pujian dan kesuksesan lewat film 'Your Name' di tahun 2016 silam.

Dan lu tau gak, gegara gua nonton film 'Weathering With You' mendadak gua pengen pergi ke Jepang. Tujuan gua ke Jepang cuma 1 sebenarnya, gua pengen lihat tempat syuting film Weathering With You yang digambarkan dengan begitu detil di filmnya.

Mulai dari Pusat Kota Tokyo, McDonalds tempat Morishima Hodaka bertemu dengan Nana Maori untuk kali pertama sampai kuil dimana Nana Maori masuk ke portal waktu dengan dimensi waktu yang berbeda.

Kalau ada yang nanya, 'Sani, Mau ngapain lu ke Jepang?"

"Mau ngerental DVD porno Jepang ya" Kagak
"Mau nonton konser AKB48 ya?" Kagak
"Lu VVIBU ya!" Kagak

Tujuan utama gua ya itu tadi, pergi ke tempat yang dijadikan setting buat film Weathering With You. Pernah nonton film '500 Days of Summer'? Kalau kalian pernah nonton, pasti familiar dengan salah satu taman dimana Tom Hanssen duduk bareng Summer Finn? Bangku itu sekarang jadi salah satu objek wisata loh.


Pokoknya urusan lain di Jepang mah belakangan aja. Yang penting jalan-jalan dulu dan untuk merealisasikan hal tersebut. Gua pun menghubungi salah satu buyer setia Clobberin Time yang berdomisili di Jepang buat jadi Guide gua selama nanti gua di Jepang. Dia sudah Okey dan gak keberatan, jadi 1 masalah sudah teratasi.

Beberapa tempat yang ingin dikunjungi (perbandingan dengan film):







Karena kalau gak ada Guide, bisa-bisa gua malah nyasar ke tempat prostitusi di Jepang -_-. Masalah lain adalah soal Pasport gua yang sedikit bermasalah.

Demi bisa pergi ke Jepang, gua ngurus langsung ke Kantor Imigrasi dan itu pun gak langsung beres karena adalah sedikit masalah di data gua. Berhubung gua paling anti pake jasa calo atau jalur belakang, gua urus semuanya sendiri biar harus bolak balik ke Kantor Imigrasi.

Emang agak lama sih sampai akhirnya pasport gua beres dan datanya sudah betul semua. Gua pun cerita ke Deb, Nyokap, dan Kakak kalau gua pengen ke Jepang buat main.

Calon buronan Interpol
Dan reaksinya sama semua. Mereka terkejut karena heran "Masak si Sani yang paling gak suka pergi-pergi terus sukanya tidur tetiba pengen ke Jepang? Apa si Sani mau join ke Yakuza Jepang?"

Kalau kamu baca blog gua sejak lama, pasti tau banget kalau gua bukan orang yang suka bepergian dan lebih memilih mengisi waktu kosong dengan baca komik, nonton film dan molor. Tetapi saking takjubnya gua dengan film Weathering With You, gua sudah niat banget buat pergi kesana.

Mungkin dalam 3 tahun terakhir ini, ini adalah hal yang paling gua niatin.

...................................................

Tetapi apa daya, manusia bisa berencana tapi Tuhan yang menentukan. Disaat gua sedang menyusun rencana buat pergi ke Jepang, Papa mendadak dipanggil Tuhan (baca postingan sebelum ini).

Sangat mendadak sekali yang membuat gua secara pribadi sangat kehilangan sosok seorang Ayah. Fokus gua pun beralih dari Jepang ke fokus penguburan Papa terlebih dahulu. Setelah semuanya beres, keinginan menggebu gua buat pergi pun perlahan meluntur.

Bukan lagi meluntur tetapi hilang dan lenyap. Yang pengen gua lakukan adalah melakukan semua pesan Papah yang belum gua lakukan.

Salah satunya adalah pasang kanopi buat di rumah gua yang di Antapani City Mas. Papa sudah menyarankan gua buat pasang kanopi. Cepat atau lambat gua pasti pasang kanopi tetapi gua pikir tidak dekat-dekat ini karena gua masih 'engap' habis bayar DP rumah.

Ya istilahnya, kasih gua waktu sebentar buat tarik nafas dulu.

Setelah Papa gak ada, gua langsung menghubungi Kakak buat dicarikan tukang kanopi. Harga kanopi ternyata lumayan banget ya. Buat kanopi depan saja sudah seharga tiket pulang pergi Jakarta - Jepang - Jakarta.

Dan itu baru bagian depannya saja. Kalau digabung dengan pasang kanopi untuk bagian belakang, pasang toren air dan teralis di jendela, bisa seharga tiket pulang pergi Jakarta - Jepang - Jakarta + biaya akomodasi, jajan, makan selama 1 Minggu di Jepang.

Gua pun sempat berada di persimpangan. Tetap pergi apa pasang kanopi ya. Kalau pun mau memaksakan untuk keduanya sebenarnya bisa tetapi masih banyak hal yang lebih penting yang harus didahulukan.

..........................................................

Besoknya, gua lagi iseng lihat-lihat foto dan video Natal tahun kemarin yang memang tersimpan di laptop gua. Tanpa sadar, ada sebuah video yang menyorot Papa dan Kakak dari belakang. Ya paling sekitar 2-3 detik saja, Papa tersorot sedang menggunakan baju warna ungu.

Gua putar ulang dan ternyata benar itu Papa. Tidak terasa air mata langsung menetes membasahi kelopak mata. Muncul perasaan kangen yang begitu luar biasa padahal baru 2 bulan Papa pergi.

Tanpa pikir panjang, gua langsung lunasin kanopi dan sorenya kanopi langsung dikerjakan. Gua pengen mewujudkan salah satu permintaan Papa meskipun Papa kini sudah gak ada dan gak bisa lihat langsung kanopi yang sudah terpasang.

Beberapa hari kemudian, gua datang lagi berkunjung ke rumah di Antapani City Mas. Kanopi belum terpasang seutuhnya tetapi kerangkanya sudah tersusun rapih.



Ingatan gua kembali melayang ketika Papa ngomong "Nanti kalau sudah beres, Papa mau tidur disini ya"

Dari banyak rasa penyesalan yang gua rasa, mungkin itu adalah salah satu penyesalan terbesar gua ke Papa.

:(

Selasa, 26 November 2019

3 Hari Untuk Selamanya

"Eh kemarin gua mimpi Bapak lu loh"

"Mimpi apaan??

"Iya, jadi gua ama temen yang lain datang ke rumah lu buat ajak lu main. Di rumah lu ada banyak orang tapi Bapak lu bilang lu gak boleh main?"

"Loh kok aneh. Lu kan gak pernah ketemu ama Bapak gua?"

"Iya sih, makannya gua juga aneh. Tapi ya San, yang gua tau, kalau kita Mimpi ke rumah orang terus lagi ada banyak orang berkumpul berarti bakalan ada yang meninggal"

Ini adalah obrolan antara gua dan salah temen gua si Arya beberapa bulan yang lalu sebelum kita bersiap mau nonton film 'Weathering With You'. Ketika pertama kali dia cerita itu, gua anggap mimpi itu hanya sebagai 'bunga tidur'. Ya mimpimya emang rada aneh sih secara si Arya belum pernah ketemu ama Bapak gua tapi anehnya dia malah bisa mimpiin Bapak gua.

....................................................................

21 Oktober 2019 sekitar jam 10 Malam

Gua baru sampai rumah setelah seharian 'menjemput rejeki'. Lampu di dalam rumah sudah dimatikan dan yang masih menyala adalah lampu di kamar Papa & Mama. Gua ganti baju, cuci muka, gosok gigi dan beranjak naik ke atas menuju kamar gua di lantai 2. Sekilas gua memperhatikan Papa baru saja mematikan TV dan ambil posisi buat berdoa malam. Gua pamit sebentar bilang 'mau tidur' dan beranjak naik.

Kebiasaan gua sebelum bobo biasanya adalah baca buku atau komik biar cepat ngantuk dan di hari itu, gua lagi menyelesaikan Novel "Eragon". Baru baca 2 lembar tetiba Mama memanggil dari bawah "De, Papa kambuh lagi. Keluarin motor, kita ke RS"

Dalam 2 bulan terakhir, Papa sudah 4x dirawat ke ICU dan permasalahannya selalu sama yaitu sesak nafas sehingga sulit bernafas dan serangan sesak nafas itu selalu terjadi di Malam hari, menjelang waktunya tidur malam.

Dokter yang memeriksa mengatakan jika Papa ada penyakit asam lambung dan ketika asam lambung naik, hal itu yang membuat sesak nafas. 5 hari sebelum tanggal 21 Oktober, Papa sebenarnya sudah dibawa ke RS Boromeus untuk diperiksa lebih dalam dan detil lagi. Bahkan Dokter sudah menjadwalkan untuk pemeriksaan kedua di hari Sabtu mendatang.

Gua langsung bergegas mengeluarkan motor, kalau ada yang nanya kenapa gak memakai mobil jawabannya karena akan menghabiskan banyak waktu untuk mengeluarkan mobil dari halaman rumah orang tua gua (karena jalannya memang hanya muat 1 mobil).

Kondisi Papa sudah sangat mengkhawatirkan, tidak seperti biasanya. Kalau sebelumnya, masih bisa mengendalikan diri untuk hari itu, Papa terlihat sangat kewalahan. Gua masih ingat ketika Papa ngomong sambil sedikit berteriak "De, cepet. Papa sudah gak kuat".

Nafas yang keluar dari hidung pun terasa semakin berat meskipun sudah dibantu oleh tabung oksigen. Feeling gua sudah gak enak dan ketika berjalan menuju motor, langkah kaki Papa sudah begitu lunglai. Mama langsung bilang order Grabcar karena ditakutkan jatuh jika dipaksa naik motor.

Gak berapa lama, Grabcar sampai di Bank BCA Ahmad Yani dan Papa gua berboncengan dengan gua menuju ke Bank BCA yang jaraknya memang dekat dengan rumah gua. Papa sudah begitu lemah dan hanya bisa menyandarkan tubuhnya ke badan gua. Mama gua lari dari rumah menuju ke Bank BCA dan ketika gua sudah sampai di Bank BCA, Papa sudah terlihat tidak berdaya.

Gua bantu buat turun dari motor dan Papa menjatuhkan Botol Oksigen. Dia terjatuh dan untungnya gua masih bisa meraih badan Papa sebelum menghantam lantai. Satpam Bank BCA dan orang-orang yang masih disana lantas membantu untuk memasukkan Papa ke dalam mobil.

Kondisinya sudah tidak sadar dan Mama lalu ikut masuk ke dalam mobil buat menemani menuju ke RS. Gua sendiri pulang buat ngabarin Kakak dan Deb kalau Papa masuk ke RS lagi.

Di rumah gua telpon Mama dan mama ngabarin kalau Papa belum sadar. Gua langsung beranjak lagi menuju ruang IGD dan disana gua lihat Dokter & Suster sudah berusaha keras untuk membangunkan Papa tetapi apa yang gua takutkan akhirnya terjadi juga ketika Dokter mengatakan

"Maaf Bu. Bapak belum sadar dan mohon maaf, Bapak sudah tidak ada"

Tangis Mama langsung pecah, begitu pun dengan gua. Tetapi gua masih mencoba untut kuat dan tabah agar Mama tidak terlalu down. Gua keluar dari IGD dan disaat yang bersamaan, Kakak gua baru beres parkir mobil. Dia shock seolah tidak percaya ketika gua kasih kode kalau Papa sudah gak ada dari kejauhan.

Dia langsung berlari menuju ruangan Papa dan langsung menangis. Dia lantas cerita kalau jam 9 Malam masih mengobrol dengan Papa. Papa juga nampak sehat dan terlihat bersemangat untuk kembali datang ke RS Boromeus untuk menjalani pemeriksaan kedua.

Tetapi Tuhan berkehendak lain. Jika Tuhan sudah berkehendak maka DIA pasti tahu itu yang terbaik buat umatnya. Gua, Mama, dan Kakak pun bersyukur karena ketika Papa dipanggil, Papa tidak dalam keadaan sakit parah yang menyiksa.

............................................................................

Penyesalan akan selalu datang. Hingga gua menulis post ini, sebenarnya gua masih dihantui rasa penyasalan yang begitu mendalam. Menyesal karena belum bisa membahagiakan Papa, menyesal karena masih sering adu argumen dengan Papa, dan semakin menyesal jika ingat Papa selalu diam ketika nada bicara gua makin tinggi.

Ingatan gua kemudian melayang di tahun 2011 di sebuah Malam. Malam dimana gua menangis sejadi-jadinya karena (ehem) habis putus cinta.

Gua jarang menangis tetapi kejadian di tahun 2011 silam itu sulit untuk dilupakan. Gua meluapkan kesedihan gua ke Papa dan awalnya gua tidak mau cerita. Saat itu Papa hanya bertanya:

"Kenapa, kenapa. Kalau kamu gak cerita, mana Papa tau"

Sambil terbata-bata gua bercerita dan pesan Papa saat itu adalah "Kamu harus bekerja lebih keras lagi. Buktikan ke Dia. Sudah jangan nangis lagi"

Pesan itu terus gua masih ingat sampai sekarang dan disaat sekarang gua sudah di posisi yang lumayan, kenapa Papa pergi begitu cepat?

........................................................................................

Proses pemakamam Papa berjalan baik dan lancar. Orang-orang di Gereja begitu baik dan tulus menolong sehingga Ibadah Penghiburan, Ibadah Tutup Peti sampai Ibadah Penguburan selama 3 hari berjalan dengan lancar.

Saudara dan Teman pun silih berganti datang untuk melawat. Kiriman Bunga duka dan ucapan pun terus berdatangan dan membuat gua secara pribadi begitu bersyukur karena memiliki Ayah yang begitu baik dan kepergiannya dirindukan oleh banyak orang.

Ketika tetangga datang ke rumah duka untuk melayat, salah satu tetangga mengatakan kepada gua "Papa Dede (maksudnya Papanya si Sani, gua dipanggilnya Dede di lingkungan rumah) mah orangnya baik. Kalau ketemu pasti nanya kemana Ilham (anak Tetangga)"

Gua gak kuasa buat membendung air mata lagi sewaktu tetangga gua itu bercerita soal Papa. Ah terlalu banyak hal yang gua lewatkan bersama Papa sehingga kadang gua sering luput kalau Papa adalah orang yang luar biasa.

Cinta terakhir

See You in Another Life :(

Manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah, Pdt Lukman
....................................................................................

2 Minggu setelah kejadian Papa meninggal, gua sedang membersihkan dan manasin mobil pribadi gua (rutinitas yang biasanya dilakukan oleh Papa). Rencananya ketika rumah baru gua di Antapani City Mas sudah beres dipasang kanopi, mobil ini mau gua pindahkan kesana. Gua duduk di kursi penumpang dan menengok ke kursi stir.

Ingatan gua melayang ketika Papa sedang menyetir sambil bercerita dan gua duduk di sampingnya mendengar cerita dari Papa sambil sesekali menatap keluar.

Mungkin hal itu tidak akan bisa terulang lagi tetapi satu yang pasti gua sangat merindukan Papa hingga detik gua selesai menulis post ini :( :( :(











Gak bakalan dapet sms kayak gini lagi

Jumat, 13 September 2019

Kisah Cinta dari Alfamart (GOJEK)

Dear kaum hawa,

Kamu pernah gak berada di posisi ini. Ada cowok yang sedang mendekati kamu. Perasaan kamu ke dia sih ya biasa aja, ya seperti teman pada umumnya. Tetapi perhatian yang diberikan si cowok ini beda.

Dia tiap Pagi chat kamu buat nyapa kamu. Dia nanya pertanyaan klasik "sudah makan atau belum" sampai tetiba dia ngajak kamu ketemuan buat makan enak atau nonton film seru.

Kamu senang dengan perhatian yang dia berikan tetapi di satu sisi perasaan kamu ke dia "biasa saja" dan sepertinya kamu gak bakalan bisa rubah perasaan kamu ke dia. Yang kamu senangi dari dia hanya satu, cara dia memperlakukan dan memperhatikan kamu.

Lama berselang, akhirnya dia memberanikan menyatakan perasaan dia. Kalau Type cowok seperti ini, besar kemungkinan dia akan menyatakan perasaan via chat yang dimulai dengan kalimat "Eh, aku boleh ngomong sesuatu gak?

Kamu sudah tau lanjutannya bakalan seperti apa tetapi kamu pura-pura bego, gak tau dia mau ngomong apa. Kamu bingung mau jawab apa kalau dia nembak kamu. Satu sisi, kamu takut dia bakalan menjauh dan gak memberikan perhatian lagi tetapi satu sisi, kamu emang gak bisa menjadikan dia sebagai pasangan kamu karena emang kamu gak punya rasa.

Sampai akhirnya kamu balas chat dia dan bilang kalau kamu gak bisa nerima dia dan dengan rasa egois kamu, kamu minta ke dia supaya dia jangan berubah meskipun hanya sebagai teman.

Si cowok ngarep tersebut akhirnya bales "Maaf ya aku sudah ganggu kamu selama ini. Aku gak bakalan ganggu waktu kamu lagi. Terima kasih untuk semuanya"

Dia ngarep kalau kamu berubah pikiran karena dia tau, kamu sudah nyaman dengan dia. Iya, nyaman sebagai seorang teman sebenarnya. Hubungan kalian mulai merenggang dan perlahan tapi pasti kamu sudah mulai terbiasa menjalani hari tanpa perhatian dari dia.

Pernah?

.........................................................

Apaan nih San? Apakah lu baru saja mengalami kejadian itu? Apakah "Si Cowok" itu sebenarnya adalah kamu? Untungnya bukan. Gua bukan cowok dengan type Bucin tersebut tetapi belum lama ini, gua ketemu dengan orang yang menurut gua, endingnya bakalan seperti yang gua ceritakan.

Cerita dimulai di sebuah Malam. Gua janjian ama Deb buat makan Bakmie hasil rekomendasi si Ambu. Si Ambu ini emang jagoan kalau soal tempat makan enak dan harga murah. Cocoklah ama gua yang sama-sama tahu, jadi kita berdua bisa saling melengkapi. 

Setelah dapat rekomendasi si Ambu, gua chat si Deb buat makan Bakmie bareng di hari Rabu. Gua ajak jam 6 Sore setelah dia pulang kerja. Tetapi berhubung dia ada lembur, kita baru bisa ketemuan jam 7 Malam. Btw, walaupun kita tinggal sekota tetapi bisa dibilang kita jarang ketemu karena masing-masing punya kesibukkan.

No problemo, tidak masalah karena gua juga masih ada yang harus dikerjain. 

Tetapi ternyata gua salah perkiraan karena urusan pekerjaan gua beres lebih cepat. Jam 5 gua sudah kelar dan masih ada waktu 2 jam menuju jam 7 buat makan Bakmie.

2 Jam gini enaknya dipake buat apa? Apa baca buku di Gramedia? Main Dance Dance Revolution di Game Master (emang bisa gitu San) atau pulang? Kalau pulang kagok juga sih. Takutnya sudah sampai rumah, gak mau keluar lagi.

Jawabannya adalah nge-Gojek dulu. Selama akun masih aktif, kita bisa kapanpun dan dimanapun nyalain aplikasi. Kebetulan posisi gua saat itu di Cihampelas dekat Mall Ciwalk (Cihampelas Walk) jadi kalau aplikasi dinyalain, pasti langsung 'centring'.

Nyalain dan gak lama kemudian, orderan langsung masuk murudul. Orderan yang masuk kebanyakkan orderan Go-Food. Terpaksa gua skip karena bakalan habisin waktu. Orderan Go Food yang masuk banyak banget, mulai dari KFC, Burger King, Kaboobs, Bakmie GM, Rice Bowl, dll. Semuanya gua skip karena inceran gua adalah orderan Go Ride yang arahnya ke arah Deb.

Biar sekalian gitu.

Doa gua terkabul karena setelah gua banyak lewatin orderan Go Food, ada 1 orderan Ride yang masuk. Atas nama Ryan, rating penumpang sekitar 4,8 dan tujuan ke arah Alfamart Mohammad Toha. Biar gak deket-deket amat ama rumah Deb tapi arahnya masih sama. Gua ambil itu orderan dan gua chat, "Selamat Sore mas Ryan. Dijemput di Ciwalk? Posisi saya sekarang ada di luar Ciwalk"

Posisi gua emang berada gak jauh dari Ciwalk dan berhubung Cihampelas jalan 1 arah, jadi gua mengarahkan si Ryan untuk keluar dari Ciwalk.

"Mas Ryan keluar terus belok kiri. Nanti ketemu Toko Tas Westpack, nah saya di depan Toko. Pake jaket hitam" 

"Ok, sebentar saya cari jalan keluar Ciwalk dulu. Saya tanya ke Satpam dulu"

Kalau dilihat dari balasan si Ryan, gua nangkepnya si Ryan ini bukan orang yang doyan main ke Mall Ciwalk karena dia sendiri bingung jalan keluar menuju Ciwalk. Setelah sedikit lama menunggu, Mas Ryan menepuk pundak gua dan bertanya apakah gua Driver yang menerima orderan dia? Gua jawab iya.

Perawakan Ryan ini kurus, umurnya gua rasa masih sekitar 20 tahuhan dan 1 hal yang paling gua inget adalah dia menggunakan polo berwarna merah dengan kerah biru yang identik dengan seragam Alfamart. Polo tersebut ditutupi jaket tetapi masih terlihat jadi gua bisa memastikan kalau sepertinya Ryan ini kerja di Alfamart.

Ternyata tebakkan gua tidak salah karena tujuan dia ke Alfamart Mohammad Toha. Dalam benak gua, gua berpikiran kalau Alfamart lagi bikin acara di Ciwalk jadi karyawannya diajak semua ke Ciwalk.

Seperti biasa gua memulai obrolan dari basa basi sampai akhirnya Ryan cerita kalau tujuan di ke Ciwalk adalah "untuk bertemu seorang teman". Dia cerita sambil tersipu yang membuat gua berkeyakinan kalau teman yang dimaksud adalah seorang perempuan dan dia janjian mau ketemu ama temannya itu.

Gua pancing-pancing dikit dan Ryan pun mulai bercerita. Awalnya dimulai dari Ryan yang bekerja sebagai kasir di Alfamart. Dia berbagi tips rahasia buat mendekati wanita. Kasih tau gak ya?

Kasih tau deh.

Jadi si Mas Ryan bilang kalau misalnya ada kastamer yang lagi beli pulsa di Alfamart, gampang banget dimodusin. Caranya gimana?

Si Kastamer kan pasti ngasih nomor dia buat diisi pulsa, nah nomor dia catet aja. Nanti Malamnya, chat si Kastamer, tanyain "Kak, maaf ini dari Alfamart. Pulsa yang Kakak beli tadi siang sudah masuk belum ya? Maaf soalnya tadi jaringan di Toko error"

Padahal pulsa sih pasti sudah masuk dari siang tapi ini hanya modus basa-basi. 

Mendengar cerita dari Mas Ryan ini membuat gua kepengen jadi agen pulsa terus jualan pulsa buat modus, wkwkwkwk

Nah kebetulan kemarin, si Mas Ryan ketemu Kastmer yang pernah 1 Sekolah ama dia tapi si Mas Ryan malah gak ingat (yang ingat si Kastamer perempuan) dan momentnya pa pulas. Pas lagi isi pulsa, sempat ada gangguan jaringan jadi Malamnya si Mas Ryan nge-WA si Kastamer cewek manis itu.

Cerita pun makin seru dan gua larut dalam cerita mas Ryan. Tapi sialnya, di tengah perjalanan, ban motor gua mendadak goyang. Anjay, bocor dong. Udah pake ban tubles masih aja bocor.

Gua bocor di daaerah Wastukencana dan gua inget dekat Pasar Bunga ada tambal ban. Gua minta maaf dulu ke Mas Ryan dan gua dorong motor sampai tambal ban.

Mayan jauh jir. 10 menitan, gua sampai ke Tukang tambal ban dan ternyata ban gua robeknya lumayan parah jadi mau gak mau harus ganti ban dalam.

Suek, malah keluar duit buat ganti ban dalam.

Gua duduk di trotoar sembari menunggu ban dibuka. Mas Ryan duduk di sebelah gua dan dia pun mulai melanjutkan cerita.

Si cewek ternyata bekerja sebagai SPG dan hari ini dia lagi ada Event di Ciwalk tepatnya di Yogya Departemen Store. Dan Mas Ryan mau ngasih kejutan dengan datang ke tempat si Kastamer Pulsa.

Kalau dari sudut pandangan gua ya, ini terlalu cepat brur! Kan kemarin baru mulai chat kok sudah mau ngasih kejutan lagi?

Terus gua nanya tadi ketemu gak, Mas Ryan bilang enggak ketemu karena si Kastamer Cewek sudah pulang karena mau ke BIP ketemu temennya. Ini gua rasa si Kastamer cewek agak risih dengan cara si Mas Ryan jadi dia alasan. Kalau misalnya dia respect mah, dia pasti nungguin si Ryan kan karena si Ryan bilang ke gua dia sudah dari 1 siang di Ciwalk buat nungguin si Kastamer Pulsa.

Gua jemput dia sekitar jam 6 Sore, artinya si Ryan dari Jam 1 Siang sampai jam 6 Sore di Ciwalk kan? Masak iya dia gak ketemu ama si Kastamer yang bekerja sebagai SPG?

"Iya gak ketemu, soalnya dia susah dihubungi. Terus pas bisa dihubungi dia bilang harus ke BIP ketemu temennya"

Gua kepo, dan gua tanyain dari jam 1 siang ampe jam 6, Mas Ryan ngapain aja di Ciwalk?

Kalau gua pribadi mah gak bisa ya lama-lama gitu di Mall. Gua pergi ke Mall kalau ada tujuan. Misal mau beli komik Ninja Hattori. Habis beli ya pulang bukan berdiam diri di Mall atau jalan keliling Mall.

Mas Ryan cerita kalau dia main di Game Master dan Makan. Dan yang paling bikin gua shock luar biasalah adalah Ryan bilang kalau dia habis 250rb di Game Master!

250rb? Buat apaan? Buat pamer skills main Dance Dance Revolution terus biar dikagumi pengunjung yang lain? Tapi si Mas Ryan gak ada tampang sama sekali bisa main Dance Dance Revolution deh.

Ternyata 250rb itu habis buat main 'UFO Catcher' alias mesin capit boneka. Terus mana bonekanya?

250rb habis tidak bersisa karena Ryan gagal dapat satu pun boneka? Mas Ryan, dibanding uangnya habis beli saldo buat main di Game Master kenapa gak beli di Miniso aja.

Banyak kan boneka boneka lucu di Miniso yang kisaran 80rb - 150rb. Lucu-lucu juga bentuknya dibanding main capit boneka.

"Iya, saya mau berjuang depatin boneka buat dia. Kalau beli mah rasanya kurang, kurang berjuang"

Gua gak tau berapa gaji pegawai Alfamart tapi kalau gua pribadi 250rb buat main Game Master mah kebablasan ya. Kalau udah 3x gagal dapetin boneka, ya wes bukan yang penasaran jadi main terus.

Gua ngebatyang si Mas Ryan lagi main mesin capit boneka terus di belakang dia banyak bocil yang ngeliatin dia sambil bisik-bisik "Bego ya si Masnya gagal mulu" atau "Masnya banyak dosa ya jadi gagal terus"

Dibanding main UFO Catcher kenapa gak pake cara klasik. Cara klasik ini sebenarnya warisan turun temurun tapi gua rasa masih relevan dipakai di era sekarang. 

Iya, iya gua kasih tau caranya deh. Caranya gini. Kamu mau ngasih sesuatu ke gebetan kamu. Anggap aja mau kasih boneka. Kamu ajak deh Gebetan kamu, terus bilang gini "Eh, saudara aku bentar lagi ulang tahun. Aku mau kasih hadiah boneka buat dia tapi aku bingung. Kamu pillihin dong nanti aku traktir makan deh"

Kalau sudah sampau di toko boneka, kamu bilang aja gini "Pilih aja yang kamu suka. Aku rasa pilihan kamu pasti sama kayak keponakan aku yang suka".

Setelah lama memilih, kecengan kamu akhirnya memilih boneka yang lucu dan yang dia suka. Dan pas kamu nganterin dia pulang, di depan rumahnya kamu bilang kalau sebenarnya keponakan kamu gak ulang tahun dan boneka itu buat dia.

Dijamin bikin hati si kecengan klemer, ahay.

"Iya bener juga ya. Kenapa saya gak kepikiran ya" respon si Mas Ryan setelah gua berbagi rahasia turun temurun ini, hahaha

Gua pun kepo, si Mas Ryan makan apaan ya di Ciwalk. Gua nanya "Mas Ryan, makan apa di Ciwalk"

Dia bilang, dia mesen Ayam ditepungin terus disiram kuah. Gua gak ngebayang, apa ya ayam tepung disiram kuah. Swike gitu? Tapi Swike mah daging katak kan ya bukan daging ayam.

Terus gua nanya apa namanya Restorannya, Mas Ryan gak bisa mengingat. Dia bilang ada di barisan depan, Rice Bowl gitu rapi kata dia bukan soalnya gak ada tulisan Bowl Bowl-nya.

Dan jujur, sampai sekarang masih menjadi misteri buat gua pribadi, apa nama Restoran tempat Mas Ryan makan dan apa nama menu Ayam disiram kuah yang dimakan Ryan.

...........................................................

Ban gua sudah berhasil diganti. Biaya pergantian ban dalam sekitar 85rb, ajig mahal banget. Selama perjalanan menuju Alfamart Moh Toha, Mas Ryan masih melanjutkan ceritanya dan dia begitu yakin terhadap si kastamer pulsa itu.

Padahal mereka baru kemarin ketemu tapi si Mas Ryan sudah sengebut ini bertindak. Seperti yang gua tulis tadi di awal, gua punya keyakinan kalau akhir cerita Mas Ryan dan Kastamer Pulsa itu akan berakhir seperti yang gua tulis.

Mas Ryan nembak via chat, ditolak dan Mas Ryan bakalah chat "Maaf ya, aku sudah ganggu hari-hari kamu. Aku janji gak bakalan hubungin kamu lagi, maaf sudah mengganggu selama ini. Hapus aja nomor aku ya"

"Terima kasih Mas Sani. Oh iya ini buat Mas aja" kata si Ryan sambil memberikan 1 kresek berlogo donat J.CO. Jadi setelah selesai makan, si Mas Ryan nunggu di J.CO buat nunggu balasan dari Kastamer Pulsa yang belakangan malah pergi ke BIP.

Gua menolak halus tetapi dipaksa. Isi kresek itu 1 buat Ice Blend J.CO yang sudah nampak mencair es batunya. Di atas Ice Blend ada 1 donut polos J.CO, ini kayaknya promo deh. Beli Ice Blend bonus donut polos J.CO.

Gua jadi mikir, ini demi buat ketemu si Kastamer Pulsa yang bekerja jadi SPG di Ciwalk, si Mas Ryan udah habis banyak banget ya. Ongkos Mohammad Toha - Ciwalk 20rb sekali jalan. Kalau PP artinya 40rb. Main di Game Master habis 250rb, makan di Restoran yang gua gak tau namanya sampai sekarang sekitar 75rb terus nunggu di J.CO sekitar 50rb. 

Kalau buat orang kaya sih mungkin gak masalah tetapi bukannya merendahkan atau gimana, menurut gua lumayan banget ya buat ukuran kasir Alfamart.

"Nanti kalau ada apa-apa, main kesini aja ya Mas Sani. Saya tiap hari disini terus tidurnya di lantai 2 toko"

"Ok Mas Ryan, sampai bertemu lagi"

............................................................................

Gara-gara gua keasyikan cerita ama Mas Ryan ditambah dengan insiden ban pecah, gua malah LUPA kalau gua ada janji makan Bakmie ama Deb. Gua cek WA dan muncul deretan chat WA dari Deb yang nanya gua dimana. HP selalu gua silent jadi gua gak sadar kalau Deb menghubungi gua.

Wah, gua harus mempersiapkan bujuk rayuan ala Sani biar Deb gak ambek. Gua duduk di trotoar jalan dekat Kurdi, sambil menikmati Donut polos pemberian Mas Ryan. Rasanya masih lumayan enak.

Jam sudah menujukkan pukul 8 Malam. Janji makan bakmie sudah fix batal karena sudah terlalu Malam. Gua seruput Ice Blend pemberian Mas Ryan, rasanya jadi tawar karena es batunya sudah mencair sehingga tidak tersisa satu pun es batu.

Iya tawar, seperti hubungan Mas Ryan dan si perempuan, tawar karena hanya Ryan yang bergerak maju dan si perempuan hanya diam dan perlahan menjauh.

Sabtu, 13 Juli 2019

Akad

"Betapa bahagianya hatiku saat
Ku duduk berdua denganmu
Berjalan bersamamu
Menarilah denganku"

Lirik lagu Akad menemani perjalan gua di suatu siang yang terik di Kota Bandung. Bukan waktu yang ideal untuk berpergian tetapi berhubung ini adalah hari besar, mau gak mau gua harus merelakan waktu bobo siang buat pergi ke sebuah tempat di daerah Leuwi Panjang.

"Pak Sani, sudah dimana?" sebuah WA masuk ke ponsel gua.

"Saya sudah di parkiran, ini lagi mau naik ke lantai 4" balas gua.

Tepat waktu. Karena kita janjian jam 1 siang dan gua sudah tiba jam 1 kurang 5 menit. Berhubung gua tidak suka menunggu jadi biasanya kalau ada janjian gua datangnya selalu pas. Tidak menunggu dan tidak telat.

Hari ini adalah hari besar karena gua akan melakukan sebuah akad.

Bukan akad nikah tetapi akad jual beli rumah. Mohon jangat tertipu dengan judul dulu, hihi

.............................................

Bulan Juni 2017, gua memutuskan untuk mengambil sebuah rumah di sebuah perumahan baru daerah Antapani. Ada banyak faktor kenapa gua ambil rumah di daerah sana. Selain dekat dengan rumah (biar kalau kangen mama & papa bisa langsung pulang + rumah ini dibuat oleh Kakak gua sendiri yang bekerja sebagai Arsitek di sebuah Developer).

Berhubung Kakak gua sendiri yang buat jadi sewaktu pembangunan, gua bisa bebas masuk ke area proyek buat liat-liat sambil cari deretan mana yang pas. Gua memilih di Antapani City Mas II yang jalannya lebar jadi mempermudah buat keluar masuk mobil.

Dalam perjanjian awal, gua dapat keringanan buat mengansur DP sebanyak 5x. Harga rumah yang gua beli itu sekitaran 600jutaan dan gua berencana bayar DP setengahnya biar cicilannya kelak gak berat.

Tetapi gua melihat celah atau lebih tepatnya gini, gua memanfaatkan keadaan. Kakak gua ini kebetulan 'anak emas' atau bisa dibilang orang kepercayaan Owner. Gua yakin orang juga jadi segan ke Kakak gua.

Kalau misalnya gua tunda pembayarannya, gua pikir masih aman. Pertimbangan gua buat menunda dikarenakan pertama gua berpikir uang buat DP gua puterin dulu buat usaha. Pertimbangan kedua adalah gua belum akan menempati rumah itu dalam waktu dekat dan juga gua tidak ada rencana sama sekali buat menyewakan.

Kalau sudah begini, ngapain buru-buru bukan? Kalau baca di postingan gua tahun 2017, gua memang sempat menulis akan pindah di tengah tahun tetapi seiring berjalannya waktu, gua rasa itu hanya emosi sesaat saja akibat break up karena sampai sekarang gua masih tinggal di rumah gua yang lama.

Dari DP boleh dicicil 5x, gua bablasin sampai 15x, wkwkwkwk. Sampai si Ambu ngomong, "San, lu beli rumah atau beli gehu, santai gitu"

Sampai akhirnya setelah 2 tahun berjalan, di suatu hari Kakak gua kirim WA:

"De, gua ada rencana mau pindah ke Jakarta. Cepet beresin rumah lu soalnya nanti kalau gua gak kerja disini lagi nanti susah bantuinnya"

Chat itu berarti warning buat gua. Gua harus sesegera menyelesaikan pembelian rumah, menjalani Akad Jual Beli dan renovasi rumah dikit-dikit buat persiapan gua dan calon tinggal disana kelak.

Gua ambil sedikit tabungan gua buat menggenapi jumlah DP supaya bisa mencapai setengah harga rumah. Gua hubungi salah satu kenalan yang bekerja di Bank BCA untuk membantu soal KPR.

Dari yang gua amati, KPR BCA termasuk yang paling kompetitif ketimbang Bank lain. Makin cucok karena gua ambil bertepatan dengan ulang tahun BCA jadi gua dapat banyak keringanan dan kemudahan.

..........................................

Gua memasukkan beberapa berkas sebagai persyaratan dan hanya beberapa hari setelah gua memasukkan berkas, gua sudah dikonfirmasi oleh Analis Kredit dari BCA.

Secara tersurat dia bilang rekening gua aman dan bertanya soal transaksi gua di Bank. Ya maklumlah namanya juga pedagang jadi banyak sekali mutasi kredit.

Gua ditanya soal tagihan CC dan Tagihan Kredit Mobil semuanya aman. Sifat jelek adalah gua suka mengerjakan atau membayar di hari terakhir. Misalnya tagihan CC gua jatuhnya tanggal 6 ya gua bayarnya di tanggal 6. Tidak pernah telat dan juga tidak pernah melunasi sebelum waktunya.

Oh ya, gua dikasih info juga. Kalau kalian punya CC itu sangat membantu sekali untuk proses analisa kredit kalian loh. Kalau kalian bayar tepat waktu dan gak pernah bermasalah maka kemungkinan besar pengajuan kredit kalian akan DISETUJUI.

Lanjut,

Setelah itu biasanya akan ada Team Survey yang datang ke rumah. Sama ketika gua ambil kredit mobil, Team Survey biasanya akan menelpon dan meminta janji ketemu.

Tetapi berhubung mereka ajak ketemuannya selalu siang hari, waktu dimana gua lagi tidur siang, gua selalu mengarahkan sore hari, sebelum gua berangkat pergi.

Di Telpon, mereka sepertinya agak kesal karena gua gak mau ditemuin di siang hari tapi ya mau gimana lagi karena gua gak mau tidur siang gua diganggu ya gua maunya sore hari.

Toh mereka juga yang butuh kan, mereka juga pasti kejar target. Dan lu percaya gak, sejak gua ambil kredit mobil sampai rumah, gua belum pernah ketemu langsung ama Team Survey.

............................................

Tidak sampai 2 Minggu, gua dikabarin kalau pengajuan gua disetujui (Ahay). Tergolong sangat cepat karena dari pengalaman teman gua yang lain bisa sampai 2-3 bulan untuk prosesnya.

Sampai akhirnya sebuah chat via WA datang ke ponsel gua. Mengabarkan kalau gua wajib datang di hari Senin untuk melakukan AJB alias Akad Jual Beli di hadapan Notaris dan pengembang.

Selain pemberitahuan buat tanggal akad, ada kewajiban yang harus segera dibayarkan meliputi Pajak hingga biaya Notaris. Perkiraan gua paling 3-5jt lah dan yang bikin shock, total semuanya adalah 50jt.

Iya 50jt. Gua kaget terus langsung konfirmasi ke Kakak gua dan dia nanya langsung ke bagian jual beli kalau emana segitu biaya akad, dll.

Gua dikasih nomor Tante Notaris, nanya dikit dan speak-speak merayu ala Sani, cuma dapat potongan 1.000.000 doang.

Jadi dalam waktu 3 hari, gua harus menyediakan uang sebesar 49jt. Kalau tidak dibayar maka Akad terpaksa ditunda. Beruntungnya gua ada simpanan darurat jadi bisa ngambil dari sana.

Pelajarannya buat kalian sebelum kalian mengambil rumah baik itu KPR atau cash adalah kalian harus memperhatikan biaya diluar harga rumah.

.......................................................

Jam sudah menujukkan pukul 1 tepat. Gua diajak masuk ke sebuah ruangan di Bank BCA untuk menjalani proses akad. Deb, belum datang karena dia terjebak macet dari UNPAR ke BCA Leuwi Panjang.

Gua memang sudah meminta dia biar datang langsung buat menemani gua karena akan sangat menyenangkan dan membuat hati tentram kalau ada seseorang yang special di sebelah kamu untuk menghadapi sebuah hari besar.

Di dalam ruangan ada Tante Notaris bersama asistennya, saksi dari bank BCA, dan beberapa orang lainnya. Entah kenapa gua merasakan ketegangan yang luar biasa. Rasanya mirip waktu gua masih SMA, tegang menunggu giliran nama gua dipanggil buat test nyanyi di depan kelas ama si Pak Murti.

Jam sudah menujukkan pukul 13:10 belum ada tanda-tanda Deb datang. Gua sudar mengisyaratkan ke Notaris kalau gua maunya Akad dimulai sampai Deb datang.

Untung mereka mengerti jadi kita menunggu Deb datang. Biar gua keliatan sok sibuk, gua pura-pura baca berkas buat Akad. Padahal gua cuma baca selewat doang, hihihi

Tidak lama kemudian Deb datang. Perasaan gua jadi tenang dan lega. Gua seperti membagi rasa khawatir dan tegang gua ke pundak dia. Dua pundak akan lebih kuat menghadapi rasa khawatir dibanding 1 punda bukan?

Akad pun dimulai. Tante Notaris mulai membacakan isi berkas dan bacotan lain soal Akad Jual Beli. Gua mengangguk seperti memahami padahal kenyataanya gua berasa didongengin. Toel dikit kayaknya gua langsung molor deh.

Deb mulai bertanya tentang hal yang dia gak tau dan gua sok menyimak. Mungkin karena Deb adalah seorang Sarjana Hukum, semuanya harus jelas dan terang benderang di mata dia.

Gua sebagai orang yang mentok nonton WWE SmackDown sambil ngemil Makaroni Kering rasa rumput laut mencoba untuk tetap tenang sambil sesekali mengangguk.

30 Menit kemudian, Akad pun selesai. Gua tanda tangan semua berkas sambil salam dengan pihak pengembang dan notaris. Ada perasaan lega karena proses ini berjalan mudah dan cepat (malahan sangat cepat buat gua pribadi).

Tetapi dibalik perasaan lega, gua malah menyimpan rasa khawatir. Gua selalu berhasil untuk menyembunyikan rasa khawatir karena gua yakin masalah itu akan selesai dengan sendirinya.

Anehnya kali ini gua malah merasa khawatir. Khawatir manusiawi seperti "Duh, bisa gak ya kebayar" atau "Duh masih banyak cicilan, bisa gak ya nyimpen uang buat biaya menikah".

Kekhawatiran yang gua rasa manusiawi karena sekeras apapun kita meyakinkan diri yang namanya rasa khawatir itu pasti ada.

..............................................................

5 hari setelah Akad, gua memutuskan untuk mengambil waktu Off. Gua bareng seorang temen SD gua pergi ke Tanjung Pinang. Selain untuk mencari 'peluang', gua sengaja pergi untuk menenangkan hati dan meyakinkan diri kalau semua akan baik-baik saja.

Hampir 1 Minggu gua di Tanjung Pinang. Pikiran dan hati sudah mulai tenang tetapi yang namanya rasa khawatir tetap ada.

Sekembalinya di Bandung, gua janjian buat ketemuan ama Deb di Starbucks. Deb ini penggemar minuman di Starbucks. Gua yang mentok beli Marimas Rasa Buah Naga dengan Topping Cingcau, mau gak mau jadi keikutan juga minum di Bucks.

Enggak ngopi juga sih karena gua emana gak suka minum kopi. Deb yang biasanya memilihkan untuk gua, yang penting manis jangan pahit, pasti gua minum.

Di perjalanan menuju Bucks, Deb juga lagi otw dari Unpar sehabis kerja (kita misah perginya), gua bertemu dengan seorang Kakek penjual layangan mini di pinggir jalan.

Dia duduk, sambil menawarkan layang-layang mini bergamber Spider-Man (not Spiderman but Spider-Man) ke orang yang lewat. Tidak ada yang menoleh dan tidak ada yang membeli.

Gua menepikan motor sementar, panggil si Kakek karena posisi gua suda melewati dia. Gua tanya harganya berate dan dia bilang "2.500". Gua buka dompet, kasih uang secukupnya terus gua minta 1 layang-layang mini.

Gua minta buat nanti dikasih ke tetangga gua. Berhubung gua susah bawahnya jadi gua selipin di stang dekat motor. Akibatnya tiap gua melaju layang-layang bergambar Spider-Man itu terbang di hadapan gua.

Spider-Man dengan kearifan lokal
Melihat layang-layang terbang di depan gua, gua jadi bersyukur. Bersyukur karena gua sudah diberikan berkat yang lumayan sampai bisa kebeli rumah dan kendaraan sendiri. Bersyukur karena gua bisa bangkit dari masa sulit ketika putus hubungan dengan seseorang yang membuat gua down untuk waktu yang lama.

Jadi, setelah semua ini, mengapa kamu harus khawatir? Rasanya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Yang harus gua lakukan adalah tetap berusaha dan berdoa, sisanya serahkan kepada Tuhan biar Tuhan yang bekerja dengan caranya.

Tidak perlu khawatir Sani, semua akan baik-baik saja.

Sabtu, 25 Mei 2019

Jadi Penonton Bayaran

Di suatu Siang yang terik di Kota Bandung,

Sebuah WA masuk ke Ponsel gua. Gua baru bangun setelah hibernasi 2 jam buat boci alias bobo ciang. Dari beberapa chat WA yang masuk khususnya dari buyer Clobberin Time, ada 1 chat nyelip dari temen gua si Arya.

Isi WA-nya gini:

"Sani, lu mau duit gak? Ada yang mau bagi-bagi duit nih"

Apa ini maksudnya? Tetiba di-chat mau duit gak. Kalau ditanya "Mau duit ga?" jawabannya "Mau Dong Bosque"

Biasanya ada 3 alasan kenapa si Arya nge-chat gua.

Alasan pertama buat ngajakkin gua nonton Bioskop. Jadi selain sebagai penulis, si Arya ini kerja juga sebagai reviewer film yang kerjaannya menulis review untuk film yang baru tayang di Indonesia.

Jadi tiap ada film yang baru tayang di Indonesia, ini orang pasti jadi orang pertama yang nonton. Nonton di hari dan jam pertama di CGV Metro Indah Mall, salah satu CGV paling sepi di Kota Bandung.

Gua sering join karena seru juga nonton di show paling pagi, berasa punya bioskop sendiri karena saking sepinya. Biasanya 1 studio cuma diÅŸisi oleh 5-10 orang dari kapasitas ratusan seat bahkan gua juga pernah cuma berdua nonton film Tusuk Jaelangkung si Anya Geraldine. Terpaksa nonton film itu karena si Arya dapat tugas buat review itu film.

Saking sepinya, kalau gua mau ke toilet kayaknya gua tinggal ngomong "Bang, pause sebentar. Mau kencing bentar nih".

Alasan kedua adalar ngajak gua makan Nasi Goreng Mawut di sekitaran ITB atau Martabak Mesir di Jalan Laswi.

Dan, alasan ketiga adalah buat ngajakkin ke rumah hantu. Si Arya ini punya hobby berkunjung ke Rumah Hantu. Jadi setiap ada Event Rumah Hantu di Bandung, ini orang pasti ngajakkin masuk kesana.

Dari yang level cebanan sampai yang ratusan ribu, semua sudah pernah kita masukkin. Ini si Om, bukannya cari duit malah ngabisin duit di Rumah Hantu -_-

Yang menjadi pertanyaan adalah apa maksud dari chat si Arya yang ngomong "Sani, lu mau duit gak? Ada yang mau bagi-bagi duit nih"

Apa gua mau diajakkin syuting Uang Kaget yang si Host-nya Mr. Money Kriss Hatta yang lagi berseteru ama Hilda Vitria (up date banget si Sani) terus gua bakalan dikasih uang 10.000.000 buat dihabisin dalam waktu 1 jam? Kalau kalian dapat 10jt dan dusuruh habisin dalam waktu 1 jam, kira-kira kalian bakalan beli apa?

Gua kayaknya bakalan langsung ngacir ke Toko Action Figure buat beli patung Beauty and The Beast, hihi

.....................................................

Ternyata perkiraan gua salah semua karena maksud dari penawaran Arya adalah dia butuh beberapa orang buat jadi penonton bayaran.

Gimana, gimana maksudnya? Iya maksudnya adalah gua gak tau gimana ceritanya, si Arya sekarang jadi calo buat cari orang buat ngeramein acara 'Hijab Hunt 2019' di basement Masjid Trans Studio Mall (TSM).

Jadi penonton bayaran tuh maksudnya kayak Team Lala Yeye yang di Dahsyat bukan? Yang kalau lagi disorot kamera harus goyang cuci baju atas bawah atau goyang ngocok botol kobokan?

"Enggak San, lu cuma perlu duduk manis aja. Ikutin acaranya sekitar 6 jam nanti dibayar 75.000"

6 jam dibayar 75rb artinya rata-rata sejam dihargai 12.500. Kecil sekali bosque, tidak ada sepersepuluh dari honor gua menulis.

"Please San, bantuin gua. Lu hubungin si Bangsa juga ya, ajakkin dia. Gua juga sudah ajak si Rully"

Kalau ditanya gua mau enggak jawabannya sebenarnya mau gak mau sih. Mau karena nolong temen, gak mau karena ya males gak sih duduk 6 jam sambal liatin teteh berhijab unjuk kemampuan buat jadi yang nomor satu.

Gua iseng tanya Bangsa dan gak pake banyak speak, dia langsung mau. Kebetulan jam dia lagi kosong. Ini orang emang lagi butuh duit 75rb buat jajan Ayam Geprek atau mau ngeceng teteh berhijab?

Karena Bangsa Oke, gua juga jadi oke juga. Cari pengalaman baru buat ditulis di blog. Siapa tau nanti pas gua lagi nonton, ada kamera yang menyorot wajah cool gua dan ada Produser tertarik buat narik gua jadi bintang di Sinetron Anak Jalanan 2.

.................................................

Tetapi sebuah masalah muncul. Masalah ini muncul karena kesalahan atau lebih tepatnya kegoblokan gua. Hari Sabtu siang, gua suda siap buat jadi Team Hore. Disaat gua mau bersiap buat nunggu jemputan si Bangsa, gua nanya ke Arya janjian dimana, si Arya jawab:

"Lah acaranya kan besok. Besok Minggu bukan hari ini San" balesan WA si Arya.

Anjir, giliran udah rapih malah salah jadwal dong. Yang menjadi masalah adalah kalau hari Minggu si Bangsa gak bisa pergi karena dia sudah ada janji. Tapi karena namanya sudah dicantum di list jadi gua harus cari pengganti dia.

Gua agak kesulitan buat cari pengganti si Bangsa karena waktunya mepet dan banyak pula yang gak bisa di hari Minggu. Disaat genting, mau gak mau, gua harus ajak deh pacar sendiri buat gantiin si Bangsa.

"Iya Deb, besok siang ya, temenin. Kita jadi Team Hore, 6 jam. Duduk doang kok gak usah goyang pinggul ke kiri kanan" kata gua di ujung telpon.

Deb nampak keheranan. Mungkin yang ada di pikiran dia adalah "Orang pacaran diajak Dinner romantis atau vacation kemana eh gua malah diajak jadi penonton bayaran"

Setelah dibujuk rayu seperti Hawa menggoda Adam biar Adam mau makan apel terlarangi akhirnya si Deb mau ngegantiin posisi si Bangsa. Tapi berhubung nama Bangsa sudah tercatat, mau gak mau Deb harus ngaku-ngaku kalau nama dia 'Bangsapraja"

....................................................

Hari minggu siang, gua dan Deb sudah berada di Masjid TSM. Kalau ada orang yang gak tahu dan kebetulan kenal gua, mungkin yang ada di pikiran dia adalah "Ini si Sani ama Deb mau jadi mualaf?"

Acara diadakan di basement Masjid Raya TSM. Disana sudah ada Arya yang menanti dan kita digiring masuk ke dalam untuk kemudian diarahkan ke deretan kursi. Ada Emak-Emak yang mengarahkan buat duduk, ini kata si Arya tuh koordinatornya. Mungkin sepeti Elly Sugigi yang kerjaannya mengkordinasi penonton bayaran.

Karena gua gak tau namanya, kita sebut aja dia Elly Sugigi KW 2. Awalnya kita berempat mau diarahkan ke deretan tengah tapi Arya menolak halus dan dia minta di duduk di deretan belakang. Di deretan tengah ada sekitar 6-8 anak alay yang ternyata adalah anak bawaan Elly Sugigi KW yang hampir kalau setiap ada Acara mereka pasti bakalan ada.

Mungkin kalau di DASHYAT, mereka tuh yang suka teriak "Eaaa, Eaaa"

Total ada 20 peserta yang sedang berkompetisi buat ikutan 'Hijab Hunt 2019". Masing-masing menujukkan kemampuan, dari yang standar nyanyi sampai ada yang baca puisi dan Taekwondo campur Ballet.

Iya serius, jadi ada Teteh yang unjuk kebolehan nari Ballet dan setelahnya langsung unjuk kemampuan buat Taekwondo. Keren sih tapi menurut gua kurang menarik kalau dia lolos jadi 10 besar Nasional.

Bakalan bosenin gak sih kalau setiap di setiap Minggu dia Ballet disusul Taekwondo? Kalau cuma 1 atau 2x pertunjukkan sih lumayan seru tapi kalau tiap Minggu bosen juga.

Baca puisi menurut gua menarik tapi bakalan jadi bosen buat mayoritas penonton yang bukan pecinta sastra. Dan peserta yang baca puisi ini menurut gua melakukan kesalahan.

Kesalahan yang dia buat adalah dia memilih puisi yang durasinya panjang. Terlalu panjang kata gua mah. Pas di awal gua nyaris bobo dan saat gua terbangun dari bobo singkat gua, eh dia masih baca puisi dong.

Pemikiran gua ternyata sama pengan pemikiran Dewan juri si Nycta Gina yang bilan kalau durasinya terlalu panjang. Ngantuk.

Overall, gua lumayan menikmati acara walaupun gua bilang bagian produksinya harus dibenahi lagi. Gua inget ada banyak kesalahan, misal peserta sudah siap tapi layar background belum siap. Ada peserta yang sudah di atas panggung tapi diminta turun lagi karena ternyata belum siap untuk sound-nya sampai yang paling fatal ada peserta yang main piano sambil ngerap buat nyanyi lagu Maroon 5.

Dia udah rap, eh musiknya telat jalan. Zonk deh.

Malu? Pastinya. Sudah mah luar biasa tegang eh ada kesalahan making tegang.

..............................

Setelah 6 jam akhirnya kita sudah sampai juga di puncak acara. Juara 1 yang berhasil lolos ke Nasional adalah Teteh berhijab yang pandai memainkan biola.

Kebetulan di depan gua ada salah satu teteh peserta. Sama-samar gua denger Emaknya ngomong gini ke dia "Geus 2x gagal wae. Geus tahun depan mah main alat musik pake galon aqua. Kagok edan" kata si Emak yang nampak kecewa karena Anaknya gagal lagi.

Dia menyarankan supaya tahun depan anaknya ikutan nyanyi tapi pake galon aqua biar unik karena sudah 'kagok edan'.

Boa Edan pake galon aqua napa gak pake GEROBAK CUANKI sekalian kalau udah kagok edan mah, Bu.

Acara pun kelar tapi gua belum boleh pulang dulu sama si Arya. Katanya disuruh nunggu bentar, si Elly Sugigi KW lagi ngurus honor buat Team Hore.

Disaat gua menunggu ada salah satu dari Team Hore yang datang menghampiri gua, dia ngomong

"Om, nanti habis ini kita ngumpul yuk. Kita ada latihan kore buat acara ulang tahun di Trans TV"

Boa Edan. Udah mah manggil gua Om eh sekarang ngajak gua latihan koreografi buat acara ulang tahun Trans TV. Latihan buat gerakan nyuci baju kiri kanan gitu?

Setelah hampir 30 menit menunggu, honor 75rb yang dimaksud cair juga. Buat dapet 75rb perasaan gini-gini amat yak jadi penonton bayaran segala, wkwkwkwkwkwk.

Berhubung laper, gua ama Deb makan di Pepper Lunch TSM, makan berdua habis 135 sekian. Sisanya buat parkir di TSM sekitar 20rb karena kita hampir 6 jam disana.

Honor pertama gua jadi penonton bayaran habis buat makan di Pepper Lunch.

................................................

Satu Minggu berlalu setelah kejadian dimana gua jadi penonton bayaran, ada WA masuk. Gua baru bangun dari boci alias bobo ciang gua. Setengah sadar, gua lihat WA dari siapa dan ternyata si Arya yang nge-chat. Isinya gini

"San, mau duit lagi gak? Ada yang mau bagi-bagi nih"

Chat itu tidak gua balas dan gua memilih buat melanjutkan tidur siang gua.

Minggu, 03 Maret 2019

Menjadi Terkenal

Gua punya teman yang memiliki cita-cita mulia yaitu menjadi seorang yang femes (famous/terkenal). Biar gua gak kenal banget ama temen gua yang cewek ini tetapi tiap dia nongol di IG/FB gua, selalu ada omongan kalau dia kepengen jadi seorang influencer yang bisa menginspirasi banyak orang.

Tjakep.

Kemarin gua liat dia sedang merintis karir menjadi seorang food vlogger di YouTube. Jadi dia berama pacarnya akan mengunjungi tempat makan yang sedang hitz dan mereka bakalan review makanan disana.

Gua toong dikit dan gua bilang kontennya menarik biar jumlah subscribers dan viewers mereka masih minim.

Tetapi kalau gua boleh fair menilai, temen gua yan cewek ini sepertinya memang tidak berbakat menjadi seorang YouTubers. Untuk si cowok, gua nilai dia gak kaku dan ngomongnya asyik, gak keliatan dibuat-buat.

Tapi aduh ini si cewek, selain masih kaku, suaranya kecil dan mendesah banget.

Iya mendesah banget. Apalagi pas dia ngomong "Enak, enak sekali", wih bikin pikiran gua berasa lagu si Iwa K "Bebas lepas, ku tinggalkan saja semua beban di hatiku....."

Sudah banyak video yang mereka buat tapi selama itu pula, si cewek masih kaku, suaranya kecil dan mendesah pas ngomong "Enak, enak sekali".

..................................................

Mengapa banyak orang ingin menjadi terkenal? Pertanyaan itu tetiba muncul di kepala gua ketika gua baca postingan temen gua si cewek itu yang kepengen jadi femes.

Gua punya temen SMA yang kini sudah beneran femes dan hampir tiap hari muncul di TV. Sejak SMA, si M ini emang sudah beken karena selain punya wajah yang rupawan, dia juga banyak prestasi di bidang modeling.

Beda bangetlah ama temen gua si Meli yang gak punya prestasi apapun selain jadi calo tiket tonton konser Korea.

Hubungan gua dengan temen gua yang artis ini lumayan baik dan kita sering ngobrol di kelas. Kalau kebetulan gua lagi bawa motor ke sekolah, si M ini suka nebeng pulang. Rumah si M di daerah Maleber dan rumah gua di daerah Antapani.

Itu kan jauh Bosque. Emang jauh tapi berhubung si M ini cantik jelita, jauh pun berasa deket :) :)

Ketika lulus SMA, karir M semakin melejit. Dari yang sekedar cuma jadi cameo sampai sekarang jadi Presenter yang perasaan pas tiap buka TV si M ini selalu ada.

Tentu ada perasaan bangga melihat karir si M yang semakin gemilang ini.

Deb (baca: pacar) adalah temen deket si M dan sampai sekarang mereka masih sering berkomunikasi. Kalau si M lagi balik kandang ke Bandung pasti dia ngajak ketemuan si M.

Dari si Deb ini gua baru tau gimana perjuangan si M meniti karir dari bawah hinga manjadi femes seperti sekarang.

"Eh ada gak temen kita waktu SMA dulu yang jadi sok deket gitu ama si M" tanya gua ke si Deb suatu hari.

Berpikir sebentar, Deb kemudian menyebut sebuah nama temen di SMA. Deb cerita dulu waktu SMA si M pernah berantem ama si J. Tetapi setelah si M femes, si J pernah chat via DM IG kayak yang sok deket banget dan seolah si J ini memiliki andil besar dalam kesuksesan karir si M.

Sungguh ini merupakan sebuah contoh teman yang fake. 

Menjadi femes beraeti kamu akan menjumpai banyak teman yang fake yang tetiba menjadi nice di depan kamu.

"Deb nanti kamu jadi pengiring aku ya pas aku menikah nanti" kata si M ke Deb.

Gua sekarang sedang duduk bertiga bersama Deb dan M di sebuah Cafe di PVJ Mall. Si M lagi main ke Bandung dan ngajak kita ketemuan.

Btw, gegara jalan bareng si M, gua baru tau gimana rasanya jalan terus diliatin banyak orang, hahaha. Banyak orang yang tampaknya ngeh kalau si M ini artis yang saban hari nongol di TV.

Request dari M ke Deb itu membuat gua jadi berpikir, kenapa si M ini memilih Deb padahal gua yakin dia punya banyak temen dari kalangan artis, kenapa dia malah milih si Deb yang berasal dari kalangan orang biasa aja?

"Deb ini temen gua yang enggak fake. Paling lurus dan baik" jawab M.

Kalau soal itu mah gua juga tahu tapi dari omongan si M ini, gua nangkepnya akan ada banyak temen  yang fake ketika karir kita semakin meroket. Yang tetiba mendekat dan seolah memiliki kontribusi dalam karir si M.

.........................................................

"Enak, enak. Nagih banget" kata temen gua si Cewek yang gua ceritakan di awal yang kebelet jadi seorang Influencer.

Dia sekarang lagi me-review solo tanpa didampingi pacarnya. Makanan yang lagi dibahas adalah Sushi di salah satu Cafe di Bandung.

Gua kira bakalan ada perubahan setelah beberapa saat tetapi ternyata masih sama aja. Masih kaku, suaranya masih kecil dan Mendesah pas bagian dia ngomong "Enak, enak".

Tidak pernah salah kalau kita memiliki impian tetapi terkadang kita harus menyadari dan jujur kepada diri sendiri kalau kita memang tidak berbakat di bidang itu meskipun kita memiliki impian mulia menjadi seorang influencer. 

Kalau gua misalnya ditawarin jadi food vlogger misalnya, pasti gua tolak karena gua memang tidak memiliki bakat di bidang itu. Lah si Sani kalau ngomong aja cepet gitu masak jadi di food vlogger ditambah gua ini termasuk orang yang kurang suka makan di Cafe atau Mall gitu.

"Pokoknya kalian harus coba karena ini enak banget. Enak banget" 

Suara mendesah teman gua itu membuat pikiran gua menjadi tidak terkendali seperti lagu si Iwa K "Bebas lepas, ku tinggalkan saja semua beban di hatiku....."

Kamis, 21 Februari 2019

2019

Apakah gua terlambat kalau gua sekarang baru mengucapkan selamat tahun baru? Harapannya semoga kalian selalu sehat, bahagia, dan semua kebutuhan kalian terpenuhi.

Ada Amin? Amin

Ini adalah posting pertama gua setelah 1,5 bulan absen menulis. Kalau ditanya kemana aja gua selama 1,5 bulan ini, jawabannya ya gua kemana-mana, masih tetap biasa menjalankan kewajiban sebagai seorang pria pada umumnya sambil sesekali nonton Infotainment di TV nontonin perseteruan Dewi Perssik ama keponakannya si Rosa Meldianti.

Btw, ada yang ngikutin konflik ini gak? Hihihihi

............................................

Gua mengawali tahun dengan perasaan penuh khawatir. Khawatir kenapa San? Gua inget banget, di suatu Pagi pas tanggal 3 Januari, pas gua lagi kencing di toilet, mendadak warna urine gua berubah warna jadi merah.

Awalnya gua masih tidak menghiraukan tetapi kenapa pas gua kencing lagi beberapa jam kemudian kok warnanya jadi merah lagi.

Disini gua mula panik, kenapa kencing gua jadi merah Jir! Gua browsing sebentar dan ada sebuah blog 'Tanya Dokter' yang menjawab sebuah pertanyaan seorang remaja yang gelisah.

Permasalahan si remaja gelisah itu sama seperti gua, dia bertanya kenapa kencing dia berwarna merah bukan kuning. Di blog 'Tanya Dokter' itu, Dokter menjawab kalau ada kemungkinan si remajaa gelisah itu terkena Kanker karena salah satu ciri orang terkena kanker adalah warna urine berwarna merah.

ANJAY, Kanker dong. Gua langsung gelisah dan keringat dingin. Gua Stefanus Sani, umur masih muda, sedang merencanakan pernikahan, cicilan beli LEGO belum lunas dan gua sekarang kena KANKER?

Gua langsung cek polis asuransi gua, apakah asuransi Prudenti** yang sudah gua ikuti ceja tahun 2013 menanggung penyakit Kanker. Gua kalut, gua terkejoet, dan gua merasa kecil di hadapan Tuhan #halah

Untuk menenangkan hati gua, gua nanya masalah ini ke salah satu teman gua, mungkin dia bisa memberikan sesuatu hal untuk menyanggah yang bisa menyejukkan hati gua.

"Eh kencing gua kok warnanya jadi merah ya. Gua tadi browsing katanya gejala Kanker"

"Ah kata gua mah terlalu jauh kalau dikaitkan ama Kanker mah. Lu ngerasa ada gejala lain gak? Ngerasa nyeri apa gimana gitu?"

"Kalau nyeri mah gak sih. Biasa aja" Omongan dari salah satu temen gua ini setidaknya lebih menenangkan hati gua. Ini nih yang namanya teman, bisa menenangkan temannya ketika salah satu dari mereka sedang kalut.

"Lu sering C*L* di WC ya? Kayaknya lu kena Herpes atau Raja Singa deh jadi aja kencing lu warnanya merah"

Ah TAEK bener. Udah lega dibilang gak mungkin kena Kanker sekarang malah dibilang kena Raja Singa. Mau konsul ke Dokter juga malu kali tar dikira gua suka 'jajan' sembarangan.

Itu mah kalau kita suka bergonta-ganti pasangan kan? Lah, pasangan gua aja cuma satu kan terus mana pernah gua mesum di tempat maksiat. Kalau itu yang kena si Arya mah wajar sih soalnya dia kan suka maksiat. Hahaha, bercanda bor :) :)

Kalau gitu, apa yang bikin air kencing gua berwarna merah di hari itu? Kenapa, kenapa. Sebelum gua makin frustasi dan pergi ke Dokter penyakit dalam, Nyokap gua manggil:

"Dek, mau dipotongin buah naga lagi gak?"

"Gak Ma" jawab gua. Ya gimana mau makan buah naga, pikiran gua lagu kalut gini. Orang memulai tahun itu dengan perasaan dan keyakinan optimis. Keyakinan untuk melangkah dan mendapatkan hasil yang lebih baik lagi dari tahun sebelumnya.

Lah gua memulai tahun dengan kencing darah -_-

Tapi gegara Nyokap mention soal buah naga, gua jadi mikir apa kencing gua jadi merah gegara gua makan buah naga di hari sebelumnya ya. Gua browsing dan TERNYATA BENAR, makan buah naga bisa menyebabkan air urine menjadi berwarna.

Gua belum seutuhnya tenang dan buat memastikan soal buah naga dan kencing merah ini, gua harus memperhatikan warna kencing gua keesokan harinya.

Sungguh sebuah pekerjaan yang sangat berfaedah di Pagi hari, memperhatikan warna air urine -_-

Besoknya, gua kencing di Pagi hari dan warnanya sudah normal seperti biasa. Yang ada di pikiran gua sekarang adalah gua pengen banget memaki temen gua yang membuat spekulasi kalau gua kena Raja Singa.

Duh

............................................................

Kesibukkan gua di tahun 2019 ini masih seperti biasa. Jualan di Clobberin Time dan menulis. Btw, sudah tau kabar kalau Tabloid BOLA resmi tidak terbit lagi setelah 25 tahun lebih terbit? Di satu sisi gua sedih, sedih karena dengan berhentinya Tabloid BOLA maka gua tidak bisa menulis lagi soal WWE di Tabloid BOLA.

Tetapi tidak apa karena masih banyak saluran yang bisa dipakai gua untuk gua menulis soal WWE termasuk di fanpage WWE Indonesia Reborn yang kini sedang berkembang.

Kesibukkan gua yang lain sekarang adalah membantu kerjaan pasangan gua si Deb. Jadi buat yang belum tahu, Deb ini bekerja sebagai Kepala Sub Bagian Akademik di Fakultas Hukum Universitas Parahyangan (UNPAR).

Kalau kamu punya saudara atau teman di FH Unpar tanyain "Kenal gak ama yang namanya Deb", 99% pasti kenal karena Deb ini yang mengurusi soal akademik mahasiswa FH Unpar yang bejibun itu.

Dari soal absen, nilai, ngibul soal absen pasti berhubugan dengan Deb. Dan sebagai pasangan yang baik dan care (haish), gua terkadang membantu pekerjaan si Deb yang bejibun itu.

Dari mulai input nilai, input absen, sampai cek ulang jadwal Dosen mengawas ujian.

TIATI aja nih ya buat kamu yang masih kuliah di FH Unpar terus banyak bacot, pas ujian akhir bakalah gua masukkin di kelas yang pengawasnya galak dan gua taruh di bangku paling depan yang menghadap langsung meja pengawas.

Ternyata bikin jadwal ngawas itu sulit. Paling sulit adalah kalau jadwal sudah dibuat tapi Dosen minta pergantian karena berhalangan. Kalau satu diganti, wih yang lain juga mau gak mau harus ganti karena banyak yang bentrok atau jadwal salah satu dari mereka menjadi terlalu padat.

Pokoknya salutlah sama Deb yang bisa meng-handle pekerjaan yang bejibun itu.

Sekitar 5 tahun lalu, gua sempat berpikir untuk memulai bekerja formal. Bekerja dimana kita datang Pagi hari, pulang sebelum senja dan menerima gaji rutin tiap awal bulan.

Gua pikir itu akan menjanjikan tetapi selama gua berpacaran dengan Deb dan selama itu pula gua sering bantuin Deb buat menyelesaikan pekerjaannya, gua semakin yakin kalau gua memang sangat tidak cocok bekerja formal seperti itu.

Akan sangat membosankan sekali buat gua, dimana gua harus bangun Pagi, sampai di tempat kerja langsung dihadapkan dengan setumpuk kerjaan, belum lagi ada presure dari atasan yang gak mau tau gimana pokoknya kerjaan harus beres. Kalau kerjaan belum beres, kerjaan itu mau tidak mau harus dibawa pulang, kerjain di rumah dan waktu istirahat kita jadi berkurang.

Apakah gua sanggup melakoni itu semua? Rasanya enggak sih. Membayangkannya pun sulit. Gua pribadi menikmati pekerjaan gua yang sekarang. Pekerjaan yang gua sukai dan (tentunya) menghasilkan.

Kita berdua memang suka bekerja keras tetapi mungkin dengan cara yang berbeda.

Semoga tahun baru kalian menyenangkan yes!