Selasa, 16 Februari 2021

Serong

"Apakah orang yang pernah berselingkuh PASTI nanti akan berselingkuh lagi?"

Ini adalah pertanyaan yang banyak berseliweran di beranda media sosial gua. Berhubung gua paling males meninggalkan komentar di media sosial jadi gua tidak pernah berkomentar soal ini termasuk hal yang lainnya.

Gua sendiri belum pernah berada di posisi main 2 kaki alias serong. Eits, tahan dulu kalau mau menghujat atau melabeli gua dengan label 'sok suci' atau 'sok setia'.

Gimana mau selingkuh, MODAL-nya aja GAK ADA.

"Gua mah gak usah keliatan sok setia lah Mbu. Kalau ditanya mungkin gak lu selingkuh bilang aja gak mungkin. Gak ada modalnya"

"Hahaha, he eh bener lu" kata si Ambu sambil menikmati pempek di pinggiran Jalan Purnawarman.

"Coba lu bayangin Mbu. Kalau lu mau selingkuh artinya lu harus bisa kasih treatman ke 2 orang kan. Ke pacar lu biar dia gak curiga kalau lu main 2 kaki dan ke selingkuhan lu biar dia terus nempel. Itu kan semua pake MODAL" lanjut gua sambil menggigit pempek kapal selam yang alot ini.

Kembali lagi ke pertanyan di awal "Apakah orang yang pernah berselingkuh PASTI nanti akan berselingkuh lagi?", gua akan mencoba menjawab dengan pengalaman pribadi gua.

................................................................................

Gua memiliki kenalan 1 keluarga yang secara finansial bisa dibilang tajir. Mungkin level tajirnya belum di level Crazy Rich tetapi buat sekedar pergi liburan ke luar negri setiap tahun mah bisa atau gonta ganti mobil mah masih sanggup.

Si Om yang gua kenal orangnya pendiam. Type Bapack rumahan yang memiliki rutinitas berangkat Pagi buat kerja dan pulang Sore. Pulang selalu on time dan bukan type Bapack Nackal yang sebelum pulang mampir dulu ke tempat maksiat seperti pijet++ atau karaoke ++

Kalau boleh menyamakan si Om ini mirip dengan almarhum Papa dan Kakak gua yang selalu pulang on time dan gak suka aneh-aneh bahkan untuk sekedar masuk ke McDonalds seorang diri juga gua yakin gak pernah. Semua gaji langsung masuk ke rekening istri dan si Om sehari-hari cuma bawa duit buat bensin dan makan siang.

Semuanya baik-baik saja sampai si Om pensiun dari pekerjaannya, bau-bau serong mulai tercium dan menjadi konsumsi umum. Si Om dituduh serong dengan seorang janda anak 1 yang kebetulan ngontrak di rumah kosong yang dikontrakan si Om.

Pasti ada yang aneh gak sih. Orang yang biasa di rumah nonton sinetron AZAB di Indosiar mendadak jadi sering keluar rumah dengan beribu alasan dan jadi sering minta duit jajan.

Temen gua si Banu dan Dedi pernah cerita ke gua, waktu mereka masih SMA, mereka sering banget jajan tapi gak bayar, kenakalan remaja di usianya (Iye, gua juga pernah).

Duo KEPARAT ini cerita sambil cekikikan kalau yang jadi korban adalah Ibu penjual nasi kuning di kantin SMA Santa Angela. Mereka memanfaatkan momen ramainya orang yang jajan.

"Bu uangnya sudah tadi" kata si Banu

"Bu uangnya udah tapi kembaliannya belum" kata si Dedi

Awalnya aman tapi makin kesini entah si Ibu kantin sewa Intel, pas Banu ngacir sambil bawa nasi kuning tabur kacang, si Ibu Kantin teriak:

"Eh itu kamu uangnya belum bayar"

Mantap maneh Ban. KETEWAK juga, wkwkwkwkwk

Dari kisah Banu & Dedi ini kita bisa belajar, sehebat apapun kita menyembunyikan dosa pasti nanti akan terkuak juga, entah bagaimana pun caranya.

Dan inilah yang terjadi ke si Om. Setelah berhasil menyembunyikan 'bangkai' untuk beberapa saat, bau busuk itu akhirnya tercium juga gegara SMS si Om dan selingkuhan terbaca oleh anak dan istri.

Begitu terbongkar, pecahlah keributan. Si Tante janda langsung diusir Malam itu juga oleh istri dan anak si Om. Duit kontrakan semua dikembalikan dan HP butut si Om yang menjadi saksi bisu perselingkuhan dihancurkan oleh anak si Om dan nomornya dipatahkan.

"Cantik dan montok loh selingkuhan si Om ***!" kata salah seorang teman yang pernah bertemu langsung dengan si Tante janda. Dalam bayangan gua si Tante janda itu mungkin type Tante MILF yang menjadi imajinasi liar anak remaja.

Tapi begitu gua lihat fotonya, WADIDAW. Bener sih MONTOK tapi apalah arti MONTOK kalau rupa tidak mendukung. Di foto yang gua lihat, si Tante sedang berdiri bersama anaknya, dia menggunakan kaos KW Grade Super bertuliskan 'GUESS'.

Entah si Om KESIREP apa sampai bisa selingkuh dengan Tante GUESS soalnya dia gak secantik seperti dugaan gua. Type emak-emak lah yang kalau nawar sadis.

Sempat mereda sampai saat, kehebohan kembali menyeruak ke permukaan karena si Om memutuskan kabur dari rumah. Dia kabur sambil membawa pergi duit pesangon dengan nominal besar hingga 400-500jt.

Dia kabur kemana coba? Ya kemana lagi sih kalau bukan ke si Tante GUESS. Jadi entah bagaimana caranya, meskipun si Om sudah di-lockdown alias dijaga dengan ketat, dia masih bisa berhubungan dengan Tante GUESS. Sepertinya si Om memanfaatkan celah dimana istrinya setiap hari kerja dan baru pulang Sore sedangkan anaknya sudah pisah rumah.

"Tenang Ce. Si Om kan bawa duit 400jt? Palingan 2 tahun lagi balik karena duitnya habis" kata gua ketika lagi ngobrol dengan Cece, anak si Om.

Duit mau sebesar apapun kalau dipakainya buat kebutuhan konsumtif pasti bakalan habis. Beda kalau uangnya diputerin buat dagang jadi duitnya muter dan sepengetahuan gua, si Om sama sekali gak punya riwayat berdagang. Cepat atau lambat itu duit pasti bakalan HABIS.

Gua mencoba mengambil ilustrasi begini:

"Cayang, kayaknya kalau kita punya mobil kayaknya seru deh. Biar bisa jalan-jalan ke Pasar Baru beli baju merk GUESS KW karena aku suka banget" kata si Tante Guess ke si Om

"Cayang, aku pengen deh kita pindah kontrakan ke tempat yang lebih besar, yang ada kolam pancingnya jadi kalau pengen mancing tinggal mancing di rumah"

"Cayang, itu tetangga sebelah baru beli kalung penangkal penyakit yang ada batu GIOK-nya. Aku kok kayak kepengen ya"

"Cayang aku pengen beli alat pengencang payudara ih soalnya punyaku kendor"

Gua sangat yakin si Om bakalan mengabulkan semua permintaan si Tante GUESS karena si Om DAPAT apa yang dia mau apalagi kalau bukan kebutuhan biologis alias SEX.

2 tahun berjalan, sesuai prediksi gua tetiba ada berita baru. Tanpa inget dosa dan malu si Om pulang ke rumah dan ngomong kalau dia pengen semuanya seperti biasa lagi.

Lah si Om. Enak bener. Giliran megang duit dipake foya-foya sekarang duit habis pulang tanpa dosa dan seolah TIDAK terjadi apa-apa.

Si Om kurang memahami psikologi wanita nih. Mungkin si Tante dan si Cece memaafkan tapi mereka pasti TIDAK akan  bisa melupakan. Intinya, sangat tidak mungkin semua akan kembali seperti sedia kala lagi karena sakit hati mereka sudah terlalu besar. Ya bayangin ajalah, lu ditinggal selingkuh terus gak ada kabar tetiba balik dan ingin semuanya seperti sedia kala.

Seperti dugaan gua, si Om DITOLAK buat pulang. Dia tidak diperbolehkan masuk dan setelah lama tertahan, dia menyerah dan meminta harta dia yang masih tersisa.

Ternyata si Om meminta perhiasan dia yang masih dipegang si Tante berupa kalung dan cincin kalau dijual bisalah menghasilkan 10jt. Semua perhiasan lantas diserahkan sambil diultimatum kalau semua harta dia sudah dia ambil.

.................................................................................

1 bulan kemudian, si Om kembali datang dengan muka memelas sambil membawa tas besar berisi pakaian dia. Dia memohon supaya bisa kembali lagi dan ketika ditanya kemana duit hasil jual kalung dan cincin, si Om bilang uangnya dipakai untuk membantu biaya pengobatan Ibunya.

Ketika ditanyakan ke saudaranya ternyata si Om ketahuan berbohong karena dia tidak pernah membantu sepeser pun! Lantas kemana uangnya? Ya jelaslah, duitnya pasti dipakai buat si Tante GUESS!

Gila gak sih, disaat duit udah kritis dan udah habis-habisan, si Om masih bisa-bisanya merendahkan diri hanya untuk memuaskan selingkuhannya. Si Cece meyakini si Om pulang sebenarnya hanya cara untuk 'morotin' duit si Cece termasuk mengejar sertifikat rumah yang dikontrakan supaya bisa dia jual.

Jadi kalau ada yang bertanya ke gua "Apakah orang yang pernah berselingkuh PASTI nanti akan berselingkuh lagi?", gua bisa jawab 'sangat mungkin' kalau melihat kisah si Om dan selingkuhannya. Entah sudah berapa rupiah yang dia habiskan termasuk kebahagiaan istri dan anaknya hanya untuk selingkuhannya.

Kalau si Om gak aneh-aneh ya, dia harusnya sudah menikmati masa pensiunnya dengan enak di rumah. Makan bakso urat jumbo sambil nonton sinetron AZAB di Indosiar dan pergi liburan ke Eropa or Jepang TAPI karena si Om sudah terjatuh dalam perselingkuhan ya pasti dia bakalan susah buat lepas.

Si Om kini hidup terlunta-lunta dengan menumpang hidup di rumah salah satu saudaranya. Meskipun masih kecewa dan marah besar, si Cece yang gua tahu masih rutin mengirim makanan dan uang buat si Om lewat saudaranya.

.....................................................................

"Sayang, kamu mungkin selingkuh gak?" tanya pasangan beberapa waktu yang lalu

"Enggak cayang, gak ada modalnya juga"

"Jadi kalau ada modalnya, selingkuh dong"

Ehm...Ehm.....

Minggu, 07 Februari 2021

Tuker Kado

Salah satu kegiatan rutin yang biasa gua lakukan di awal tahun adalah tuker kado di Gereja. Untuk harga kado biasanya minimal 25rb dan diusahakan bukan makanan agar bisa disimpan dan dipakai.

Jangan membayangkan kadonya mirip artis sosialitas seperti Tas Hermes atau dompet Louis Vuitton. Untuk sekedar membayangkan pun mendingan jangan deh. Berat, kamu gak bakalan kuat biar aku saja.

Beberapa tahun lalu gua pernah dapat jackpot dapat hadiah KESET KAKI merk Alfamart. Ini keji bener yang ngasih, kenapa dari banyak barang di Alfamart harus KESET KAKI sih?

Sumpah deh, gua lebih ikhlas dapat KWACI merk Cap Gajah ketimbang KESET KAKI. Tahun depannya lebih miris. Diumumkan kalau minimal harga barang adalah 25rb dan gua dapat kado isinya duit 25rb pas.

SERIUS. Gua dapat amplop dalam dus isinya duit 25rb. Iya emang kita disuruh kasih barang minimal 25rb tapi gak duit NO BAN GO juga yang dikasih cuy

Gua pernah mengusulkan kalau kita ganti konsep tuker kado. Jadi konsep yang gua usulkan adalah konsep kocok nama. Jadi masing-masing dari kita ambil secarik nama secara random. Kalau misalkan gua dapat nama 'Ben' artinya gua beliin hadiah buat si Ben. Menurut gua ini lebih efektif karena kita bisa lebih tepat sasaran.

Misalnya si Ben suka ngopi, gua jadi bisa beliin Nestcafe serenceng. Tetapi gak tau kenapa, cara ini lagi-lagi kurang efektif. Ada salah satu teman yang dapat nama gua dan sedikit banyak dia pasti tahu-lah kesukaan gua.

Eh gua malah dikasih BONEKA MARIO BROSS. Yang bener aja lah, masak iya gua dikasih BONEKA MARIO BROSS sih? Kalau gua dikasih TAMIYA gua masih terima, kenapa harus BONEKA sih?

.........................................................................

Belajar dari pengalaman gua itu, setiap tahunnya gua gak mau terlalu berekspektasi soal hadiah yang gua terima. Gua pun gak mau ngoyo cari kado, biasanya gua cari barang yang ada di rumah gua yang masih baru dan layak.

Nemu tumbler ya gua kasih tumbler. Nemu buku rohani ya gua kasih buku rohani biar yang baca makin dapat siraman rohani, hahaha

Di tahun 2021 ini, gua bungkus buku dan kaset rohani masih segel. Terberkatilah siapapun yang mendapatkan ini buku dan kaset rohani dari gua.

Tuker kado pun dimulai. Kado mulai diputar sambil diiringi sebuah lagu. Gua memilih untuk kalem, santai aja. Kalau dapat yang gak sesuai keinginan ya santai aja terus kalau dapat kado yang bagus ya anggap rejeki.

Setelah berulang beberapa kali, gua dapat sebuah kado yang bentuknya menyerupai kaos. Ya mayanlah dapat kaos buat kaos tidur

Gua buka dengan santai, bentuknya lipatan berwarna ungu. Ini apaan ya, gua tilik tilik kok bentuknya kayak handuk bukan kaos.

Kalau isi hadiahnya handuk, gua masih bersyukur banget deh. Mayanlah handuk buat 'itu' di WC maksudnya buat lap badan setelah mandi.

Tapi kok kayak bukan handuk ya soalnya ada pegangannya. Benda menyerupai kain itu dibungkus kertas plastik bening.

Gua buka dengan perlahan dan benda itu mulai menampakkan rupanya. Warnanya pink terang genjreng dan isinya adalah TAS BELANJAAN dengan tulisan 'SELAMATKAN BUMI, KURANGI PENGGUNAAN TAS KRESEX' eh KRESEK maksudnya.

Di saat yang lain dapat tumbler, alat bikin kopi, sampai yang gua liat paling bagus dapat power bank eh gua malah dapat TAS BELANJA KE PASAR buat selamatkan lingkungan lah.

Tas pink dengan logo Eco Friendly itu gua genggam. Gua menunjukkan wajah senang padahal hati ingin menjerit.

"Gimana puas dengan hadiah yang diterima?"

"Puas banget!" gua menjawab paling lantang dan keras.