Selasa, 29 Desember 2015

Jangan Lupa Bahagia

"Jangan Lupa Bahagia"

Kalimat itu gue dapet dari status facebook temen gue beberapa hari yang lalu. Gak ada yang kasih jempol dan gak ada yang comment tetapi entah kenapa cukup membekas di pikiran gue.

Gara-gara baca status itu, gue jadi mikir, kapan ya terakhir gue merasa bahagia? Menurut gue ada perbedaan antara kondisi dimana kita merasa 'sangat senang sekali' dengan kondisi dimana kita merasa 'bahagia'

Gue kemudian mencoba mengingat-ingat moment yang membuat gue merasa bahagia. Saat masih kecil, gue pernah ngerasa bahagia banget saat Nyokap gue ngebeliin VCD SmackDown bajakan karena saat itu gue lagi bener-bener ngefans banget dengan yang namanya SmackDown.

Beranjak ke remaja, gue pernah ngerasa bahagia banget ketika gue iseng-iseng nulis terus hasil tulisan gue dimuat di koran terus dikasih honor 250rb. Waktu gue nembak cewek dan diterima, gue juga ngerasa bahagia banget.

Tapi seiring berjalannya waktu hal yang awalnya membuat gue merasa 'bahagia' lama-lama berubah menjadi tahap 'sangat senang sekali' dan akhirnya masuk ke tahap 'biasa saja'

Apalagi kalau hal tersebut terjadinya secara berualang seperti saat gue menulis. Awalnya bahagia bisa dimuat tapi karena belakangan sudah rutin dimuat di Majalah ya gue akhirnya merasa biasa saja.

Iya, biasa saja karena kadar bahagianya sudah berkurang karena berulang.

Gue punya temen namanya si Gatot. Dalam 1 Minggu gue sering banget mampir ke kostnya yang kebetulan deket kampus.

Kalau ditanya ngapain gue kost si Gatot, tambahin kata 'numpang' di kata-kata berikut ini: (numpang) tidur, (numpang) makan, (numpang) toilet, dan numpang-numpang yang lain. Kalau lagi kemaleman biasanya gue nginep di Kost si Gatot ini.

Suatu hari ketika gue lagi berkunjung, si Gatot tampak lagi bete parah. Mukannya kuyu kayak habis dicabuli di angkot. Ditanya juga jawabannya awur-awuran. Setelah gue desek-desek nanya kenapa dia bete, dia cerita kalau dia lagi bete gara-gara sepatu converse asli yang baru beli (harga 600rb) hilang di Masjid pas lagi Jumatan.

Pas gue denger cerita itu, aslinya gue pengen ketawa ngakak. Bisa-bisanya sepatu Converse dicuri. Malingnya tau barang bagus nih. Tapi menurut gue ada unsur kelalaian dari si Gatot ngapain juga Jumatan pake sepatu bagus.

"Gue doain orang yang curi sepatu Converse gue, jempolnya nempel ama sepatu gue yang dicuri" kata si Gatot sambil coret-coret sepatu Converse dia yang lama.

Pas gue perhatiin, dia lagi nulis "Cepat lulus ya Tot" di sepatu Converse dia yang lama. Alasan dia corat-coret sepatu biar kelak sepatu dia gak dicuri lagi kalau lagi Jumatan di Masjid. Maling juga tentu mikir kalau mau curi sepatu yang sudah dicorat-coret model gitu.

"Gue boleh bantu coret-coret di sepatu yang sebelah kanan?" tanya gue

"Sok aja"

Sambil asyik dengerin si Gatot cerita, gue tulis pake spidol di tepi sepatu itu "Mampus lu Tot" dan pas dia baca tulisan gue, komentarnya cuma satu "Anj*ng lu San"

Hahahahahaha

Sementara Gatot masih asyik coret-coret, gue lagi (numpang) tidur sambil baca buku Inferno (Dan Brown) yang baru gue beli. Keadaan hening karena masing-masing punya kesibukkan sendiri.

Gak berapa lama terdengar suara chat masuk di HP Gatot dan Gatot yang tadinya keliatan bete habis langsung bersorak kegirangan penuh suka cita seperti baru mendengar sangkakala dari surga.

Gue pikir mungkin isi chatnya gini "Selamat Sdr Tri Gatot, anda memenangkan hadiah berupa kapal pesiar dengan tambahan para gadis molek berbikini yang siap melayani anda. Dari program undian Bank BTN" tapi gak taunya kagak. 

Isi chatnya cuma "Dimana?" Yang ngirim adalah kecengan si Gatot.

Gue yakin sih kalau yang nanya "Dimana" itu Nyokap si Gatot dia gak bakalan penuh suka cita kayak gitu tetapi karena yang kirimnya kecengannya, lonceng surgawi seolah bergema untuk Gatot.

Dia nunjukkin HPnya ke gue sambil tertawa bahagia. Rasa KZL gara-gara sepatu dicuri langsung berganti dengan kebahagiaan. Gak lama setelah itu dia langsung cuci muka sambil ganti baju bagus.

Jam sebenarnya sudah menunjukkan pukul 9 Malam tapi buat seorang Gatot malam hari bukanlah sebuah halangan ketika seorang gadis yang kita sayangi ngajak ketemuan.

"San, gue pergi dulu ya. Kalau lu mau nginep, kuncinya lu simpen dibawah karpet ya. Jangan lupa tutup korden kamar juga. Di bawah rak ada biskuit. Kalau lu mau, abisin aja"

SWT, dari tadi gak ditawarin biskuit. Giliran seneng baru deh ditawarin biskuit. Meski gak secara ekspilisit diungkapkan, gue tau kalau Gatot itu sedang BAHAGIA.

Iya, bahagia. Saat orang merasa bahagia, semua unsur negatif yang sebelumnya ada dalam diri kita untuk sesaat pasti langsung berganti dengan hal-hal positif yang membuat kita bahagia.

Ah, kapan ya terakhir gue ngerasa bahagia kayak si Gatot? Rasanya tahap 'bahagia' gua akhir-akhir ini masih dalam tahap 'senang sekali' belum mencapai level 'bahagia'

Besoknya setelah pulang dari Kost Gatot, Nyokap gue ngabarin kalau Magic Jar di rumah rusak jadi susah kalau bikin nasi putih. Biasanya sih soal kayak gini dicover oleh kakak tetapi karena kakak saat itu lagi gak ada, gue berinisiatif ngajak Nyokap beli Magic Jar baru.

Setelah milih Magic Jar, gue traktir Nyokap gue makan di Ampera karena Nyokap gue paling doyan di mamam di Ampera. Sambil makan, kita cerita-cerita banyak hal dan ada kebahagiaan tersendiri saat liat Nyokap senang.

Pulang belanja, di jalan gue ngeliat ada Kakek tua jualan ikan. Gue kemudian menepi dan beli ikan ke si Kakek padahal gue sendiri gak punya kolam atau akuarium di rumah.

Gue beli 20rb dan ketika gue beli si Kakek terlihat bahagia sekali. Dia berulang kali bilang terima kasih sampai gue ngerasa gak enak

Sedia Ikan sebelum digoreng
Nyokap gue juga bingung ngapain gue beli ikan karena dia yakin ini ikan pasti bakalan jadi almarhum keesokan harinya. Ya kalau ditanya kenapa gue beli ikan ya gue cuma kasihan ama si Kakek tua.

Gue merebahkan diri di atas kasur. Mata gue lagi menerawang ke sekitaran kamar gue. Gue menatap poster Star Trek dengan tatapan kosong sambil kembali bertanya ke diri gue sekali lagi.

"Kapan ya terakhir kali gue ngerasa bahagia banget?" Gue teringat gimana bahagianya si Gatot gara-gara diajak jalan ama kecengannya. Gue juga jadi keingetan gimana bahagianya Nyokap gue tadi pas makan bareng dan gak lupa betapa bahagianya si Kakek penjual Ikan ketika gue beli ikannya.

Mungkin... Di detik itu, gue merasa bahagia... Mungkin....

Senin, 30 November 2015

Naskah Drama Natal Youth GSPDI Filadelfia Baranangsiang

Narator: Apa yang paling membuat kamu bahagia? Kalau hal itu ditanyakan kepada kita pasti banyak pilihannya. Ketika kita diberi kesehatan, berkat yang melimpah atau pasangan yang setia mungkin itu hal-hal yang bisa membuat kita bahagia. Tetapi untuk Roy, bahagia adalah hari ini. Hari dimana ketika dirinya telah resmi lulus dari Universitas Barsi dan menjadi Mahasiswa Teladan untuk angkatan dia. Karena prestasinya tersebut maka Roy diberi kesempatan untuk berbicara di hadapan ribuan mahasiswa di hari wisudanya tersebut:

Roy (diperankan oleh Rio): "Saya ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus karena karurnianya yang begitu luar biasa sehingga saya bisa berdiri disini. Terima kasih juga untuk Bunda saya yang tidak lelah untuk memberi support yang luar biasa kepada saya. Apalah aku ini tanpa support dan doa Bunda aku"

Narator:  Karena prestasinya yang luar biasa membanggakan tersebut maka tanpa banyak test, Rio langsung diterima bekerja di Sebuah perusahaan pelayaran terkemuka di Indonesia. Tanpa banyak istirahat, per Minggu depan Rio sudah harus mulai bekerja dan berlayar ke sebuah daerah di Afrika untuk mulai melakukan penelitian.

Bunda Rio (diperankan oleh Ola): "Nak, semenjak Ayahmu tidak ada cuma kamu dan adik kamu Torrie (diperankan oleh Lay) yang menjadi harapan untuk Mama. Masa depan kamu masih panjang, Mama akan selalu mendoakan kamu dan menunggu kamu pulang. Jangan lupa buat kasih kabar ke Mama ya Roy"

Roy: "Iya Ma, setiap peluh keringat yang Mama keluarkan untuk aku, aku janji akan mengganti peluh keringat tersebut dengan butiran permata. Ma, tetap sabar menanti aku pulang ya. Jangan lupa doakan aku juga (mereka berpelukan).

Torrie:"Lu gak balik juga sebenarnya gak ada yang peduli Kak. Kalau pulang, bawa duit yang banyak. Awas siah kalau gak bawa apa-apa!"

Bunda Rio: "Dek, kamu gak boleh berbicara seperti itu. Melihat Kakak bisa pulang dengan selamat saja, Ibu sudah senang"

Torrie: "Tapi Bu? Demi menyekolahkan Kakak, Ibu harus banting tulang jual kue Dorayaki aneka rasa di Sekolah-sekolah. Pengorban Ibu harus dibayar setimpal!"

Bunda Rio: "Apapun yang Ibu lakukan, itu semua untuk kebaikkan Anak-Anak Ibu. Setelah Roy lulus sekarang tugas Ibu untuk membuat kamu lulus dan menjadi sarjana seperti Kak Roy"

Torrie: "Ah Ibu! Selalu saja membela kakak Roy. Sebel, sebel, sebel!"

Roy: "Jangan ngomong seperti itu Tor, rasa sayang Ibu ke Kakak sama seperti rasa sayang Ibu ke kamu"

Torrie: "Gandeng ah"

Narator: "Tidak lama setelah Roy lulus dari Universitas Barsi, Roy langsung diterima bekerja di sebuah perusahaan pelayaran internasional. Pekerjaan ini mengharuskan Roy untuk meninggalkan Ibu dan Adiknya karena Roy diharuskan ikut berlayar. Tetapi kehidupan di kapal ternyata tidak seindah yang dibayangkan, Roy mulai salah langkah dan mulai terlibat dengan minuman-minuman keras, ganja hingga main perempuan"

Gadis 1 (diperankan oleh Fani): "Ayo Roy minum terus. Baru 3 gelas nih."

Gadis 2 (diperankan oleh Tetta): "Ayo-ayo-ayo. Kalau ini sudah habis nanti langsung tambah lagi ya!"

Gadis 1: "Rossa, tolong ambilkan daun kering yang ada di bawah guci. Roy harus coba nih."

Gadis 2: "Siap. Kalau Roy sudah coba yakin deh dia gak bisa lepas dari daun itu"

Gadis 1 + Gadis 2 (kompak tertawa bersama)

Gadis 1: "Nih Roy kamu harus coba daun ini. Daun ini bisa bikin kamu semangat kerja (Fani menawarkan samnil menyuapi ke mulut Roy"

Roy (setengah mabuk): "Daun apaan sih ini. Awas aja kalau ampe gak enak ya. Hahahahahaha"

Gadis 2: "Gimana Roy rasanya? Enak?"

Roy (sambil mengunyah): "Rasanya luar biasa! Tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Aku mau daun ini. Hahahahaha

Narator: "Begitulah Roy. Roy yang seharusnya bekerja dengan tekun malah melangkah ke pergaulan yang salah. Padahal tanpa Roy tau, hampir setiap hari Ibunya mendoakan Roy agar dia menjadi orang yang sukses tetapi tetap takut akan Tuhan.

Ibu Roy: "Ya Tuhan, biar aku tidak tau apa yang Roy lakukan di luar sana, aku tetap berharap supaya Roy bisa menjaga diri. Jauhkan dia dari hal-hal yang tidak berkenan di hatimu. 

Torrie: "Ma! Dibanding doain si Roy terus mending sini siapin makanan buat aku. Aku lapar baru pulang dari sekolah!"

Ibu Roy: "Iya sebentar ya Nak!"

Torrie: "Kalau sampai dalam 5 menit gak ada makanan di atas meja makan, liat aja ya Bu!"

Ibu Roy: "Iya, iya Ibu siapkan"

Narator: "Roy semakin tenggelam dengan kehidupan kelamnya. Selama di kapal, Roy semakin jauh dari Tuhan dan melupakan Tuhan. 20 hari berlalu, Roy akhirnya mendapat batunya. Kapal laut yang ditumpangi oleh Roy dibajak oleh Bajak Laut terkenal bernama Nia Jax. Nia Jax terkenal sebagai penguasa lautan, selain suka menjarah dia juga akan menjadikan buruannya sebagai budak untuk dirinya.

Nia Jax (diperankan oleh Diana): "Hahaha, kalian kurang ajar! Kalian tidak tau ya siapa itu Nia Jax! Barangsiapa yang dengan berani-beraninya melewati daerah teritori Nia Jax maka akan diberi 2 pilihan.

Kapten Kapal (diperankan oleh Stefanus Adrian): "Apa itu pilihannya?"

Nia Jax: "Pilihan pertama adalah kapal yang kalian tumpangi akan menjadi milik kami dan kalian akan kami biarkan selamat!"

Kapten Kapal; "Apapun pilihannya yang penting kami dan seluruh penumpang Kapal ini dibiarkan selamat tanpa ada yang terluka sedikitpun!"

Nia Jax: "Jadi kalian memilih pilihan pertama. Ok, kalau begitu. Kapal kalian beserta isinya sekarang menjadi milik kami"

Kapten Kapal: "Sekarang bebaskan kami semua! Dan sediakan kami sekoci kecil agar kami bisa mencapai pulau terdekat dari sini!"

Nia Jax: "Eits kalian belum mendengar pilihan kedua. Pilihan kedua adalah setelah kapal kami ambil maka kalian akan kami biarkan di lautan lepas. Jika kalian tidak ingin mati di lautan lepas maka kalian harus menjadi budak kami. Hahahahahahahahahahahaha"

Kapten Kapal: "Jahanam kau Nia Jax! Setelah kapal kini kalian mau menjadikan kami budak!"

Nia Jax: "Salahkanlah kehidupan yang kejam ini capt! Jangan salahkan saya ye. Hahahahaha"

Narator: Dibanding menjadi budak, beberapa awak kapal memutuskan untuk menceburkan diri ke lautan tanpa tau bagaimana bahayanya berada di tengah lautan tanpa ada perbekalan, sekoci. Roy termasuk salah satu orang yang menceburkan diri ke lautan karena tidak mau menjadi budak. Setelah terombang ambing di lautan lepas, Roy terbawa hingga ke sebuah pulau kecil tidak berpenghuni. Roy hanya seorang diri berada di pulau tersebut. Mungkin ini adalah sedikit waktu yang diberikan Tuhan untuk Roy agar Roy bisa memperbaiki sikap dan merungkan dosa-dosanya

Roy: Sudah hampir 4 hari aku berada di Pulau ini. Tuhan, maafkanlah segala dosa-dosaku karena selama di kapal aku melupakanmu. Aku melupakan doa, aku melupakan baca kita suci. Terima kasih Tuhan karena Engkau telah menyelamatkanku, Aku percaya pertolonganmu akan datang.

Narator: Selama di Pulau kecil tersebut Roy hanya bisa merenungi semua dosa-dosanya. Roy terdampar di sebuah pulau kecil tidak berpenghuni yang mungkin tidak muncul di peta. Selama di Pulau, Roy makan buah-buahan yang tumbuh di Pulau dan dia pun memiliki sebuah 'teman' berupa batok kelapa yang diberi nama "Solomon"

Roy (berbicara dengan batok kelapa): "Jadi Solomon apa yang harus aku lakukan! Apakah harus mulai berenang agar bisa ditolong nelayan atau aku harus duduk menunggu disini hingga pertolongan datang. Bagaimana menurutmu?"

Roy: "Ok, ok baiklah. Aku akan menunggu disini. Aku akan mencoba membuat sebuah api agar terlihat oleh nelayan."

Narator: Berita soal pembajakkan kapal tersebut ternyata sudah terdengar hingga telinga Ola. Meskipun banyak yang menyuruh Ola untuk mengikhlaskan Roy tetapi Ola masih percaya jika Tuhan melindungi Roy dan Roy masih hidup. Hampr setiap hari Ola menunggu anaknya di Dermaga Kapal sambil berharap Anaknya pulang dengan selamat. Tetapi berbeda dengan Ola, Torrie malah senang jika Roy tidak ada karena dengan Roy tidak ada berarti seluruh warisan Ibunya akan menjadi milik Torrie.

Torrie: "Sekarang si Roy sudah tidak ada. Dengan begini seluruh harta Ibu akan menjadi milik gue. Gak banyak sih tapi lumayanlah buat dipake dugem di club.

Torrie (berbicara di telpon): "Hello Cyin, jemput eike ya hari ini. Kita ke klub hari ini buat merayakan matinya kakak gue si Roy. Hahahahahahaha"

Narator: Sudah hampir 1 bulan berlalu dan Roy ternyata masih hidup di pulau kecil tersebut. Roy yang sempat menjauhkan diri dari Tuhan kini mulai kembali berdoa dan mendekatkan diri dengan Tuhan. Roy percaya segala musibah ini bukanlah sebuah hukuman dari Tuhan tetapi sebuah kesempatan untuk Roy agar dirinya bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Roy: "Tuhan terima kasih untuk segala penyertaanmu yang begitu luar biasa. Meskipun aku sendiri di Pulau ini, aku masih diberi kesehatan. Aku pun tidak kekurangan makanan terima kasih Tuhan untuk segala penyertaanmu yang begitu luar biasa ini. Aku tidak tau sampai kapan aku berada di Pulau ini tetapi satu yang pasti aku yakin pertolongan akan segera tiba.

Narator: Dan benar saja. Tidak lama setelah Roy berdoa seperti itu, seorang nelayan bernama Sami melintasi Pulau itu. Dengan sigap Roy langsung berteriak memanggil nelayan itu

Roy: "Tolong, tolong. Help Help. Tolong tolong. Help Help"

Sami: "Bagaimana ceritanya kamu bisa terdampar disini? Kamu berada di Pulau terluar yang jarang sekali dikunjungi orang. Apalagi banyak buaya disini yang bisa kapan saja menerkam kamu!"

Roy: "Panjang sekali ceritanya. Tolong bantu aku, aku tinggal di Bandung. Tolong bawa aku dermaga Bandung. Tolong aku. Tuhan akan membalas kebaikkanmu kelak.

Sami: "Kau mengenal Tuhan juga? Ternyata kita mempunyai Tuhan yang sama. Sebenarnya aku sama sekali tidak ada rencana untuk melintasi pulau kecil ini tetapi entah mengapa suara hatiku mengatakan aku harus melintasi Pulau ini. Mungkin ini adalah suara Tuhan. Ayo ikut aku, lebih baik kamu istirahat saja dulu di rumahku

Narator: Pertolongan Tuhan memang selalu tepat waktu. Tepat 1 bulan setelah kapal Roy dibajak, Roy akhirnya diselamatkan oleh seorang nelayan yang baik dan taat kepada Tuhan. Sebelum hendak dibawa ke dermaga, Roy dipersilahkan untuk beristirahat di rumah milik Sami. Disana mereka berbagi cerita tentang betapa luar biasanya Tuhan buat kehidupan mereka.

Roy: "Aku sebenarnya malu untuk pulang Roy. Aku telah mengecewakan Ibuku bahkan aku sempat menggunakan narkoba selama di kapal. Aku yakin Ibuku akan sangat kecewa kepadaku"

Sami: "Wajar jika Ibumu kecewa tetapi Ibumu akan sangat kecewa lagi jika kamu kembali lagi ke dosa lamamu itu. Aku yakin Ibumu setiap hari selalu mendoakan dan selalu berjaga untuk menunggu kehadiranmu"

*Roy mulai menangis dan menenggelamkan muka ke kedua tangannya. Sami menepuk-nepuk punggung Roy untuk menguatkan Roy*

Narator: Dan benar saja seperti apa yang dikatakan Sami. Setiap hari Ola berdoa dan berjaga di Dermaga menunggu kedatangan Roy. Hingga akhirnya di suatu sore, Ola melihat kedatangan anaknya Roy

Roy (dari kejauhan): "Ma, ini aku Roy. Aku selamat Ma"

Ola (sambil terisak): "Kamu telah kembali. Mama percaya kamu masih selamat Nak. Hampir setiap hari Mama menunggu disini. Mama percaya waktunya akan tiba"

Roy (sambil memeluk Ola): "Maafkan Roy Ma, selama di kapal Roy jauh dari Tuhan. Mungkin ini adalah hukuman dari Tuhan karena dosa Roy di kapal Ma"

Ola: "Tuhan tidak pernah menghukum Anaknya Roy. Apapun yang terjadi di kehidupan kamu itu adalah rencana Tuhan yang selalu mendatangkan kebaikkan untuk hidup kamu"

Torrie (terlihat geram): "Ma, sudah denger kan si Roy ngapain aja di kapal. Liat kelakuan dia, apa Mama gak malu punya Anak seperti dia!"

Ola: "Kamu tidak boleh berkata seperti itu . Mama juga tau selama ini kamu sering keluar Malam, sering pesta sampai Malam. Tapi Mama hanya diam saja dan tetap mendoakan kamu supaya kamu bisa kembali dekat dengan Tuhan. 

Roy: "Jika kakak mempunyai salah, kakak minta maaf ke kamu . Hari Minggu kita pergi ke Gereja bersama ya

Torrie (menahan tangis): "Maafkan aku kak, maafkan aku Ma"

Drama diakhiri dengan adegan berpelukan antara Roy, Torrie dan Ola

Narator: Tuhan tidak pernah melakukan kesalahan ketika Dia menaruh dirimu pada suatu keadaan karena segalanya akan menjadi Indah pada waktunya. Jangan pernah mengeluh untuk sebuah permohonan kita yang belum Tuhan jawab sementara begitu banyak mukjizat sudah kita terima tanpa kita pernah memohon. Mungkin banyak hal yang awalnya tidak kita pahami saat kesulitan datang silih berganti. Namun satu yang kita tau pasti, Tuhan tidak akan pernah membiarkan kita jalan sendiri. Dan ingat, Tuhan tidak pernah lalai tentang usahamu, harapanmu dan doa-doamu. 
Percaya saja, Tuhan mengenggam semua doa lalu dilepaskannya satu per satu di saat yang paling tepat. Berdoa dan berjaga jagalah selalu.

NB: Naskah selesai pada tanggal 30 November 2015 jam 19:44. Terima kasih untuk Teh Tarik Nestcafe dan chiki Chuba yang setia menemani.

Story & Skenario By Stefanus Sani

Senin, 23 November 2015

Semakin Menua

Saat usia gue 22 menuju 23 tahun, setiap gue bangun Pagi yang selalu ada di pikiran gue adalah 'umur tiap hari bertambah, bakalan jadi apa ya gue 3-5 tahun dari sekarang'

Pertanyaan-pertanyaan itu sering menghampiri gue di setiap Pagi. Ada sedikit rasa khawatir kalau masa depan gue ternyata gak sekeren seperti yang gue perkirakan.

Jalan hidup yang gue tempuh memang agak sedikit beda dengan kebanyakkan orang. Kalau orang lain mungkin bakalan selesein kuliah terus kerja kantoran untuk mengejar karir setinggi-tingginya, gue sedikit beda.

Cita-cita gue dari dulu adalah menjadi seorang pengusaha sukses (uhuk) yang bisa kasih gaji ke orang bukan jadi karyawan kantoran yang tiap bulan nerima gaji.

Ketika usia gue 22 tahun, gue sudah punya penghasilan yang lumayan, gak kalah deh ama orang yang kerja kantoran. Tapi meskipun begitu tetap saja ada kekhawatiran kalau kelak usaha gue itu macet dan masa depan gue menjadi suram.

Titik balik hidup gue terjadi di tahun 2013 saat gue ditinggal pacar. Mungkin itulah salah satu patah hati terhebat yang pernah gue alami semenjak gue lahir di dunia. Patah hati pertama gue adalah ketika sinetron Amigos de Siempre tamat di SCTV pas gue SD.

Gue yang sebelumnya bisa-bisa aja move on dari mantan pacar kala itu sangat kesulitan buat sekedar merelakan dia. Hati gue lebih mirip permen nano-nano, rame rasanya. Ada sakit hati, ada sedih, ada luka, ada rasa gak mau kehilangan semuanya bercampur menjadi satu.

Apalagi setelah tau fakta kalau gak berapa lama putus dia sudah jadian ama orang lain yang profile dirinya lebih tinggi dibanding gue, makin hancur hati gue.

Selama berhari-hari gue lebih banyak mengurung di kamar, gak ngapa-ngapain. Cuma tidur-tiduran sambil memikirkan hubungan kita yang kandas dengan sempurna. Kalau lagi bosen gue nyalain laptop nonton SmackDown kalau udah bosen ya gue tidur-tiduran lagi.

Tanpa gue ngomong, Nyokap gue sudah tau ada gelagat yang gak beres dari gue. Anehlah, biasanya gue ngomong terus dan ngunyah terus kalau di rumah ini kenapa tiba-tiba jadi pendiem kayak peri gini.

Mungkin karena tau ada gak beres ama gue, dia dateng ke kamar gue. Tanpa gue sempet cerita, gue langsung nangis sejadi-jadinya. Sudah lama banget gue gak nangis karena terakhir kali gue nangis itu ya pas gue masih SD saat Amigos berhenti tayang di SCTV.

Belum gue cerita, Nyokap sudah tau kalau ini pasti masalah cinta citata eh cinta-cintaan. Saat itu Nyokap cuma bilang "Gak usah hubungin dia lagi, buktikan kalau kamu juga bisa sukses"

Iya bener. Gue harus sukses. Gak ada cara 'balas dendam' terbaik selain kamu harus buktikan kalau kamu bisa juga sukses dengan jalan yang lurus. Biarpun gue nakal tetapi untungnya gue tidak berpikir untuk memakai-memakai cara-cara picik untuk balas dendam ke mantan.

Ada kenalan gue di facebook yang baru putus ama pacaranya, kerjaannya adalah mengumbar keburukan mantan lewat status. Selain mengumbar ada juga yang memaki-maki, ngatain atau yang paling parah adalah menjelek-jelekkan mantannya ke pacar mantan yang sekarang.

Atau yang lebih konyol dan banyak dipakai adalah pake akun klonengan (palsu). Cara ini banyak dipakai oleh beberapa orang yang bermental rendah. Caranya bikin 3-5 akun klonengan, kasih foto cewek cantik yang bisa diambil dari Instagram orang terus kasih nama bagus.

Setelah itu baru deh, akun klonengan itu bergerilya, muji-muji diri sendiri. Contohnya gue bikin akun klonengan terus gue kasih nama bagus Kezia Saphira. Nah akun Kezia ini bakalan gue pake buat muji-muji diri gue sendiri di akun facebook gue.

Gue sering banget ketemu ama yang model gini. Si akun palsu ini biasanya nulis "Aku gak nyangka ada cewek yang tega ngejahatin kamu" atau "Tenang Kak, Tuhan pasti membalas semua perlakuan di ke kamu" atau yang lebih parah "Aku mau kok jadi pengganti dia di hati kamu. Kak, jangan pergi ya"

F**K!

Kadang gue bingung ini orang apa gak tau malu ya. Sebego-begonya orang pasti taulah kalau itu akun klonengan yang baru dibikin. Cara-cara kampungan seperti itu jelas gak gue pakai karena menggambarkan kualitas diri kamu.

Puncak titik balik gue terjadi saat suatu Malam. Karena putus cinta itu gue jadi susah banget tidur padahal sebelumnya gue gak ada masalah dalam hal tidur. Iseng-iseng gue stalking mantan dan yes akhirnya gue menemukan 'sesuatu' yang kelak akan merubah hidup gue.

Gue gak bisa bilang apa gue yang dapat ketika gue sedang stalking tapi itu rasanya luar biasa menyakitkan. Gue ngerasa semua darah di tubuh gue naik ke atas kepala yang bikin gue pusing luar biasa dan makin susah tidur.

Di Malam itu, masih banyak pertanyaan yang sebenarnya ingin gue tanyakan ke dia tetapi gak mungkin juga gue tanyakan. Gue jadi seolah bermain monolog, bertanya dan mencari jawabannya sendiri tanpa tau itu bener atau salah.

Ingatan gue jadi melayang 3 bulan sebelum kita putus. Kita berempat (bareng 2 orang temen) lagi berada di sebuah floating market dan melihat ada penyewaan perahu dia ngajakkin buat sewa perahu dan muterian danau kecil.

"Yakin berani gak nih" tanya gue penuh ragu karena gue tau banget karena dia itu takut banget tenggelam karena gak bisa berenang.

"Yakin, ayo main" kata dia. Biar keliatan profesional, kita mulai atur strategi. Gue kebagian di bangku belakang dan dia tepat berada di depan gue. Perahu ini bisa dinaiki oleh 4 orang sekaligus dan agar maju kita harus mengayuh perahu tersebut. Kita bahkan sudah janjian untuk mengayuh perahu sambil memekikkan "Dji Sam Soe" biar mirip iklan rokok di TV.

"Yakin gak nih. Kalau gak yakin mending jangan deh. Kita muter-muterin kebun aja yuk" Gue berusaha meyakinkan dia karena harga sewanya lumayan mahal juga 90rb buat 30 menit saja. *pelit*

"Yakin, yakin"

Dan apa yang gue takutkan terjadi juga. Baru naik dan mulai mengayuh, dia sudah mulai goyah dan nyaris nangis gara-gara ketakutan. "Udah, udahan balik lagi" kata doi setengah menjerit karena takut tenggelam.

Perasaan baru aja 20 detik lepas landas masak sekarang udah balik lagi. Malu juga rasanya balikkin ini perahu ama pengayuhnya ama yang jaga perahu. Mungkin ini adalah rekor tercepat sepanjang sejarah di tempat penyewaan perahu.

Ya ini juga seperti hubungan kita. Awalnya kita yakin kalau hubungan ini bisa lancar dan mulus tanpa halangan, kita pun sudah mulai berpikir untuk melangkah ke level yang lebih tinggi lagi. Ya tapi akhirnya ketakutan-ketakutan itu yang membuat hubungan kita jadi karam.

Persis seperti kita naik perahu itu. Awalnya yakin tapi di tengah jalan akhirnya karam.

Jam sudah menunjukkan jam 4 subuh dan gue masih belum bisa tidur. Luka di hati masih sulit disembuhkan walaupun gue sudah berupaya buat ikhlas.

Setelah lama merenung dan berpikir akhirnya gue ambil keputusan besar, hari ini bakalan jadi titik balik gue. Gak usah banyak wacana atau ngumbar banyak janji tapi yang terpenting adalah langsung bergerak.

Hmm, cara terbaik untuk menyembuhkan luka hati menurut gue adalah berdamai dengan diri sendiri dan meyakinkan kalau semuanya akan berjalan dengan baik-baik saja.

Awal-awal mulai menjalankan usaha ternyata tidak semulus yang dikira. Yang paling kentara adalah soal waktu. Gue selalu berusaha menjaga nama baik gue di mata pembeli salah satunya dengan cara tepat waktu ketika kirim barang.

Tetapi yang menjadi masalah adalah vendor yang nerima job dari gue sering banget ngaret. Janjinya 1 Minggu akhirnya molor jadi 2 Minggu. Janjinya 2 Minggu molor jadi 17 hari.

Padahal dalam 1 hari itu banyak sekali yang bisa berubah, tudingan, sentimen bahkan ancaman sudah biasa gue terima dari para buyer.

Apalagi pas di awal-awal kita berdua cuma bikin 1 design dengan kuantitas sebanyak 12 pcs aja. Saking jengkelnya temen gue ampe bilang "San, kita tuh masih dianggap kayak sampah. Mereka lebih ngeduluin yang orderannya 3-4 lusin kalau cuma 12 mah gak akan dianggap"

Yang paling parah adalah saat produksi ke dua. Saat produksi tees/kaos yang pertama kita seneng banget karena 12 pcs habis dalam waktu 2 hari saja. Gak pikir panjang kita langsung berencana masukkin design kedua. Masalah datang ketika designer yang biasa kita pakai lagi vakum untuk sementara waktu jadi gak nerima jasa design dulu.

Setelah konsultasi dengan vendor, vendor saat itu bilang kalau mereka bisa ngakalin caranya. Bikin design tanpa pake jasa designer dan hasilnya dijamin bagus.

Kita yang saat itu masih awam percaya-percaya aja apalagi kita mikirnya bisa ngurangin ongkos produksi karena gak usah bayar untuk jasa design.

Gak berapa lama kemudian, vendor kirim contoh kaos yang jadi via BBM dan kalau diliat dari foto yang dikirim, suer hasilnya keren banget. Tanpa banyak omong, kita langsung setuju buat bikin sebanyak 2 lusin.

Kamu pernah gak lagi potong di salon terus pas ngaca di salon hasil potongannya kayak yang keren banget tapi pas ngaca di rumah hasilnya kok ternyata gak sekeren pas ngaca di salon? Gue sering banget kayak gini, pas lagi ngaca di barber gue ngerasa ganteng sendiri tapi pas ngaca di rumah naha jadi mirip Serigala yang di GGS -_-

Itulah yang gue alami saat itu. Hasil di foto beda dengan hasil jadi, gue berani bilang itu gak layak jual. Taruhannya cuma satu, kita paksain jual tapi nama baik tercoreng atau merugi 1,5 juta sebagai ongkos produksi.

Setelah berdebat lama, akhirnya kita milih mendingan rugi 1,5 juta dibanding nama baik tercoreng. Temen gue sempet drop dan kita pun sempat vakum untuk beberapa saat karena kerugian yang lumayan besar ini.

Di saat drop begini, gue langsung kembali ke motivasi awal gue. Gue berusaha meyakinkan ke partner gue itu kalau kerugian kita itu kelak akan berubah menjadi keuntungan yang berlipat. Kita mulai dari awal lagi, cari designer dan vendor yang baru lagi.

Pembagian tugas kita itu jelas, partner gue itu bergerilya di sisi produksi sedangkan gue bergerilya di sisi penjualan. Tetapi sesekali gue juga ikut terjun langsung di bagian produksi buat liat kondisi barang dan cek produksi.

Jalan 3-4 bulan hasilnya mulai keliatan. Dari awalnya cuma 12 pcs sekarang sudah tembus 150-200 pcs per bulan. Kita pun mulai merambah ke hoodie, cap, hingga varsity. Dan responnya selalu baik sampai-sampai kita jarang sekali nyetok barang karena permintaan yang tinggi.

Untuk mendekatkan diri ke pembeli, gue sering mengantar langsung pesanan ke buyer. Ini salah satu cara agar pembeli loyal. Dulu gue sering banget berpegian ampe ke Jatinangor dan Sumedang cuma buat anterin kaos ke pembeli. Pernah sudah jauh-jauh ke Padalarang eh gak taunya yang beli lagi pergi.

Hujan dan segala macam turunannya (hujan angin, hujan es, dll) sampai celana dalam basah gak ketulungan sudah jadi makanan gue saat itu. Tapi sekali lagi gue selalu menekankan ke diri gue, kalau suatu saat nanti orang-orang yang bakalan nyari gue bukan gue yang ngejar mereka.

Sekedar berbagi rahasia, saking deketnya gue juga sempet 2x pacaran dengan pembeli gue (yang cewek bukan yang cowok), hahaha. Tapi untuk cerita yang ini mungkin akan diceritakan di postingan yang lain.

Pertanyaan gue kemudian kenapa disaat gue sudah sejauh ini, kok kamu gak ada dsini?

Buat kaum hawa, kalau kamu punya pasangan yang punya potensi dan mau berusaha (gak cuma omdo) dukung dia dan support dia terus. Kalau dia yakin bakalan sukses, kamu juga harus yakin kalau kalian akan sukses bersama. Beda kasus kalau kamu punya pasangan yang kerjanya ngeluh, gak kerja apa-apa, malah ngerepotin hidup kamu itu sih harus ditinggalkan karena malah jadi benalu buat hidup kamu.

Dan buat kamu yang sedang patah hati, entah apa itu masalahnya. Yakinlah hidup kamu masih panjang, menyesal tidak akan menyelesaikan masalah. Dibanding kamu maki-maki atau ganggu mantan kamu yang sudah gak peduli lagi ama kamu mendingan kamu mulai bangkit buat menata hidup kamu.

Gue jadi teringat tentang Zenkai di Animel Dragon Ball. Zenkai adalah kemampuan yang dimiliki oleh Bangsa Saiya (Vegeta/Bezita, Son Goku, Son Gohan) untuk bertambah kuat ketika mereka mendekati kematian. Semakin mereka sering bertempur dan nyaris mati, semakin kuat pula daya tempur mereka. Gue jadi berpikir walau kita gak punya Zenkai dalam diri kita tetapi pernah ngerasa gak sih setiap kamu putus cinta atau disakiti kamu ngerasa jauh lebih kuat dari sebelumnya? Jauh lebih 'terlatih' dari sebelumnya? Bener gak?

Kalau setiap harapan kamu berjalan sesuai rencana, kamu tidak pernah belajar bahwa kecewa itu menguatkan. Jangan pernah menyerah dengan segala hal yang belum kau capai! Kamu hanya perlu berusaha lebih keras, berdoa lebih ikhlas dan bersyukur lebih banyak.

Dan percaya saja, Tuhan menggenggam semua doa. Lalu dilepaskanNya satu persatu di saat yang paling tepat....

Minggu, 15 November 2015

Terima Kasih BNI Debit Online

Karena kesibukkan saya sebagai seorang wiraswasta, nyaris saya tidak pernah memiliki waktu kosong untuk sekedar pergi bersama keluarga khususnya dengan Ibu saya.

Puji Tuhan usaha yang sedang saya lakukan memang sedang berkembang dan konsekuensinya adalah waktu yang banyak tersita untuk mengurus usaha saya tersebut.

Bahkan banyak moment yang harus terlupakan salah satunya adalah ketika Ibu saya berulang tahun. Saya pernah berjanji kepada Ibu saya ketika beliau berulang tahun kelak, saya akan membelikan 1 buah ponsel.

Ibu saya memang memiliki 1 ponsel tetapi ponsel tersebut merupakan ponsel 'warisan' dari kakak saya. Kondisinya sudah tidak bagus lagi dan sering error. 

Hari pun berlalu seperti biasa hingga di satu hari saya lupa jika besok adalah hari ulang tahun Ibu saya. Begitu saya ingat jika besok adalah hari ulang tahun Ibu, saat itu juga saya langsung mengunjungi sentra ponsel untuk membelikan Ibu saya ponsel.

Setelah berputar dan mencari-cari, sayangnya saya tidak menemukan smartphone yang Ibu saya mau, kalaupun ada barang tersebut sudah dalam kondisi second.

Malu rasanya jika membelikan smartphone sebagai hadiah untuk Ibu saya. Setelah bertanya-tanya kepada Teman saya, saya lalu direkomendasikan untuk mencari di situs-situs Online yang belakangan sedang marak (Lazada, Elevania, Bhinneka).

Saya langsung browsing ke situs-situs tersebut dan menemukan smartphone yang Ibu saya mau. Saat itu saya menemukan smartphone tersebut di situs Bhinneka.com

Masalah baru kemudian muncul ketika saya hendak melakukan pembayaran. Saya yang berniat melakukan pembayaran menggunakan E-Banking terkendala jaringan yang error karena mungkin sedang ada gangguan.

Di saat 'genting' seperti itu, saya kemudian teringat jika Bank andalan saya yaitu BNI memiliki "BNI Debit Online" yang sangat mudah dan cepat.

Saya sebelumnya belum pernah menggunakan fitur itu dan meskipun awalnya ragu akhirnya saya memutuskan untuk memakai fitur tersebut.

Dan luar biasanya, prosesnya ternyata sangat mudah dan aman. Semua prosedur saya ikuti satu per satu dimulai dari melakukan proses request VCN. Transaksinya sangat cepat, aman dan praktis tidak menyita waktu saya.

Singkat cerita, hadiah ulang tahun yang Ibu saya inginkan sampai tepat pada waktunya. Jika ada kekhawatiran dari sebagian orang tentang barang tidak sampai atau kondisi barang tidak sesuai orderan ketika membeli barang secara online, hal itu ternyata tidak terjadi kepada saya. Saya mendapatkan barang yang sesuai diorder dengan kondisi bagus dan harga yang bersaing.

Terima kasih untuk BNI karena turut serta membuat Ibu saya senang di hari ulang tahunnya. Semoga BNI bisa terus memberikan inovasi agar para nasabahnya selalu puas.

Untuk masukkan dari saya, saya harap BNI Debit Online bisa terus berpromosi dengan gencar karena masih sedikit nasabah yang tau tentang fitur baru dari BNI ini. Jika para nasabah BNI sudah tau tentang betapa mudahnya menggunakan BNI Debit Online, saya yakin akian banyak nasabah yang akan menggunakan fitur ini di tengah industri E-Commerce yang sedang menggeliat.

Senin, 26 Oktober 2015

No Days Off

Rasanya nge-blog lagi setelah hiatus lama tuh kayak balikkan ama mantan pacar. Ada semangat baru dan ada juga gairah baru. Xixixixixi

Salah satu alasan gue hiatus lama ya itu karena gue emang sedang fokus-fokusnya buat membesarkan brand It's Clobberin Time.

Ketika bangun pagi yang ada di pikiran (setelah berdoa, tentunya) adalah bagaimana caranya supaya brand yang telah gue bangun dari bawah ini tetap berkembang dan tidak stuck atau jalan di tempat.


Puji Tuhan Yesus, sampai hari ini semuanya berjalan dengan baik dan lancar. Walau ya yang namanya usaha tetap ada kerikil-kerikil kecil yang menyertai.

Jangan anggap setiap kerikil yang datang itu sebagai bantu sandungan tetapi anggaplah kerikil itu sebagai sensasi. Sensasi itu bisa menjadi hal yang baik atau bisa juga menjadi masalah tergantung bagaimana kita memandangnya.

Dan gara-gara fokus buat jualan, banyak hal yang harus gue lewatkan termasuk kesukaan dan hobby gue. Salah satunya nonton film. Menurut ingetan gue, terakhir kali gue bioskop adalah di tahun 2014 bulan Oktober alias hampir sekitar 1 tahun yang lalu. Hufftt

Padahal dalam kurun waktu 2010-2013 hampir tiap Minggu gue nonton gratisan di bioskop. Beberapa temen gue yang demen ama yang gratisan pun sering nagih "Kapan nih San, dapat tiket gratis lagi"

Kalau ditanya gitu, gue juga jadi bingung karena gue ngerasa 'sentuhan midas' gue buat dapet tiket gratis sudah hilang. Hahahaha

Belum lama ini, partner kerja gue bung Ambu ngajakkin gue buat pijet. Gue bingung entah kenapa tiap pergi ama ini orang, pasti ngajakkinnya pijet mulu.

Bukan pijet yang aneh-aneh sih tapi sejenis pijet refleksi gitu. Sebelum ini gue pernah sekali pijet refleksi bareng dia. Kita pijet di tempat yang lokasinya persis di depan pintu masuk Departemen Store.

Bukannya enjoy yang ada gue ngerasa mirip badut karena semua orang yang mau masuk ke itu Departemen Store pasti ngeliatin gue lagi dipijet -_-

Seperti biasa, kalau lagi ngajakkin gue Bung Ambu ini pasti berpromosi secara heboh. Dia bilang dia nemu tempat pijet yang bagus. Tarifnya sih lumayan mahal sekitar 100rb untuk 90 menit.

Dia bilang tempatnya bagus, remang-remang sambil ada suara kucuran air mancur gitu. Terus lagu yang diputar menenangkan hati dan mententramkan raga.

Gila ini orang emang punya bakat jadi sales Wardah kosmetik. Gue yang awalnya sedikit gak mau jadi kepengen juga buat nyobain gara-gara dia promosiin itu tempat pijet dengan membabi buta.

Hari Minggu siang akhirnya dipilih sebagai hari untuk kita pijat refleksi. Sebelum berangkat gue sudah wanti-wanti kalau ini bukan tempat pijet yang aneh-aneh karena gue gak biasa kalau misalnya tempat pijet yang dimaksud ternyata pijet plus-plus.

Tempatnya bagus dan sesuai seperti yang diomongin oleh si Ambu. Tempatnya remang-remang dan ada suara gemericik air. Gue dilayani oleh seorang terapis yang sudah lumayan uzur, usianya kira-kira 45-50 tahun.

Si Ambu kebagian terapis yang sedikit lebih muda. Btw, kenapa juga gue kebagian terapis yang tua ye? *lupakan*

Sebelum mulai kita disuruh ganti celana dulu. Celana yang dikasih tuh sejenis celana longgar mungkin biar gampang digulung atau ditariknya.

Setelah ganti celana, kita dikasih baskom air hangat buat cuci kaki dan disini sumpah gue ngerasa gak enak banget karena kaki gue dibasuh dan dibersihkan ama si terapis yang usianya jauh lebih tua dibanding gue.

Gue udah ngomong supaya gue sendiri yang bersihin tapi dia ngomong itu sudah jadi kewajiban dia dan setelah basuh kaki mulailah proses pijat memijat.

Biar gue dapet terapis yang tua tapi tenaganya itu beuhhh, kenceng banget ngalahin tenaga Nyokap gue kalau lagi kerokkin punggung gue.

Bahkan ada satu titik dimana ketika dia mencet jempol kaki gue, rasanya luar biasa sakit. Gue pengen banget jerit "Mbak, ampun. Ampun deh saya gak jadi anak nakal lagi. Sakit!" tapi gue tahan.

Malu karena di sebelah gue ada Emak-Emak yang sama-sama lagi dipijet tapi dia tenang dan rilex. Mungkin karena tau gue kesakitan si terapis sempet nanya "Sakit ya? Saya kurangin sedikit ya tenaganya"

"Iya Mbak, ampun"

Gak kerasa 90 menit sudah berlalu dan overall lumayan oke, seperti yang diomongin si Ambu walau gue sempet kaget karena si Mbak Terapis sempat gulung celana gue ampe pangkal paha dan pijet paha gue -_-

Entah karena ketagihan dipijet si Ambu sudah menjadwalkan kalau dalam 1 bulan minimal dia 2x dipijet refleksi kaki dan badan supaya badan menjadi enteng dan peredaran darah menjadi lancar. Gitu katanya.

Selain pijet, akhir-akhir ini gue lagi suka banget ama Anime Dragon Ball. Dari dulu sih gue emang sudah suka ama Dragon Ball.

Awal gue bisa suka lagi dengan Dragon Ball gara-gara tempo hari gue pindahan rumah terus gue nemu barang-barang masa kecil gue (salah satunya komik Dragon Ball).

Gara-gara gue baca ulang, gue jadi suka lagi dengan Dragon Ball dan mulai pengen ngumpulin action figure Dragon Ball lagi. Dulu sih gue sempet koleksi figure Dragon Ball tapi saat gue beranjak besar, figure tersebut sudah berpindah tangan ke tetangga gue.

Kemaren gue beli 1 figure Dragon Ball dan ketauan Nyokap gue, hahaha. Padahal gue udah janji buat gak beli figure-figure gitu lagi karena menurut Nyokap gue koleksi figure gue sudah terlalu banyak walaupun kata gue sih masih sedikit.

Temen-temen era sekarang kebanyakkan lebih suka baca secara digital misalnya via web toon. Gue pernah coba beberapa kali tapi ya itu gue gak bisa menemukan feel yang sama seperti gue lagi baca komik dan buku dengan cara konvensional.

Dan untuk saat ini, hanya baca komik dan buku yang masih bisa gue pertahanin dari semua hobby lama gue yang mulai berguguran di tengah kesibukkan gue yang sekarang.

Btw, semoga hari-hari kamu menyenangkan yes :)

Sabtu, 29 Agustus 2015

Run Sani Run

Salah satu kelemahan gue yang kemudian sering dijadikan alasan untuk membully gue adalah hingga hari ini gue belum bisa (atau lebih tepatnya) belum mahir mengendarai mobil.

Sebenarnya gak ada yang salah sih, temen gue yang laki-laki juga banyak yang gak bisa. Gak usah jauh-jauh deh, Kakak gue juga gak bisa nyetir.

Tapi herannya gak pernah ada komplain, giliran gue yang gak bisa setir, semuanya beramai-ramai menjadikan gue sasaran tembak :(

Ya, wajar sih. Secara gue kan nakal, suka ngegodain or ngejailin orang. Giliran mereka tau kelemahan gue, nah udah deh. Habis gue jadi bahan olokkan.

Paling kerasa tuh kalau misalnya ada acara gitu dimana kita harus berkendara jauh dan yang nyetirnya adalah temen gue yang perempuan. Udah deh, dari berangkat ampe pulang pasti gue yang dijadiin sasaran tembak.

Cap "laki-laki gak bertanggung jawab", "laki-laki gak bisa diandalkan" langsung nempel ke gue. Ampe gue sendiri bingung apa hubungannya gue kagak bisa nyetir ama laki-laki yang gak bisa diandalkan.

Kalau ditanya sih sebenarnya gue sudah sempat 3-5x belajar setir. Kalau sekedar maju atau muterin komplek gue masih beranilah. Tapi kalau udah disuruh bawa mobil ke jalan + ada penumpang, gue belum berani. Gue takut bukannya mereka nyampe ke tujuan malah sampai ke pintu akhirat.

Orang tua gue sendiri, 22nya bisa nyetir. Tapi ini sih saran gue buat kalian yang mau belajar nyetir, jangan sampai deh belajar setir ama orang tua.

Sumpah bawelnya ngelebihin tukang kentang di Pasar. Pernah gue belajar ampe Bokap, bukannya bisa yang ada gue sakit kepala.

Perasaan gue bawa biasa aja, gak ngebut tapi dimarahin bokap. Dia bilang gue bawanya terlalu cepat, giliran gue bawanya santai dibilang terlalu lama. Hualah.

Belum lama ini, Bokap ngajakkin gue ke sebuah tempat pemandian air panas. Dia dan 3 temannya berencana buat berendam air belerang yang (katanya) baik buat kesehatan.

"Udah ikut aja Dek, berendam tuh bisa nyembuhin sakit panu atau kudas" kata salah satu temen Bokap gue yang sudah lumayan berumur.

Gile lu Om, jelek-jelek gini gue GAK PERNAH yang namanya sakit kulit. Dikira gue panuan apa ya -_-

Alasan utama Bokap gue ngajak ke tempat berendam air panas adalah di tempat itu ada lapangan besar yang bisa dijadiin tempat latihan nyetir. Kebetulan tahun ini, kalau dapet berkat gue mau ambil satu mobil nah Bokap gue bilang sebelum mobilnya datang, gue sudah harus bisa nyetir.

Gue sih mau-mau aja tapi ya itu gue sedikit kagok pergi ama Om-om yang umurnya sudah jauh lebih tua di atas gue. Kadang gak nyambung alur obrolannya, belum lagi kalau ketemu mereka pertanyaan yang pasti ditanyain ke gue adalah "Kapan kawin?"

Wanjir, Kakak gue aja gak pernah ditanyain kayak gitu giliran ke gue ditanya kapan kawin mulu, Entah apa muka gue keliatan sange gitu ya jadi keliatan yang kebelet kawin.

Dan akhirnya kita (baca: 4 orang tua + 1 pemuda ganteng) berangkat juga menuju sebuah tempat berendam air panas. Btw, jangan bandingin tempat berendam air panas itu seperti yang di Jepang atau kayak di Serial Korea gitu. Tempatnya cuma kolam besar yang wallahualam panasnya.

Terakhir gue nemenin Bokap gue ke pemandian air panas adalah sekitar 3 bulan lalu dan panas kolam air panas belerang itu mencapai 60 derajat celcius. Belum lagi gue berendam jam 1 siang saat matahari lagi terik-teriknya, gue yakin deh kalau gue bikin pop mie or mie gelas pake air belerang itu yakin deh pasti langsung mateng.

Setelah 3 jam perjalanan akhirnya kita sampai juga ke tempat pemandian yang dimaksud. Tempatnya bagus, harganya lumayan tinggi buat ukuran kolam rendam air panas (65rb/orang) dan setelah ganti baju akhirnya gue mulai berendam.

Nah, ini dia yang gue suka. Airnya pas, panasnya wajar, bikin betah buat berendam. Sambil menikmati udara sore yang dingin, gue duduk deket pancuran air panas. Badan menjadi rilex, pikiran menjadi tenang dan yang terpenting kalau kamu (bukan gue) punya penyakit kulit, katanya sih abis berendam bakalan sembuh.

Setelah 1 jam berendam akhirnya gue menyudahi berendam. Mandi sebentar, gue kemudian duduk nungguin Bokap dan teman-temannya mandi. Setelah beres, gua nanya ke Bokap "Pa, jadi kita belajar nyetirnya?"

Dijawab bokap gue "Nanti lagi aja ya De, udah kesorean ini". Swt -_-

Di perjalanan pulang, tiba-tiba temen Bokap gue nyeletuk bilang kalau pengen nyobain sate biawak. Di sepanjang jalanan Subang emang terkenal dengan Sate biawak, hampir di sepanjang jalan penuh dengan warung sate biawak.

Yang gue bingung, kok bisa-bisanya itu si Om pengen nyobain sate biawak. Gue aja gak tau biawak itu gimana bentuknya -_-

"De, cobain ya makan sate biawak. Bagus buat vitalitas loh" kata si Om sambil berpromosi ke gue.

VITALITAS GIMANA MAKSUDNYA, LU KIRA GUE KENA EJAKULASI DINI YA *pikir gue dalam hati*

Gue sih mangut-mangut aja dan akhirnya kita menepi buat jajan sate biawak. Jujur, gue gak tau biawak yang gimana bentuknya tapi ya ikut-ikut aja deh. Belum apa-apa, salah satu Om langsung order sate biawak 30 pcs.

Kata gue sih order 10 tusuk dulu, kalau misalnya suka ya nambah. Kalau gak suka ya kan gak terlalu banyak yang kebuang. 15 menit menunggu akhirnya sate biawak yang ditunggu-ditunggu datang juga.

Bentuknya sih kayak sate biasa pada umumnya. Gue mulai ngicip dan rasanya gak ada yang aneh sih, sedikit mirip ama sate kambing. Bokap dan ketiga temannya kemudian ikut mencicipi sate tersebut.

Belum juga satu gigitan, mereka udah protes. Dagingnya alot terus susah dikunyah. Ya iyalah, gigi aja sudah pada tanggal semua sok jago mau ngunyah daging biawak.

Setelah 1 gigitan, semuanya menyerah. Di hadapan gue sekarang ada 26 tusuk sate biawak yang gue aja belum tau gimana bentuknya. Kalau mereka gak mampu lagi buat makan, terus siapa dong yang ngabisin.

Dan bener sesuai dugaan gue. Gue yang didesak buat ngabisin itu sate. Dibilang kalau sayang kalau gak dimakan, sayang kalau dibuang dan segala alasan yang lain.

Iya, iya gue abisin deh. Gue abisin itu sate biawak sambil dengerin mereka semua menggerutu gegara daging biawak yang alot banget.

Setelah gue abisin 26 tusuk sate biawak dengan penuh perjuangan akhirnya kita pulang. Gue masih penasaran biawak tuh yang gimana bentuknya. Yang gue tau biawak itu sering dijadiin objek cacian temen gue, misalnya "Dasar biawak lu".

Gue buka tab dan search foto biawak dan ini dia yang gue temukan:

This is Biawak
Yang ada di pikiran gue saat itu adalah gue mendadak mual dan sekarang yang beginian ada di perut gue terus sedang dicacah di usus 12 jari gue.

Oh, okey

Rabu, 05 Agustus 2015

Move On

Seperti yang pernah gue tulis di salah satu postingan gue yang terdahulu, selain mantan pacar apa yang paling bikin susah move on?

Yes, jawabannya adalah pindah rumah.

Setelah berpuluh tahun lamanya gue tinggal di rumah gue yang sekarang, akhirnya dalam waktu dekat ini gue harus segera pindah ke rumah yang baru. Kalau ditanya alasannya kenapa, gue jawab "untuk sesuatu yang lebih baik lagi"

Orang kalau pindah rumah kan biasanya jauh ya, kayak tetangga sebelah Rumah gue yang pindah dari daerah rumah gue di Cicadas ke Subang. Itu jauh.

Sedangkan jarak rumah gue yang baru dengan yang lama, jaraknya cuma 10 langkah alias cuma beda 1 satu rumah, itu juga masih hadap-hadapan. Kekekekek

Isi rumah gue yang lama sudah hampir kosong karena semua barang sudah diangkut ke Rumah yang baru. Kalau orang pindahan mungkin bakalan repot, keluarga gue sih nyantai banget. Secara jaraknya cuma 10 langkah.

Dan berhubung barang gue yang paling banyak dibanding barang Bokap, Nyokap, dan Kakak jadilah gue orang yang paling terakhir pindah. Gue sudah mewanti-wanti untuk barang-barang gue biarlah itu jadi urusan gue. Gue gak mau kalau misalnya barang gue diangkut ama orang lain, ntar ada yang ilang atau rusak *posesive*

Sudah hampir 2 bulan belakangan ini, Ortu dan Kakak menempati Rumah baru. Dan berhubung gue susah move on, selama 2 bulan ini jadilah gue penghuni tunggal di Rumah gue yang lama.

Tinggal sendiri ternyata repot banget, paling repot adalah kalau Malam hari tiba karena gue harus nyedot air PDAM. Mungkin itulah pekerjaan semua Bapak saat Malam tiba. Masalahnya kalau gue gak nyedot air, gue gak punya air buat nyiram toilet -_-

Barang-barang gue sudah hampir 95% dipindah ke rumah baru. Yang masih tersisa tinggal laptop buat gue kerja, sofa buat gue tidur, dan teh tarik cepat saji. Kalau-kalau gue haus gitu.

Entah ada yang aneh atau gimana, banyak orang, entah itu tetangga, temen main, temen Gereja, teman kerja yang heran karena gue berani tidur sendirian di Rumah kosong.

Justru gue yang bingung, emang kenapa kalau gue tidur sendiri di Rumah kosong? Toh ini rumah gue sejak kecil dan gue ngerasa aman-aman aja.

Ngomongin soal tidur sendiri, beberapa bulan yang lalu salah satu temen gue tiba-tiba nelpon gue. Dia ngajak gue ketemuan di Warung Sate.

Ini aneh, bener-bener aneh. Gak ada #kode apa-apa kok dia tetiba ngajak makan sate. Udah gitu, dia iming-imingin gue dengan traktiran sate kambing.

Yang kayak gini sih biasanya bau-bau mau nawarin asuransi atau MLM tapi setau gue dia bukan agen asuransi atau MLM. Dibanding banyak mikir akhirnya gue terima ajakkan dia. Ditraktir gitu vroh.

Sambil menikmati dinginnya udara malam, gue mulai menyantap Sate Kambing. Mumpung ditraktir, gue ngelunjak dengan minta tambah tongseng kambing. Dan anehnya dia manut-manut aja. Ini beneran aneh.

Saat sate kambing tinggal menyisakan 3 potong lagi, tiba-tiba dia ngomong gini ke gue "San, mau gak lu nemenin gue tidur Malam ini"

Anjay, pertanyaan yang sangat homo abis. Kita berdua berjenis kelamin laki-laki terus usia sudah lumayan matang terus DIA NGAJAK GUE BUAT NEMENIN DIA TIDUR?

Harga diri gue ternyata cuma dihargain sate kambing + tongseng kambing. Ya elah kalau tau gue diajak tidur bareng ya gue mintanya makan malam di Hotel gitu #loh

Sempat shock sebentar, dia mulai menjelaskan maksud dia biar gue gak salah sangka. Ternyata temen gue itu punya fobia tidur sendiri. Kebetulan orang tuanya harus ke Malang karena ada keluarga yang meninggal dan adiknya harus ke Purwakarta untuk urusan pekerjaan. Sejak kecil dia gak bisa tidur sendiri karena takut atau apalah alasannya.

Ini benar-benar dilema, serius. Kalau gue nolak, jelas gue gak enak karena gue udah rakus makan sate + tongseng. Mau bayar sendiri, duit di dompet tinggal ceban karena sebelum pulang gue baru aja setor tunai di Bank. Kalau gak bisa bayar ntar gue disuruh ngulitin kambing lagi ama yang jual.

Tapi kalau gue nurutin mau dia, terdengar janggal gak sih kalau ada cowok nemenin cowok tidur karena si cowok yang satunya gak berani tidur cendili. Homo abis.

Setelah memastikan kalau kita gak akan tidur satu ranjang akhirnya gue nurutin mau dia. Dia keliatan senang dan gue keliatan pasrah.

Di Rumah dia, setelah beres-beres sebentar dia bersiap buat tidur dan gue juga bersiap buat tidur. Masalahnya gini, di kamar dia emang ada 2 ranjang. Yang pertama ranjang dia dan yang ke dua ranjang si adik.

Masalahnya di ranjang si adik ada 2 kucing yang tidur disana. Kebetulan temen gue itu melihara kucing terus tiap Malam 2 kucing itu pasti tidur bareng Adiknya.

Terus sekarang masak iya gue harus tidur ama kucing. Gue gak mau disalahin kalau tiba-tiba kucing itu hamil eh maksudnya kalau kucing itu ketendang ama kaki gue pas gue tidur.

Dipindahin juga susah banget kayaknya ini kucing sudah cinta mati banget ama ini kasur. Dan hasilnya gue harus ngalah ama si kucing gendut itu.

Pilihannya cuma dua, gue tidur di ranjang ortu atau tidur di sofa. Karena gue masih punya sopan santun, pilihan pertama buat tidur di ranjang ortu dicoret. Lucu ngebayang kalau tiba-tiba ortu temen gue itu pulang dan tidur di ranjang yang baru gue tidurin. Kata si Papa ke Mama "Mi, ini ranjang kok baunya beda ya. Kamu ada main ya ama orang lain! Kurang ajar" FTV abis dan endingnya keharmonisan rumah tangga mereka terkoyak gegara bau badan gue yang nempel di ranjang. *lupakan*

Dan tidur di sofa adalah pilihan yang paling bijak. Tetapi ternyata tidak bijak buat temen gue itu. Entah dia lagi ngirit atau takut pulsa tokennya abis, dia matiin semua lampu. Yang nyala cuma lampu depan doang. Gue yang biasanya berani-berani aja jadi keder juga kalau gelap gini. Gue udah ngomong kalau nyalain kek 1 atau 2 lampu tapi dia bersikeras buat matiin semua lampu.

Kevret emang ente vroh. Udah gue disuruh tidur di sofa terus gue yakin ini sofa pasti pernah dikencingin si kucing eh lampunya malah dimatiin semua. Belum lagi gue rada susah kalau tidur di rumah orang jadi klop deh kesialan gue hari itu.

Kembali soal rumah gue itu, di hari saat gue menulis postingan ini, kamar baru + ruang kerja gue sudah hampir siap. Intinya, gue tinggal naruh laptop dan setelah itu gue gak perlu bolak-balik lagi ke rumah lama-baru-lama-baru lagi.

Ruang kerja gue juga sudah siap dan gue akuin gue puas dengan hasilnya. Untuk ruang kerjanya jelas itu 100%  style gue karena mood gue harus terjaga saat lagi kerja dan kalau ruangannya seru pasti mood gue bakalan baik.

Tapi tetep juga sih gue masih kerja dan tidur di rumah gue yang lama, padahal rumah gue itu sudah hampir kosong karena barang-barangnya sudah ditransfer semua ke rumah baru.

Berhubung gue susah move on, gue ngerasa masih belum bisa sepenuhnya pindah. Setiap kenangan masih menempel dan gue masih menikmati tiap menit kenangan itu.

Kakak dan Nyokap juga malah sudah hampir gak pernah masuk lagi ke rumah itu. Cepet banget ya mereka move on. Kata kakak gue ke gue, gimana bisa move on kalau gue sendiri yang ngebuat diri gue sendiri susah move on.

Cara terbaik untuk move on adalah lepaskan semua kenangan itu, tutup lembaran lama dan mulai membuka lembaran baru.

Ah, coba kalau segampang itu yes. Seperti kita saat sedang putus dengan pacar, buat sebagian orang cara terbaik buat move on adalah hapus nomor kontak dia, hapus semua foto-foto kenangan dia, jangan balas chat atau angkat telpon dari mantan dan yang terpenting adalah ingat alasan utama kita putus agar kita gak ngarep buat balikkan lagi. Terkesan kekanak-kanakkan sih tapi itu cara terbaik buat cepat move on.

Dulu gue pun sudah sempat mencobanya tetapi akhirnya selalu sulit karena disaat gue sudah mulai bisa menyesuaikan diri, dia datang dan datang lagi. Hm... *forget it*

Gue tau cepat atau lambat gue pasti pindah ke rumah gue yang baru dan saat itulah, suka atau gak suka, tetap harus gue jalani.

Semua ada masanya. Ketika masanya datang, nikmati. Ketika masanya berakhir, tinggalkan & bersiaplah untuk yang baru dan ada masa dimana kita harus melepaskan sesuatu bukan karena kebencian tetapi karena waktu yang telah selesai...

Selasa, 30 Juni 2015

Hard Work, Pays Off

Salah satu job gue di hari Minggu setelah sibuk cari duit di hari biasa adalah menjadi guru sekolah Minggu buat anak-anak kecil di Gereja.

Terdengar aneh? Ya tapi memang itu kenyataannya.

Selain gue emang suka (malakkin) anak kecil, gue 'mengabdi' jadi seorang guru Sekolah Minggu lebih karena faktor ketidaksengajaan. Jadi ceritanya, di Gereja gue yang di Bandung lagi ada masalah intern.

Masalah ini ngebuat Guru-Guru Sekolah Minggu hengkang dari Gereja gue dan menyisakan 1-2 Guru saja. Selain Guru, hampir setengah anak-anak sekolah Minggu juga ikutan hengkang. Sudah awalnya sedikit, jadi semakin sedikit gara-gara sebagian besar hengkang.

Hampir beberapa bulan semua kegiatan sekolah Minggu vakum. Terus gue perhatiin anak-anak yang tersisa menjadi tidak produktif. Setiap Minggu, mereka lebih banyak duduk-duduk di tangga sambil maen game di tablet.

Gue pikir, kalau kayak gini terus anak-anak kecil ini gedenya bakalan jadi kayak (beberapa) temen-temen gue yang kecanduan game. Yang gak bisa lepas dari gadget dan kalau lagi ngumpul malahan sibuk maen gadget seolah gak respect ama orang di sekitar.

Jiwa kebapakkan (uhuk) gue pun muncul. Gue lalu berinisiatif dengan salah satu temen gue buat 'menghidupkan' kembali Sekolah Minggu. Dalam hati gue yang terdalam, yang penting anak-anak kecil ini bisa merasakkan seperti apa yang gue rasa dulu waktu gue masih kecil.

Dulu waktu masih kecil, gue rajin banget ke Sekolah Minggu dan selalu bersemangat tiap berangkat ke Gereka (walau gue gak yakin Guru Sekolah Minggu bersemangat liat gue tiap Minggu -_-).

Pekerjaan gue sehari-hari yang mengharuskan gue bertemu dengan banyak orang dengan bermacam-macam karakter ternyata membawa dampak positif buat gue ketika mengajar.

Sama sekali gak ada perasaan tegang, gugup atau grogi karena harus berbicara di depan banyak orang (meskipun anak-anak). Setelah beberapa lama berjalan, kini Sekolah Minggu sudah berjalan dengan stabil dan Gurunya pun semakin bertambah.

Satu yang membuat gue senang adalah setiap gue dateng, anak-anak pasti dateng ke gue dan nanya "Kak, hari ini ada Sekolah Minggu? Siapa yang jadi Gurunya?"

Gue punya rahasia yang gue jamin gak semua orang tau. Jadi ceritanya, di suatu hari setelah gue beres ngajar tiba-tiba Ibu Pendeta datang menghampiri gue dan masukkin amplop ke kantong gue.

Beliau ngomong gini "Makasih ya de (gue dipanggil Dede kalau lagi di Gereja karena gue anak bungsu di rumah) udah bantuin pelayanan Tante. Semoga Dede cepet dapet kerja" 

Gue kaget, bener-bener kaget. Kagetnya karena gue disempalin amplop berisi duit. Bukannya apa-apa karena seharusnya yang ngasih uang itu gue bukan malah gue yang dikasih uang.

Di Gereja juga, gue sering banget disuruh ama beberapa orang tua disana. Misalnya disuruh beli aqua galon atau beli aqua gelas. Dan biasanya tiap ada kembalian pasti mereka gak mau terima dan dikasih buat gue jajan.

Sebenarnya gue sama sekali gak keberatan, sama sekali gak nolak kalau disuruh. Tapi gara-gara mereka suka kasih uang kembalian ke gue, ada dua hal yang jadi pertanyaan gue. Apa mereka tuh nyuruh karena gue emang respect ke orang yang lebih tua dan gak pernah nolak kalau diminta tolong atau mereka sebenarnya nyuruh gue cuma buat alibi kalau mereka sebenarnya mau kasih gue uang?

Gue bukan type orang yang suka mengumbar cerita atau kegiatan apa yang gue lakukan. Setiap ditanya, lagi sibuk apa sekarang, gue pasti jawab "Ya gini-gini aja Om/Tante. Kerja serabutan yang penting dapet uang"

Bukannya sok misterius atau gimana ya tetapi gue sama sekali anti buat ceritain tentang apa yang gue kerjakan. Dijamin, 90% orang di Gereja atau dimanapun gak akan tau kalau gue punya usaha produksi baju dan usaha Waroeng Gerobak yang sudah lumayan maju.

Sikap gue itu setidaknya didasari oleh 3 kejadian di masa lampau yang kurang mengenakkan. Kejadian pertama adalah ketika salah seorang temen bokap gue dateng ke Rumah. Gue gak tau Bokap ceritanya gimana, tiba-tiba di datang bawa raket tennis banyak banget. Sambil pasang muka memelas dia maksa gue buat jualin raket tennis punya dia.

Ini kan aneh gitu. Gue usaha produksi baju sekarang suruh jualin raket tennis? Kan gak nyambung? Masak iya gue harus jual paket kombo "Beli baju It's Clobberin Time 2 pcs dapet potongan harga buat beli raket tennis"

Terus kalau nanti ada customer yang nanya "Min, raket tennis buat apaan?" Apa gue harus jawab "Raket tennis itu bisa kamu pake buat ngebogem temen kamu yang nyebelin"

Yang ada gue dicap sebagai orang yang menyebar faham kekerasan -_-

Kejadiaan tidak mengenakkan kedua yang adalah ketika seorang Ibu menghubungi gue. Beliau adalah Ibu dari temen gue yang sudah lumayan gue kenal. Suatu hari dia nelpon gue dan minta tolong supaya Anaknya yang bungsu diterima bekerja di gue. Beliau bilang anaknya jago gambar dan dia jamin bisa jadi designer hebat untuk brand gue.

Saat itu gue sedang berada dalam posisi tidak membutuhkan jasa designer karena untuk design masih bisa gue handle sendiri. Terlebih lagi, kita mengerjakan design dengan program Corel Draw sedangkan anak si Ibu hanya bisa gambar manual alias gambar tangan.

Gue yang orangnya emang susah banget nolak, mencoba buat memberi pengertian ke si Ibu dengan bahasa yang sangat sopan dan halus. Tapi gak tau gimana, si Ibu langsung marah-marah dan ngecap gue sebagai orang yang sombong. Ampun deh...

Dan yang terakhir adalah gue menghindari ekspektasi besar dari orang-orang. Tahun 2010, gue punya kenalan di Gereja yang sedang merintis usaha keripik. Saat itu usahanya lumayan maju dan gue gak tau apa dia terlalu bermulut besar atau orang salah nangkep, hampir semua jemaat sudah ngecap dia sebagai orang yang sukses dengan usaha keripiknya.

Bahkan di atas mimbar, seorang Pendeta bilang gini "Om denger-denger, usaha keripik ****** semakin maju nih. Katanya juga mau import ke Malaysia dan Singapore ya? Wah, sudah sukses ya sekarang kamu"

Ketika gue terakhir ketemu dia dan gue nanya perkembangannya keripiknya ternyata sudah tidak berjalan dan kini beralih jualan token listrik.

Itulah hal yang sangat gue hindari, gue gak mau mempunyai beban buat menjawab semua ekspektasi tinggi orang-orang. Contoh terdekat adalah kakak gue. Karena dia arsitek, semua orang ngecap dia jadi orang yang sukses tapi mereka gak tau gimana kerja kakak gue yang harus begadang hampir tiap Malam.

Ekspektasi tinggi orang-orang itu terkadang bisa menjadi beban buat sebagian orang. Kalau gue lebih suka let it flow, biarlah orang-orang taunya gue itu adalah orang yang kerja serabutan atau orang yang kerjanya bantu-bantuin Ibu di Rumah. Gue malah suka kalau dipandang sebelah mata oleh orang-orang.

Selama gue gak pernah minjem uang ke orang atau minta-minta kerjaan ke orang, hal itu sama sekali gak akan jadi masalah buat gue.

Jadi apa kamu sekarang sudah merasa sukses? Seorang temen yang tau tentang apa yang gue kerjakan, bertanya ke gue suatu hari.

Jelas belum, gue masih jauh dari kata sukses. Tapi buat penggambaran, gue menggambarkan gue itu sedang berada di sebuah tangga yang sangat tinggi. Kalau dulu ujung tangga sama sekali belum terlihat, kalau sekarang sudah sangat jelas terlihat.

Gue sudah berada di anak tangga yang tepat dan sedang menaikki satu demi satu anak tangga untuk mencapai ujung anak tangga. Perjalanan masih sangat panjang tetapi jika kamu konsisten, kerja keras, tidak mengeluh, dan rajin berdoa, cepat atau lambat ujung anak tangga itu akan bisa kamu sentuh.

Dan, setiap kamu merasa beruntung, percayalah doa ibumu telah didengar :)

Selasa, 09 Juni 2015

Fight Sani Fight

Berawal dari obrolan antar teman komunitas ditambah dengan banyaknya pembeli yang pengen gue bikin tempat ngumpul akhirnya mulai bulan Juni ini, gue ama temen gue berdua (total bertiga) bikin tempat nongkrong yang dikasih nama "Waroeng Gerobak".

Lokasi tempat ini berada persis di turunan fly over Kiara Condong (Kircon), jadi kalau kamu kebetulan lagi ngelewatin fly over, tengoklah ke kiri maka kamu bakalan menemukan cowok ganteng (baca: gue) lagi meracik menu di Waroeng Gerobak.

Tempat ini mulai buka jam 6 sore sampai habis (biasanya jam 11 Malam sudah habis). Kalau soal harga gak usah ditanya. Dengan duit 10rb sudah dijamin kenyang. Kalau penasaran ama menunya silahkan mampir yes :D

Dan kalau kamu beruntung (atau mungkin lebih tepatnya sial) kamu bakalan dapet menu hasil racikan gue *uhuk*. Demi ini warung, gue bela-belain belajar masak enak dan meracik bumbu. Sebelum ini, kemampuan masak gue cuma sebatas menggoreng ikan, goreng ayam, atau mentok-mentok gue bisalah dikit-dikit bikin lotek atau karedok. Kalau sekarang ya LUMAYAN BANGET.

Kita bikin tempat ini benar-benar dari 0 dan sempet juga sih over budget. Awalnya kita alokasikan dana sekitar 10juta tapi ternyata over karena banyaknya barang yang harus dibeli.

Tetapi semuanya terbayar lunas saat pembukaan hari pertama, ditambah dengan sedikit trik marketing hari pertama kita bisa ngejual sekitar 50 porsi susu segar dan roti.

Karena kita bertiga belum memperkejakan orang, kita harus ngurus semuanya sendiri, dari ngeracik roti dan susu, ngegoreng, ampe nyuci piring.

Kalau ditanya capek ya jujur gue jawab "CAPEK BANGET". Hari pertama buka kita baru tutup jam 2 subuh dan itu pun gak langsung bisa pulang karena kita harus beres-beres tenda, nyuci piring dan ngebalikkin gerobak ke kandangnya.

Untuk permulaan, kita emang sengaja turun langsung sendiri dan gak pake pegawai dulu biar cita rasa terjaga dan kita bisa tau feedback dari para pembeli. Ada yang bilang susunya terlalu manis, ada yang bilang rotinya kurang besar dan semua kritikkan akan kita jadikan masukkan agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

Seperti saat pertama kali gue bikin usaha produksi baju It's Clobberin Time, gue ama temen gue berdua langsung terjun ngurusin semuanya. Saat sekarang sudah stabil, baru kita berani memulai sesuatu yang baru.

Oh ya, Waroeng Gerobak juga bakalan jadi tempat nongkrong teman-teman di komunitas loh, jadi semoga setiap hari selalu ramai yes :)

Gue lagi duduk di trotoar sambil ngeliatin jalanan raya yang sepi. Jam sudah menujukkan pukul 01:30 dini hari, gue duduk sambil ngabisin susu 1 gelas sisa hasil jualan.

"Lu capek San?" tanya salah satu temen gue.

"Capeklah. Setengah raga gue kayak sudah hilang dari tubuh gue dul" jawab gue lebay

"Tapi dari rasa capeknya kita ini, gue dapet pelajaran hidup banyak"

"Apaan?" Tumben-tumbenan temen gue ini ngomongin soal pelajaran hidup padahal biasanya dia ngomongin soal Naruto dan Boruto.

"Kalau cari cewek, gue mau cari cewek yang tidak selalu mengandalkan pria disampingnya. Yang tahu bagaimana susahnya mencari uang dan bekerja keras. Yang selalu bersyukur oleh apa yg telah dilakukan dan didapatkan. Yang mengerti bahwa cobaan adalah jembatan dari kebahagiaan." Anj**g, sumpah keren juga omongan ini orang.

Perasaan gue pernah baca deh tapi dimana ya, gue mencoba inget-inget kalimat itu. Temen gue cuma senyam-senyum doang. Karena heran, gue lantas nanya "Lu dapet darimana kalimat itu?"

"Dapet dari status facebook lu" kata dia nyengir sambil berlalu meninggalkan gue.

Gue malah lupa pernah nulis status kayak gitu di facebook gue .-.

Gue liat hape gue, ada sms dari Nyokap gue, isinya "De, jangan kemaleman pulangnya. Jangan terlalu capek juga. Besok harus ke Jakarta lagi kan"

Jam 8 Pagi gue sudah harus ada di Jakarta untuk sebuah keperluan sedangkan sekarang jam 2 subuh gue masih duduk manis sambil nyusu di atas trotoar. Jujur, ada sih perasaan kangen dari gue kalau misalnya orang yang kita sayang (baca: pacar) kasih semangat buat gue kalau lagi capek banget kayak sekarang

Tapi untuk saat ini, gue bener-bener sedang menikmati masa-masa seperti ini. Soal pacar sama sekali gak pernah gue pikirin walau Nyokap gue sudah beberapa kali ngingetin tentang hal itu.

Kalau ditanya, gue pengen punya pacar yang bisa bersama-sama usaha bareng ama gue. Mari kita bekerja keras bareng, kita sukses berdua. Jangan cuma datang saat sudah sukses saja :)

"Ketika dua hati saling tulus mencintai, mereka akan selalu temukan cara untuk tetap bertahan, tidak peduli betapa sulitnya untuk terus bersama karena sesuatu yang tulus akan selalu memiliki alasan untuk saling mempertahankan meskipun sedang diuji dalam cobaan yang bisa saja memisahkan"

Air mata tak membunuhmu tapi menyembuhkanmu. Rasa sakit tak menghancurkanmu tapi menguatkanmu. Terima kasih buat semua air mata dan rasa sakit yang dulu kamu berikan karena sudah membentuk saya menjadi orang yang lebih baik lagi dari sebelumnya :)

Rabu, 20 Mei 2015

The Man That Gravity Forgot

Saat gue menulis postingan ini, setidaknya gue sedang mengalami 2 cedera. Cedera pertama adalah cedera kaki dan cedera kedua adalah cedera hati #Ouch

Untuk cedera kaki sih sebenarnya sedikit gak bermutu. Cedera ini gue dapet gara-gara gue ngesok main skateboard.

Dulu waktu masih SMP, gue bisa dikit-dikit maen skate atau roller blade. Gue mati-matian belajar dari temen gue yang jago karena gue nganggep cowok yang bisa maen skate itu macho banget.

Setelah lama gak menyentuh skate, Minggu kemarin gue berkesempatan menjajal skate punya temen gue. Awalnya sih masih mulus, gue bisa meluncur tanpa hambatan. Tapi gara-gara gue pengen sedikit show off, gue ngelompatin barrier dan hasilnya kaki gue keseleo dengan sempurna.

Sakit? Sebenarnya gak sakit-sakit amat tapi gara-gara jatuh itu meninggalkan luka memar biru yang cukup bisa menyita perhatian orang yang ngelihat.

Awalnya sih biasa aja karena sehari-hari kan gue selalu pake celana panjang jadi luka itu gak terlalu keliatan. Masalah muncul ketika di hari Sabtu/Minggu hari dimana biasanya gue muterin Kota naik sepeda atau Maen bola yang mengharuskan gue pake celana pendek.

Tiap orang liat, pasti langsung mengernyitkan dahi sambil nanya "Itu lukanya kenapa?" atau "Itu kayaknya sakit banget ya?"

Dibilang sakit ya gak sakit-sakit amat tapi gue lumayan risih juga kalau ditanya-tanya mulu. Tapi dari pertanyaan itu setidaknya membuat gue mendapat inspirasi.

Gue mau coba foto luka kaki gue dan mau gue jadiin sebagai foto pp (kayak anak alay atau caper gitu). Target gue cuma satu biar si gebetan tergerak hatinya terus BBM gue "Kak Sani, kakinya kenapa? Sini ama aku dipijitin"

*mimisan*

Gue ganti foto PP gue dengan foto kaki gue yang sedang memar membiru. Setelah ganti PP, gue tinggal BB bentar buat jajan kue pancong yang kebetulan lewat.

Kaki mulus gue jadi sedikit ternoda
10 menit berlalu, gue cek BB. Ada sekitar 10 BBM yang masuk dan edannya yang nanyain 8 orang Ibu-Ibu, 1 orang cewek, dan 1 orang yang 'setengah'

"Nak Sani itu kakinya kenapa? Tante khawatir kalau dibiarkan terlalu lama bisa jadi infeksi" - Ibu Atie biro Banjarmasin

"Stef, itu segera diurut biar cepat membaik kaki. Cepat sembuh ya Stef" - Ibu Ester biro Aceh

Hahaha, ternyata Emak-emak rempong yang ngerespon foto luka gue -_-

Sakit gue yang kedua adalah sakit hati. Bukan, bukan ini bukan tentang asmara tetapi sakit hati karena brand gue dibajak.

Gue jadi ngerti gimana rasanya kalau jadi produsen terus brand yang kita rintis tiba-tiba dibajak ama orang yang kita gak kenal. Dulu gue sering keketawaan kalau misalnya lagi jalan-jalan terus liat barang-barang bajakkan yang diplesetin namanya misalnya 'Billabong' jadi 'Balibong'

Eh, gak nyangka ternyata brand gue sendiri malah kena bajak orang -_-
Logo I dan Logo II
Logo III (Logo yang dipakai sekarang)
Gue sendiri awalnya malah gak tau apa-apa soal ini. Masalah ini mulai menyeruak ketika ada yang mention ke twitter gue (@clobberin_shop). Dia kirim foto sambil nulis "Akhirnya kesampaian juga beli tees clobberin"

Gue sidik-sidik, perasaan gue gak pernah bikin tees/kaos itu deh. Terus sekilas diperhatiin juga, designnya gak mirip terus bahannya kayak yang kurang bagus (baca: jelek) tapi anehnya ada logo It's Clobberin Time! buatan gue.

Setelah nanya ke yang bersangkutan akhirnya gue baru tau kalau logo dan brand gue dibajak ternyata. Selain bajak logo, dia juga bajak foto-foto hasil produksi dan lebih gilanya tweet gue juga ikut dibajak #wadow

Padahal tiap Pagi sebelum berangkat, gue selalu nyempetin diri buat cek berita tentang pro wrestling di situs-situs luar. Gue terjemahin ke bahasa Indonesia biar ilmu para followers bertambah eh terus dengan gampangnya dicopas tanpa izin.

Kata temen gue sih soal bajak membajak ini setidaknya ada hal positif yang bisa 'dipetik'. Dia bilang kalau ampe logo kita ampe dibajak artinya eksistensi logo kita mulai diperhitungkan. Kalau profile kita low, orang juga pasti mikir ribuan kali buat bajak. Betul?

Setidaknya hal tersebut bisa bikin hati gue gak terlalu sakit. Tapi kalau gue tilik emang sih perkembangan Clobberin naik begitu signifikan. Sekarang produksi sudah hampir 200 tees/bulan jauh melampaui estimasi awal. Kalau stabil, gue mau kasih target buat jadi 400 tees/bulan.

Imposibble? Impossible is nothing!

Temen gue pernah ngomong ke gue kalau dia pengen menghabiskan waktu mudanya dengan happy, dengan jalan-jalan ke luar negri. Gak salah sih kata gue tetapi kalau gue justru berpikir sebaliknya.

Gue pengen menghabiskan waktu muda gue dengan membentuk 'fondasi' yang kokoh agar masa tua gue happy dan bisa jalan-jalan ke luar negri :D

Ini sih bukan soal mampu gak mampu ya, tapi gue bilang untuk mengejar apa yang dimau, memang kita harus sedikit melupakan 'gravitasi'. Selagi masih muda, dibanding menghabiskan waktu buat hura-hura atau hidup 'gitu-gitu aja' kita harus berani keluar dari zona gravitasi kita.

Diam jauh lebih elegan daripada sibuk menghakimi dan mengumbar kesalahan orang lain kemudian lupa bercermin. Tidak usah dengerin kata orang, tutup telinga buat semua hinaan atau keraguan, jangan pernah sirik dengan keberhasilan orang, dan lupakan 'sedikit' gravitasi untuk sesuatu yang lebih baik lagi.

10% dari hidup ini adalah bagaimana kita menjalaninya dan 90% dari hidup adalah bagaimana kita menyikapinya.

Sikapi hidup dengan baik dan jangan pernah menyakiti hati orang lain. Jika dia bersabar dan memaafkan kamu, kehidupan justru akan membalasmu dengan pedih....

Rabu, 06 Mei 2015

Thanks

Thank you for the greatest days recently...

Hopefully we could still be a best friend like before... Wish we could as well sit together, talk our story whilst enjoy one scoop of ice cream...

Wish you all the best there... GOD Bless :)

"Bukan tentang siapa yang memuja kelebihanmu, tapi tentang siapa yang memelukmu setelah tahu kekuranganmu" - Gibran

Selasa, 28 April 2015

Good Story Happen Everyday

Aslinya sih gue mau hiatus tapi karena satu dan lain hal, gue menyempatkan nulis sebagai bentuk apresiasi gue ke salah satu temen gue #ehem

Salah satu temen lama gue, kita panggil saja si Jennifer (gue bagusin dikit namanya -_-) belum lama ini sms gue dan bilang kalau dia baru saja menyelesaikan sidang dan bakalan jadi Sarjana dalam waktu dekat.

Selain beres sidang, doi juga bilang kalau doi sekarang sudah diterima di salah satu perusahaan internasional dengan gaji yang lumayan.

Sebagai temen yang baik, gue sangat bangga dan senang karena teman baik gue ini berhasil lulus dan dapet pekerjaan yang mapan. Senang karena gue dijanjiin traktiran pas gaji pertama dia kelak, xixixixi (walau dibatasi gak boleh di atas 25rb -_-)

SMS dari dia itu entah kenapa mengingatkan gue dengan kejadian 5 tahun silam di tahun 2010. Ceritanya sih sudah lama tapi karena daya ingat gue lumayan baik, gue masih ingat betul tentang kejadian itu.

Di suatu hari tahun 2010, gue lagi duduk manis di sebuah mall (yang kenal deket banget ama gue, pasti tau mall apa yang gue maksud). Gue duduk di lantai atas buat numpang Wi-Fi sambil makan bekel bawaan Nyokap gue. Gue duduk di kursi yang menghadap jendela karena itulah satu-satunya tempat yang menyediakan colokkan.

Jam sudah menunjukkan jam 4 sore, aslinya hari itu gue sama sekali gak ada rencana buat mampir kesini tetapi gue lupa kalau Nyokap gue bawain bekel. Segan rasanya kalau sudah sampai ke rumah terus bekal gak dimakan.

Gue mampir buat numpang duduk, beli lemon tea, sambil ngabisin bekal. Karena Mall ini sangat sepi (banyak yang bilang Mall kuburan), gak banyak orang di lantai atas.

Sambil makan dan nyalain laptop gue mulai ngelanjutin nulis (saat itu gue inget banget lagi disuruh bikin cerpen). Lagi enak-enaknya ngunyah bakwan jagung, si Jennifer ini kirim sms. Isi smsnya cukup menggetarkan, dia cerita kalau dia lagi di-bully ama teman-temannya di pabrik. Dia bilang gak betah dan pengen banget keluar dari Pabrik ini.

Iya, 5 tahun silam Jennifer adalah seorang buruh pakaian di sebuah pabrik Garmen. Doi kerja buat ngumpulin uang buat masuk kuliah karena saat itu dia belum ada uang untuk kuliah makannya dia kerja dulu di sebuah pabrik di Tangerang.

Jujur, saat itu pikiran gue lagi bercabang 4. Pikiran gue lagi muter-muter, pertama gue lagi mikirin tentang ending cerpen yang lagi gue tulis. Kedua, tangan gue lagi ngupas kulit telor asin yang Nyokap gue bawain, ketiga gue mikirin mau bales sms apa ke si Jennifer, dan kebetulan di hadapan gue saat itu adalah lagi ada kelas fashion show di salah satu sudut food court jadi mata dan batin gue lagi gak fokus. Hahahahaha

Tapi berhubung gue bukan orang yang bakalan sms "Eh, smsnya nanti aja ya. Gue lagi gak mood nih" atau "Gue lagi males nih denger curhatan", gue respon sms doi. Gue gak terlalu ingat gue bales sms apa, tapi gue inget banget kalimat terakhir yang gue tulis di sms adalah "Jalan hidup gak ada yang tau. Good Story Happen Everyday"

Dan 5 tahun sudah berlalu dari kejadian itu, uniknya waktu doi sms ngabarin kalau dia beres sidang dan langsung kerja ke perusahaan ke internasional, gue lagi ada di Mall yang sama persis waktu dia curhat gak betah kerja di pabrik.

Bedanya adalah saat itu gak ada telor asin dan bakwan atau kelas fashion show, gue kesini karena temen gue baru buka stand di food court. Sebagai bentuk respect, gue sengaja datang sekalian mampir karena sudah lama banget gue gak pernah menginjakkan kaki ke Mall ini lagi.

Tahun 2010 cita-cita gue adalah menjadi seorang Editor in Chief atau mentok-mentok jadi Editorial. Mungkin sekarang gue gak bakalan jadi apa yang gue cita-citakan tetapi job yang gue lakukan sekarang jauh lebih menarik dan bagus dari cita-cita gue dulu.

Jalan hidup memang gak ada yang tahu. Temen gue yang lain pernah cerita kalau selama 3 tahun dia kerja jadi buruh di Pabrik Textile tapi sekarang lagi kuliah jurusan arsitek di sebuah kampus ternama. Kadang gue suka bingung kalau lagi ngobrol ama dia, 3 tahun kamu berkutat dengan gunting dan mesin terus tiba-tiba kamu sekarang berkutat ama design, 3D, AutoCAD. Ini seperti kamu yang hobby nonton Discovery Channel terus dihadapkan dengan orang yang hobbynya nonton siluman naga di Indosi*r

Ya, kembali lagi jalan hidup gak ada orang yang tahu. Kalau gue dulu bingung dengan hal itu, gue juga sekarang malah kembali berkutat dengan buku-buku dan alat tulis lagi. Sesuatu yang sama sekali gak pernah gue pikirkan sebelumnya, hehehe.

Selamat juga buat Fanie yang sudah terpilih sebagai Ketua Youth yang baru. Seperti yang pernah gue bilang, menjadi Ketua adalah sebuah kebanggaan. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mempunyai seni untuk 'menakhlukan' anggota-anggota di dalamnya. Ada yang sifatnya diem, kalem, ada yang sifatnya mendominasi, egois, dan semua hal yang dimau harus diwujudkan dan ada juga yang sifatnya acuh tak acuh. Inilah seninya menjadi pemimpin yang baik supaya bisa mengakomodir semuanya :)

Bersamaan dengan terpilihnya Fanie jadi Ketua, gue ditunjuk jadi Bendahara. Entah dengan alasan apa gue ditunjuk tetapi itu adalah sebuah tanggung jawab besar. Ketika gue ditunjuk, gue bisa merasakan adanya keheranan + penolakkan dari beberapa orang. Katanya sih dalam sejarah, belum pernah ada laki-laki yang dipilih buat jadi bendahara terus ada juga yang blak-blakkan ngomong 4 mata langsung dengan gue yang intinya dia ragu gue bisa rapih, teliti dan cermat menulis tiap pemasukkan dan pengeluaran.

Karena gue sudah biasa diragukan, gue anggep semua penolakkan dan keraguan itu sebagai salah satu 'vitamin'. Tanpa semua orang tahu, sebenarnya sejak tahun 2013 gue adalah bendahara salah satu komunitas AF dan masih bertahan hingga sekarang. Kalau gue diragukan bisa mencatat pemasukkan dan pengeluaran dengan baik, gue bisa bilang juga kalau hingga hari ini, di lini usaha yang gue lakukan, gue adalah orang yang mencatat semua pengeluaran (ongkos produksi, beli bahan, bayar jasa, dll) dan semua pemasukkan. Karena gue sangat berhati-hati dalam hal ini, jarang banget gue nemuin selisih antara uang yang diterima dengan yang dicatat. Semoga selama 5 tahun ke depan, gue bisa menjalankan tugas ini dengan baik :)

Good Story Happen Everyday! Kebahagiaan bermula dari dirimu sendiri. Bukan dari apa yang kamu punya, bukan juga pekerjaanmu, bukan tentang uangmu, tapi dari dirimu sendiri. Tidak perlu cemas tentang apa yang akan terjadi di masa depan karena kecemasan hanya akan menghilangkan kekuatan di hari ini.

Jumat, 10 April 2015

See You Again

Well, I'm afraid I've got some bad news!

Bad News-nya adalah untuk waktu yang belum ditentukan, gue bakalan hiatus menulis blog. Salah satunya adalah dikarenakan kesibukkan yang semakin bertambah jadi (untuk saat ini) gue bener-bener gak ada waktu senggang lagi buat nulis.

Belum lagi gue sekarang lagi benar-benar fokus buat membesarkan It's Clobberin Time Brand sehingga waktu gue benar-benar terkuras.

Kalau dulu gue masih sempet baca komik Kobo Chan dan maen tetris tiap malam, sekarang sudah gak bisa lagi. Yang ada di pikiran gue begitu sudah masuk kamar adalah langsung molor sambil tengkurep, huehuehue.

Ngomongin It's Clobberin Time, sejujurnya gue sangat puas dan bangga dengan penjualannya. Target untuk 3 bulan, sudah bisa ditembus dalam waktu 2 Minggu saja. Kalau pas awal-awal masih produksi cuma 12-30 pcs/bulan sekarang sudah lebih dari 100pcs/bulan *sisiran*

Satu hal yang membuat gue benar-benar (sangat) bangga adalah pernah di suatu hari ketika gue lagi ngopi (baca: numpang nyolok) di sebuah Cafe yang terletak di Setiabudi One, ada pegawai kantoran yang ngehampirin gue.

Doi bilang gini "Itu bajunya beli di Clobberin ya?" (sambil nunjuk baju yang gue pake)

Gue: "Oh iya bener. Kok tau?"

Doi: "Soalnya keren. Kebetulan saya juga kemarin beli 2 pcs. Miminnya (baca: gue) juga seru orangnya"

Gue sama sekali gak bilang ke dia kalau gue adalah owner dari It's Clobberin Time tapi jujur idung gue nyaris terbang gara-gara dia muji gitu.

Huehuehue, gak sia-sia gue kurang tidur buat cek ricek hasil produksi. Gak sia-sia juga gue adu argument ampe nyaris berantem ama temen gue demi hasil produksi yang oke.

Belum lagi kini gue sibuk buat pindah rumah, lengkap sudah jadinya. Dan ternyata pindah rumah sama susahnya seperti move on dari mantan pacar *curcol*

Tapi untuk 'sesuatu' yang lebih baik lagi, mau gak mau hal itu harus dilakukan walaupun banyak kenangan indah yang terkandung di dalamnya.

Entah kapan gue bakalan nulis lagi, bisa jadi 1 Minggu lagi, 1 bulan lagi atau malah 1 tahun lagi. Who knows?

Oh ya, buat yang kemarin sempat kirim E-mail gue untuk kerja sama, sponsorship, proposal, reseller, or whatever (atau buat yang ngajak kenalan, kidding) dikarenakan E-mail gue ngadat, mohon dikirim ulang ya. Kalian bisa menghungi saya disini:



Kalau kebetulan kita ketemu, minta aja kartu nama gue langsung yes. Disimpan baik-baik (jangan dijadiin ganjelan meja) siapa tau kelak kamu butuh.

Dan, gara-gara gue sibuk ngurusin tees, Nyokap gue sempet telpon dan nanya "Masih betah sendiri aja nih?" Pertanyaan dari Nyokap gue itu setidaknya sedikit mengingatkan gue kalau gue itu ternyata jomblo, hahahaha.

Saking fokusnya ngurus ini-itu, gue malah sama sekali gak mikirin soal 'itu' lagi. "Okey Mimi, terima kasih sudah mengingatkan Anakmu ini yes"

Pesan gue terakhir buat kalian yang lagi down atau buat kamu yang rencananya tidak berjalan dengan semestinya, "Kadang kehidupan berjalan di luar keinginan kita tapi percayalah yang terjadi adalah yang terbaik dan kalau setiap yang kamu inginkan maunya dikabulkan, kamu tidak akan pernah tahu indahnya mendekati Tuhan bersama jutaan doa dan harapan"

Have a Great day, may the force be with you! See you again!

Selasa, 07 April 2015

New Day

Akhir Minggu kemarin, salah satu temen gue ngajakkin gue buat ke tempat pijet.

Tempat pijet? Pijet plus-plus kah? Jelas bukan karena gue tidak (atau belum) tertarik datang ke tempat begituan.

Temen gue yang sudah biasa dipijet terus meracuni gue dengan bilang kalau abis dipijet badan pasti jadi enteng terus beban pikiran bakalan hilang.

Awalnya sih gue ogah-ogahan tapi setelah diracuni terus menerus akhirnya gue tertarik. Tapi sebelum pergi, gue pastikan dulu yang mijet gue laki-laki dan bukan berada di ruangan yang gelap.

Setelah dipastikan 'aman', gue dan temen gue itu akhirnya berangkat ke sebuah Mall. Mall ini bisa dibilang Mall kelas B (Jangan samakan dengan Grand Indonesia atau Senayan City) dengan market menengah ke bawah

Muter-muter sejenak akhirnya ketemu juga tempat pijet reflexy yang dimaksud. Kesan pertama ketika gue sampai ke tempat pijet tersebut adalah gue sedikit cengo.

Cengo karena ternyata tempat pijetnya bukan di dalam ruangan atau ruangan tertutup tapi di depan sebuah swalayan dengan orang-orang yang hilir mudik masuk.

Saat itu yang ada di pikiran gue adalah gue yakin banget orang-orang yang mau berbelanja mau gak mau pasti bakalan liatin kita yang lagi dipijet.

Perkiraan gue gak salah. Setelah gue duduk di sebuah kursi pijat dan memanjangkan kaki, gue ngerasa setiap orang yang masuk atau keluar dari swalayan pasti aja ngeliatin gue.

Ada anak-anak yang lagi jalan ama Ibunya terus melirik ke gue setelah melirik dia bisik-bisik ke Ibunya terus Ibunya langsung ketawa-ketiwi. Gue gak tau apa yang si bocah itu omongin tapi dari dari mukanya dia kayak ngomong gini "Ma, liat tuh ma muka si Om, gak banget ye pas lagi dipijet"

Berbeda dengan temen gue yang keliatannya sudah lebih berpengalaman dalam dunia pijet memijat ini, dia sudah bawa persiapan. Dia pake topi ditutup masker sambil dengerin iPod. Keliatan banget, dia nyantai dan menikmati.


Nah gue? Gimana bisa rilex, gue ngerasa semua mata di Mall seperti sedang memandang gue. Belum lagi, si mas yang mijet gue entah ada dendam apa ama gue, mijetnya keras banget dan puncaknya di satu titik, dia mijet kenceng banget sampai berasa urat gue putus.

Saat itu gue pengen banget teriak "Anj******ng! Sakit banget bro!" Tapi gue tahan karena di sebelah gue ada Ibu-Ibu Haji yang sama-sama lagi dipijet kayak gue tapi mukanya kayak yang bener-bener lagi menikmati.

Malu berat kalau Ibu yang disebelah gue aja menikmati dipijet, gue malah jerat-jerit gak karuan.

Disaat gini, gue mendadak inget kalau gue bawa iPod di tas. Biar lebih rilex, mendingan dipijet sambil dengerin lagu. Biar sakitnya gak terlalu kerasa dan bikin bikin gue lebih santai.

Ok *music on*

Ketika gue play, lagu yang pertama muncul di telinga gue adalah lagu "Gingham Check" dari JKT48 *uhuk*. Lagunya seru, sering gue dengerin kalau lagi suntuk.

Salah satu kebiasaan buruk gue kalau lagi dengerin lagu adalah gue sering gak sadar ikut nyanyi keras-keras sambil ngikutin irama musik. Biar gak hafal lirik tapi kalau music sudah on di telinga biasanya gue ikut nyanyi.

Dan gue sama sekali gak sadar kalau gue sekarang ada di tempat umum. Gue merem sambil nyanyi lagi Gingham Check yang berputar merdu di telinga gue.

"Ging-ham che-ck
Pola dari cinta blue white blue
Mana yang ku pilih"


Gue nyanyi dari hati sambil mengkhayati. Lagi enak-enak nyanyi, tiba-tiba terapis yang mijet gue noel jempol kaki gue. Gue melek bentar, dia kasih kode tangan ke mulut.
Terus gue liat orang-orang di sekitar lagi ngeliatin gue sambil senyum mesem. Ibu yang ada di sebelah gue, geleng-geleng kepala, terus temen gue dipijet di sebelah gue pura-pura gak pernah kenal ama gue.

Dan gue baru sadar kalau gue nyanyi kekerasan. Mending kalau suaranya bagus, lah ini? Oh oke.

Mungkin ini adalah kali pertama dan terakhir gue pijet kaki disini.

Oh ya, bulan ini juga bisa dibilang bulan keberuntungan buat gue. Design baju gue yang gue kasih nama "The Future" kepilih jadi design terbaik dari puluhan design yang masuk *uhuk*

Lomba design ini diadakan oleh sebuah organisasi Youth dan diikuti oleh seluruh Gereja GSPDI se-Jawa Barat dan gak tau Jurinya lagi khilaf, design coba-coba gue malah kepilih jadi juaranya.

The Future
Huehuehue *besar kepala*

Design gue itu bakalan diproduksi massal dan dijual untuk umum. Seluruh hasil penjualan dari design tersebut akan dipakai untuk pekerjaan Tuhan.

Jadi kalau di sebuah kesempatan kamu ditawari kaos dengan design bintang yang super keren itu, dibeli yes. Harganya kalau gak salah cuma 85rb/kaos. Dan untuk kaos ini, gue sama sekali gak dapet royalti, persenan or whatever karena ini murni untuk pekerjaan Tuhan.

Terakhir, gue persembahkan kemenangan ini buat "kalian" semua yang sudah tidak bersama dengan kita lagi disini.

If you think that we'll be going down or falling bercause you're all gone, it's wrong. It's f*****g bullsh*t. We'll be fine here and I believe, with or without you, we'll still go to the next level.