Senin, 30 November 2015

Naskah Drama Natal Youth GSPDI Filadelfia Baranangsiang

Narator: Apa yang paling membuat kamu bahagia? Kalau hal itu ditanyakan kepada kita pasti banyak pilihannya. Ketika kita diberi kesehatan, berkat yang melimpah atau pasangan yang setia mungkin itu hal-hal yang bisa membuat kita bahagia. Tetapi untuk Roy, bahagia adalah hari ini. Hari dimana ketika dirinya telah resmi lulus dari Universitas Barsi dan menjadi Mahasiswa Teladan untuk angkatan dia. Karena prestasinya tersebut maka Roy diberi kesempatan untuk berbicara di hadapan ribuan mahasiswa di hari wisudanya tersebut:

Roy (diperankan oleh Rio): "Saya ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus karena karurnianya yang begitu luar biasa sehingga saya bisa berdiri disini. Terima kasih juga untuk Bunda saya yang tidak lelah untuk memberi support yang luar biasa kepada saya. Apalah aku ini tanpa support dan doa Bunda aku"

Narator:  Karena prestasinya yang luar biasa membanggakan tersebut maka tanpa banyak test, Rio langsung diterima bekerja di Sebuah perusahaan pelayaran terkemuka di Indonesia. Tanpa banyak istirahat, per Minggu depan Rio sudah harus mulai bekerja dan berlayar ke sebuah daerah di Afrika untuk mulai melakukan penelitian.

Bunda Rio (diperankan oleh Ola): "Nak, semenjak Ayahmu tidak ada cuma kamu dan adik kamu Torrie (diperankan oleh Lay) yang menjadi harapan untuk Mama. Masa depan kamu masih panjang, Mama akan selalu mendoakan kamu dan menunggu kamu pulang. Jangan lupa buat kasih kabar ke Mama ya Roy"

Roy: "Iya Ma, setiap peluh keringat yang Mama keluarkan untuk aku, aku janji akan mengganti peluh keringat tersebut dengan butiran permata. Ma, tetap sabar menanti aku pulang ya. Jangan lupa doakan aku juga (mereka berpelukan).

Torrie:"Lu gak balik juga sebenarnya gak ada yang peduli Kak. Kalau pulang, bawa duit yang banyak. Awas siah kalau gak bawa apa-apa!"

Bunda Rio: "Dek, kamu gak boleh berbicara seperti itu. Melihat Kakak bisa pulang dengan selamat saja, Ibu sudah senang"

Torrie: "Tapi Bu? Demi menyekolahkan Kakak, Ibu harus banting tulang jual kue Dorayaki aneka rasa di Sekolah-sekolah. Pengorban Ibu harus dibayar setimpal!"

Bunda Rio: "Apapun yang Ibu lakukan, itu semua untuk kebaikkan Anak-Anak Ibu. Setelah Roy lulus sekarang tugas Ibu untuk membuat kamu lulus dan menjadi sarjana seperti Kak Roy"

Torrie: "Ah Ibu! Selalu saja membela kakak Roy. Sebel, sebel, sebel!"

Roy: "Jangan ngomong seperti itu Tor, rasa sayang Ibu ke Kakak sama seperti rasa sayang Ibu ke kamu"

Torrie: "Gandeng ah"

Narator: "Tidak lama setelah Roy lulus dari Universitas Barsi, Roy langsung diterima bekerja di sebuah perusahaan pelayaran internasional. Pekerjaan ini mengharuskan Roy untuk meninggalkan Ibu dan Adiknya karena Roy diharuskan ikut berlayar. Tetapi kehidupan di kapal ternyata tidak seindah yang dibayangkan, Roy mulai salah langkah dan mulai terlibat dengan minuman-minuman keras, ganja hingga main perempuan"

Gadis 1 (diperankan oleh Fani): "Ayo Roy minum terus. Baru 3 gelas nih."

Gadis 2 (diperankan oleh Tetta): "Ayo-ayo-ayo. Kalau ini sudah habis nanti langsung tambah lagi ya!"

Gadis 1: "Rossa, tolong ambilkan daun kering yang ada di bawah guci. Roy harus coba nih."

Gadis 2: "Siap. Kalau Roy sudah coba yakin deh dia gak bisa lepas dari daun itu"

Gadis 1 + Gadis 2 (kompak tertawa bersama)

Gadis 1: "Nih Roy kamu harus coba daun ini. Daun ini bisa bikin kamu semangat kerja (Fani menawarkan samnil menyuapi ke mulut Roy"

Roy (setengah mabuk): "Daun apaan sih ini. Awas aja kalau ampe gak enak ya. Hahahahahaha"

Gadis 2: "Gimana Roy rasanya? Enak?"

Roy (sambil mengunyah): "Rasanya luar biasa! Tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Aku mau daun ini. Hahahahaha

Narator: "Begitulah Roy. Roy yang seharusnya bekerja dengan tekun malah melangkah ke pergaulan yang salah. Padahal tanpa Roy tau, hampir setiap hari Ibunya mendoakan Roy agar dia menjadi orang yang sukses tetapi tetap takut akan Tuhan.

Ibu Roy: "Ya Tuhan, biar aku tidak tau apa yang Roy lakukan di luar sana, aku tetap berharap supaya Roy bisa menjaga diri. Jauhkan dia dari hal-hal yang tidak berkenan di hatimu. 

Torrie: "Ma! Dibanding doain si Roy terus mending sini siapin makanan buat aku. Aku lapar baru pulang dari sekolah!"

Ibu Roy: "Iya sebentar ya Nak!"

Torrie: "Kalau sampai dalam 5 menit gak ada makanan di atas meja makan, liat aja ya Bu!"

Ibu Roy: "Iya, iya Ibu siapkan"

Narator: "Roy semakin tenggelam dengan kehidupan kelamnya. Selama di kapal, Roy semakin jauh dari Tuhan dan melupakan Tuhan. 20 hari berlalu, Roy akhirnya mendapat batunya. Kapal laut yang ditumpangi oleh Roy dibajak oleh Bajak Laut terkenal bernama Nia Jax. Nia Jax terkenal sebagai penguasa lautan, selain suka menjarah dia juga akan menjadikan buruannya sebagai budak untuk dirinya.

Nia Jax (diperankan oleh Diana): "Hahaha, kalian kurang ajar! Kalian tidak tau ya siapa itu Nia Jax! Barangsiapa yang dengan berani-beraninya melewati daerah teritori Nia Jax maka akan diberi 2 pilihan.

Kapten Kapal (diperankan oleh Stefanus Adrian): "Apa itu pilihannya?"

Nia Jax: "Pilihan pertama adalah kapal yang kalian tumpangi akan menjadi milik kami dan kalian akan kami biarkan selamat!"

Kapten Kapal; "Apapun pilihannya yang penting kami dan seluruh penumpang Kapal ini dibiarkan selamat tanpa ada yang terluka sedikitpun!"

Nia Jax: "Jadi kalian memilih pilihan pertama. Ok, kalau begitu. Kapal kalian beserta isinya sekarang menjadi milik kami"

Kapten Kapal: "Sekarang bebaskan kami semua! Dan sediakan kami sekoci kecil agar kami bisa mencapai pulau terdekat dari sini!"

Nia Jax: "Eits kalian belum mendengar pilihan kedua. Pilihan kedua adalah setelah kapal kami ambil maka kalian akan kami biarkan di lautan lepas. Jika kalian tidak ingin mati di lautan lepas maka kalian harus menjadi budak kami. Hahahahahahahahahahahaha"

Kapten Kapal: "Jahanam kau Nia Jax! Setelah kapal kini kalian mau menjadikan kami budak!"

Nia Jax: "Salahkanlah kehidupan yang kejam ini capt! Jangan salahkan saya ye. Hahahahaha"

Narator: Dibanding menjadi budak, beberapa awak kapal memutuskan untuk menceburkan diri ke lautan tanpa tau bagaimana bahayanya berada di tengah lautan tanpa ada perbekalan, sekoci. Roy termasuk salah satu orang yang menceburkan diri ke lautan karena tidak mau menjadi budak. Setelah terombang ambing di lautan lepas, Roy terbawa hingga ke sebuah pulau kecil tidak berpenghuni. Roy hanya seorang diri berada di pulau tersebut. Mungkin ini adalah sedikit waktu yang diberikan Tuhan untuk Roy agar Roy bisa memperbaiki sikap dan merungkan dosa-dosanya

Roy: Sudah hampir 4 hari aku berada di Pulau ini. Tuhan, maafkanlah segala dosa-dosaku karena selama di kapal aku melupakanmu. Aku melupakan doa, aku melupakan baca kita suci. Terima kasih Tuhan karena Engkau telah menyelamatkanku, Aku percaya pertolonganmu akan datang.

Narator: Selama di Pulau kecil tersebut Roy hanya bisa merenungi semua dosa-dosanya. Roy terdampar di sebuah pulau kecil tidak berpenghuni yang mungkin tidak muncul di peta. Selama di Pulau, Roy makan buah-buahan yang tumbuh di Pulau dan dia pun memiliki sebuah 'teman' berupa batok kelapa yang diberi nama "Solomon"

Roy (berbicara dengan batok kelapa): "Jadi Solomon apa yang harus aku lakukan! Apakah harus mulai berenang agar bisa ditolong nelayan atau aku harus duduk menunggu disini hingga pertolongan datang. Bagaimana menurutmu?"

Roy: "Ok, ok baiklah. Aku akan menunggu disini. Aku akan mencoba membuat sebuah api agar terlihat oleh nelayan."

Narator: Berita soal pembajakkan kapal tersebut ternyata sudah terdengar hingga telinga Ola. Meskipun banyak yang menyuruh Ola untuk mengikhlaskan Roy tetapi Ola masih percaya jika Tuhan melindungi Roy dan Roy masih hidup. Hampr setiap hari Ola menunggu anaknya di Dermaga Kapal sambil berharap Anaknya pulang dengan selamat. Tetapi berbeda dengan Ola, Torrie malah senang jika Roy tidak ada karena dengan Roy tidak ada berarti seluruh warisan Ibunya akan menjadi milik Torrie.

Torrie: "Sekarang si Roy sudah tidak ada. Dengan begini seluruh harta Ibu akan menjadi milik gue. Gak banyak sih tapi lumayanlah buat dipake dugem di club.

Torrie (berbicara di telpon): "Hello Cyin, jemput eike ya hari ini. Kita ke klub hari ini buat merayakan matinya kakak gue si Roy. Hahahahahahaha"

Narator: Sudah hampir 1 bulan berlalu dan Roy ternyata masih hidup di pulau kecil tersebut. Roy yang sempat menjauhkan diri dari Tuhan kini mulai kembali berdoa dan mendekatkan diri dengan Tuhan. Roy percaya segala musibah ini bukanlah sebuah hukuman dari Tuhan tetapi sebuah kesempatan untuk Roy agar dirinya bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Roy: "Tuhan terima kasih untuk segala penyertaanmu yang begitu luar biasa. Meskipun aku sendiri di Pulau ini, aku masih diberi kesehatan. Aku pun tidak kekurangan makanan terima kasih Tuhan untuk segala penyertaanmu yang begitu luar biasa ini. Aku tidak tau sampai kapan aku berada di Pulau ini tetapi satu yang pasti aku yakin pertolongan akan segera tiba.

Narator: Dan benar saja. Tidak lama setelah Roy berdoa seperti itu, seorang nelayan bernama Sami melintasi Pulau itu. Dengan sigap Roy langsung berteriak memanggil nelayan itu

Roy: "Tolong, tolong. Help Help. Tolong tolong. Help Help"

Sami: "Bagaimana ceritanya kamu bisa terdampar disini? Kamu berada di Pulau terluar yang jarang sekali dikunjungi orang. Apalagi banyak buaya disini yang bisa kapan saja menerkam kamu!"

Roy: "Panjang sekali ceritanya. Tolong bantu aku, aku tinggal di Bandung. Tolong bawa aku dermaga Bandung. Tolong aku. Tuhan akan membalas kebaikkanmu kelak.

Sami: "Kau mengenal Tuhan juga? Ternyata kita mempunyai Tuhan yang sama. Sebenarnya aku sama sekali tidak ada rencana untuk melintasi pulau kecil ini tetapi entah mengapa suara hatiku mengatakan aku harus melintasi Pulau ini. Mungkin ini adalah suara Tuhan. Ayo ikut aku, lebih baik kamu istirahat saja dulu di rumahku

Narator: Pertolongan Tuhan memang selalu tepat waktu. Tepat 1 bulan setelah kapal Roy dibajak, Roy akhirnya diselamatkan oleh seorang nelayan yang baik dan taat kepada Tuhan. Sebelum hendak dibawa ke dermaga, Roy dipersilahkan untuk beristirahat di rumah milik Sami. Disana mereka berbagi cerita tentang betapa luar biasanya Tuhan buat kehidupan mereka.

Roy: "Aku sebenarnya malu untuk pulang Roy. Aku telah mengecewakan Ibuku bahkan aku sempat menggunakan narkoba selama di kapal. Aku yakin Ibuku akan sangat kecewa kepadaku"

Sami: "Wajar jika Ibumu kecewa tetapi Ibumu akan sangat kecewa lagi jika kamu kembali lagi ke dosa lamamu itu. Aku yakin Ibumu setiap hari selalu mendoakan dan selalu berjaga untuk menunggu kehadiranmu"

*Roy mulai menangis dan menenggelamkan muka ke kedua tangannya. Sami menepuk-nepuk punggung Roy untuk menguatkan Roy*

Narator: Dan benar saja seperti apa yang dikatakan Sami. Setiap hari Ola berdoa dan berjaga di Dermaga menunggu kedatangan Roy. Hingga akhirnya di suatu sore, Ola melihat kedatangan anaknya Roy

Roy (dari kejauhan): "Ma, ini aku Roy. Aku selamat Ma"

Ola (sambil terisak): "Kamu telah kembali. Mama percaya kamu masih selamat Nak. Hampir setiap hari Mama menunggu disini. Mama percaya waktunya akan tiba"

Roy (sambil memeluk Ola): "Maafkan Roy Ma, selama di kapal Roy jauh dari Tuhan. Mungkin ini adalah hukuman dari Tuhan karena dosa Roy di kapal Ma"

Ola: "Tuhan tidak pernah menghukum Anaknya Roy. Apapun yang terjadi di kehidupan kamu itu adalah rencana Tuhan yang selalu mendatangkan kebaikkan untuk hidup kamu"

Torrie (terlihat geram): "Ma, sudah denger kan si Roy ngapain aja di kapal. Liat kelakuan dia, apa Mama gak malu punya Anak seperti dia!"

Ola: "Kamu tidak boleh berkata seperti itu . Mama juga tau selama ini kamu sering keluar Malam, sering pesta sampai Malam. Tapi Mama hanya diam saja dan tetap mendoakan kamu supaya kamu bisa kembali dekat dengan Tuhan. 

Roy: "Jika kakak mempunyai salah, kakak minta maaf ke kamu . Hari Minggu kita pergi ke Gereja bersama ya

Torrie (menahan tangis): "Maafkan aku kak, maafkan aku Ma"

Drama diakhiri dengan adegan berpelukan antara Roy, Torrie dan Ola

Narator: Tuhan tidak pernah melakukan kesalahan ketika Dia menaruh dirimu pada suatu keadaan karena segalanya akan menjadi Indah pada waktunya. Jangan pernah mengeluh untuk sebuah permohonan kita yang belum Tuhan jawab sementara begitu banyak mukjizat sudah kita terima tanpa kita pernah memohon. Mungkin banyak hal yang awalnya tidak kita pahami saat kesulitan datang silih berganti. Namun satu yang kita tau pasti, Tuhan tidak akan pernah membiarkan kita jalan sendiri. Dan ingat, Tuhan tidak pernah lalai tentang usahamu, harapanmu dan doa-doamu. 
Percaya saja, Tuhan mengenggam semua doa lalu dilepaskannya satu per satu di saat yang paling tepat. Berdoa dan berjaga jagalah selalu.

NB: Naskah selesai pada tanggal 30 November 2015 jam 19:44. Terima kasih untuk Teh Tarik Nestcafe dan chiki Chuba yang setia menemani.

Story & Skenario By Stefanus Sani

Senin, 23 November 2015

Semakin Menua

Saat usia gue 22 menuju 23 tahun, setiap gue bangun Pagi yang selalu ada di pikiran gue adalah 'umur tiap hari bertambah, bakalan jadi apa ya gue 3-5 tahun dari sekarang'

Pertanyaan-pertanyaan itu sering menghampiri gue di setiap Pagi. Ada sedikit rasa khawatir kalau masa depan gue ternyata gak sekeren seperti yang gue perkirakan.

Jalan hidup yang gue tempuh memang agak sedikit beda dengan kebanyakkan orang. Kalau orang lain mungkin bakalan selesein kuliah terus kerja kantoran untuk mengejar karir setinggi-tingginya, gue sedikit beda.

Cita-cita gue dari dulu adalah menjadi seorang pengusaha sukses (uhuk) yang bisa kasih gaji ke orang bukan jadi karyawan kantoran yang tiap bulan nerima gaji.

Ketika usia gue 22 tahun, gue sudah punya penghasilan yang lumayan, gak kalah deh ama orang yang kerja kantoran. Tapi meskipun begitu tetap saja ada kekhawatiran kalau kelak usaha gue itu macet dan masa depan gue menjadi suram.

Titik balik hidup gue terjadi di tahun 2013 saat gue ditinggal pacar. Mungkin itulah salah satu patah hati terhebat yang pernah gue alami semenjak gue lahir di dunia. Patah hati pertama gue adalah ketika sinetron Amigos de Siempre tamat di SCTV pas gue SD.

Gue yang sebelumnya bisa-bisa aja move on dari mantan pacar kala itu sangat kesulitan buat sekedar merelakan dia. Hati gue lebih mirip permen nano-nano, rame rasanya. Ada sakit hati, ada sedih, ada luka, ada rasa gak mau kehilangan semuanya bercampur menjadi satu.

Apalagi setelah tau fakta kalau gak berapa lama putus dia sudah jadian ama orang lain yang profile dirinya lebih tinggi dibanding gue, makin hancur hati gue.

Selama berhari-hari gue lebih banyak mengurung di kamar, gak ngapa-ngapain. Cuma tidur-tiduran sambil memikirkan hubungan kita yang kandas dengan sempurna. Kalau lagi bosen gue nyalain laptop nonton SmackDown kalau udah bosen ya gue tidur-tiduran lagi.

Tanpa gue ngomong, Nyokap gue sudah tau ada gelagat yang gak beres dari gue. Anehlah, biasanya gue ngomong terus dan ngunyah terus kalau di rumah ini kenapa tiba-tiba jadi pendiem kayak peri gini.

Mungkin karena tau ada gak beres ama gue, dia dateng ke kamar gue. Tanpa gue sempet cerita, gue langsung nangis sejadi-jadinya. Sudah lama banget gue gak nangis karena terakhir kali gue nangis itu ya pas gue masih SD saat Amigos berhenti tayang di SCTV.

Belum gue cerita, Nyokap sudah tau kalau ini pasti masalah cinta citata eh cinta-cintaan. Saat itu Nyokap cuma bilang "Gak usah hubungin dia lagi, buktikan kalau kamu juga bisa sukses"

Iya bener. Gue harus sukses. Gak ada cara 'balas dendam' terbaik selain kamu harus buktikan kalau kamu bisa juga sukses dengan jalan yang lurus. Biarpun gue nakal tetapi untungnya gue tidak berpikir untuk memakai-memakai cara-cara picik untuk balas dendam ke mantan.

Ada kenalan gue di facebook yang baru putus ama pacaranya, kerjaannya adalah mengumbar keburukan mantan lewat status. Selain mengumbar ada juga yang memaki-maki, ngatain atau yang paling parah adalah menjelek-jelekkan mantannya ke pacar mantan yang sekarang.

Atau yang lebih konyol dan banyak dipakai adalah pake akun klonengan (palsu). Cara ini banyak dipakai oleh beberapa orang yang bermental rendah. Caranya bikin 3-5 akun klonengan, kasih foto cewek cantik yang bisa diambil dari Instagram orang terus kasih nama bagus.

Setelah itu baru deh, akun klonengan itu bergerilya, muji-muji diri sendiri. Contohnya gue bikin akun klonengan terus gue kasih nama bagus Kezia Saphira. Nah akun Kezia ini bakalan gue pake buat muji-muji diri gue sendiri di akun facebook gue.

Gue sering banget ketemu ama yang model gini. Si akun palsu ini biasanya nulis "Aku gak nyangka ada cewek yang tega ngejahatin kamu" atau "Tenang Kak, Tuhan pasti membalas semua perlakuan di ke kamu" atau yang lebih parah "Aku mau kok jadi pengganti dia di hati kamu. Kak, jangan pergi ya"

F**K!

Kadang gue bingung ini orang apa gak tau malu ya. Sebego-begonya orang pasti taulah kalau itu akun klonengan yang baru dibikin. Cara-cara kampungan seperti itu jelas gak gue pakai karena menggambarkan kualitas diri kamu.

Puncak titik balik gue terjadi saat suatu Malam. Karena putus cinta itu gue jadi susah banget tidur padahal sebelumnya gue gak ada masalah dalam hal tidur. Iseng-iseng gue stalking mantan dan yes akhirnya gue menemukan 'sesuatu' yang kelak akan merubah hidup gue.

Gue gak bisa bilang apa gue yang dapat ketika gue sedang stalking tapi itu rasanya luar biasa menyakitkan. Gue ngerasa semua darah di tubuh gue naik ke atas kepala yang bikin gue pusing luar biasa dan makin susah tidur.

Di Malam itu, masih banyak pertanyaan yang sebenarnya ingin gue tanyakan ke dia tetapi gak mungkin juga gue tanyakan. Gue jadi seolah bermain monolog, bertanya dan mencari jawabannya sendiri tanpa tau itu bener atau salah.

Ingatan gue jadi melayang 3 bulan sebelum kita putus. Kita berempat (bareng 2 orang temen) lagi berada di sebuah floating market dan melihat ada penyewaan perahu dia ngajakkin buat sewa perahu dan muterian danau kecil.

"Yakin berani gak nih" tanya gue penuh ragu karena gue tau banget karena dia itu takut banget tenggelam karena gak bisa berenang.

"Yakin, ayo main" kata dia. Biar keliatan profesional, kita mulai atur strategi. Gue kebagian di bangku belakang dan dia tepat berada di depan gue. Perahu ini bisa dinaiki oleh 4 orang sekaligus dan agar maju kita harus mengayuh perahu tersebut. Kita bahkan sudah janjian untuk mengayuh perahu sambil memekikkan "Dji Sam Soe" biar mirip iklan rokok di TV.

"Yakin gak nih. Kalau gak yakin mending jangan deh. Kita muter-muterin kebun aja yuk" Gue berusaha meyakinkan dia karena harga sewanya lumayan mahal juga 90rb buat 30 menit saja. *pelit*

"Yakin, yakin"

Dan apa yang gue takutkan terjadi juga. Baru naik dan mulai mengayuh, dia sudah mulai goyah dan nyaris nangis gara-gara ketakutan. "Udah, udahan balik lagi" kata doi setengah menjerit karena takut tenggelam.

Perasaan baru aja 20 detik lepas landas masak sekarang udah balik lagi. Malu juga rasanya balikkin ini perahu ama pengayuhnya ama yang jaga perahu. Mungkin ini adalah rekor tercepat sepanjang sejarah di tempat penyewaan perahu.

Ya ini juga seperti hubungan kita. Awalnya kita yakin kalau hubungan ini bisa lancar dan mulus tanpa halangan, kita pun sudah mulai berpikir untuk melangkah ke level yang lebih tinggi lagi. Ya tapi akhirnya ketakutan-ketakutan itu yang membuat hubungan kita jadi karam.

Persis seperti kita naik perahu itu. Awalnya yakin tapi di tengah jalan akhirnya karam.

Jam sudah menunjukkan jam 4 subuh dan gue masih belum bisa tidur. Luka di hati masih sulit disembuhkan walaupun gue sudah berupaya buat ikhlas.

Setelah lama merenung dan berpikir akhirnya gue ambil keputusan besar, hari ini bakalan jadi titik balik gue. Gak usah banyak wacana atau ngumbar banyak janji tapi yang terpenting adalah langsung bergerak.

Hmm, cara terbaik untuk menyembuhkan luka hati menurut gue adalah berdamai dengan diri sendiri dan meyakinkan kalau semuanya akan berjalan dengan baik-baik saja.

Awal-awal mulai menjalankan usaha ternyata tidak semulus yang dikira. Yang paling kentara adalah soal waktu. Gue selalu berusaha menjaga nama baik gue di mata pembeli salah satunya dengan cara tepat waktu ketika kirim barang.

Tetapi yang menjadi masalah adalah vendor yang nerima job dari gue sering banget ngaret. Janjinya 1 Minggu akhirnya molor jadi 2 Minggu. Janjinya 2 Minggu molor jadi 17 hari.

Padahal dalam 1 hari itu banyak sekali yang bisa berubah, tudingan, sentimen bahkan ancaman sudah biasa gue terima dari para buyer.

Apalagi pas di awal-awal kita berdua cuma bikin 1 design dengan kuantitas sebanyak 12 pcs aja. Saking jengkelnya temen gue ampe bilang "San, kita tuh masih dianggap kayak sampah. Mereka lebih ngeduluin yang orderannya 3-4 lusin kalau cuma 12 mah gak akan dianggap"

Yang paling parah adalah saat produksi ke dua. Saat produksi tees/kaos yang pertama kita seneng banget karena 12 pcs habis dalam waktu 2 hari saja. Gak pikir panjang kita langsung berencana masukkin design kedua. Masalah datang ketika designer yang biasa kita pakai lagi vakum untuk sementara waktu jadi gak nerima jasa design dulu.

Setelah konsultasi dengan vendor, vendor saat itu bilang kalau mereka bisa ngakalin caranya. Bikin design tanpa pake jasa designer dan hasilnya dijamin bagus.

Kita yang saat itu masih awam percaya-percaya aja apalagi kita mikirnya bisa ngurangin ongkos produksi karena gak usah bayar untuk jasa design.

Gak berapa lama kemudian, vendor kirim contoh kaos yang jadi via BBM dan kalau diliat dari foto yang dikirim, suer hasilnya keren banget. Tanpa banyak omong, kita langsung setuju buat bikin sebanyak 2 lusin.

Kamu pernah gak lagi potong di salon terus pas ngaca di salon hasil potongannya kayak yang keren banget tapi pas ngaca di rumah hasilnya kok ternyata gak sekeren pas ngaca di salon? Gue sering banget kayak gini, pas lagi ngaca di barber gue ngerasa ganteng sendiri tapi pas ngaca di rumah naha jadi mirip Serigala yang di GGS -_-

Itulah yang gue alami saat itu. Hasil di foto beda dengan hasil jadi, gue berani bilang itu gak layak jual. Taruhannya cuma satu, kita paksain jual tapi nama baik tercoreng atau merugi 1,5 juta sebagai ongkos produksi.

Setelah berdebat lama, akhirnya kita milih mendingan rugi 1,5 juta dibanding nama baik tercoreng. Temen gue sempet drop dan kita pun sempat vakum untuk beberapa saat karena kerugian yang lumayan besar ini.

Di saat drop begini, gue langsung kembali ke motivasi awal gue. Gue berusaha meyakinkan ke partner gue itu kalau kerugian kita itu kelak akan berubah menjadi keuntungan yang berlipat. Kita mulai dari awal lagi, cari designer dan vendor yang baru lagi.

Pembagian tugas kita itu jelas, partner gue itu bergerilya di sisi produksi sedangkan gue bergerilya di sisi penjualan. Tetapi sesekali gue juga ikut terjun langsung di bagian produksi buat liat kondisi barang dan cek produksi.

Jalan 3-4 bulan hasilnya mulai keliatan. Dari awalnya cuma 12 pcs sekarang sudah tembus 150-200 pcs per bulan. Kita pun mulai merambah ke hoodie, cap, hingga varsity. Dan responnya selalu baik sampai-sampai kita jarang sekali nyetok barang karena permintaan yang tinggi.

Untuk mendekatkan diri ke pembeli, gue sering mengantar langsung pesanan ke buyer. Ini salah satu cara agar pembeli loyal. Dulu gue sering banget berpegian ampe ke Jatinangor dan Sumedang cuma buat anterin kaos ke pembeli. Pernah sudah jauh-jauh ke Padalarang eh gak taunya yang beli lagi pergi.

Hujan dan segala macam turunannya (hujan angin, hujan es, dll) sampai celana dalam basah gak ketulungan sudah jadi makanan gue saat itu. Tapi sekali lagi gue selalu menekankan ke diri gue, kalau suatu saat nanti orang-orang yang bakalan nyari gue bukan gue yang ngejar mereka.

Sekedar berbagi rahasia, saking deketnya gue juga sempet 2x pacaran dengan pembeli gue (yang cewek bukan yang cowok), hahaha. Tapi untuk cerita yang ini mungkin akan diceritakan di postingan yang lain.

Pertanyaan gue kemudian kenapa disaat gue sudah sejauh ini, kok kamu gak ada dsini?

Buat kaum hawa, kalau kamu punya pasangan yang punya potensi dan mau berusaha (gak cuma omdo) dukung dia dan support dia terus. Kalau dia yakin bakalan sukses, kamu juga harus yakin kalau kalian akan sukses bersama. Beda kasus kalau kamu punya pasangan yang kerjanya ngeluh, gak kerja apa-apa, malah ngerepotin hidup kamu itu sih harus ditinggalkan karena malah jadi benalu buat hidup kamu.

Dan buat kamu yang sedang patah hati, entah apa itu masalahnya. Yakinlah hidup kamu masih panjang, menyesal tidak akan menyelesaikan masalah. Dibanding kamu maki-maki atau ganggu mantan kamu yang sudah gak peduli lagi ama kamu mendingan kamu mulai bangkit buat menata hidup kamu.

Gue jadi teringat tentang Zenkai di Animel Dragon Ball. Zenkai adalah kemampuan yang dimiliki oleh Bangsa Saiya (Vegeta/Bezita, Son Goku, Son Gohan) untuk bertambah kuat ketika mereka mendekati kematian. Semakin mereka sering bertempur dan nyaris mati, semakin kuat pula daya tempur mereka. Gue jadi berpikir walau kita gak punya Zenkai dalam diri kita tetapi pernah ngerasa gak sih setiap kamu putus cinta atau disakiti kamu ngerasa jauh lebih kuat dari sebelumnya? Jauh lebih 'terlatih' dari sebelumnya? Bener gak?

Kalau setiap harapan kamu berjalan sesuai rencana, kamu tidak pernah belajar bahwa kecewa itu menguatkan. Jangan pernah menyerah dengan segala hal yang belum kau capai! Kamu hanya perlu berusaha lebih keras, berdoa lebih ikhlas dan bersyukur lebih banyak.

Dan percaya saja, Tuhan menggenggam semua doa. Lalu dilepaskanNya satu persatu di saat yang paling tepat....

Minggu, 15 November 2015

Terima Kasih BNI Debit Online

Karena kesibukkan saya sebagai seorang wiraswasta, nyaris saya tidak pernah memiliki waktu kosong untuk sekedar pergi bersama keluarga khususnya dengan Ibu saya.

Puji Tuhan usaha yang sedang saya lakukan memang sedang berkembang dan konsekuensinya adalah waktu yang banyak tersita untuk mengurus usaha saya tersebut.

Bahkan banyak moment yang harus terlupakan salah satunya adalah ketika Ibu saya berulang tahun. Saya pernah berjanji kepada Ibu saya ketika beliau berulang tahun kelak, saya akan membelikan 1 buah ponsel.

Ibu saya memang memiliki 1 ponsel tetapi ponsel tersebut merupakan ponsel 'warisan' dari kakak saya. Kondisinya sudah tidak bagus lagi dan sering error. 

Hari pun berlalu seperti biasa hingga di satu hari saya lupa jika besok adalah hari ulang tahun Ibu saya. Begitu saya ingat jika besok adalah hari ulang tahun Ibu, saat itu juga saya langsung mengunjungi sentra ponsel untuk membelikan Ibu saya ponsel.

Setelah berputar dan mencari-cari, sayangnya saya tidak menemukan smartphone yang Ibu saya mau, kalaupun ada barang tersebut sudah dalam kondisi second.

Malu rasanya jika membelikan smartphone sebagai hadiah untuk Ibu saya. Setelah bertanya-tanya kepada Teman saya, saya lalu direkomendasikan untuk mencari di situs-situs Online yang belakangan sedang marak (Lazada, Elevania, Bhinneka).

Saya langsung browsing ke situs-situs tersebut dan menemukan smartphone yang Ibu saya mau. Saat itu saya menemukan smartphone tersebut di situs Bhinneka.com

Masalah baru kemudian muncul ketika saya hendak melakukan pembayaran. Saya yang berniat melakukan pembayaran menggunakan E-Banking terkendala jaringan yang error karena mungkin sedang ada gangguan.

Di saat 'genting' seperti itu, saya kemudian teringat jika Bank andalan saya yaitu BNI memiliki "BNI Debit Online" yang sangat mudah dan cepat.

Saya sebelumnya belum pernah menggunakan fitur itu dan meskipun awalnya ragu akhirnya saya memutuskan untuk memakai fitur tersebut.

Dan luar biasanya, prosesnya ternyata sangat mudah dan aman. Semua prosedur saya ikuti satu per satu dimulai dari melakukan proses request VCN. Transaksinya sangat cepat, aman dan praktis tidak menyita waktu saya.

Singkat cerita, hadiah ulang tahun yang Ibu saya inginkan sampai tepat pada waktunya. Jika ada kekhawatiran dari sebagian orang tentang barang tidak sampai atau kondisi barang tidak sesuai orderan ketika membeli barang secara online, hal itu ternyata tidak terjadi kepada saya. Saya mendapatkan barang yang sesuai diorder dengan kondisi bagus dan harga yang bersaing.

Terima kasih untuk BNI karena turut serta membuat Ibu saya senang di hari ulang tahunnya. Semoga BNI bisa terus memberikan inovasi agar para nasabahnya selalu puas.

Untuk masukkan dari saya, saya harap BNI Debit Online bisa terus berpromosi dengan gencar karena masih sedikit nasabah yang tau tentang fitur baru dari BNI ini. Jika para nasabah BNI sudah tau tentang betapa mudahnya menggunakan BNI Debit Online, saya yakin akian banyak nasabah yang akan menggunakan fitur ini di tengah industri E-Commerce yang sedang menggeliat.