Selasa, 27 Juni 2017

Angan, Harapan, dan Kenyataan

Kalau kamu baca postingan gua di kurun waktu tahun 2009-2012, hampir semua postingan itu gua tulis di food court salah satu Mall yang letaknya gak terlalu jauh dari rumah gua.

Dibilang Mall juga rasanya kurang pas karena dalamnya sepi dan kosong banget. Banyak toko yang sudah tutup, banyak pula toko kecil yang nyaris gak pernah buka (barangnya ditinggalin gitu aja di toko).

Alasan utama gua nulis disana adalah saat itu gua belum cukup mampu buat pasang internet di rumah jadi saat itu gua harus sering kesana itu buat ngejar Wi-fi buat sekedar browsing cari bahan sampai kirim-kirim tulisan.

Gua menulis di food court yang sangat sepi dan hanya ditemani oleh penjaga stand yang sedang menunggu pembeli datang. Biasanya mulai agak ramai kalau lagi ada event misal lomba nyanyi, lomba dance, lomba tari. Dan itu pun yang nonton biasanya cuma juri, tukang kabel & sound system, dan keluarga peserta + gua yang lagi duduk di pojokkan.

Salah satu hal yang gua kejar adalah gua pengen banget bisa nembus di Tabloid Bola. Tabloid Bola adalah Tabloid olah raga nomor satu di Indonesia dan Tabloid Olah raga paling tua (sudah terbit sejak tahun 1986). Saat itu, gua baru bisa tembus menulis untuk versi Majalah belum versi Tabloidnya dan akan menjadi sebuah kebanggaan buat gua pribadi kalau bisa nulis di Tabloid Bola.

Gua denger sih memang susah buat menulis di Tabloid Bola karena mereka memang nyarinya Mahasiswa dengan jurusan tertentu. Mungkin salah satu alasan tulisan yang gua kirim tidak tembus dikarenakan gua belum memenuhi kriteria yang mereka cari.

Iya gak apa-apa kok, gua paham.

Buat gua, hal ini berarti hanya akan seperti angan-angan belaka yang mungkin tidak akan pernah gua capai. Tapi hal itu tidak membuat gua patah semangat, gua tetap menulis dan mengirim seperti biasa walaupun gak pernah dimuat, huehue.

...................................................................................

Tetapi gua percaya, angan-angan itu bisa kita ubah jadi kenyataan kalau kamu mau kerja keras dan tetap mencoba. Di tahun 2017 (hampir 7 tahun), gua sekarang rutin menulis di rubrik 'Sportainment' di Tabloid Bola#uhuk

Banyak orang yang nanya ke gua kok bisa gua nulis disana sampai berapa gua digaji disana. Ok, lewat postingan ini gua bakalan ceritain semuanya biar gak ditanya-tanya lagi.

Di tahun 2017, Tabloid Bola meluncurkan rubrik baru yang diberi nama 'Sportainment'. Rubrik ini menampilkan olah raga yang menggabungkan olah raga dengan hiburan (semisal WWE, UFC, Nascar, dll).

Sebelum ini gua memang sudah rutin menulis soal WWE di Fanpage WWE Indonesia di Facebook dan  di akun Clobberin Time. Menjadi klop karena Tabloid Bola lagi nyari penulis yang tau tentang WWE secara detail dan kebetulan gua yang dipilih, hehe.

Gua kirim contoh tulisan gua dan ternyata pihak Bola suka sampai yang paling membanggakan buat gua adalah tulisan yang gua kirim nyaris gak ada yang diedit oleh Tim Redaksi (hal ini berarti tulisan yang gua kirim sudah sesuai dengan standar dan kualifikasi mereka). Setelah artikel pertama dimuat, gua diminta untuk rutin menulis di Tabloid Bola (selang seling dengan tim redaksi Bola).


Terlihat ganteng di foto?
Banyak yang nanya ke gua, "Eh lu dibayar berapa buat nulis di Bola?". Soal bayaran sebenarnya gua terlalu berpikir ke arah sana karena bisa dimuat juga sudah membahagiakan buat gua karena itu adalah angan-angan gua sejak lama (sejak tahun 2010). Kalau ditanya soal bayaran, gua mau balik nanya. Kalau kamu dikasih pilihan mending dibayar (misalkan) 1 juta per artikel atau kamu bisa ngiklan disana, kamu pilih mana?

Dapet bayaran 1 juta itu emang lumayan tapi biasanya suka gak kerasa kan, tiba-tiba uangnya sudah habis entah kemana. Kalau gua lebih milih bisa ngiklan di Tabloid Bola karena sebagai Tabloid nomor satu di Indonesia, pembaca Bola banyak banget. Ambil contoh aja, kalau misalkan pembaca Tabloid Bola ada 100rb orang per edisi terus 1% nya aja baca iklan Clobberin Time dan beli pasti lumayan banget kan?

Iya, gua menulis di Bola sama sekali gak dibayar tetapi gua mendapat kompensasi buat mempromosikan komunitas WWE Indonesia. Jadi di setiap penulisan gua, gua bakalan mengajak para pembaca buat bergabung ke akun fanpage WWE Indonesia dan Official Account LINE Clobberin Time. Dan karena hampir setiap hari gua beriklan di Fanpage WWE Indonesia jadi otomatis pembaca Bola yang gabung ke Fanpage WWE Indonesia pasti liat iklan gua kan?

Dan terbukti karena sejak gua menulis di Tabloid Bola, orderan Clobberin Time makin melimpah. Terima kasih, terima kasih.

....................................................................................................

Selain bisa nulis di Tabloid BOLA, dulu gua punya angan-angan buat beli rumah sendiri. Bukan soal investasi atau apa tapi gua emang mikir gua harus punya rumah sendiri buat gua tinggal bareng istri gua kelak (uhuk).

Gua sering denger cerita dari temen gua yang sudah nikah dan kebetulan mereka masih tinggal 1 satu rumah dengan orang tua. Mereka curhat pasti ada aja masalah, hal sepele pun bisa jadi besar. Ya maklum sih, 2 pemikiran aja sulit buat disatukan gimana kalau ditambah jadi 3 atau 4 pemikiran.

Sejak tahun 2011, gua selalu menyisihkan sedikit dari penghasilan gua dari menulis dan dari Clobberin Time (saat itu namanya belum Clobberin Time).

Akhir tahun 2016, gua sudah sempet DP sebuah rumah di kawasan Arcamanik Bandung (Cingised) tetapi akhirnya gua batalkan karena mengingatkan gua akan sesuatu yang buruk. Ya gak apa-apa deh rugi ketimbang kamu hidup dalam rasa sakit hati mendalam akan kenangan di rumah itu. Meskipun sebenarnya lumayan sayang juga :(

Salah satu temen gua si Mella banyak gaya pernah cerita ke gua kalau dia bareng mantan pacarnya baru beli rumah di daerah Banjaran. Harga rumah disana bisa dibilang masih lumayan (kisaran 300-400 jutaan) tapi biar lumayan murah, gua mikir NGAPAIN beli rumah di Banjar. Jarak Banjar ke Bandung juga mayan jauh belum lagi kalau hujan, akses utama ke Bandung pasti macet total kalau lagi libur.

Awalnya gua sempet niat cari rumah yang lokasinya di pinggiran kayak si Mella tadi tapi setelah gua pikir gak akan efektif dengan pekerjaan gua yang super mobile sampai akhirnya gua batalkan niatan tersebut. Setelah lama nyari dan nyari, akhirnya nemu juga sebuah Cluster di sekitaran Antapani. Menjadi special karena Cluster ini didesign oleh kakak gua sendiri (yang lagi cari rumah bisa calling ke kakak ya siapa tau dapet harga special, hihi).

Buat ukuran kantong gua, harganya sebenarnya lumayan tinggi tetapi lokasinya sangat strategis dan ada banyak akses terutama jaraknya yang gak terlalu jauh ke rumah gua yang sekarang (sekitar 10 menit). Rumahnya memang gak terlalu besar tapi pas buat keluarga kecil dan ada garasi buat nyimpen mobil.

Apa gua terlihat di foto?
Tahun 2010, mungkin gua gak akan pernah ngebayang bisa beli rumah sendiri. Jangankan ngebayang buat mikir aja gua gak berani tapi ternyata dengan sedikit kerja keras dan kemauan (plus pertolongan Tuhan) bisa kebeli juga rumah. Saran terbaik gua buat para kaum adam adalah dibanding uang kamu habis mubazir, mendingan uang kamu dipakai buat hal yang berguna misalnya buat beli polis asuransi kesehatan, buat reksa dana atau disimpen dikit-dikit buat DP rumah kayak gua.

Eh, ada yang mau jadi pendamping buat mengisi rumah itu?

.......................................................................................

Di hari libur panjang gini, setelah sekian lama gak mampir ke Mall yang gua ceritain di awal tadi, kemarin gua mampir kesana lagi. Gua sebenarnya sama sekali gak pengen libur tetapi gua 'dipaksa' libur karena semua Vendor dan penjahit untuk Clobberin Time lagi libur dan gua sudah cukup menabung banyak tulisan di Tabloid Bola untuk beberapa edisi kedepan.

Gua bawa laptop gua, mau menyelesaikan postingan ini (iya postingan yang kamu baca sekarang ini). Gua duduk di posisi yang biasa gua tempatin, kursi paling deket kaca jendela. Di deket kursi gua ada stand yang dijaga oleh Oma tua, dia jualan minuman kayak Lemon Tea, Ice Tea, dll. Gua mesen Lemon Tea dan kerennya si Oma masih inget gua dong.

Tempat menulis favorite gua ada di pojok kiri dan stand si Oma penjual minum ada di sebelah gua
"Sani, kemana aja? Dulu biasanya Sani yang nemenin Oma disini tapi sekarang sudah gak pernah lagi" kata si Oma sambil menjabat keras tangan gua. Matanya tampak berkaca-kaca dan hebat banget si Oma masih bertahan disini padahal stand lain sudah hampir tutup semua.

"Iya Oma, maaf sekarang sibuk tapi nanti bakalan sesekali kesini lagi. Pesen Lemon Tea kayak biasa ya" kata gua.

Gua duduk sambil menatap sekitar, suasana masih seperti biasa. Di ruangan yang seluas ini, mungkin cuma diisi kurang dari 10 orang saja.

Ada hari dimana kita harus berhenti sejenak untuk menengok ke belakang lalu bersyukur :)

NB: Terima kasih untuk pemilik blog http://farllanlasimpala.blogspot.co.id/2017/04/sebuah-perkenalan-yang-dipaksakan.html yang sudah menulis tentang gua :)

Sabtu, 17 Juni 2017

Good Night & Good Bye

Cerita ini sebenarnya terjadi sekitar 3 bulan yang lalu (tepatnya bulan Maret) dan gua sama sekali tidak ada niatan buat mengangkat cerita ini menjadi sebuah postingan di blog (karena beberapa faktor). Tetapi berhubung, beberapa hari yang lalu gua mendapat sebuah kiriman yang ada korelasinya dengan cerita ini, gua putuskan buat mulai menulis dan mengangkat cerita ini. Ini cerita tentang 'cinta', dikasih komentar yes.

......................................................

Beberapa bulan yang lalu, gua lagi deket dengan seorang perempuan. Sebelumnya sih kita berdua sempat dekat lalu merenggang dan kemarin kita sempet deket lagi, uhuk. Saat itu kita berdua sedang dalam fase yang sama, sama-sama sedang menjalani fase move on. Orang yang sedang menjalani fase ini tentu butuh banyak temen ngobrol agar bisa mengeluarkan semua beban hati - pikiran dan diyakinkan kalau semua akan baik-baik saja seperti semula.

Jujur, dulu gua sempet naksir ama dia dan ketika kita ketemu lagi setelah sekian lama gak ketemu, sedikit demi sedikit perasaan lama gua itu muncul lagi. Dulu dia udah cantik sekarang jadi semakin cantik dan bikin gua jadi lumayan tertarik padahal gua ini adalah orang yang sangat susah buat suka/naksir ama orang walaupun gua punya banyak temen perempuan.

Selain kita intens berkomunikasi kita juga sering pergi bareng, ya ke Gereja bareng, makan bareng. Kebetulan, gak lama lagi dia bakalan ulang tahun dan gua pengen ngasih kejutan kecil yang berkesan. Jangan ngira kalau gua bakalan kasih kejutan yang berlebihan seperti ngajak dia dinner terus gua akan merangkai bunga mawar di atas kolam renang membentuk huruf 'Happy Birtday'.

Itu bukan gua banget.

Kejutannya simple aja, jadi gua bakalan bikinin dia sebuah Video ucapan. Nah di Video itu akan ada gua bersama temen-temen yang lain ngeband sambil nyanyi lagu Happy Birthday dalam bahasa Korea (karena kakak kita yang satu ini emang ngefans dengan Korea, berbeda dengan gua yang cuma mentok tau Kimchi doang).

Setelah lagu selesai, video akan menampilkan foto-foto dia, ada yang dia sendiri dan ada yang bareng ama gua, ehem. Dan di slide terakhir akan menampilkan foto hadiah dia yang sudah gua siapkan. Gua gak bisa bilang isinya apa tapi gua yakin dia bakalan suka dengan isi hadiah itu :)

Nah, pas Video berakhir, gua bakalan nelpon dan bilang "Kamu mau gak hadiahnya, kalau mau keluar rumah dong nanti ada Driver Uber yang nganterin hadiahnya'" (Driver Uber = gua). Itu rencana awal dan gua yakin semuanya akan berjalan dengan baik jika mengikuti alur cerita yang sudah disiapkan.

Tetapi gua salah, ternyata banyak sekali hambatannya. Saat pembuatan Video yang paling stress, gua kira dalam 1-2x take akan beres tapi Ya Alloh diulang mulu. Kesalahannya bukan di temen-temen yang lain tapi di gua sendiri. Jadi dalam skenario, setelah temen gua si Elsa selesai nyanyi dia bakalan ngasih Mic ke gua dan gua bakalan ngucapin selamat ulang tahun buat dia plus kasih harapan.

Terdengar simple kan? Tapi gak buat gua karena setiap gua yang di-take pasti aja salah mulu padahal gua yang nyiapin scriptnya dong. Ada kalanya gua kecepetan ngomongnya, ada kalanya gua terlalu grogi sampai gua lupa nyalain mic. Goblok bener. FYI, yang deket ama gua pasti tau banget kalau gua bukan orang yang suka ngomong di depan umum, tampil di kamera, atau jadi pusat perhatian.

"Kak Stef, sakit tangan aku ini. Diulang mulu" kata Rio yang megang gitar. Hahaha, iya ampun Rio. Gua kasian juga ama dia karena kayaknya sudah hampir 10x dia harus metik gitar dengan lagu yang sama.

Setelah lebih dari 10x take akhirnya dapet juga angle yang bagus. 1 hari diedit, video tersebut akhirnya kelar dan gua ngerasa puas banget. Gua pake score 'Marry Me' dari Michael Giacchino (lagu pengiring di film Up) buat lagu narasi di video itu.

Bukan, bukan berarti gua ngarep nikah ama dia tapi gua pake score 'Marry Me' karena gua emang ngefans berat dengan Michael Giacchino. Sempet mau pake score 'Moving On' tapi pas gua dengerin kok kedengerannya malah bikin sedih. Orang lagi ulang tahun kok malah dibikin sedih.

Beberapa temen gua yang gua liatin video itu bilang video nya bagus, simple tapi bermakna. Tapi mereka bilang video itu bakalan lebih bagus kalau gua gak nampak di video itu.

Ok sip, terima kasih untuk pujiannya.

..........................................................................................

Setelah video beres, hari yang ditunggu akhirnya tiba. Dia ngabarin kalau dia mau pergi bareng temen-temennya dan baru pulang jam 7. Gua bikin dia bete dulu jadi rencana awalnya dia kan bakalan bete seharian dan nanti pas dia pulang kasih sedikit surprise biar lebih bermakna.

Rencana berhasil, karena gua berhasil bikin dia bete dan gak nyaman (gua gitu loh). Gua bilang gini "Ada yang mau aku omongin tapi nanti aja deh ya, habis kamu pulang. Bukan kabar baik sih tapi ya gimana"

Aslinya berat banget buat gua bikin orang yang kamu suka jadi bete tapi demi rencana ini, itu harus dilakukan. Setelah berhasil bikin dia bete, gua sekarang harus nyari 1 orang pengangguran buat nemenin gua ke rumah dia nanti malam (buat jagain kendaraan, dll). Dari banyak opsi, Arya Putra jadi orang yang gak nolak ketika dimintai tolong. Arya ini penulis dengan spesialis bikin review film, gua kenal dengan dia ketika kita sama-sama lolos dari Kompetisi Nulis Lupus Bareng tahun lalu.

Hari itu, waktu terasa sangat lama buat gua. Padahal kalau hari biasa, gua sering ngerasa kalau waktu sangat cepat berjalan. Keluar pagi eh pulang sudah malam lagi, begitu cepat tapi buat gua hari itu terasa sangat lama. Hari itu gua kosongin semua kegiatan gua (No COD, No kirim barang, No ketemu orang, No cek produksi, No menulis dan No-No yang lain).

Jam 5 Sore gua sudah jemput si Arya dan kita berdua berkendara menuju rumah dia. Hati gua berdegup kencang, perasaan gua campur-campur. Takut dia malah marah atau takut dia gak pulang malah nginep semuanya bercampur jadi satu. Jam 6 kita sudah sampai deket komplek rumah dia dan kita menepi di pinggir jalan.

Dia janji bakalan kasih kabar kalau dia sudah pulang tapi sampai jam 8 Malam dia sama sekali gak kasih kabar apa-apa. Gua sudah semakin galau, karena kalau semakin Malam maka gua semakin gak enak ke keluarganya. Batas tolerasinya adalah jam 9 Malam karena kalau sudah lebih dari jam 9, gua malah takut ngeganggu keluarganya yang lagi istirahat (belum lagi di rumahnya ada anjing yang gak tau kenapa tiap gua kesana pasti gonggong mulu). Dasar Anjing lu Njing!

Jam 9 kurang 15 belum ada kabar, gua telpon dan chat juga gak dibalas. Apa jangan-jangan dia ngambek gitu ya ama gua karena tadi Pagi gua bikin dia bete. Gua sekarang sedang sendirian karena si Arya ijin ke gua buat ke McD buat minjem WC. Tangan kiri gua megang bunga dan tangan kanan gua bawa kado buat dia. Dibanding orang yang mau kasih kejutan buat orang yang spesial, gua lebih mirip penjual bunga di acara wisudaan kampus -_-

Plan terpaksa dirubah, jadi gua bakalan nitip hadiah dan bunga ini ke adiknya karena gua lumayan tahu (biar gak terlalu kenal). Jadi pas dia pulang dan nerima hadiah itu, baru gua kirimin video yang gua ceritain tadi. Agak kecewa sih karena menurut gua efek kejutnya bakalan beda kalau rencana awal gua berjalan.

Storyline 'Driver Uber pengantar hadiah' terpaksa diubah karena waktu sudah tidak memungkinkan.

Gua jalan menuju rumah dia, rumah dia aslinya lumayan ngeri karena dikelilingi sawah dan jarak satu rumah dengan rumah lain lumayan jauh belum lagi jalanannya berlubang dan becek. Rada ngeri juga ya jalan tengah malam lewatin sawah yang luas. Gimana coba kalau ada penunggu sawah yang muncul di hadapan gua karena ngira itu bunganya buat dia -_-

Belum lama gua melangkah, dia belakang gua terdengar bunyi tabrakan parah, bunyinya mirip di film Transformers pas Autobots Vs Decepticon. Gua tengok bentar, ada kecelakaan parah. Ada sekitar 3 orang jatuh tergeletak di jalanan dengan bersimbah darah, banyak part dari motor yang sudah lepas dan berhamburan di jalan. Karena suasana sudah mulai sepi jadi sedikit orang yang kasih pertolongan.. Gua simpen bunga dan hadiah gua di saung kecil yang gak tau punya siapa dan nyebrang jalan buat kasih pertolongan.

Ada bapak yang kening dan hidungnya mengeluarkan darah, tangannya seperti patah karena gak bisa digerakkan. Kulitnya sudah memar biru dan di hadapan si Bapak ada 2 santri yang keliatannya baru pulang ngaji yang terkapar. Jadi ceritanya, si 2 santri ini ngelawan arah dan si Bapak yang kaget gak siap buat menghindar sehingga tabrakan tidak terelakkan.

Beberapa orang ngebantuin buat meminggirkan mereka bertiga. Gua paling gak tega liat si Bapak yang begitu kesakitan karena tangannya sudah letoy dan gak bisa digerakkan.

Gobloknya, di saat begini bukannya nolongin orang-orang malah cuma nontonin dan setelah nonton langsung pergi aja. Dari awalnya ada 10an sekarang tinggal 3 orang termasuk gua yang lagi di samping korban.

Jujur, gua juga jadi galau karena kalau gua tetep disini maka plan gua bakalan hancur. Karena semakin malam gua ke rumah dia buat nitip hadiah ini maka akan semakin besar pula kans gua buat ganggu tidur keluarga Ruth.

Tapi disaat begini, gak mungkin juga gua pergi ninggalin si Bapak dan 2 santri. Si Bapak sambil susah payah minta gua buat ambil ponsel di tas kecil dia dan nyuruh gua buat nelpon istrinya, kasih kabar kalau dia baru kecelakaan. Gua ini bukan orang yang punya cukup nyali buat kasih tau kabar buruk ke perempuan tapi karena si Bapak minta gua buat nelpon istrinya, gua bantu dia buat nelpon.

Pas gua telpon, di ujung telpon terdengar suara gini "Ayah, sudah sampai? Ibu jalan bentar ya keluar"

"Bu, Maaf bu. Ini Bapak baru kecelakaan di Jalan Soekarno Hatta dekat bundaran Cibiru tadi habis tabrakan ama motor lagi. Ibu bisa dipanggilkan Ambulance gak?" kata gua di ujung telpon karena kebetulan istri dari si Bapak ini kerja di rumah sakit (Gua sudah mencoba menghubungi beberapa Rumah Sakit dan Kantor Polisi tapi tidak ada jawaban).

Suara tangis langsung pecah di ujung telpon. Yang awalnya senang jadi histeris bercampur shock, dia nanya kondisi Bapak gimana. Gua bohong, gua bilang bapak gak gimana-gimana cuma butuh ambulance aja supaya bisa diperiksa di RS.

Terkadang berbohong untuk hal seperti ini memang diperlukan.

Dia kemudian nanya, disana ada siapa aja yang bersama Bapak, gua bilang cuma ada 3 orang disini dan kita lagi di pinggir jalan. Sambil nangis, dia bilang "Pak, jangan pergi sampai saya datang ya Pak. Bapak jangan ditinggalin sendirian, janji ya Pak"

"Iya Bu saya janji". Disaat begini gua sudah gak terlalu mikirin lagi tentang hadiah yang penting si Bapak selamat dan bisa dibawa ke rumah sakit.

Satu orang kemudian pergi dan sekarang tinggal kita berdua di jalanan yang sepi, jam sudah menunjukkan jam 10 Malam. Gua telponin si Arya, eh gak diangkat padaha pertolongan dari dia sangat diperlukan karena kita berdua bawa kendaraan. Ini orangnya kayaknya lagi keenakkan donlod file porno deh McD karena WiFi di McD lumayan kenceng.

Setelah si Arya gak bisa diharapkan, akhirnya kita berdua bagi tugas. Satu orang yang gua gak tau namanya ini, gua tugasi buat cari polisi terdekat. Karena kemungkinan nemu polisi di jalan sangat kecil, gua nyuruh dia ke Kantor Polisi di Soekarno Hatta. Gak banyak speak, dia langsung berangkat.

Gua menenangkan 3 orang ini bilang kalau pertolongan sebentar lagi akan datang. 2 santri ini kalau dari luar memang terlihat gak kenapa-napa tapi dia bilang badannya sakit banget kalau digerakkan (luka dalam kayaknya). Gua kasih minum buat 3 orang ini sambil nunggu Polisi datang. Semoga ini orang gak bohong ya, beneran nyariin polisi.

30 Menit menunggu, polisi belum kunjung tiba. 3 orang ini sudah terlihat kepayahan semua, gua paling ngilu ngeliat tangan si Bapak yang muter gak karuan. Karena sudah gak tahan si Bapak ngomong gini ke gua "Pak, bawa saja aja ke pesantren, tempat tingga mereka" sambil nunjuk 2 santri yang lagi tergeletak.

"Jangan Pak, kita tunggu Polisi ama Ambulance datang. Kalau dipaksa kesana nanti lukanya makin jadi"

Si Bapak terus maksa dan ngomong kalau dia udah gak tahan, dia sempet nanya ada orang yang bisa ngurut gak di Pesantren si 2 santri dan dijawab ada ama si santri. Si Bapak minta tolong ke gua buat bonceng dia pake motor dia ke pesantren, ngikutin si 2 santri. Salah satu dari mereka walaupun terlihat kepayahan, bilang masih kuat buat nyetir motor kesana.

Dibanding kita nunggu gak ada kepastian gini dan si Bapak sudah mengerang terus akhirnya gua setuju dengan rencana tadi. Gua yang nyetir pake motor bapak sambil bonceng dan ngikutin santri ke pondok pesantren, darisana gua minta dianter lagi ke tempat semula. Gua nengok sebentar ke hadiah ama bunga gua yang gua tinggalin ke saung, gua asli dilema banget ini. Satu sisi gua pengen kasih kejutan kecil ke orang yang kamu sukai tapi satu sisi gua juga gak tega buat ninggalin mereka gini aja.

Motor si bapak sebenarnya sudah lumayan hancur tapi masih bisa dipake, gua naik motor dia dan dengan susah payah si Bapak naik juga. Langkah gua diikuti oleh 2 santri yang naik juga ke motor sambil megangin perut dan dada.

Belum juga berangkat, mobil polisi akhirnya tiba. Ternyata orang yang tadi beneran cari polisi, maaf banget sudah suudzon tadi ya :)

Polisi datang dan langsung nelpon Ambulance, gua nelpon lagi ke si Ibu dan bilang kalau Polisi datang dan lagi nunggu Ambulance. Sambil nangis, Ibu bilang makasih berulang-ulang ke gua padahal gua ngerasa gak melakukan apa-apa, hehe

Bapak yang habis kecelakaan juga ngomong terima kasih ke gua dan bilang, gak apa-apa kalau gua mau pergi. Gua yakin dia sebenarnya tau kalau gua itu sedang diburu-buru waktu meskipun gua akting seolah biasa aja.
........................................................................................

Jam sudah menunjukkan jam 11 lebih (nyaris setengah 12). Apa gua pulang aja gitu ya tapi kalau pulang, rencana yang telah gua susun bakalan buyar terus bukannya akan lebih bermakna kalau kamu jadi orang pertama yang ngucapin selamat ulang tahun ke orang yang kamu suka bukan?

Tapi pikiran gua masih berkecamuk soal keluarganya karena gak sopan juga kalau datang malam-malam. Setelah berpikir keras akhirnya gua nekad aja, perkiraan gua 10 menit cukup buat semuanya jadi gak usah banyak ngomong, kasih hadiah dan kasih ucapan terus langsung pamit pulang.

Gua cek HP, dia sudah kasih kabar kalau dia sudah pulang dan kalau gua mau nelpon, boleh sekarang. Gua kirimin dulu Video yang tadi dan minta dia tonton, durasinya sekitar 2 menit aja.

Mungkin ya, 2 menit itu menjadi 2 menit terlama dalam hidup gua. Gak lama kemudian, dia bilang makasih dan terharu habis liat video itu dan ini dia yang gua tunggu.

Gua chat dia, "Eh, tapi aku rasanya nyuruh Driver Uber buat nganterin hadiah ulang tahun kamu yang di foto deh. Kamu keluar bentar ya, bentar aja, kasian Drivernya nunggu dari tadi"

Dia bales dengan emoticon kaget dan gua langsung lari menuju rumah dia, melewati jalak lubang dan sawah. Asli ini NGERI banget, gua berasa liat ada bayangan hitam di sawah yang gak taunya cuma orang-orangan sawah. Rasa takut gua ama Tuyul di sawah terkalahkan dengan rasa kalut gua yang bakalan kasih dia hadiah.

Gak lama, dia keluar rumah dan berpapasan dengan gua yang lagi nyengir sambil bawa bunga dan kado buat dia. Dia tampak speechless sampai gak tau mau ngomong apa.

When I looked deep into her eyes, I smile. Time seems so slow and then she hugs me. Maybe this moment will be the greatest part of my life.

Gua ngerasa bahagia karena setidaknya bisa membuat dia tampak senang dan melupakan kejadian buruk yang belum lama ini terjadi di kehidupan dia. Jika 1 jam dibilang lama, gua sudah cukup bahagia bisa liat dia melupakan sejenak hal yang buruk tersebut meskipun hanya 10 menit saja. Iya 10 menit.

Anjing peliharaan dia mulai menggonggong, tanda gua supaya pulang walaupun menurut gua rasanya kurang adil, gua nungguin dia dari jam 6 sore tapi cuma ketemu kurang dari 10 menit.

"Good Night Good Bye" kata gua sambil berjalan pulang menelusuri sawah dan jalan rusak lagi.

FYI, buat yang nanya Arya kemana ternyata kakak kita yang ganteng ini ketiduran di dalam di parkiran McDonalds. Ganteng bener.

......................................................................................

3 hari yang lalu, gua mendapat kiriman kue dari orang yang gak dikenal. Gua lagi asyik nulis di depan laptop dan dipanggil ama Nyokap, Nyokap bilang ada kiriman kue buat gua yang bikin gua lumayan bingung. Gua biasanya kalau dapet kiriman itu pasti barang (entah hadiah gua nulis atau paket action figure yang gua beli). Gua turun dan di kue itu ada tulisan 'Dari Fauzan Januar' dengan nomor hp yang bersangkutan. Siapa ya Fauzan Januar, apa buyer gua gitu tapi seinget gua mah gak ada yang namanya Fauzan Januar.

Gua telpon ke nomor dia dan ternyata Fauzan Januar adalah Bapak si korban kecelakaan 3 bulan lalu itu. Dia tau alamat gua dari Pak Polisi yang kebetulan waktu itu minta data diri gua kalau keterangan gua diperlukan. Keadaan Bapak Fauzan sekarang sudah lumayan membaik meskipun belum pulih benar.

"Makasih ya Pa, buat pertolongannya waktu itu, sekali lagi terima kasih" kata suara di ujung telpon.

"Iya pak sama-sama. Cepat sembuh ya Pak, salam buat Ibu juga" balas gua.

....................................................................................

"Kue dari siapa Dek?" tanya Nyokap gua sambil motong kue dan membaginya jadi banyak. Jangan kira kue mahal kayak The Harvest gitu ya, ini 'cuma' kue pandan wangi aja.

"Dari fans mah" jawab gua ngasal

"Punya fans tapi kok belum punya pacar lagi" goda Nyokap

"Soalnya belum ada lagi yang bisa meluluhkan hati aku sih Mah" jawab gua sambil tersenyum.

Nyokap gua cuma tersenyum simpul sambil memandang gua, menatap gua yang sedang menikmati kue sambil pasang muka nakal.

Minggu, 04 Juni 2017

Jadi Badut Sepatu

Dulu waktu gua masih SMP, gua suka banget ama video clip Ada Band yang judulnya 'Manusia Bodoh'. Gua anggap keren karena di video itu ada cowok yang nyamar jadi badut buat menghibur orang yang dia suka. Si cewek yang awalnya sedih jadi tersenyum lagi habis liat tingkah polah si badut. Endingnya nyesek karena si cewek malah jadian ama yang lain dan si badut tetaplah jadi badut yang harus terlihat bahagia meskipun hatinya sedang bersedih.

Ini melankolis habis dan cukup membuat gua yang waktu itu masih SMP sedikit menitikkan air mata.

Meskipun gua sekarang tidak sedang berada di posisi si badut tetapi gua jadi sedikit kepo, gimana sih rasanya jadi badut atau kalau gak jadi badut, gimana sih rasanya jadi boneka besar di jalanan?

Kalau kalian lagi main ke Bandung dan jalan-jalan ke daerah pusat kota pasti bakalan sering lihat boneka besar di jalan yang ngajak foto. Bayar seikhlasnya dan kalian sudah bisa berfoto dengan si badut. Ada badut Doraemon, Elsa Frozen, Pikachu sampai Hulk jadi-jadian. Semuanya ada.

Gua kepikiran gimana sih rasanya jadi badut di jalanan? Apa bisa rangkul-rangkul mahasiswi cakep yang ngajak foto gitu? Atau bisa nepok kepala anak kecil gendut yang nakal?

Menjadi klop karena salah satu kenalan gua yang bekerja di sebuah Toko Sepatu di Cihampelas membutuhkan orang buat mengisi peran jadi sebuah boneka sepatu buat mempromosikan toko sepatu tempat dia kerja. Tugasnya adalah bagiin flyer dan welcome setiap ada yang ngajak foto.

"Tapi dari pihak toko, kita gak ada alokasi dana buat bayar kamu jadi boneka sepatu" kata temen gua waktu gua mengutarakan niat gua jadi boneka sepatu.

"Gak usah kok gua cuma murni buat bahan menulis aja" balas gua. Iya seperti gua yang jadi Driver Ojek Online menjadi boneka sepatu pun murni untuk bahan menulis gua bukan buat cari tambahan uang.

Setelah ngatur waktu, akhirnya ketemu juga waktu yang pas dimana gua bisa jadi seorang badut sepatu yang selalu tersenyum dan ramah terhadap anak-anak.

...................................................................

Di hadapan gua sekarang, ada seperangkat kostum badut. Bentuknya lonjong menyerupai sepatu dengan senyum yang mengembang di bibir. Yang menjadi masalah adalah ternyata make ini kostum SUSAH banget. Setelah gua dipakaikan kostum itu, gua harus mencari celah buat ngeluarin tangan gua dan itu susah banget. Butuh waktu yang lama supaya tangan gua bisa keluar dari itu kostum dan yang menjadi masalah kedua adalah ini kostum ternyata lumayan berat + daya pandang yang sangat terbatas. Gua masih bisa menatap kedepan tapi untuk melirik kanan-kiri gua agak kesulitan karena pandangan begitu kabur. Jadi kapanpun gua diserang oleh boneka lain (misal diserang oleh boneka Pikachu atau boneka Golgom yang gak rela karena lahannya gua tempatin) gua hanya bisa pasrah karena tidak memiliki pertahanan apapun.

Ok sip.

Setelah semuanya oke, gua dituntun buat jalan ke Trotoar di daerah Cihampelas (di bawah Teras Cihampelas). Seperti yang gua bilang tadi, job gua adalah membagikan flyer sepatu yang lagi diskon 50% dan menujuk arah toko supaya orang tertarik datang. Terdengar mudah kan? Tapi ternyata gak semudah seperti yang dibayangkan karena selain berat, rasanya panas banget di dalam kostum ini. Gua berasa di sauna dengan tingkat uap tinggi. Gua bisa merasakan semua daleman gua sudah basah karena keringat padahal baru juga mulai. Di saat begini gua jadi teringat dosa. Baru segini doang, gua udah kepayahan. Gimana kalau kita terkena azab api neraka? Ouch

Lagi asyik berdiri saambil sedikit goyang-goyang, ada Ibu gemuk lagi neteng kresek datang menghampiri gua. Dengan polosnya dia nanya gini ke gua "Mas, stand Sozzisnya dimana? Saya mau beli buat anak saya"

KOK SOZZIS SIH? GUA BONEKA SEPATU WOY BUKAN BONEKA SOZZIS. Tapi setelah gua pikir, iya ya gua mirip banget ama Boneka Sozzis karena bentuknya lonjong ke atas dan warnanya coklat. Gua pernah sekali ke Pabrik Sozzis dan boneka Sozzis yang disana MIRIP BANGET ama boneka sepatu yang gua pakai sekarang.

Terlihat ganteng di depan kamera?
Gua sekarang bingung mau jawab apa, mau ngomong juga percuma karena gak akan kedengeran ama si Emak gemuk. Satu-satunya yang bisa gua lakuin adalah kasih kode tangan kalau gua bukan Boneka Sozzis tapi boneka sepatu. Entah dia ngerti apa gak tapi setelah gua kasih kode tangan dia beranjak pergi sambil pasang muka bingung.

Ternyata gak cuma si Ibu yang ngira gua jadi boneka Sozzis karena gak lama setelah si Emak Gemuk beranjak, datang segerombolan anak sekolah (sepertinya lagi Study Tour ke Bandung) menghampiri gua. Salah satu dari mereka bawa kamera di tangan dan sedang bikin VLOG tentang kegiatannya di Bandung.

"Kris, ojo lali videoin karo boneka Sozzis" kata salah seorang anak dengan logat Jawa yang kental.

5 orang sekarang mengelilingi gua, gua kira mau diapain, gak taunya mereka goyang sambil nyanyi lagu legenda "SMS Semua Makan So Nice, SMS  Semua Makan So Nice"

BANGSAT, gua sekarang jadi model video clip lagu "SMS Semua Makan So Nice". Mereka nyanyi sambil angkat tangan ke atas ke bawah dan dengan polosnya gua ikutin gaya mereka biar mereka seneng.

"Suwun Mas So Nice" kata si anak yang megang kamera sambil cekikan. Suwun, suwun jidat koe woy!

20 Menit berada di dalam kostum ini bener-bener bikin gua menderita. Panasnya itu yang gak ketulungan, belum lagi kalau ketemu anak nakal yang nepuk pantat lu terus habis nepuk langsung lari.

Dulu waktu gua kecil, gua hobby banget nepuk pantat si badut terus langsung ngumpet dan rasanya ternyata ini nyebelin banget. Ada yang nepuk pantat lu terus pas lu balik eh yang nepuk udah ngacir kemana. Awas aja itu kalau sampai ketangkep bakalan gua Smack deh.

Beruntungnya gua adalah ketika ada anak gendut yang di tangan kirinya lagi megang es serut nepuk pantat gua. Pas gua tengok dia langsung ngacir tapi kata Mamanya gini "Sini foto dulu ama Om Sepatu"

Aha ini waktunya gua balas dendam. Dia berdiri di depan gua sambil megang es serut karena sudah terlanjur sebel, lutut gua sengaja diarahin ke pantat dia. Agak keras sih gua ngarahinnya.

Dia langsung noleh ke arah gua sambil megang pantatnya, di balik kostum ini gua ketawa ngakak, kikikik.

Selain jailin bocah, gua juga jailin mahasiswi cantik yang kebetulan lagi lewat. Pas mereka lewat melengos di depan gua, gua pura-pura lari ke arah mereka sambil buka tangan lebar-lebar minta dipeluk.

"Kyaaaa...." jerit mereka sambil lari cekikikan menghindari gua. Tapi ini khsus buat yang cantik aja karena kalau yang biasa aja, gua mendadak jadi boneka pendiem lagi *rasis*

............................................................

Hampir satu setengah jam gua jadi badut sepatu dan rasanya luar biasa kliyengan. Gua ngerasa kepala gua sudah nyaris mendidih saking panasnya. Gua menyerah, Give Up sudah gak bisa melanjutkan lagi. Gak apa-apa deh gua dikatain cowok lemah syahwat karena asli gua emang udah gak kuat.

Gua cari tempat sepi buka sebentar ini kostum sepatu dan duduk selonjoran. Semilir angin serasa tiupan angin dari surga. Gak jauh dari gua beristirahat, ada boneka Doraemon yang sama-sama lagi istirahat kayak gua. Dan pas dia buka kepalanya, lu percaya gak ternyata yang ngisi Dorameon itu seorang Kakek tua. Gua kaget banget karena awalnya gua pikir yang ngisi peran jadi boneka Doramemon adalah muda mudi yang lagi cari tambahan uang jajan.

Si Kakek duduk sambil minum dari botol air mineral yang dia selipkan di pinggang. Persis seperti gua, dia juga tampak seperti kecapean. Bedanya adalah kalau gua cuma cowok lemah syahwat yang cuma bisa bertahan selama 1 jam, si Kakek ini sepertinya sudah stay dari tadi Pagi. Gua ngebayang gimana rasanya jadi si Kakek karena ASLI panas banget di dalam kostum. Kalau kaos dalam gua diperes, rasanya udah cukuplah buat ngisi 1 gelas air mineral.

Ok Kek, yang semangat ya. Semoga hari ini dan seterusnya banyak yang ngajak minta foto bareng biar Kakek bisa cepet pulang dan dapat uang banyak.

............................................................................................

Beberapa hari setelah gua jadi nyaru jadi Boneka Sozzis eh boneka sepatu maksudnya, gua bareng temen-temen yang lain lagi jalan-jalan ke Cihampelas. Gua sedikit kepo, si Kakek Doraemon ada gak ya. Gua ajak mereka naik ke atas dan Aha ternyata ada si Doraemon yang sedang manggil-manggil pengunjung supaya mau foto bareng ama dia. Gua gak tau siapa itu yang ngisi karena gua gak bisa lihat dengan jelas siapa yang ngisi ini kostum. Apa si Kakek apa orang lain. Ah, gak apa-apalah yang penting foto ama Doraemon


Aku sayang sekali, Doraemon
Gua kemudian foto bareng Doraemon dan kasih uang secukupnya. Well, gua kadang jadi mikir gini. Menurut gua menjadi badut adalah sebuah pekerjaan yang mulia.

Kok mulia?

Iya gini, itu badut kan kalau diperhatikan pasti mukanya selalu tersenyum dan selalu tampak bahagia tapi kita gak pernah tau gimana perasaan sebenarnya si pemeran badut itu. Apa dia memang bahagia atau malah aslinya bersedih karena banyak masalah? Ya kita gak pernah tahu sih tapi satu hal yang bisa gua dapat ketika menjadi seorang badut adalah tentang bersyukur..

"Bahagia secukupnya, sedih seperlunya, mencintai sewajarnya, tapi bersyukurlah sebanyak-banyaknya"

Gua melambaikan tangan ke Doraemon dan berlalu meninggalkan Doraemon yang masih bersemangat mengajak anak-anak supaya mau berfoto bareng.