Minggu, 27 Juni 2010
Gua adalah orang yang sangat toleran terhadap perbedaan. Banyak perbedaan di antara gua dan temen-temen yang lain yang sebenarnya bisa diselesaikan asal pakai otak yang waras dan akal sehat.......
Tapi sayangnya perbedaan itu pula yang sering dipake pacar/pujaan hati/kekekasih/pacar sejenis (?) sebagai alasan untuk mengakhiri suatu hubungan yang telah dibina sekian lama......
“Sorry ya kayaknya kita harus udahan soalnya bokap gua gak setuju hubungan kita karena terlalu banyak perbedaan antara kita.” kata seorang cewek ke gua tempo hari.....
Walau gua yakin sebenarnya alasan itu terlalu dibuat-buat tapi gua mencoba mengambil intinya aja kalau sebenarnya dia udah gak nyaman deket gua...........
Yup, gua hanya tersenyum simpul dan jawab “Kita masing-masing sudah dewasa dan sudah bisa menentukan mana yang terbaik untuk diri kamu sendiri, kalau itu yang terbaik buat kamu ya kamu lakuin apa yang kamu anggap baik........”
Ehem, gak nyangka gua bisa ngomong kalimat sebijak itu dan entah kenapa ketika gua mulai berpacaran dengan seorang cewek, sifat gua berbeda 180 derajat dari aslinya....
Gua seolah seperti robot Transformers yang berubah dari robot jadi Bus Kopaja. Gua pun demikian, gua seolah berubah menjadi pribadi yang kalem, santai, dan ngemong.......
Semua sifat minus gua langsung berubah walau mungkin ada beberapa hal kayak ngaret soal janji yang masih suka kebawa........
Walau sebenarnya gua cukup was-was juga, semoga si pacar GAK PERNAH BACA ini Blog karena kalau baca, entah gua harus nyimpen ini muka di pantat siapa..... Ha...Ha...
Salah satu sifat cewek yang paling habits adalah suka didengar. Apalagi banyak cewek yang doyan bercerita mulai dari hobbynya, makanan kesukaanya, kartun kegemarannya ampe sinetron kesukaannya...
Dan sebagai pendengar yang baik, gua selalu antusias mendengar semua yang dia omongin. Gua gak bakal kayak cowok kampung yang cuma bales cerita dia dengan kata-kata standar kayak “Oh ya?” atau “Ah yang bener? Atau “Hah, gak nyangka gua kalau anjing lu ternyata doyan pipis di ranjang”
Gak, gak akan. Ketika dia bercerita, gua seolah larut di dalamnya. Ketika dia bercerita soal Doraemon yang menjadi kegemarannya, gua pun bakal nampak seperti Doraemon buat dia.
Maksudnya kan Doraemon imut nah kalau gitu artinya gua? Ya tolong dijawab saja dengan hati kecil kalian. Ha..Ha...
Becanda, karena muka jauh lebih rupawan dibanding si Doraemon yang mirip Dorayaki mentah itu, gua ingin menjadi Doraemon di kehidupan kamu a.k.a dia. Ketika Nobita telat datang ke sekolah, Doraemon bakal langsung ngeluarin pintu kemana aja yang ngabawa langsung Nobita ke sekolah tanpa takut telat...
Dan walau gua gak punya pintu itu, gua pun ingin selalu ngingetin dia di pagi hari agar cepat bangun supaya tidak telat dateng ke sekolah.....
Walau pada kenyataannya gua yang selalu dibangunin ama dia karena gua telat melulu bangunnya gara-gara semaleman begadang nonton sinetron CINCIN yang diputer ulang di RCTI tiap subuh....... Ha..Ha..
Ah, enaknya ketika di pagi hari ada yang ngebangunin. Biasanya gua terbangun di pagi hari gara-gara ngedenger suara jerat-jerit emak-emak di depan rumah yang lagi nawar tukang sayur, hari-hari ini gua terbangun karena ada dia yang ‘perhatian’ buat bangunin gua. Ketika gua terbangun dan membaca pesan dari dia, gua tersenyum sejenak dan membuat hari itu jauh lebih baik dari hari kemarin.........
Tiap siang dia selalu bercerita apapun yang mungkin saat itu ada di pikiran dia. Dan di saat itu pun gua selalu mendengar semua yang diomongin dia dengan penuh antusias.....
Tapi?
Ketika dia bercerita banyak hal itu pula, gua (dan mungkin dia) semakin menemukan banyak jurang perbedaan itu......
Ya, perbedaan.....
Dari yang kecil hingga paling prinsip, perbedaan itu semakin jelas dan nampak.........
Banyak hal yang dia ceritakan..........
Dia cerita, dia suka banget pergi ke Bukit Bintang karena buat dia tempat itu menyimpan banyak suka dan duka buat dia pribadi....
Tapi buat gua itu bukit gak jauh beda dari genteng rumah gua.... Gua (sedikit) heran kenapa banyak orang yang pacaran doyan mojok disana.... Udah tempatnya jauh-lah,(katanya) banyak tuyul-lah, (katanya) banyak yang mesum-lah kok banyak muda-mudi yang doyan kesana......
Padahal ketika gua lagi bengong di atap rumah dan iseng nunjuk satu bintang, bintang itu seolah menjadi milik kita walau hanya untuk malam itu saja dan perasaan itu bisa kamu dapat dimanapun kamu menunjuk bintang itu....... Tanpa kita harus ke bukit mesum (eh bintang), bintang itu pun selalu ada di deket kita dan menemani kamu dimanapun kamu berada.......
Persis seperti bintang, gua pun ingin selalu menjadi bintang buat hidup dia. Ketika dia lagi nangis, gua ingin ada di sampingnya............ Ketika dia lagi bahagia, gua ingin ada di sampingnya.............. Ketika dia di WC, gua cukup nunggu di pintu depan.......... Ha.........Ha........
Dia bercerita kalau dia suka banget jalan-jalan ke luar kota ama temen-temennya, dan sekali lagi gua menemukan jurang perbedaan itu. Gua itu orang yang gak suka pergi-pergi, gua lebih seneng di rumah, duduk manis di jendela dan nungguin tukang jajanan langganan lewat........ Buat gua pergi-pergi gitu bukanlah suatu hal yang menarik...... Entah sudah berapa puluh kali gua diajak pergi-pergi ke luar kota gitu tapi gua hanya menggelengkan kepala saja.......
Dan ketika gua tidak merasakan antusiasme sama sekali, dia merasakan antusiasme yang jauh berbeda dari apa yang gua rasa.....
Dan terakhir,
beri gua sedikit waktu untuk bisa melupakan semua ini......
Ya, sedikit saja..........
Dan ketika gua selesai menambahkan tanda titik di akhir tulisan ini, gua sudah lupa akan semuanya dan memulai semuanya tanpa kamu.........
Mungkin yang namanya cinta yang gak pernah habis itu emang cuma ada 3:
1.Cinta Allah kepada Umat-Nya
2.Cinta Orang tua terhadap anak-Nya
Dan yang ketiga, Cinta Fitri udah season 5 tapi belum habis-habis........
Ha........Ha.............
Tapi sayangnya perbedaan itu pula yang sering dipake pacar/pujaan hati/kekekasih/pacar sejenis (?) sebagai alasan untuk mengakhiri suatu hubungan yang telah dibina sekian lama......
“Sorry ya kayaknya kita harus udahan soalnya bokap gua gak setuju hubungan kita karena terlalu banyak perbedaan antara kita.” kata seorang cewek ke gua tempo hari.....
Walau gua yakin sebenarnya alasan itu terlalu dibuat-buat tapi gua mencoba mengambil intinya aja kalau sebenarnya dia udah gak nyaman deket gua...........
Yup, gua hanya tersenyum simpul dan jawab “Kita masing-masing sudah dewasa dan sudah bisa menentukan mana yang terbaik untuk diri kamu sendiri, kalau itu yang terbaik buat kamu ya kamu lakuin apa yang kamu anggap baik........”
Ehem, gak nyangka gua bisa ngomong kalimat sebijak itu dan entah kenapa ketika gua mulai berpacaran dengan seorang cewek, sifat gua berbeda 180 derajat dari aslinya....
Gua seolah seperti robot Transformers yang berubah dari robot jadi Bus Kopaja. Gua pun demikian, gua seolah berubah menjadi pribadi yang kalem, santai, dan ngemong.......
Semua sifat minus gua langsung berubah walau mungkin ada beberapa hal kayak ngaret soal janji yang masih suka kebawa........
Walau sebenarnya gua cukup was-was juga, semoga si pacar GAK PERNAH BACA ini Blog karena kalau baca, entah gua harus nyimpen ini muka di pantat siapa..... Ha...Ha...
Salah satu sifat cewek yang paling habits adalah suka didengar. Apalagi banyak cewek yang doyan bercerita mulai dari hobbynya, makanan kesukaanya, kartun kegemarannya ampe sinetron kesukaannya...
Dan sebagai pendengar yang baik, gua selalu antusias mendengar semua yang dia omongin. Gua gak bakal kayak cowok kampung yang cuma bales cerita dia dengan kata-kata standar kayak “Oh ya?” atau “Ah yang bener? Atau “Hah, gak nyangka gua kalau anjing lu ternyata doyan pipis di ranjang”
Gak, gak akan. Ketika dia bercerita, gua seolah larut di dalamnya. Ketika dia bercerita soal Doraemon yang menjadi kegemarannya, gua pun bakal nampak seperti Doraemon buat dia.
Maksudnya kan Doraemon imut nah kalau gitu artinya gua? Ya tolong dijawab saja dengan hati kecil kalian. Ha..Ha...
Becanda, karena muka jauh lebih rupawan dibanding si Doraemon yang mirip Dorayaki mentah itu, gua ingin menjadi Doraemon di kehidupan kamu a.k.a dia. Ketika Nobita telat datang ke sekolah, Doraemon bakal langsung ngeluarin pintu kemana aja yang ngabawa langsung Nobita ke sekolah tanpa takut telat...
Dan walau gua gak punya pintu itu, gua pun ingin selalu ngingetin dia di pagi hari agar cepat bangun supaya tidak telat dateng ke sekolah.....
Walau pada kenyataannya gua yang selalu dibangunin ama dia karena gua telat melulu bangunnya gara-gara semaleman begadang nonton sinetron CINCIN yang diputer ulang di RCTI tiap subuh....... Ha..Ha..
Ah, enaknya ketika di pagi hari ada yang ngebangunin. Biasanya gua terbangun di pagi hari gara-gara ngedenger suara jerat-jerit emak-emak di depan rumah yang lagi nawar tukang sayur, hari-hari ini gua terbangun karena ada dia yang ‘perhatian’ buat bangunin gua. Ketika gua terbangun dan membaca pesan dari dia, gua tersenyum sejenak dan membuat hari itu jauh lebih baik dari hari kemarin.........
Tiap siang dia selalu bercerita apapun yang mungkin saat itu ada di pikiran dia. Dan di saat itu pun gua selalu mendengar semua yang diomongin dia dengan penuh antusias.....
Tapi?
Ketika dia bercerita banyak hal itu pula, gua (dan mungkin dia) semakin menemukan banyak jurang perbedaan itu......
Ya, perbedaan.....
Dari yang kecil hingga paling prinsip, perbedaan itu semakin jelas dan nampak.........
Banyak hal yang dia ceritakan..........
Dia cerita, dia suka banget pergi ke Bukit Bintang karena buat dia tempat itu menyimpan banyak suka dan duka buat dia pribadi....
Tapi buat gua itu bukit gak jauh beda dari genteng rumah gua.... Gua (sedikit) heran kenapa banyak orang yang pacaran doyan mojok disana.... Udah tempatnya jauh-lah,(katanya) banyak tuyul-lah, (katanya) banyak yang mesum-lah kok banyak muda-mudi yang doyan kesana......
Padahal ketika gua lagi bengong di atap rumah dan iseng nunjuk satu bintang, bintang itu seolah menjadi milik kita walau hanya untuk malam itu saja dan perasaan itu bisa kamu dapat dimanapun kamu menunjuk bintang itu....... Tanpa kita harus ke bukit mesum (eh bintang), bintang itu pun selalu ada di deket kita dan menemani kamu dimanapun kamu berada.......
Persis seperti bintang, gua pun ingin selalu menjadi bintang buat hidup dia. Ketika dia lagi nangis, gua ingin ada di sampingnya............ Ketika dia lagi bahagia, gua ingin ada di sampingnya.............. Ketika dia di WC, gua cukup nunggu di pintu depan.......... Ha.........Ha........
Dia bercerita kalau dia suka banget jalan-jalan ke luar kota ama temen-temennya, dan sekali lagi gua menemukan jurang perbedaan itu. Gua itu orang yang gak suka pergi-pergi, gua lebih seneng di rumah, duduk manis di jendela dan nungguin tukang jajanan langganan lewat........ Buat gua pergi-pergi gitu bukanlah suatu hal yang menarik...... Entah sudah berapa puluh kali gua diajak pergi-pergi ke luar kota gitu tapi gua hanya menggelengkan kepala saja.......
Dan ketika gua tidak merasakan antusiasme sama sekali, dia merasakan antusiasme yang jauh berbeda dari apa yang gua rasa.....
Dan terakhir,
beri gua sedikit waktu untuk bisa melupakan semua ini......
Ya, sedikit saja..........
Dan ketika gua selesai menambahkan tanda titik di akhir tulisan ini, gua sudah lupa akan semuanya dan memulai semuanya tanpa kamu.........
Mungkin yang namanya cinta yang gak pernah habis itu emang cuma ada 3:
1.Cinta Allah kepada Umat-Nya
2.Cinta Orang tua terhadap anak-Nya
Dan yang ketiga, Cinta Fitri udah season 5 tapi belum habis-habis........
Ha........Ha.............
Kamis, 24 Juni 2010
Hola, apa kabar semua? Pasti sehat kan? Seperti gua yang masih sehat walafiat, gua pun merasakan kalian sehat karena kalau gak sehat gak mungkin bisa baca nih blog...
Ha..ha...
Beberapa bulan yang lalu, gua sempat bengong. Waktu lagi disuruh beli sate kambing di jalan depan, gua liat ada tukang parkir pake kaos merah... Kaos merahnya si gak apa-apa tapi yang bikin gua BENGONG tuh di kaos itu ada nama SUNNY-nya. Masalahnya masak tukang parkir namanya sekeren itu? Apakah dia yang selama ini DICARI ama si Bunga Citra Lestari dan ternyata lagu si BCL yang judulnya SUNNY itu BUKAN untuk gua?
Gua bengong, mikir, dan konsentrasi. Pertama yang bikin gua penasaran adalah itu baju pernah gua liat tapi dimana ya? Kedua, yang bikin gua shock tuh nama SUNNY yang dipake ama si abang parkir
Akhirnya semua terjawab juga ketika nyokap gua ngomong kalau baju gua yang lama-lama udah disumbangin ke tukang loak. Dan baju SUNNY warna merah yang dipake ama dia tuh kostum BOLA yang gua pake waktu ikutan tim inti sepak bola di sekolah gua waktu masih SMP. Entah, gimana sirklusnya dari tukang loak bisa ke tukang parkir....
Harapan gua, orang yang make baju itu bisa sekeren gua.... Ha..Ha....
Akhir-akhir ini makin banyak temen gua yang nge-blog, wuih isinya mantep-mantep dan menginsipirasi... Tentang bagaimana susahnya hidup....
Gak kerasa air mata gua jatuh menetes, pas baca tuh blog. Kok si Sani jadi melankolis gitu? He..he... Bukan, bukan... Gua nangis karena hari dimana gua baca adalah hari
dimana ikan cupang peliharaan gua meninggal.... Namanya Andrew, mati karena 3 hari gak dikasih makan... Belinya di deket rumah, harganya Rp 15rb....
Ha...ha...
Hobby gua sejak lama yang sampai sekarang masih jalan terus tuh baca. Kalau lagi senggang gua baca. Kalau lagi gak ada duit buat main, gua baca gratisan di toko buku. Cukup duduk sambil pasang lagu di kuping dan mulai membaca... Nikmatilah surga dunia itu...
Tapi gara-gara surga dunia itu pula yang bikin gua dapet malu. Ceritanya, gua mau beli buku tentang marketing gitu.. Biasa, mau belajar jadi sales teflon makanya harus belajar ilmu marketing yang baik dan benar... Ha..ha...
Gua pilih sekitar 5 buku marketing buat dipilih mana yang paling bagus. Biar suasana makin mendukung, gua baca sambil dengerin lagu di kuping....
Memang menyenangkan membaca sambil dengerin musik, apalagi musik-musik melayu (?) Tak terasa jempol mulai bergoyang dan pinggul ingin sekali digerak-gerakkan ke kiri dan kanan.... Ha..ha...
Track pun mulai mengalun, dan sampailah ke lagu favorit gua “Beautiful Girls”-nya The Beatles....
Jadi favorit karena mantan gua suka ama lagu ini. Secara dia cantik, jadi pas banget... Hi...hi...
Beautiful Girls.............. Gak kerasa mulut ini tidak tahan godaan buat ikut nyanyi. Sambil merem-melek gua mencoba untuk merasakan aura lagu ini. Dengan level bahasa inggris gua yang sekelas tukang lontong kecap, gua gak tau lirik yang gua nyanyiin bener atao ngaco....
Tapi kok anenhnya orang-orang di sekeliling pada ngeliatin gua? Apakah mereka takjub ngeliat potensi suara gua? Atau apakah mereka kagum ama muka gua?
Di kiri ada Ibu-ibu yang ngeliatin sambil pasang muka “kebo heran”, di depan gua ada anak SMU yang cengengesan ama temen-temennya sambil ngeliatin gua. Di kanan ada Om-om botak yang mangap ngeliatin gua. Udah kayak ngeliatin ALIEN beranak. Yang paling mencolok tuh ada mbak-mbak di samping gua yang tiba-tiba langsung pergi begitu aja sambil merengut....
Gua bengong, ini ada apa ya? Gua cabut headsheet di kuping dan akhirnya semuanya terjawab juga. Tadi gua NYANYI kekerasan dan semua orang yang ada di toko buku itu takjub ngeliat ada orang gila yang nyanyi keras-keras di siang hari....
Gua cengar-cengir, sumpah rasanya malu banget. Gua bawa buku-buku marketing itu, pura-pura mau beli, dan langsung ke kasir. Pas nyampe kasir, langsung gua taruh di meja, belinya sih cuma satu....
Ah, ternyata pasang earphone di kuping memang berbahaya. Sadar gak sadar suka ikut nyanyi terus gak sadar nyanyi KEKERASAN. Mending kalau suaranya enak kayak personel boy band Westlife, nah ini kalau mirip ontang-anting doger monyet?
Ha..ha...
Gak lama setelah kejadian super memalukan itu, gua beranjak pergi ke warnet mau ngeprint. Maklum print di rumah lagi ngadat jadi warnet adalah salah satu pilihan terbaik. Belum lagi mbak-mbak yang jaga lumayan manis + masih muda, jadi makin banyak alasan ke wanet.. Ha...ha...
Gua duduk sambil nungguin print-nan kelar. Di depan gua ada remaja tanggung usia 15-16 tahun. Mukanya (sangat) bersemangat dan matanya begitu fokus di depan layar komputer. Keliatannya lagi buka situs aneh-aneh nih keliatan dari matanya yang memancarkan aura situs porno....
Ha..ha...
Gua perhatiin dia juga masang earphone di kupingnya. Mungkin dia gak mau terganggu kali ya? Kayaknya biar makin ‘fokus’ ngeliatin gambar-gambar cewek berbikini di komputer....
5 menit kemudian tiba-tiba tuh bocah nyanyi. Persis kayak kejadian gua, dia juga nyanyi KERAS banget. Dan sama kayak gua yang gak sadar kalau suaranya ancur berat, dia makin SEMANGAT buat nyanyi....
Sekilas gua denger dia nyanyi lagunya D’Massiv yang (kalau gak salah) judulnya, Rindu Setengah Mati.
Remaja Tanggung sing: “Aku rinduuuuuuu (dengan penekanan dan penghayatan yang luar biasa) setengah matiiiiiiiiiii kepadamu, sungguh ku ingin kau tau...........
SUMPAH itu suaranya JELEK BANGET, gua akuin suara gua emang ‘jelek’ tapi gak sejelek si remaja itu... Rindu sih rindu tapi tolong ya jangan ngebuat gua rindu buat pulang gara-gara denger suara ancur lu...... Ha...Ha...
Mbak-mbak yang jaga di Warnet juga ketawa geli, kebetulan di depan gua ada kemoceng, pengen gua lempar ke mulutnya yang lagi mangap itu....
Ngomong-ngomong sesuatu yang ‘berbau’ porno, gua jadi heran apakah muka nampak seperti pemuda tanggung nan tampan yang keranjingan pilem porno?
Salah satu yang bikin gua heran, dimanapun ketika gua lagi jalan apalagi di jalan yang banyak pedagang, pasti ada aja yang nawarin gua pilem porno....
“Mas, nih ada yang ‘baru’” kata pedangan bejad sambil ngerangkul pundak gua...
Bah, udah nawarin, ngrangkul segala pula... Aduh.... Gua udah mirip pasangan homonya...
Gilanya tuh pilem bokep dicepit di balik baju bagian punggung... Gak heran tuh pilem berasa bau pantat.... Dan lebih gilanya tuh kaset bokep, sampul depannya tuh si Ipin Upin....
Gua jadi mikir, gimana ya kalau ada anak kecil beli VCD Ipin Upin terus si pedagangnya salah ngasih... Pas ditonton ternyata isinya pilem dewasa, si anak pun bakal nangis terus ngomong ke Ibunya “Bunda, Bunda, kok Ipin Upinnya ada rambutnya? Terus kok Ipin Upin-nya doyan main gulat di ranjang”
Ha..ha...
“Udah banyak mas di rumah” kata gua ngibul sambil mempercepat langkah kaki....
“Beda-beda. Yang ini baru-baru... Mantep-mantep” kata si pedagang bejad sambil ngepush gua biar terus beli...
“Ya udah nanti aja” kata gua sambil nyengir....
Dan bukannya dia diem, dia malah ngebentak gua “KALAU GAK MAU BELI BILANG AJA GAK, GAK USAH NANTI-NANTI!”
Sejarah mencatat, hari itu adalah hari dimana pertama kalinya Stefanus Sani dimarahin ama pedagang bokep.... Suer, gak elit banget deh.....
Ngapain sih orang doyan beli-beli yang ginian? Kan yang kayak gini mah tinggal minjem aja ke temen... Ha...Ha... Ya gak rekan Adi di ITHB?
Becanda.....
Ngebahas soal nonton-menonton, entah kenapa gua doyan banget makan nasi bungkus di dalam bioskop....
Gua pernah baca, 10 kriteria Penonton Yang (PALING) menyebalkan di bioskop adalah makan makanan berat di dalam bioskop...
Tapi entah kenapa, gua seolah tertantang buat nyelundupin nasi bungkus ke dalam bioskop. Gua bisa aja nyelundupin makanan yang rada elite kayak McDonalds, Tony Jack, Pizza misalnya, tapi gua seolah tertantang buat gimana cara nyelundupin dan makan tuh nasi bungkus di dalam bioskop.......
Padahal banyak banget tantangannya, contohnya:
1. Gimana caranya supaya si Satpam gak tahu kalau ada penonton yang masuk ke dalam bioskop bawa nasi bungkus
2. Gimana caranya masukkin tuh nasi bungkus ke dalam kantong celana? Ha..Ha...
3. Gimana caranya supaya orang di dalam bioskop gak sadar kalau ada penonton kurang ajar yang makan nasi di dalam bioskop?
Dan ini yang PALING PENTING dan MENANTANG:
4. Gimana caranya supaya temen di kiri dan kanan kita GAK MINTA nasi yang lagi kita makan. Ha...Ha....
Gua inget ketika pertama kali gua bawa nasi bungkus di bioskop, itu bau udah nyebar kemana-mana... Buat penonton lain yang gak tau, mungkin bakal bengong, itu bau pesing atau bau daging ayam sih? Ha..ha...
Dulu di Ciwalk dan (mungkin) sekarang juga masih ada, ada restoran yang namanya BLIND CAFE dan jujur tata cara buat makan disini rada gak masuk akal... Jadi sebelum kita masuk, kita harus ngelepas semua benda yang bisa mengeluarkan cahaya. Kita bakal dibawa ke tempat yang 100% gelap dan selama kita makan gak akan ada penerangan SAMA SEKALI......
Ketika pertama kali gua denger, jujur gua bengong. Gua ngebayang, misalnya waktu kita pesen steak terus kita ngiris steak dengan suasana yang gelap itu. Gimana kalau gak sadar, sebenarnya kita tuh ngiris jempol sendiri? Terus, terus gimana kalau saking gak sadarnya jempol yang udah diiris itu kita makan?
Brrrrrr, ngebayanginnya aja gua udah geli sendiri.....
Tapi gua akuin, tata cara yang aneh itu cukup menantang buat dilakuin. Ya seperti yang gua bilang tadi, makan di dalam bioskop tuh hampir mirip dengan suasana pas kita makan di BLIND Cafe. Walau gak gelap-gelap banget tapi gua sama sekali gak tau apa yang gua makan..... Dan sensasinya emang oke, telor ceplok aja jadi mirip gulai kambing, lotek jadi mirip salad, ampe tempe baceum aja jadi mirip daging kuda... Ha...Ha....
Dan penonton yang lain pun bakal bengong, kok ada bau makanan khas warteg ya? Maaf untuk para petugas cleaning service di bioskop kalau harus repot ngeberesin bungkus nasi yang bahkan sama sekali gak dijual di bioskop itu.........
Ha............Ha............
Ha..ha...
Beberapa bulan yang lalu, gua sempat bengong. Waktu lagi disuruh beli sate kambing di jalan depan, gua liat ada tukang parkir pake kaos merah... Kaos merahnya si gak apa-apa tapi yang bikin gua BENGONG tuh di kaos itu ada nama SUNNY-nya. Masalahnya masak tukang parkir namanya sekeren itu? Apakah dia yang selama ini DICARI ama si Bunga Citra Lestari dan ternyata lagu si BCL yang judulnya SUNNY itu BUKAN untuk gua?
Gua bengong, mikir, dan konsentrasi. Pertama yang bikin gua penasaran adalah itu baju pernah gua liat tapi dimana ya? Kedua, yang bikin gua shock tuh nama SUNNY yang dipake ama si abang parkir
Akhirnya semua terjawab juga ketika nyokap gua ngomong kalau baju gua yang lama-lama udah disumbangin ke tukang loak. Dan baju SUNNY warna merah yang dipake ama dia tuh kostum BOLA yang gua pake waktu ikutan tim inti sepak bola di sekolah gua waktu masih SMP. Entah, gimana sirklusnya dari tukang loak bisa ke tukang parkir....
Harapan gua, orang yang make baju itu bisa sekeren gua.... Ha..Ha....
Akhir-akhir ini makin banyak temen gua yang nge-blog, wuih isinya mantep-mantep dan menginsipirasi... Tentang bagaimana susahnya hidup....
Gak kerasa air mata gua jatuh menetes, pas baca tuh blog. Kok si Sani jadi melankolis gitu? He..he... Bukan, bukan... Gua nangis karena hari dimana gua baca adalah hari
dimana ikan cupang peliharaan gua meninggal.... Namanya Andrew, mati karena 3 hari gak dikasih makan... Belinya di deket rumah, harganya Rp 15rb....
Ha...ha...
Hobby gua sejak lama yang sampai sekarang masih jalan terus tuh baca. Kalau lagi senggang gua baca. Kalau lagi gak ada duit buat main, gua baca gratisan di toko buku. Cukup duduk sambil pasang lagu di kuping dan mulai membaca... Nikmatilah surga dunia itu...
Tapi gara-gara surga dunia itu pula yang bikin gua dapet malu. Ceritanya, gua mau beli buku tentang marketing gitu.. Biasa, mau belajar jadi sales teflon makanya harus belajar ilmu marketing yang baik dan benar... Ha..ha...
Gua pilih sekitar 5 buku marketing buat dipilih mana yang paling bagus. Biar suasana makin mendukung, gua baca sambil dengerin lagu di kuping....
Memang menyenangkan membaca sambil dengerin musik, apalagi musik-musik melayu (?) Tak terasa jempol mulai bergoyang dan pinggul ingin sekali digerak-gerakkan ke kiri dan kanan.... Ha..ha...
Track pun mulai mengalun, dan sampailah ke lagu favorit gua “Beautiful Girls”-nya The Beatles....
Jadi favorit karena mantan gua suka ama lagu ini. Secara dia cantik, jadi pas banget... Hi...hi...
Beautiful Girls.............. Gak kerasa mulut ini tidak tahan godaan buat ikut nyanyi. Sambil merem-melek gua mencoba untuk merasakan aura lagu ini. Dengan level bahasa inggris gua yang sekelas tukang lontong kecap, gua gak tau lirik yang gua nyanyiin bener atao ngaco....
Tapi kok anenhnya orang-orang di sekeliling pada ngeliatin gua? Apakah mereka takjub ngeliat potensi suara gua? Atau apakah mereka kagum ama muka gua?
Di kiri ada Ibu-ibu yang ngeliatin sambil pasang muka “kebo heran”, di depan gua ada anak SMU yang cengengesan ama temen-temennya sambil ngeliatin gua. Di kanan ada Om-om botak yang mangap ngeliatin gua. Udah kayak ngeliatin ALIEN beranak. Yang paling mencolok tuh ada mbak-mbak di samping gua yang tiba-tiba langsung pergi begitu aja sambil merengut....
Gua bengong, ini ada apa ya? Gua cabut headsheet di kuping dan akhirnya semuanya terjawab juga. Tadi gua NYANYI kekerasan dan semua orang yang ada di toko buku itu takjub ngeliat ada orang gila yang nyanyi keras-keras di siang hari....
Gua cengar-cengir, sumpah rasanya malu banget. Gua bawa buku-buku marketing itu, pura-pura mau beli, dan langsung ke kasir. Pas nyampe kasir, langsung gua taruh di meja, belinya sih cuma satu....
Ah, ternyata pasang earphone di kuping memang berbahaya. Sadar gak sadar suka ikut nyanyi terus gak sadar nyanyi KEKERASAN. Mending kalau suaranya enak kayak personel boy band Westlife, nah ini kalau mirip ontang-anting doger monyet?
Ha..ha...
Gak lama setelah kejadian super memalukan itu, gua beranjak pergi ke warnet mau ngeprint. Maklum print di rumah lagi ngadat jadi warnet adalah salah satu pilihan terbaik. Belum lagi mbak-mbak yang jaga lumayan manis + masih muda, jadi makin banyak alasan ke wanet.. Ha...ha...
Gua duduk sambil nungguin print-nan kelar. Di depan gua ada remaja tanggung usia 15-16 tahun. Mukanya (sangat) bersemangat dan matanya begitu fokus di depan layar komputer. Keliatannya lagi buka situs aneh-aneh nih keliatan dari matanya yang memancarkan aura situs porno....
Ha..ha...
Gua perhatiin dia juga masang earphone di kupingnya. Mungkin dia gak mau terganggu kali ya? Kayaknya biar makin ‘fokus’ ngeliatin gambar-gambar cewek berbikini di komputer....
5 menit kemudian tiba-tiba tuh bocah nyanyi. Persis kayak kejadian gua, dia juga nyanyi KERAS banget. Dan sama kayak gua yang gak sadar kalau suaranya ancur berat, dia makin SEMANGAT buat nyanyi....
Sekilas gua denger dia nyanyi lagunya D’Massiv yang (kalau gak salah) judulnya, Rindu Setengah Mati.
Remaja Tanggung sing: “Aku rinduuuuuuu (dengan penekanan dan penghayatan yang luar biasa) setengah matiiiiiiiiiii kepadamu, sungguh ku ingin kau tau...........
SUMPAH itu suaranya JELEK BANGET, gua akuin suara gua emang ‘jelek’ tapi gak sejelek si remaja itu... Rindu sih rindu tapi tolong ya jangan ngebuat gua rindu buat pulang gara-gara denger suara ancur lu...... Ha...Ha...
Mbak-mbak yang jaga di Warnet juga ketawa geli, kebetulan di depan gua ada kemoceng, pengen gua lempar ke mulutnya yang lagi mangap itu....
Ngomong-ngomong sesuatu yang ‘berbau’ porno, gua jadi heran apakah muka nampak seperti pemuda tanggung nan tampan yang keranjingan pilem porno?
Salah satu yang bikin gua heran, dimanapun ketika gua lagi jalan apalagi di jalan yang banyak pedagang, pasti ada aja yang nawarin gua pilem porno....
“Mas, nih ada yang ‘baru’” kata pedangan bejad sambil ngerangkul pundak gua...
Bah, udah nawarin, ngrangkul segala pula... Aduh.... Gua udah mirip pasangan homonya...
Gilanya tuh pilem bokep dicepit di balik baju bagian punggung... Gak heran tuh pilem berasa bau pantat.... Dan lebih gilanya tuh kaset bokep, sampul depannya tuh si Ipin Upin....
Gua jadi mikir, gimana ya kalau ada anak kecil beli VCD Ipin Upin terus si pedagangnya salah ngasih... Pas ditonton ternyata isinya pilem dewasa, si anak pun bakal nangis terus ngomong ke Ibunya “Bunda, Bunda, kok Ipin Upinnya ada rambutnya? Terus kok Ipin Upin-nya doyan main gulat di ranjang”
Ha..ha...
“Udah banyak mas di rumah” kata gua ngibul sambil mempercepat langkah kaki....
“Beda-beda. Yang ini baru-baru... Mantep-mantep” kata si pedagang bejad sambil ngepush gua biar terus beli...
“Ya udah nanti aja” kata gua sambil nyengir....
Dan bukannya dia diem, dia malah ngebentak gua “KALAU GAK MAU BELI BILANG AJA GAK, GAK USAH NANTI-NANTI!”
Sejarah mencatat, hari itu adalah hari dimana pertama kalinya Stefanus Sani dimarahin ama pedagang bokep.... Suer, gak elit banget deh.....
Ngapain sih orang doyan beli-beli yang ginian? Kan yang kayak gini mah tinggal minjem aja ke temen... Ha...Ha... Ya gak rekan Adi di ITHB?
Becanda.....
Ngebahas soal nonton-menonton, entah kenapa gua doyan banget makan nasi bungkus di dalam bioskop....
Gua pernah baca, 10 kriteria Penonton Yang (PALING) menyebalkan di bioskop adalah makan makanan berat di dalam bioskop...
Tapi entah kenapa, gua seolah tertantang buat nyelundupin nasi bungkus ke dalam bioskop. Gua bisa aja nyelundupin makanan yang rada elite kayak McDonalds, Tony Jack, Pizza misalnya, tapi gua seolah tertantang buat gimana cara nyelundupin dan makan tuh nasi bungkus di dalam bioskop.......
Padahal banyak banget tantangannya, contohnya:
1. Gimana caranya supaya si Satpam gak tahu kalau ada penonton yang masuk ke dalam bioskop bawa nasi bungkus
2. Gimana caranya masukkin tuh nasi bungkus ke dalam kantong celana? Ha..Ha...
3. Gimana caranya supaya orang di dalam bioskop gak sadar kalau ada penonton kurang ajar yang makan nasi di dalam bioskop?
Dan ini yang PALING PENTING dan MENANTANG:
4. Gimana caranya supaya temen di kiri dan kanan kita GAK MINTA nasi yang lagi kita makan. Ha...Ha....
Gua inget ketika pertama kali gua bawa nasi bungkus di bioskop, itu bau udah nyebar kemana-mana... Buat penonton lain yang gak tau, mungkin bakal bengong, itu bau pesing atau bau daging ayam sih? Ha..ha...
Dulu di Ciwalk dan (mungkin) sekarang juga masih ada, ada restoran yang namanya BLIND CAFE dan jujur tata cara buat makan disini rada gak masuk akal... Jadi sebelum kita masuk, kita harus ngelepas semua benda yang bisa mengeluarkan cahaya. Kita bakal dibawa ke tempat yang 100% gelap dan selama kita makan gak akan ada penerangan SAMA SEKALI......
Ketika pertama kali gua denger, jujur gua bengong. Gua ngebayang, misalnya waktu kita pesen steak terus kita ngiris steak dengan suasana yang gelap itu. Gimana kalau gak sadar, sebenarnya kita tuh ngiris jempol sendiri? Terus, terus gimana kalau saking gak sadarnya jempol yang udah diiris itu kita makan?
Brrrrrr, ngebayanginnya aja gua udah geli sendiri.....
Tapi gua akuin, tata cara yang aneh itu cukup menantang buat dilakuin. Ya seperti yang gua bilang tadi, makan di dalam bioskop tuh hampir mirip dengan suasana pas kita makan di BLIND Cafe. Walau gak gelap-gelap banget tapi gua sama sekali gak tau apa yang gua makan..... Dan sensasinya emang oke, telor ceplok aja jadi mirip gulai kambing, lotek jadi mirip salad, ampe tempe baceum aja jadi mirip daging kuda... Ha...Ha....
Dan penonton yang lain pun bakal bengong, kok ada bau makanan khas warteg ya? Maaf untuk para petugas cleaning service di bioskop kalau harus repot ngeberesin bungkus nasi yang bahkan sama sekali gak dijual di bioskop itu.........
Ha............Ha............
Sabtu, 19 Juni 2010
Gua benci banget yang namanya pelajaran Seni Musik... Entah kenapa sejak SD ampe gua SMA, gua merasakan ketakutan yang luar biasa ketika mendengar pelajaran ini....
Sejak SD, gua takut banget yang namanya pelajaran ini dan gak terhitung sudah ribuan kali gua berakting sakit kepala lah, sakit perut lah, sakit encok lah begitu tau kalau di kelas lagi ada pelajaran Seni Musik........
Pernah waktu gua masih kelas 3 SD dan guru Seni Musik ngumumin kalau minggu depan ada test nyanyi di depan perorangan.... Gua baca di koran kalau air bercampur embun pagi tuh sangat baik untuk menjernihkan suara... Secara suara gua udah mirip lemak kambing, gua mencoba petuah yang ada di buku itu.... Harapannya sih cuma satu, suara gua menjadi enak didengar persis kayak suaranya Delon.... Ha...Ha...
Tiap malem sebelum tidur, gua selalu nyimpen satu gelas penuh air putihyang gua simpen di depan rumah... Gua sama sekali gak peduli kalau di malam harinya tuh gelas udah dijilatin kucing lah, diompolin cicak lah, atau diminum ama dedemit sekalian... Gua gak peduli! Karena yang ada di pikiran gua, gimana caranya supaya ketika test nyanyi suara gua yang mirip lemak kambing ini bisa jadi serak-serak basah kayak Ikang Fauzi....
Ha...Ha...
Ternyata eh ternyata, satu minggu pengorbanan gua buat nyimpen air putih di depan rumah tiap malam ternyata cuma pepesan kosong saja. Karena pas gua ditest nyanyi lagu “Bubuy Bulan” suara gua tetep kancrut....
Dan yang bikin gua makin bengong adalah kebetulan Guru Seni Musik gua adalah suster Khatolik dan entah kenapa begitu denger gua nyanyi dia cuma geleng-geleng kepala dan dari gayanya dia menggeleng kepala persis kayak dia baru ngeder suara setan nyanyi.......
Ampun dah.....
Mau SD atau SMP ternyata sama aja.... Yang paling parah waktu gua kelas 2 SMP, gak ada angin gak ada tsunami tiba-tiba Guru Seni Musik ama Guru Bahasa Inggris mengadakan kolaborasi maut.... Bentuk kolaborasinya adalah masing-masing anak ditest nyanyi dengan lagu Bahasa Inggris. Jadi Guru Seni Musik nilai teknik vokal siswa dan Guru Bahasa Inggris nilai voice dari siswa yang bersangkutan.....
Mampus ini, nyanyi lagu Indonesia Raya aja belum lulus, ini suruh nyanyi lagu Bahasa Inggris... Oh d*mn, tiap hari gua cuma bisa bengong menunggu test ini, udah tau gak bisa nyanyi eh disuruh pake Bahasa Inggris segala...... Masak gua kudu nyanyi lagu Twinkle-Twinkle Little Star?
Tapi kartun Popeye The Sailor Man berhasil nyelamatin hidup gua ini.... Gak sengaja gua ngedengerin theme song Popeye di tipi dan gua pikir KENAPA gak pake lagu ini? Lagian simple dan easy listening gitu loh......Ha...Ha...
“Ya nomor urut 33, Stefanus Sani silahkan maju ke depan!” pinta Guru Seni Musik gua sambil menatap tajam ke arah gua....
Nah ini nih salah satu kebiasaan buruk gua, entah kenapa kalau gua disuruh ke depan hal pertama yang pasti gua lakuin adalah cengengesan di depan.... Temen-temen gua yang (kayaknya) udah gak sabar jadi heboh sendiri... Ini anak disuruh nyanyi kok malah nyengar-nyengir kayak Joker nakutin Bayi....
Uhuk, gua (pura-pura) batuk sebentar dan mulai memejamkan mata sejenak ... Kesannya tuh biar gua lagi nyari nada awal padahal yang bener gua lagi nahan kencing saking tegangnya.... And, show must go on.......
“I’m Popeye The Sailor Man, I’m Popeye The Sailor Man” gua mulai nyanyi... Entah yang gua nyanyiin bener atau gak, gua GAK peduli! Yang penting gua bisa nyudahin ini test....
Gua ngelirik sedikit ke arah Guru Seni Musik dan Bahasa Inggris gua, dan sejenak gua perhatiin tampang mereka yang bengong sambil geleng-geleng kepala....
Mungkin cuma satu yang ada di otak mereka, ini anak WARAS atau gak sih? Anak-anak yang lain nyanyi lagu-lagunya Linkin Park-lah, Limp Bizkit-lah, Boyzone-lah.... Lah ini? Popeye The Sailor Man....
Setelah gua menyudahi “konser” gua, anak-anak di kelas kebanyakan bengong dan mukanya diliputi 1000 pertanyaan... Itu anak yang barusan nyanyi anak normal atau anak SLB nyasar ke sini?
Ha...Ha...
Dan sekali lagi gua sama sekali GAK peduli karena setelah gua nyudahin nih test, semua beban berat di pundak gua yang beratnya udah kayak unta hamil 3 anak kembar, semuanya berangsur-angsur ilang......
Dan SIALnya begitu gua masuk ke bangku SMA, pelajaran yang gua benci ini MASIH ada dan lebih parahnya Guru yang ngajar jauh lebih sadis dari semua guru Seni Musik gua... Dia paling gak suka kalau pelajarannya gak dihargain, anak yang ketauan tidur bakal langsung diseret ke luar, yang ketauan ngobrol bakal didamprat... Maklum umur dia sudah sekitar 60 tahunan jadi galaknya gak ketulungan....
Pertama kali dia masuk ke kelas gua, yang dia lakuin cuma satu langsung ngebagiin kertas foto copyan... Gua inget banget, lagu yang harus dinyanyiin not nya itu judulnya “Don’t Forget To Remember Me” by Be Gees. Lagu yang bahkan ketika gua masih di perut nyokap gua juga udah ada....
Untuk kesan pertama, biar dia nyangkanya gua punya talenta, gua bernyanyi dengan kesungguhan hati... Sambil ngetuk-ngetuk meja gua mencoba untuk menghayati isi lagu itu.... Gua bernyanyi dengan suara ‘terbaik’ yang gua punya.... Itu semua gua lakuin supaya Guru Seni Musik gua sadar kalau ada salah satu muridnya (baca: gua) mempunyai potensi yang luar biasa untuk diorbitkan ke dunia rekaman...
Dan kayaknya untuk kesan pertama, dia ngerasa PUAS dengan kesungguhan hati gua itu.... Tanpa banyak bacot, Pak Guru langsung bikin jadwal kalau 2 minggu dari sekarang murid-murid diharuskan buat ikut test nyanyi secara perorangan....
Glek, gua cuma bisa nelen ludah dan pundak gua yang biasanya ringan tiba-tiba (kembali) merasa seperti lagi ngegendong unta betina yang lagi hamil dengan 3 anak kembar di perutnya....... Ini semua gara-garanya cuma satu karena gua denger bakal ada TEST nyanyi...
Hari yang bisa dibilang Judgement Day buat gua akhirnya datang juga, satu per satu anak dipanggil ke meja Pak Guru terus ditest buat nyanyi not sambil ngetuk-ngetuk iramanya.... Gua cuma bisa diem sambil berdoa ‘Cepet BEL! Cepet BEL! Ya Tuhan lekas nyalakanlah Bel agar Hamba-Mu ini bisa lepas dari semua beban berat ini’
Gua berdoa dalam hati dengan khusyuk persis kayak emak-emak berdoa supaya rumahnya gak digusur.....
40 menit berlalu dan nama Stefanus Sani sama sekali gak dipanggil... Mungkin Tuhan mendengar doa gua dan untuk sejenak gua udah bisa melepaskan semua beban berat yang ada di pundak gua... Gua udah bisa cengengesan dan bisa ngejailin temen cewek gua lagi... Karena pelajaran Seni Musik cuma ada 1 jam tiap minggunya, gua bisa santai selama 1 minggu...
Ha...Ha...
Ternyata eh ternyata yang namanya musibah itu bisa datang kapan aja.... Sebelum pergi ninggalin kelas, si Pak Guru bikin pengumuman “Buat anak-anak yang belum kebagian test nyanyi hari ini, nanti pulang sekolah kumpul di Kelas X-B, test nyanyi sekalian ama anak dari kelas lain yang belum ditest”
Oh TUHAN! Apa dosa Hamba hingga harus menanggung beban seperti itu? Suer, begitu denger tuh pengumuman entah kenapa gua lebih milih disunat 3x non stop dibanding harus ikut test nyanyi....
Masalahnya di test sama temen sekelas aja udah mau pingsan, ini ama anak kelas lain?
Sekarang gua dalam posisi menunggu giliran buat ditest. Sempat terlintas buat kabur tapi gua urungkan niatan gua itu... Dan siap gak siap gua harus siap...
Sebelum nama gua dipanggil, ada temen gua yang culun dan AJAIBNYA dia dipuji-puji ama Pak Guru... Si Pak Guru bilang kalau dia dipoles sedikit lagi dia bakal jadi penyanyi....
Dan gua pun menunggu pujian yang sama atau bahkan lebih... Gua ingin ketika gua sudah mulai bernyanyi air mata si Pak Guru akan menetes sebagai apresiasi atas rasa kagum ke gua...
“Ya Stefanus Sani” panggil si Pak Guru...
Gua tersenyum simpul, hirup nafas dalem-dalem, dan mulai bernyanyi:
‘So Do Mi’ eh kok jadi Sodomi? Ha..ha... ‘Sol Do Mi Re Re’ gua mulai bernyanyi sambil gerak-gerakkin jari... Biar kesannya nyamain ketukan....
Setelah gua selesai bernyanyi, gua perhatiin muka si Pak Guru cuma merengut seolah kupingnya baru aja kemasukkan biawak betina....
“Ada apa ya Pak” tanya gua halus sambil berusaha ngejilat...
“Kamu tadi nyanyi dar awal itu GAK ada yang pas nadanya” kata dia sambil geleng-geleng kepala....
Gua cuma bisa cengengesan padahal hati ini seolah sudah tercabik-cabik pisau ginsu yang tajam...
“Coba kamu nyanyiin tangga nada” pinta dia....
Hm, tangga nada itu kan yang Do-Re-Mi-Fa-Sol-La-Si-Do itu kan? Tapi buat apaan ya? Tanpa banyak nanya gua langsung nyanyi:
“Do.................Re..........................Mi” dan belum juga nyampe SOL si Pak Guru langsung motong....
“Kamu nyanyi tangga nada aja GAK ADA yang bener nadanya! Ama anak Play Group aja masih bagusan mereka” bentak si Pak Guru sambil natap tajam ke arah gua...
Dan gua cuma bisa cengengesan (lagi) dan sejak kesan pertama ini, tiap gua ngeliat dia, gua ngerasa kayak baru bersua ama Lucifer....
Tiap dia ngajar gua cuma asal cuap-cuap yang penting di hadapan dia gua nampak seperti siswa yang ‘mau’ tekun berlatih untuk memperbaiki kekurangannya... Padahal si kagak....
Paling parah waktu gua ditest nyanyi pas semester kedua, pas nyanyi bait awal “Masihkah Kau Ingat...........” baru aja nyanyi seiprit gua udah disuruh turun.. Alasannya cuma satu karena suara gua S.U.M.B.A.NG
Aje Gile.........
Pernah suatu kali, dia nyuruh tiap siswa ngebentuk mini vocal group yang berjumlah 4 orang dan tanpa banyak bacot gua langsung join ama temen-temen gua yang punya suara emas... Maksudnya sih simple aja biar mereka bisa nutupin suara gua yang mirip lengkingan burung beo ini....
Ketika ditest, gua sengaja nyanyi dengan kesungguhan hati yang luar biasa dan biar kelompok gua dapat nilai yang bagus gua ‘terpaksa’ mengalah dengan sengaja gak banyak ngeluarin suara. Ini salah satu strategi dari kelompok gua, tujuannya cuma satu biar si Pak Guru kecele dan menyadari kalau oleh vokal gua gak kalah ama Westlife ketika lagi nyanyi...
Ha...Ha..
Dan kelompok pun mulai bernyanyi, gua sadar diri dan sengaja gak keras-keras nyanyinya... Ya sesekali gua mengeluarkan suara sambil senyum-senyum merangsang... Ha..Ha...
Setelah test berakhir, Pak Guru mulai kasih penilaian satu-satu terhadap murid yang nyanyi. Maria Stephanie yang jadi leader di kelompok gua dapet sanjung puji yang luar biasa, dia dapet nilai 9 dan 2 orang temen gua yang ada di kelompok gua juga dapet nilai bagus...
Gua sih gak terlalu berharap, dapet 6 juga gua udah bakal sujud syukur atau kalau gak udah gua gosokkin tuh sepatu Pak Guru.......
“Hm, Sani, Sani.. Kamu itu malah NGERUSAK kelompok ini... Suara kamu tetep SUMBANG” kata si Pak Guru santai seolah dia ngomong ke patung celeng yang gak punya perasaan...
Gua gak tau kuping dia terbuat dari semen atau apaan bahkan disaat gua cuma nyanyi bisik-bisik aja dia masih bisa NGATAIN gua...
Dan tanpa belas kasih dia kasih gua nilai 4. Anj*ng! Temen gua yang satu group nilainya 8 atau 9, kok gua cuma dapet nilai 4? Gua Cuma bisa merutuk sambil bengong.....
Sesuai dugaan gua, pelajaran Seni Musik ini seolah menjadi momok yang menakutkan buat gua. Di raport gua dari kelas 1 ampe kelas 3 nilai Seni Musik gua gak bisa lepas dari angka 4 dengan komentar yang (SUPER) memalukan; ‘kalau nyanyi gak pernah pas nadanya’...............
Tapi semua penderitaan gua akan pelajaran ini (hampir) selesai ketika gua udah mau kelulusan.... Salah satu ujian yang harus diselesein adalah ujian nyanyi dengan sistem undian. Intinya, si Pak Guru bikin daftar lagu-lagu yang harus siswa nyanyiin.. Kita tinggal ngambil nomor yang ada di dalam kotak dan nomor yang kita ambil itu harus kita nyanyiin sesuai dengan urutan lagu.....
Kebetulan gua dapet urutan nomor 4 dan lagu yang harus gua nyanyiin tuh judulnya “Majapahit”, waalau gua gak apal-apal banget tapi dikit-dikit gua tahu karena pernah ditest waktu masih SMP.........
“Majapahit dimana..............” gua mulai bernyanyi... Gua GAK PEDULI mau dikatain apa lagi, yang ada di otak gua, ini test nyanyi terakhir gua dan gua gak bakal ketemu dia lagi....
Setelah gua selese bernyanyi, Pak Guru tetep geleng-geleng kepala sambil ngomong “Sani, Sani. Kamu itu dari kelas 1 ampe mau lulus suara kok gak pernah berubah. Yang tadi nilainya 3,7”
Seperti biasa, gua cuma cengengesan walau hati gua bengong, itu 3,7 tuh beneran nilai? Itu nilai atau ingus sapi?
Seteleh gua selesai ditest, ada temen gua yang juga ditest. Dan setelah dia selesai nyanyi, Pak Guru bergumam “Ternyata selama ini saya salah”
Salah apaan pak? Gua masih bengong dan masih (sedikit) shock gara-gara nilai nyanyi gua yang kayak ingus sapi itu...
“Selama ini saya ngira di Sekolah ini cuma si Sani yang suaranya SUMBANG (dengan penekanan). Saya kira dia dunia ini cuma si Sani yang suaranya SUMBANG (kembali dengan penekanan). Di tiap kelas saya selalu ngomong Sani si SUMBANG (dan lagi, lagi dengen penekanan) tapi ternyata saya salah. Ada yang lebih SUMBANG dari si Sani” cerita si Pak Guru sambil nunjuk temen gua yang baru aja nyanyi...
Bedanya kalau gua dapet nilai 3,7 dia dapet nilai 3,6........
Entah gua harus tertawa bahagia atau minum baygon gara-gara kenyataan ini.............
Sejak SD, gua takut banget yang namanya pelajaran ini dan gak terhitung sudah ribuan kali gua berakting sakit kepala lah, sakit perut lah, sakit encok lah begitu tau kalau di kelas lagi ada pelajaran Seni Musik........
Pernah waktu gua masih kelas 3 SD dan guru Seni Musik ngumumin kalau minggu depan ada test nyanyi di depan perorangan.... Gua baca di koran kalau air bercampur embun pagi tuh sangat baik untuk menjernihkan suara... Secara suara gua udah mirip lemak kambing, gua mencoba petuah yang ada di buku itu.... Harapannya sih cuma satu, suara gua menjadi enak didengar persis kayak suaranya Delon.... Ha...Ha...
Tiap malem sebelum tidur, gua selalu nyimpen satu gelas penuh air putihyang gua simpen di depan rumah... Gua sama sekali gak peduli kalau di malam harinya tuh gelas udah dijilatin kucing lah, diompolin cicak lah, atau diminum ama dedemit sekalian... Gua gak peduli! Karena yang ada di pikiran gua, gimana caranya supaya ketika test nyanyi suara gua yang mirip lemak kambing ini bisa jadi serak-serak basah kayak Ikang Fauzi....
Ha...Ha...
Ternyata eh ternyata, satu minggu pengorbanan gua buat nyimpen air putih di depan rumah tiap malam ternyata cuma pepesan kosong saja. Karena pas gua ditest nyanyi lagu “Bubuy Bulan” suara gua tetep kancrut....
Dan yang bikin gua makin bengong adalah kebetulan Guru Seni Musik gua adalah suster Khatolik dan entah kenapa begitu denger gua nyanyi dia cuma geleng-geleng kepala dan dari gayanya dia menggeleng kepala persis kayak dia baru ngeder suara setan nyanyi.......
Ampun dah.....
Mau SD atau SMP ternyata sama aja.... Yang paling parah waktu gua kelas 2 SMP, gak ada angin gak ada tsunami tiba-tiba Guru Seni Musik ama Guru Bahasa Inggris mengadakan kolaborasi maut.... Bentuk kolaborasinya adalah masing-masing anak ditest nyanyi dengan lagu Bahasa Inggris. Jadi Guru Seni Musik nilai teknik vokal siswa dan Guru Bahasa Inggris nilai voice dari siswa yang bersangkutan.....
Mampus ini, nyanyi lagu Indonesia Raya aja belum lulus, ini suruh nyanyi lagu Bahasa Inggris... Oh d*mn, tiap hari gua cuma bisa bengong menunggu test ini, udah tau gak bisa nyanyi eh disuruh pake Bahasa Inggris segala...... Masak gua kudu nyanyi lagu Twinkle-Twinkle Little Star?
Tapi kartun Popeye The Sailor Man berhasil nyelamatin hidup gua ini.... Gak sengaja gua ngedengerin theme song Popeye di tipi dan gua pikir KENAPA gak pake lagu ini? Lagian simple dan easy listening gitu loh......Ha...Ha...
“Ya nomor urut 33, Stefanus Sani silahkan maju ke depan!” pinta Guru Seni Musik gua sambil menatap tajam ke arah gua....
Nah ini nih salah satu kebiasaan buruk gua, entah kenapa kalau gua disuruh ke depan hal pertama yang pasti gua lakuin adalah cengengesan di depan.... Temen-temen gua yang (kayaknya) udah gak sabar jadi heboh sendiri... Ini anak disuruh nyanyi kok malah nyengar-nyengir kayak Joker nakutin Bayi....
Uhuk, gua (pura-pura) batuk sebentar dan mulai memejamkan mata sejenak ... Kesannya tuh biar gua lagi nyari nada awal padahal yang bener gua lagi nahan kencing saking tegangnya.... And, show must go on.......
“I’m Popeye The Sailor Man, I’m Popeye The Sailor Man” gua mulai nyanyi... Entah yang gua nyanyiin bener atau gak, gua GAK peduli! Yang penting gua bisa nyudahin ini test....
Gua ngelirik sedikit ke arah Guru Seni Musik dan Bahasa Inggris gua, dan sejenak gua perhatiin tampang mereka yang bengong sambil geleng-geleng kepala....
Mungkin cuma satu yang ada di otak mereka, ini anak WARAS atau gak sih? Anak-anak yang lain nyanyi lagu-lagunya Linkin Park-lah, Limp Bizkit-lah, Boyzone-lah.... Lah ini? Popeye The Sailor Man....
Setelah gua menyudahi “konser” gua, anak-anak di kelas kebanyakan bengong dan mukanya diliputi 1000 pertanyaan... Itu anak yang barusan nyanyi anak normal atau anak SLB nyasar ke sini?
Ha...Ha...
Dan sekali lagi gua sama sekali GAK peduli karena setelah gua nyudahin nih test, semua beban berat di pundak gua yang beratnya udah kayak unta hamil 3 anak kembar, semuanya berangsur-angsur ilang......
Dan SIALnya begitu gua masuk ke bangku SMA, pelajaran yang gua benci ini MASIH ada dan lebih parahnya Guru yang ngajar jauh lebih sadis dari semua guru Seni Musik gua... Dia paling gak suka kalau pelajarannya gak dihargain, anak yang ketauan tidur bakal langsung diseret ke luar, yang ketauan ngobrol bakal didamprat... Maklum umur dia sudah sekitar 60 tahunan jadi galaknya gak ketulungan....
Pertama kali dia masuk ke kelas gua, yang dia lakuin cuma satu langsung ngebagiin kertas foto copyan... Gua inget banget, lagu yang harus dinyanyiin not nya itu judulnya “Don’t Forget To Remember Me” by Be Gees. Lagu yang bahkan ketika gua masih di perut nyokap gua juga udah ada....
Untuk kesan pertama, biar dia nyangkanya gua punya talenta, gua bernyanyi dengan kesungguhan hati... Sambil ngetuk-ngetuk meja gua mencoba untuk menghayati isi lagu itu.... Gua bernyanyi dengan suara ‘terbaik’ yang gua punya.... Itu semua gua lakuin supaya Guru Seni Musik gua sadar kalau ada salah satu muridnya (baca: gua) mempunyai potensi yang luar biasa untuk diorbitkan ke dunia rekaman...
Dan kayaknya untuk kesan pertama, dia ngerasa PUAS dengan kesungguhan hati gua itu.... Tanpa banyak bacot, Pak Guru langsung bikin jadwal kalau 2 minggu dari sekarang murid-murid diharuskan buat ikut test nyanyi secara perorangan....
Glek, gua cuma bisa nelen ludah dan pundak gua yang biasanya ringan tiba-tiba (kembali) merasa seperti lagi ngegendong unta betina yang lagi hamil dengan 3 anak kembar di perutnya....... Ini semua gara-garanya cuma satu karena gua denger bakal ada TEST nyanyi...
Hari yang bisa dibilang Judgement Day buat gua akhirnya datang juga, satu per satu anak dipanggil ke meja Pak Guru terus ditest buat nyanyi not sambil ngetuk-ngetuk iramanya.... Gua cuma bisa diem sambil berdoa ‘Cepet BEL! Cepet BEL! Ya Tuhan lekas nyalakanlah Bel agar Hamba-Mu ini bisa lepas dari semua beban berat ini’
Gua berdoa dalam hati dengan khusyuk persis kayak emak-emak berdoa supaya rumahnya gak digusur.....
40 menit berlalu dan nama Stefanus Sani sama sekali gak dipanggil... Mungkin Tuhan mendengar doa gua dan untuk sejenak gua udah bisa melepaskan semua beban berat yang ada di pundak gua... Gua udah bisa cengengesan dan bisa ngejailin temen cewek gua lagi... Karena pelajaran Seni Musik cuma ada 1 jam tiap minggunya, gua bisa santai selama 1 minggu...
Ha...Ha...
Ternyata eh ternyata yang namanya musibah itu bisa datang kapan aja.... Sebelum pergi ninggalin kelas, si Pak Guru bikin pengumuman “Buat anak-anak yang belum kebagian test nyanyi hari ini, nanti pulang sekolah kumpul di Kelas X-B, test nyanyi sekalian ama anak dari kelas lain yang belum ditest”
Oh TUHAN! Apa dosa Hamba hingga harus menanggung beban seperti itu? Suer, begitu denger tuh pengumuman entah kenapa gua lebih milih disunat 3x non stop dibanding harus ikut test nyanyi....
Masalahnya di test sama temen sekelas aja udah mau pingsan, ini ama anak kelas lain?
Sekarang gua dalam posisi menunggu giliran buat ditest. Sempat terlintas buat kabur tapi gua urungkan niatan gua itu... Dan siap gak siap gua harus siap...
Sebelum nama gua dipanggil, ada temen gua yang culun dan AJAIBNYA dia dipuji-puji ama Pak Guru... Si Pak Guru bilang kalau dia dipoles sedikit lagi dia bakal jadi penyanyi....
Dan gua pun menunggu pujian yang sama atau bahkan lebih... Gua ingin ketika gua sudah mulai bernyanyi air mata si Pak Guru akan menetes sebagai apresiasi atas rasa kagum ke gua...
“Ya Stefanus Sani” panggil si Pak Guru...
Gua tersenyum simpul, hirup nafas dalem-dalem, dan mulai bernyanyi:
‘So Do Mi’ eh kok jadi Sodomi? Ha..ha... ‘Sol Do Mi Re Re’ gua mulai bernyanyi sambil gerak-gerakkin jari... Biar kesannya nyamain ketukan....
Setelah gua selesai bernyanyi, gua perhatiin muka si Pak Guru cuma merengut seolah kupingnya baru aja kemasukkan biawak betina....
“Ada apa ya Pak” tanya gua halus sambil berusaha ngejilat...
“Kamu tadi nyanyi dar awal itu GAK ada yang pas nadanya” kata dia sambil geleng-geleng kepala....
Gua cuma bisa cengengesan padahal hati ini seolah sudah tercabik-cabik pisau ginsu yang tajam...
“Coba kamu nyanyiin tangga nada” pinta dia....
Hm, tangga nada itu kan yang Do-Re-Mi-Fa-Sol-La-Si-Do itu kan? Tapi buat apaan ya? Tanpa banyak nanya gua langsung nyanyi:
“Do.................Re..........................Mi” dan belum juga nyampe SOL si Pak Guru langsung motong....
“Kamu nyanyi tangga nada aja GAK ADA yang bener nadanya! Ama anak Play Group aja masih bagusan mereka” bentak si Pak Guru sambil natap tajam ke arah gua...
Dan gua cuma bisa cengengesan (lagi) dan sejak kesan pertama ini, tiap gua ngeliat dia, gua ngerasa kayak baru bersua ama Lucifer....
Tiap dia ngajar gua cuma asal cuap-cuap yang penting di hadapan dia gua nampak seperti siswa yang ‘mau’ tekun berlatih untuk memperbaiki kekurangannya... Padahal si kagak....
Paling parah waktu gua ditest nyanyi pas semester kedua, pas nyanyi bait awal “Masihkah Kau Ingat...........” baru aja nyanyi seiprit gua udah disuruh turun.. Alasannya cuma satu karena suara gua S.U.M.B.A.NG
Aje Gile.........
Pernah suatu kali, dia nyuruh tiap siswa ngebentuk mini vocal group yang berjumlah 4 orang dan tanpa banyak bacot gua langsung join ama temen-temen gua yang punya suara emas... Maksudnya sih simple aja biar mereka bisa nutupin suara gua yang mirip lengkingan burung beo ini....
Ketika ditest, gua sengaja nyanyi dengan kesungguhan hati yang luar biasa dan biar kelompok gua dapat nilai yang bagus gua ‘terpaksa’ mengalah dengan sengaja gak banyak ngeluarin suara. Ini salah satu strategi dari kelompok gua, tujuannya cuma satu biar si Pak Guru kecele dan menyadari kalau oleh vokal gua gak kalah ama Westlife ketika lagi nyanyi...
Ha...Ha..
Dan kelompok pun mulai bernyanyi, gua sadar diri dan sengaja gak keras-keras nyanyinya... Ya sesekali gua mengeluarkan suara sambil senyum-senyum merangsang... Ha..Ha...
Setelah test berakhir, Pak Guru mulai kasih penilaian satu-satu terhadap murid yang nyanyi. Maria Stephanie yang jadi leader di kelompok gua dapet sanjung puji yang luar biasa, dia dapet nilai 9 dan 2 orang temen gua yang ada di kelompok gua juga dapet nilai bagus...
Gua sih gak terlalu berharap, dapet 6 juga gua udah bakal sujud syukur atau kalau gak udah gua gosokkin tuh sepatu Pak Guru.......
“Hm, Sani, Sani.. Kamu itu malah NGERUSAK kelompok ini... Suara kamu tetep SUMBANG” kata si Pak Guru santai seolah dia ngomong ke patung celeng yang gak punya perasaan...
Gua gak tau kuping dia terbuat dari semen atau apaan bahkan disaat gua cuma nyanyi bisik-bisik aja dia masih bisa NGATAIN gua...
Dan tanpa belas kasih dia kasih gua nilai 4. Anj*ng! Temen gua yang satu group nilainya 8 atau 9, kok gua cuma dapet nilai 4? Gua Cuma bisa merutuk sambil bengong.....
Sesuai dugaan gua, pelajaran Seni Musik ini seolah menjadi momok yang menakutkan buat gua. Di raport gua dari kelas 1 ampe kelas 3 nilai Seni Musik gua gak bisa lepas dari angka 4 dengan komentar yang (SUPER) memalukan; ‘kalau nyanyi gak pernah pas nadanya’...............
Tapi semua penderitaan gua akan pelajaran ini (hampir) selesai ketika gua udah mau kelulusan.... Salah satu ujian yang harus diselesein adalah ujian nyanyi dengan sistem undian. Intinya, si Pak Guru bikin daftar lagu-lagu yang harus siswa nyanyiin.. Kita tinggal ngambil nomor yang ada di dalam kotak dan nomor yang kita ambil itu harus kita nyanyiin sesuai dengan urutan lagu.....
Kebetulan gua dapet urutan nomor 4 dan lagu yang harus gua nyanyiin tuh judulnya “Majapahit”, waalau gua gak apal-apal banget tapi dikit-dikit gua tahu karena pernah ditest waktu masih SMP.........
“Majapahit dimana..............” gua mulai bernyanyi... Gua GAK PEDULI mau dikatain apa lagi, yang ada di otak gua, ini test nyanyi terakhir gua dan gua gak bakal ketemu dia lagi....
Setelah gua selese bernyanyi, Pak Guru tetep geleng-geleng kepala sambil ngomong “Sani, Sani. Kamu itu dari kelas 1 ampe mau lulus suara kok gak pernah berubah. Yang tadi nilainya 3,7”
Seperti biasa, gua cuma cengengesan walau hati gua bengong, itu 3,7 tuh beneran nilai? Itu nilai atau ingus sapi?
Seteleh gua selesai ditest, ada temen gua yang juga ditest. Dan setelah dia selesai nyanyi, Pak Guru bergumam “Ternyata selama ini saya salah”
Salah apaan pak? Gua masih bengong dan masih (sedikit) shock gara-gara nilai nyanyi gua yang kayak ingus sapi itu...
“Selama ini saya ngira di Sekolah ini cuma si Sani yang suaranya SUMBANG (dengan penekanan). Saya kira dia dunia ini cuma si Sani yang suaranya SUMBANG (kembali dengan penekanan). Di tiap kelas saya selalu ngomong Sani si SUMBANG (dan lagi, lagi dengen penekanan) tapi ternyata saya salah. Ada yang lebih SUMBANG dari si Sani” cerita si Pak Guru sambil nunjuk temen gua yang baru aja nyanyi...
Bedanya kalau gua dapet nilai 3,7 dia dapet nilai 3,6........
Entah gua harus tertawa bahagia atau minum baygon gara-gara kenyataan ini.............
Kamis, 17 Juni 2010
Gua gak nyangka kartun Ipin Upil bisa menciptakan histeria dimana-mana. Tetangga-tetangga gua yang masih bocah pasti kalau lagi ngobrol, ngobrolin Ipin Upil....
Padahal pas pertama kali nonton gua bengong ama nih kartun.. Udah botak mirip Tuyul, gaya ngomongnya itu loh yang sering bikin gua geli....
Di jalan, boneka balon si Ipin Upin ada dimana-mama. Ke toko boneka mau beli boneka Doraemon, eh adanya boneka Upin Ipin dengan senyum yang ‘ngajak’ kita buat beli tuh boneka. Giliran di Toko Buku, eh BANYAK banget buku menggambar + mewarnai Ipin Upin.
Jangan-jangan di toko obat, ada lagi sirup batuk Ipin Upin?
Gua baru tau kalau Ipin Upin punya kucing peliaraan yang namanya Apin. Eh, tetangga gua yang kebetulan baru beli Ikan Pesut dikasih nama Epin, kayaknya dia juga terkena kehebohan si Ipin Upin itu.... Gua takut kelak jika gua udah punya anak, bakal gua kasih nama Opin gara-gara ketularan virus Ipin Upin ini....
Ha..ha...
Gua jadi inget sekitar 6-7 tahun ke belakang waktu kartun Teletubbies lagi heboh-hebohnya. Semua anak-anak di deket rumah gua pake baju Teletubbies. Ada tetangga gua yang cowok tiba-tiba keranjingan pake tas emak-emak. Waktu gua nanya kenapa? Eh, katanya gara-gara pengen ngikutin gaya si Dipsy yang emang doyan pake tas emak-emak...
Sumpah, geli banget gua....
Tapi gua juga gak tau kenapa, gua juga kayak kesurupan hantu Teletubbies lebih spesifiknya hantu si PO (tubbies warna merah). Gak tau kenapa, gua ngrengek minta dibeliin otoped a.k.a skuter kayak punyanya si PO. Nyokap gua juga pasti bingunglah, badan udah bengkak gitu main skuter. Kayaknya kasian ama skuternya....
Ha..ha...
Jadi inget juga anak-anak di deket rumah gua sering banget nyanyi theme song-nya Teletubbies....
“Tingky Winky-Dipsy-Lala-Po” sambil nepuk-nepuk perut mirip tingkah si Tubbies. Setelah nepuk-nepuk perut, langsung diselingi dengan gaya Tubbies yang berpelukan sambil muter-muter, persis kayak orang kesurupan gara-gara disantet....
Gua juga sih mau berpelukan kayak gitu, tapi sayangnya anak-anak yang berpelukan gitu anak-anak yang modelnya anak kampung ditambah ingus di idung.... Brrrrrrrrrrrrrrr. Mending kalau cewek manis atau sexy, gua PASTI mau, lah ini? Mending gua berpelukan ama anak buaya...
Ha..ha....
Tapi yang namanya anak-anak itu kebanyakan kreatif, lagu theme song Teletubbies dimodifikasi sedikit, jadi aneh tapi lucu....
“Tingky Wingky”........cong!
“Dipsy”........................cong!
“Lala”...........................cong!
Gua yang denger jadi bengong sambil mikir, apaan itu pake akhiran “cong-cong-cong” gitu..... Tapi setelah personel terakhir disebut, akhirnya semua jelas:
“PO”..................cong!
Ya Allah, ternyata maksud akhiran “cong” itu biar jadi PO-CONG....... Gua kalau inget itu suka nyengir sendiri. Ngebayang aja si PO dililit kain kafan terus loncat-loncat kayak pocong, sambil nanya: “Ada yang liat skuter saya?”
Ha....ha...
Dunia anak memang lucu dan seru kalau kita dalami dan selami. Dari anak yang baik polos ampe anak cabul pernah gua temuin...
Contoh anak kurang ajar: “Kak, aku tau apa artinya mens!”
Gw: “......................................?!?”
Dan disaat itu gua pengen banget manggil Pit Hitam buat nyulik tuh bocah cabul.....
Tapi yang namanya kartun atau apapun itu juga kalau udah disukai anak-anak pasti apa yang ada di kartun itu diturutin....
Waktu kartun Naruto lagi heboh, tetangga gua yang masih bocah tiada hari tanpa pake iket kepala di jidat mirip ama yang si Naruto pake. Masalahnya, kalau anak kecil yang make ya gak masalah, tapi ada temen gua yang SMA kalau datang ke sekolah juga pake tuh iket kepala... terus bergaya mirip Naruto, sambil nyerocos jurus rembulan-lah, jurus bangau-lah....
Emang ada ya?
Sumpah, gua ngeliatnya bukan kayak Naruto junior atau ninja tapi gua liatnya mirip kuli panggul di pabrik..... Iket kepalanya itu loh yang bikin gua gak tahan.... Ha...ha....
Gara-gara inget teletubbies, Naruto, en Ipin Upil gua jadi inget waktu gua masih kelas 5 SD. Dulu kartun Saras 008 bener-bener heboh...... Gua juga entah kenapa doyan banget nonton itu sinetron....
Tiap hari Selasa jam 19.00 di INDOSI*R, gua udah stand by di depan tipi... Gua udah kebelet buat nonton aksi si Saras menumpas kejahatan terutama kejahatan si Mr. Black yang sudah tidak bisa ditolerir lagi...
Saras memang pahlawan kebajikan dan penumpas kejahatan!
*terbawa suasana* Ha...Ha.....
Dan sesuai dugaan gua, semua tetangga gua yang masih bocah ikut keranjingan Saras 008. Tiap sore anak-anak pasti maen Saras-sarasan...
Yang menang Hompipa jadi Saras 008, yang kalah jadi Mr Black ama antek-anteknya si Bil dan Bul........
Ada tetangga gua yang saat itu umurnya masih 5 tahun dan gak tau kenapa dia kayaknya cinta mati banget ama Saras 008....
Tiap sore, gua pasti denger suaranya yang teriak “SARAS 008, wauuuuuuuuuuukwmmmmm!”
Eh, gitu gak sih suara kucing? Ha...Ha....
Parahnya dia punya perlengkapan Saras komplit. Mulai dari baju 2 warna, yang warnanya ada di sisi kiri ama sisi kanan. Jadi di sisi kiri warna putih di sisi kanan warna hitam.... Biar makin yahud dia pake topeng Saras dan BIAR LEBIH mirip lagi gerak-gerik dia dimirip-miripin ama kucing secara Saras kan jelmaan kucing (garong).......
Nah, yang gini nih asik banget buat gua jailin..... Tiap gua panggil “Hey, Saras!dia pasti langsung noleh sambil ngomong “Ada Apa?”
Sama gua dipancing-pancing lagi, coba kamu berubah jadi Saras..... tanpa banyak bacot dia langsung beraksi.....
Tangan kiri diangkat, pinggul kanan digoyang ke kiri, gigi diliatin sambil pasang suara “Waekkkkkkkkkkkkkkkkkk”.....
Jadi deh Saras 008 versi bocah kampung...........
Ha....Ha..... Sama gua dipancing lagi, gua suruh dia niruin gaya Saras waktu mau berubah jadi manusia dan tanpa banyak nanya dia langsung beraksi......
Dia langsung ngambil posisi duduk di jalan, kaki kiri dilurusin ke samping kiri terus kaki kanan dilurusin ke samping kanan.... Tangan ditaruh di pinggang dan dia teriak Saras 008........
Gua ngakak abis, cuma satu yang bikin gua was-was itu pantat apa gak sakit atau empot-empotan duduk dalam posisi gitu........
Tapi masalahnya dia tuh cengeng, masak pahlawan kebajikan cengeng? Pernah suatu kali, gua ngomong gini ama dia “Kamu mah bukan Saras, kamu si Mr Black!dasar Mr Black, Mr Black!” ama gua dikomporin.....
Eh, si Saras bukannya ngeluarin jurus biar gua diem malah lari ke tiang listrik terus nangis....... Nangisnya lama lagi ampe bokapnya dateng....
Dasar si Saras 008 dibilang Mr Black aja langsung mewek..... Wkwkwkwkwkwkwk......
Dan, sekarang si Saras sudah SMA dan tiap gua ketemu di depan rumah gua dia cuma berlalu sambil cengengesan....... Mungkin dia teringat masa lalu dia yang ternyata adalah seorang “Saras” yang cengeng dan penumpas kejahatan.............
Ha....Ha.....
Padahal pas pertama kali nonton gua bengong ama nih kartun.. Udah botak mirip Tuyul, gaya ngomongnya itu loh yang sering bikin gua geli....
Di jalan, boneka balon si Ipin Upin ada dimana-mama. Ke toko boneka mau beli boneka Doraemon, eh adanya boneka Upin Ipin dengan senyum yang ‘ngajak’ kita buat beli tuh boneka. Giliran di Toko Buku, eh BANYAK banget buku menggambar + mewarnai Ipin Upin.
Jangan-jangan di toko obat, ada lagi sirup batuk Ipin Upin?
Gua baru tau kalau Ipin Upin punya kucing peliaraan yang namanya Apin. Eh, tetangga gua yang kebetulan baru beli Ikan Pesut dikasih nama Epin, kayaknya dia juga terkena kehebohan si Ipin Upin itu.... Gua takut kelak jika gua udah punya anak, bakal gua kasih nama Opin gara-gara ketularan virus Ipin Upin ini....
Ha..ha...
Gua jadi inget sekitar 6-7 tahun ke belakang waktu kartun Teletubbies lagi heboh-hebohnya. Semua anak-anak di deket rumah gua pake baju Teletubbies. Ada tetangga gua yang cowok tiba-tiba keranjingan pake tas emak-emak. Waktu gua nanya kenapa? Eh, katanya gara-gara pengen ngikutin gaya si Dipsy yang emang doyan pake tas emak-emak...
Sumpah, geli banget gua....
Tapi gua juga gak tau kenapa, gua juga kayak kesurupan hantu Teletubbies lebih spesifiknya hantu si PO (tubbies warna merah). Gak tau kenapa, gua ngrengek minta dibeliin otoped a.k.a skuter kayak punyanya si PO. Nyokap gua juga pasti bingunglah, badan udah bengkak gitu main skuter. Kayaknya kasian ama skuternya....
Ha..ha...
Jadi inget juga anak-anak di deket rumah gua sering banget nyanyi theme song-nya Teletubbies....
“Tingky Winky-Dipsy-Lala-Po” sambil nepuk-nepuk perut mirip tingkah si Tubbies. Setelah nepuk-nepuk perut, langsung diselingi dengan gaya Tubbies yang berpelukan sambil muter-muter, persis kayak orang kesurupan gara-gara disantet....
Gua juga sih mau berpelukan kayak gitu, tapi sayangnya anak-anak yang berpelukan gitu anak-anak yang modelnya anak kampung ditambah ingus di idung.... Brrrrrrrrrrrrrrr. Mending kalau cewek manis atau sexy, gua PASTI mau, lah ini? Mending gua berpelukan ama anak buaya...
Ha..ha....
Tapi yang namanya anak-anak itu kebanyakan kreatif, lagu theme song Teletubbies dimodifikasi sedikit, jadi aneh tapi lucu....
“Tingky Wingky”........cong!
“Dipsy”........................cong!
“Lala”...........................cong!
Gua yang denger jadi bengong sambil mikir, apaan itu pake akhiran “cong-cong-cong” gitu..... Tapi setelah personel terakhir disebut, akhirnya semua jelas:
“PO”..................cong!
Ya Allah, ternyata maksud akhiran “cong” itu biar jadi PO-CONG....... Gua kalau inget itu suka nyengir sendiri. Ngebayang aja si PO dililit kain kafan terus loncat-loncat kayak pocong, sambil nanya: “Ada yang liat skuter saya?”
Ha....ha...
Dunia anak memang lucu dan seru kalau kita dalami dan selami. Dari anak yang baik polos ampe anak cabul pernah gua temuin...
Contoh anak kurang ajar: “Kak, aku tau apa artinya mens!”
Gw: “......................................?!?”
Dan disaat itu gua pengen banget manggil Pit Hitam buat nyulik tuh bocah cabul.....
Tapi yang namanya kartun atau apapun itu juga kalau udah disukai anak-anak pasti apa yang ada di kartun itu diturutin....
Waktu kartun Naruto lagi heboh, tetangga gua yang masih bocah tiada hari tanpa pake iket kepala di jidat mirip ama yang si Naruto pake. Masalahnya, kalau anak kecil yang make ya gak masalah, tapi ada temen gua yang SMA kalau datang ke sekolah juga pake tuh iket kepala... terus bergaya mirip Naruto, sambil nyerocos jurus rembulan-lah, jurus bangau-lah....
Emang ada ya?
Sumpah, gua ngeliatnya bukan kayak Naruto junior atau ninja tapi gua liatnya mirip kuli panggul di pabrik..... Iket kepalanya itu loh yang bikin gua gak tahan.... Ha...ha....
Gara-gara inget teletubbies, Naruto, en Ipin Upil gua jadi inget waktu gua masih kelas 5 SD. Dulu kartun Saras 008 bener-bener heboh...... Gua juga entah kenapa doyan banget nonton itu sinetron....
Tiap hari Selasa jam 19.00 di INDOSI*R, gua udah stand by di depan tipi... Gua udah kebelet buat nonton aksi si Saras menumpas kejahatan terutama kejahatan si Mr. Black yang sudah tidak bisa ditolerir lagi...
Saras memang pahlawan kebajikan dan penumpas kejahatan!
*terbawa suasana* Ha...Ha.....
Dan sesuai dugaan gua, semua tetangga gua yang masih bocah ikut keranjingan Saras 008. Tiap sore anak-anak pasti maen Saras-sarasan...
Yang menang Hompipa jadi Saras 008, yang kalah jadi Mr Black ama antek-anteknya si Bil dan Bul........
Ada tetangga gua yang saat itu umurnya masih 5 tahun dan gak tau kenapa dia kayaknya cinta mati banget ama Saras 008....
Tiap sore, gua pasti denger suaranya yang teriak “SARAS 008, wauuuuuuuuuuukwmmmmm!”
Eh, gitu gak sih suara kucing? Ha...Ha....
Parahnya dia punya perlengkapan Saras komplit. Mulai dari baju 2 warna, yang warnanya ada di sisi kiri ama sisi kanan. Jadi di sisi kiri warna putih di sisi kanan warna hitam.... Biar makin yahud dia pake topeng Saras dan BIAR LEBIH mirip lagi gerak-gerik dia dimirip-miripin ama kucing secara Saras kan jelmaan kucing (garong).......
Nah, yang gini nih asik banget buat gua jailin..... Tiap gua panggil “Hey, Saras!dia pasti langsung noleh sambil ngomong “Ada Apa?”
Sama gua dipancing-pancing lagi, coba kamu berubah jadi Saras..... tanpa banyak bacot dia langsung beraksi.....
Tangan kiri diangkat, pinggul kanan digoyang ke kiri, gigi diliatin sambil pasang suara “Waekkkkkkkkkkkkkkkkkk”.....
Jadi deh Saras 008 versi bocah kampung...........
Ha....Ha..... Sama gua dipancing lagi, gua suruh dia niruin gaya Saras waktu mau berubah jadi manusia dan tanpa banyak nanya dia langsung beraksi......
Dia langsung ngambil posisi duduk di jalan, kaki kiri dilurusin ke samping kiri terus kaki kanan dilurusin ke samping kanan.... Tangan ditaruh di pinggang dan dia teriak Saras 008........
Gua ngakak abis, cuma satu yang bikin gua was-was itu pantat apa gak sakit atau empot-empotan duduk dalam posisi gitu........
Tapi masalahnya dia tuh cengeng, masak pahlawan kebajikan cengeng? Pernah suatu kali, gua ngomong gini ama dia “Kamu mah bukan Saras, kamu si Mr Black!dasar Mr Black, Mr Black!” ama gua dikomporin.....
Eh, si Saras bukannya ngeluarin jurus biar gua diem malah lari ke tiang listrik terus nangis....... Nangisnya lama lagi ampe bokapnya dateng....
Dasar si Saras 008 dibilang Mr Black aja langsung mewek..... Wkwkwkwkwkwkwk......
Dan, sekarang si Saras sudah SMA dan tiap gua ketemu di depan rumah gua dia cuma berlalu sambil cengengesan....... Mungkin dia teringat masa lalu dia yang ternyata adalah seorang “Saras” yang cengeng dan penumpas kejahatan.............
Ha....Ha.....
Langganan:
Postingan (Atom)
