Selasa, 24 Desember 2019

Ke Jepang

Dari banyak film yang gua 'lahap' di tahun 2019 ini, ada 5 film yang buat gua sangat berkesan dan menyentuh kalbu *halah. Berkesan karena jalan ceritanya yang 'manis' dan membuat gua tertarik buat ngulik lebih jauh.

Ini adalah daftar film terbaik 2019 versi gua:






Untuk film The Peanut Butter Falcon awalnya pas nonton, gua benar-benar tidak ada ekspektasi apapun. Nonton juga karena faktor Dakota Johnson (50 Shades Of Grey) dan ternyata filmnya luar biasa 'manis' dan bagus. Ringan dengan pesan yang bagus.    

Yang paling mengejutkan buat gua adalah film 'Weathering With You' karena pada dasarnya gua tidak terlalu suka film anime. Ya mentok-mentok nonton keluaran Studio Ghibli kayak My Neighbor Totoro atau Spirited Away atau Doraemon Petualang.

Tapi pengecualian untuk 'Weathering With You' garapan Makoto Shinkai yang sebelumnya sudah menuai pujian dan kesuksesan lewat film 'Your Name' di tahun 2016 silam.

Dan lu tau gak, gegara gua nonton film 'Weathering With You' mendadak gua pengen pergi ke Jepang. Tujuan gua ke Jepang cuma 1 sebenarnya, gua pengen lihat tempat syuting film Weathering With You yang digambarkan dengan begitu detil di filmnya.

Mulai dari Pusat Kota Tokyo, McDonalds tempat Morishima Hodaka bertemu dengan Nana Maori untuk kali pertama sampai kuil dimana Nana Maori masuk ke portal waktu dengan dimensi waktu yang berbeda.

Kalau ada yang nanya, 'Sani, Mau ngapain lu ke Jepang?"

"Mau ngerental DVD porno Jepang ya" Kagak
"Mau nonton konser AKB48 ya?" Kagak
"Lu VVIBU ya!" Kagak

Tujuan utama gua ya itu tadi, pergi ke tempat yang dijadikan setting buat film Weathering With You. Pernah nonton film '500 Days of Summer'? Kalau kalian pernah nonton, pasti familiar dengan salah satu taman dimana Tom Hanssen duduk bareng Summer Finn? Bangku itu sekarang jadi salah satu objek wisata loh.


Pokoknya urusan lain di Jepang mah belakangan aja. Yang penting jalan-jalan dulu dan untuk merealisasikan hal tersebut. Gua pun menghubungi salah satu buyer setia Clobberin Time yang berdomisili di Jepang buat jadi Guide gua selama nanti gua di Jepang. Dia sudah Okey dan gak keberatan, jadi 1 masalah sudah teratasi.

Beberapa tempat yang ingin dikunjungi (perbandingan dengan film):







Karena kalau gak ada Guide, bisa-bisa gua malah nyasar ke tempat prostitusi di Jepang -_-. Masalah lain adalah soal Pasport gua yang sedikit bermasalah.

Demi bisa pergi ke Jepang, gua ngurus langsung ke Kantor Imigrasi dan itu pun gak langsung beres karena adalah sedikit masalah di data gua. Berhubung gua paling anti pake jasa calo atau jalur belakang, gua urus semuanya sendiri biar harus bolak balik ke Kantor Imigrasi.

Emang agak lama sih sampai akhirnya pasport gua beres dan datanya sudah betul semua. Gua pun cerita ke Deb, Nyokap, dan Kakak kalau gua pengen ke Jepang buat main.

Calon buronan Interpol
Dan reaksinya sama semua. Mereka terkejut karena heran "Masak si Sani yang paling gak suka pergi-pergi terus sukanya tidur tetiba pengen ke Jepang? Apa si Sani mau join ke Yakuza Jepang?"

Kalau kamu baca blog gua sejak lama, pasti tau banget kalau gua bukan orang yang suka bepergian dan lebih memilih mengisi waktu kosong dengan baca komik, nonton film dan molor. Tetapi saking takjubnya gua dengan film Weathering With You, gua sudah niat banget buat pergi kesana.

Mungkin dalam 3 tahun terakhir ini, ini adalah hal yang paling gua niatin.

...................................................

Tetapi apa daya, manusia bisa berencana tapi Tuhan yang menentukan. Disaat gua sedang menyusun rencana buat pergi ke Jepang, Papa mendadak dipanggil Tuhan (baca postingan sebelum ini).

Sangat mendadak sekali yang membuat gua secara pribadi sangat kehilangan sosok seorang Ayah. Fokus gua pun beralih dari Jepang ke fokus penguburan Papa terlebih dahulu. Setelah semuanya beres, keinginan menggebu gua buat pergi pun perlahan meluntur.

Bukan lagi meluntur tetapi hilang dan lenyap. Yang pengen gua lakukan adalah melakukan semua pesan Papah yang belum gua lakukan.

Salah satunya adalah pasang kanopi buat di rumah gua yang di Antapani City Mas. Papa sudah menyarankan gua buat pasang kanopi. Cepat atau lambat gua pasti pasang kanopi tetapi gua pikir tidak dekat-dekat ini karena gua masih 'engap' habis bayar DP rumah.

Ya istilahnya, kasih gua waktu sebentar buat tarik nafas dulu.

Setelah Papa gak ada, gua langsung menghubungi Kakak buat dicarikan tukang kanopi. Harga kanopi ternyata lumayan banget ya. Buat kanopi depan saja sudah seharga tiket pulang pergi Jakarta - Jepang - Jakarta.

Dan itu baru bagian depannya saja. Kalau digabung dengan pasang kanopi untuk bagian belakang, pasang toren air dan teralis di jendela, bisa seharga tiket pulang pergi Jakarta - Jepang - Jakarta + biaya akomodasi, jajan, makan selama 1 Minggu di Jepang.

Gua pun sempat berada di persimpangan. Tetap pergi apa pasang kanopi ya. Kalau pun mau memaksakan untuk keduanya sebenarnya bisa tetapi masih banyak hal yang lebih penting yang harus didahulukan.

..........................................................

Besoknya, gua lagi iseng lihat-lihat foto dan video Natal tahun kemarin yang memang tersimpan di laptop gua. Tanpa sadar, ada sebuah video yang menyorot Papa dan Kakak dari belakang. Ya paling sekitar 2-3 detik saja, Papa tersorot sedang menggunakan baju warna ungu.

Gua putar ulang dan ternyata benar itu Papa. Tidak terasa air mata langsung menetes membasahi kelopak mata. Muncul perasaan kangen yang begitu luar biasa padahal baru 2 bulan Papa pergi.

Tanpa pikir panjang, gua langsung lunasin kanopi dan sorenya kanopi langsung dikerjakan. Gua pengen mewujudkan salah satu permintaan Papa meskipun Papa kini sudah gak ada dan gak bisa lihat langsung kanopi yang sudah terpasang.

Beberapa hari kemudian, gua datang lagi berkunjung ke rumah di Antapani City Mas. Kanopi belum terpasang seutuhnya tetapi kerangkanya sudah tersusun rapih.



Ingatan gua kembali melayang ketika Papa ngomong "Nanti kalau sudah beres, Papa mau tidur disini ya"

Dari banyak rasa penyesalan yang gua rasa, mungkin itu adalah salah satu penyesalan terbesar gua ke Papa.

:(