Selasa, 28 April 2015

Good Story Happen Everyday

Aslinya sih gue mau hiatus tapi karena satu dan lain hal, gue menyempatkan nulis sebagai bentuk apresiasi gue ke salah satu temen gue #ehem

Salah satu temen lama gue, kita panggil saja si Jennifer (gue bagusin dikit namanya -_-) belum lama ini sms gue dan bilang kalau dia baru saja menyelesaikan sidang dan bakalan jadi Sarjana dalam waktu dekat.

Selain beres sidang, doi juga bilang kalau doi sekarang sudah diterima di salah satu perusahaan internasional dengan gaji yang lumayan.

Sebagai temen yang baik, gue sangat bangga dan senang karena teman baik gue ini berhasil lulus dan dapet pekerjaan yang mapan. Senang karena gue dijanjiin traktiran pas gaji pertama dia kelak, xixixixi (walau dibatasi gak boleh di atas 25rb -_-)

SMS dari dia itu entah kenapa mengingatkan gue dengan kejadian 5 tahun silam di tahun 2010. Ceritanya sih sudah lama tapi karena daya ingat gue lumayan baik, gue masih ingat betul tentang kejadian itu.

Di suatu hari tahun 2010, gue lagi duduk manis di sebuah mall (yang kenal deket banget ama gue, pasti tau mall apa yang gue maksud). Gue duduk di lantai atas buat numpang Wi-Fi sambil makan bekel bawaan Nyokap gue. Gue duduk di kursi yang menghadap jendela karena itulah satu-satunya tempat yang menyediakan colokkan.

Jam sudah menunjukkan jam 4 sore, aslinya hari itu gue sama sekali gak ada rencana buat mampir kesini tetapi gue lupa kalau Nyokap gue bawain bekel. Segan rasanya kalau sudah sampai ke rumah terus bekal gak dimakan.

Gue mampir buat numpang duduk, beli lemon tea, sambil ngabisin bekal. Karena Mall ini sangat sepi (banyak yang bilang Mall kuburan), gak banyak orang di lantai atas.

Sambil makan dan nyalain laptop gue mulai ngelanjutin nulis (saat itu gue inget banget lagi disuruh bikin cerpen). Lagi enak-enaknya ngunyah bakwan jagung, si Jennifer ini kirim sms. Isi smsnya cukup menggetarkan, dia cerita kalau dia lagi di-bully ama teman-temannya di pabrik. Dia bilang gak betah dan pengen banget keluar dari Pabrik ini.

Iya, 5 tahun silam Jennifer adalah seorang buruh pakaian di sebuah pabrik Garmen. Doi kerja buat ngumpulin uang buat masuk kuliah karena saat itu dia belum ada uang untuk kuliah makannya dia kerja dulu di sebuah pabrik di Tangerang.

Jujur, saat itu pikiran gue lagi bercabang 4. Pikiran gue lagi muter-muter, pertama gue lagi mikirin tentang ending cerpen yang lagi gue tulis. Kedua, tangan gue lagi ngupas kulit telor asin yang Nyokap gue bawain, ketiga gue mikirin mau bales sms apa ke si Jennifer, dan kebetulan di hadapan gue saat itu adalah lagi ada kelas fashion show di salah satu sudut food court jadi mata dan batin gue lagi gak fokus. Hahahahaha

Tapi berhubung gue bukan orang yang bakalan sms "Eh, smsnya nanti aja ya. Gue lagi gak mood nih" atau "Gue lagi males nih denger curhatan", gue respon sms doi. Gue gak terlalu ingat gue bales sms apa, tapi gue inget banget kalimat terakhir yang gue tulis di sms adalah "Jalan hidup gak ada yang tau. Good Story Happen Everyday"

Dan 5 tahun sudah berlalu dari kejadian itu, uniknya waktu doi sms ngabarin kalau dia beres sidang dan langsung kerja ke perusahaan ke internasional, gue lagi ada di Mall yang sama persis waktu dia curhat gak betah kerja di pabrik.

Bedanya adalah saat itu gak ada telor asin dan bakwan atau kelas fashion show, gue kesini karena temen gue baru buka stand di food court. Sebagai bentuk respect, gue sengaja datang sekalian mampir karena sudah lama banget gue gak pernah menginjakkan kaki ke Mall ini lagi.

Tahun 2010 cita-cita gue adalah menjadi seorang Editor in Chief atau mentok-mentok jadi Editorial. Mungkin sekarang gue gak bakalan jadi apa yang gue cita-citakan tetapi job yang gue lakukan sekarang jauh lebih menarik dan bagus dari cita-cita gue dulu.

Jalan hidup memang gak ada yang tahu. Temen gue yang lain pernah cerita kalau selama 3 tahun dia kerja jadi buruh di Pabrik Textile tapi sekarang lagi kuliah jurusan arsitek di sebuah kampus ternama. Kadang gue suka bingung kalau lagi ngobrol ama dia, 3 tahun kamu berkutat dengan gunting dan mesin terus tiba-tiba kamu sekarang berkutat ama design, 3D, AutoCAD. Ini seperti kamu yang hobby nonton Discovery Channel terus dihadapkan dengan orang yang hobbynya nonton siluman naga di Indosi*r

Ya, kembali lagi jalan hidup gak ada orang yang tahu. Kalau gue dulu bingung dengan hal itu, gue juga sekarang malah kembali berkutat dengan buku-buku dan alat tulis lagi. Sesuatu yang sama sekali gak pernah gue pikirkan sebelumnya, hehehe.

Selamat juga buat Fanie yang sudah terpilih sebagai Ketua Youth yang baru. Seperti yang pernah gue bilang, menjadi Ketua adalah sebuah kebanggaan. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mempunyai seni untuk 'menakhlukan' anggota-anggota di dalamnya. Ada yang sifatnya diem, kalem, ada yang sifatnya mendominasi, egois, dan semua hal yang dimau harus diwujudkan dan ada juga yang sifatnya acuh tak acuh. Inilah seninya menjadi pemimpin yang baik supaya bisa mengakomodir semuanya :)

Bersamaan dengan terpilihnya Fanie jadi Ketua, gue ditunjuk jadi Bendahara. Entah dengan alasan apa gue ditunjuk tetapi itu adalah sebuah tanggung jawab besar. Ketika gue ditunjuk, gue bisa merasakan adanya keheranan + penolakkan dari beberapa orang. Katanya sih dalam sejarah, belum pernah ada laki-laki yang dipilih buat jadi bendahara terus ada juga yang blak-blakkan ngomong 4 mata langsung dengan gue yang intinya dia ragu gue bisa rapih, teliti dan cermat menulis tiap pemasukkan dan pengeluaran.

Karena gue sudah biasa diragukan, gue anggep semua penolakkan dan keraguan itu sebagai salah satu 'vitamin'. Tanpa semua orang tahu, sebenarnya sejak tahun 2013 gue adalah bendahara salah satu komunitas AF dan masih bertahan hingga sekarang. Kalau gue diragukan bisa mencatat pemasukkan dan pengeluaran dengan baik, gue bisa bilang juga kalau hingga hari ini, di lini usaha yang gue lakukan, gue adalah orang yang mencatat semua pengeluaran (ongkos produksi, beli bahan, bayar jasa, dll) dan semua pemasukkan. Karena gue sangat berhati-hati dalam hal ini, jarang banget gue nemuin selisih antara uang yang diterima dengan yang dicatat. Semoga selama 5 tahun ke depan, gue bisa menjalankan tugas ini dengan baik :)

Good Story Happen Everyday! Kebahagiaan bermula dari dirimu sendiri. Bukan dari apa yang kamu punya, bukan juga pekerjaanmu, bukan tentang uangmu, tapi dari dirimu sendiri. Tidak perlu cemas tentang apa yang akan terjadi di masa depan karena kecemasan hanya akan menghilangkan kekuatan di hari ini.

Jumat, 10 April 2015

See You Again

Well, I'm afraid I've got some bad news!

Bad News-nya adalah untuk waktu yang belum ditentukan, gue bakalan hiatus menulis blog. Salah satunya adalah dikarenakan kesibukkan yang semakin bertambah jadi (untuk saat ini) gue bener-bener gak ada waktu senggang lagi buat nulis.

Belum lagi gue sekarang lagi benar-benar fokus buat membesarkan It's Clobberin Time Brand sehingga waktu gue benar-benar terkuras.

Kalau dulu gue masih sempet baca komik Kobo Chan dan maen tetris tiap malam, sekarang sudah gak bisa lagi. Yang ada di pikiran gue begitu sudah masuk kamar adalah langsung molor sambil tengkurep, huehuehue.

Ngomongin It's Clobberin Time, sejujurnya gue sangat puas dan bangga dengan penjualannya. Target untuk 3 bulan, sudah bisa ditembus dalam waktu 2 Minggu saja. Kalau pas awal-awal masih produksi cuma 12-30 pcs/bulan sekarang sudah lebih dari 100pcs/bulan *sisiran*

Satu hal yang membuat gue benar-benar (sangat) bangga adalah pernah di suatu hari ketika gue lagi ngopi (baca: numpang nyolok) di sebuah Cafe yang terletak di Setiabudi One, ada pegawai kantoran yang ngehampirin gue.

Doi bilang gini "Itu bajunya beli di Clobberin ya?" (sambil nunjuk baju yang gue pake)

Gue: "Oh iya bener. Kok tau?"

Doi: "Soalnya keren. Kebetulan saya juga kemarin beli 2 pcs. Miminnya (baca: gue) juga seru orangnya"

Gue sama sekali gak bilang ke dia kalau gue adalah owner dari It's Clobberin Time tapi jujur idung gue nyaris terbang gara-gara dia muji gitu.

Huehuehue, gak sia-sia gue kurang tidur buat cek ricek hasil produksi. Gak sia-sia juga gue adu argument ampe nyaris berantem ama temen gue demi hasil produksi yang oke.

Belum lagi kini gue sibuk buat pindah rumah, lengkap sudah jadinya. Dan ternyata pindah rumah sama susahnya seperti move on dari mantan pacar *curcol*

Tapi untuk 'sesuatu' yang lebih baik lagi, mau gak mau hal itu harus dilakukan walaupun banyak kenangan indah yang terkandung di dalamnya.

Entah kapan gue bakalan nulis lagi, bisa jadi 1 Minggu lagi, 1 bulan lagi atau malah 1 tahun lagi. Who knows?

Oh ya, buat yang kemarin sempat kirim E-mail gue untuk kerja sama, sponsorship, proposal, reseller, or whatever (atau buat yang ngajak kenalan, kidding) dikarenakan E-mail gue ngadat, mohon dikirim ulang ya. Kalian bisa menghungi saya disini:



Kalau kebetulan kita ketemu, minta aja kartu nama gue langsung yes. Disimpan baik-baik (jangan dijadiin ganjelan meja) siapa tau kelak kamu butuh.

Dan, gara-gara gue sibuk ngurusin tees, Nyokap gue sempet telpon dan nanya "Masih betah sendiri aja nih?" Pertanyaan dari Nyokap gue itu setidaknya sedikit mengingatkan gue kalau gue itu ternyata jomblo, hahahaha.

Saking fokusnya ngurus ini-itu, gue malah sama sekali gak mikirin soal 'itu' lagi. "Okey Mimi, terima kasih sudah mengingatkan Anakmu ini yes"

Pesan gue terakhir buat kalian yang lagi down atau buat kamu yang rencananya tidak berjalan dengan semestinya, "Kadang kehidupan berjalan di luar keinginan kita tapi percayalah yang terjadi adalah yang terbaik dan kalau setiap yang kamu inginkan maunya dikabulkan, kamu tidak akan pernah tahu indahnya mendekati Tuhan bersama jutaan doa dan harapan"

Have a Great day, may the force be with you! See you again!

Selasa, 07 April 2015

New Day

Akhir Minggu kemarin, salah satu temen gue ngajakkin gue buat ke tempat pijet.

Tempat pijet? Pijet plus-plus kah? Jelas bukan karena gue tidak (atau belum) tertarik datang ke tempat begituan.

Temen gue yang sudah biasa dipijet terus meracuni gue dengan bilang kalau abis dipijet badan pasti jadi enteng terus beban pikiran bakalan hilang.

Awalnya sih gue ogah-ogahan tapi setelah diracuni terus menerus akhirnya gue tertarik. Tapi sebelum pergi, gue pastikan dulu yang mijet gue laki-laki dan bukan berada di ruangan yang gelap.

Setelah dipastikan 'aman', gue dan temen gue itu akhirnya berangkat ke sebuah Mall. Mall ini bisa dibilang Mall kelas B (Jangan samakan dengan Grand Indonesia atau Senayan City) dengan market menengah ke bawah

Muter-muter sejenak akhirnya ketemu juga tempat pijet reflexy yang dimaksud. Kesan pertama ketika gue sampai ke tempat pijet tersebut adalah gue sedikit cengo.

Cengo karena ternyata tempat pijetnya bukan di dalam ruangan atau ruangan tertutup tapi di depan sebuah swalayan dengan orang-orang yang hilir mudik masuk.

Saat itu yang ada di pikiran gue adalah gue yakin banget orang-orang yang mau berbelanja mau gak mau pasti bakalan liatin kita yang lagi dipijet.

Perkiraan gue gak salah. Setelah gue duduk di sebuah kursi pijat dan memanjangkan kaki, gue ngerasa setiap orang yang masuk atau keluar dari swalayan pasti aja ngeliatin gue.

Ada anak-anak yang lagi jalan ama Ibunya terus melirik ke gue setelah melirik dia bisik-bisik ke Ibunya terus Ibunya langsung ketawa-ketiwi. Gue gak tau apa yang si bocah itu omongin tapi dari dari mukanya dia kayak ngomong gini "Ma, liat tuh ma muka si Om, gak banget ye pas lagi dipijet"

Berbeda dengan temen gue yang keliatannya sudah lebih berpengalaman dalam dunia pijet memijat ini, dia sudah bawa persiapan. Dia pake topi ditutup masker sambil dengerin iPod. Keliatan banget, dia nyantai dan menikmati.


Nah gue? Gimana bisa rilex, gue ngerasa semua mata di Mall seperti sedang memandang gue. Belum lagi, si mas yang mijet gue entah ada dendam apa ama gue, mijetnya keras banget dan puncaknya di satu titik, dia mijet kenceng banget sampai berasa urat gue putus.

Saat itu gue pengen banget teriak "Anj******ng! Sakit banget bro!" Tapi gue tahan karena di sebelah gue ada Ibu-Ibu Haji yang sama-sama lagi dipijet kayak gue tapi mukanya kayak yang bener-bener lagi menikmati.

Malu berat kalau Ibu yang disebelah gue aja menikmati dipijet, gue malah jerat-jerit gak karuan.

Disaat gini, gue mendadak inget kalau gue bawa iPod di tas. Biar lebih rilex, mendingan dipijet sambil dengerin lagu. Biar sakitnya gak terlalu kerasa dan bikin bikin gue lebih santai.

Ok *music on*

Ketika gue play, lagu yang pertama muncul di telinga gue adalah lagu "Gingham Check" dari JKT48 *uhuk*. Lagunya seru, sering gue dengerin kalau lagi suntuk.

Salah satu kebiasaan buruk gue kalau lagi dengerin lagu adalah gue sering gak sadar ikut nyanyi keras-keras sambil ngikutin irama musik. Biar gak hafal lirik tapi kalau music sudah on di telinga biasanya gue ikut nyanyi.

Dan gue sama sekali gak sadar kalau gue sekarang ada di tempat umum. Gue merem sambil nyanyi lagi Gingham Check yang berputar merdu di telinga gue.

"Ging-ham che-ck
Pola dari cinta blue white blue
Mana yang ku pilih"


Gue nyanyi dari hati sambil mengkhayati. Lagi enak-enak nyanyi, tiba-tiba terapis yang mijet gue noel jempol kaki gue. Gue melek bentar, dia kasih kode tangan ke mulut.
Terus gue liat orang-orang di sekitar lagi ngeliatin gue sambil senyum mesem. Ibu yang ada di sebelah gue, geleng-geleng kepala, terus temen gue dipijet di sebelah gue pura-pura gak pernah kenal ama gue.

Dan gue baru sadar kalau gue nyanyi kekerasan. Mending kalau suaranya bagus, lah ini? Oh oke.

Mungkin ini adalah kali pertama dan terakhir gue pijet kaki disini.

Oh ya, bulan ini juga bisa dibilang bulan keberuntungan buat gue. Design baju gue yang gue kasih nama "The Future" kepilih jadi design terbaik dari puluhan design yang masuk *uhuk*

Lomba design ini diadakan oleh sebuah organisasi Youth dan diikuti oleh seluruh Gereja GSPDI se-Jawa Barat dan gak tau Jurinya lagi khilaf, design coba-coba gue malah kepilih jadi juaranya.

The Future
Huehuehue *besar kepala*

Design gue itu bakalan diproduksi massal dan dijual untuk umum. Seluruh hasil penjualan dari design tersebut akan dipakai untuk pekerjaan Tuhan.

Jadi kalau di sebuah kesempatan kamu ditawari kaos dengan design bintang yang super keren itu, dibeli yes. Harganya kalau gak salah cuma 85rb/kaos. Dan untuk kaos ini, gue sama sekali gak dapet royalti, persenan or whatever karena ini murni untuk pekerjaan Tuhan.

Terakhir, gue persembahkan kemenangan ini buat "kalian" semua yang sudah tidak bersama dengan kita lagi disini.

If you think that we'll be going down or falling bercause you're all gone, it's wrong. It's f*****g bullsh*t. We'll be fine here and I believe, with or without you, we'll still go to the next level.