Rabu, 12 Desember 2018

DEMI TUHAN (GOJEK LAGI)

Gua barusan cek statistik di blog dan kalau gua urutkan untuk 5 besar postingan gua yang paling banyak dibaca, 4 post gua tentang Ojos (Ojek Online) ada di dalam 5 besar sebagai post yang paling banyak dibaca.

1 post non Ojol yang paling banyak dibaca itu adalah postingan yang judulnya 'Diplomasi Bacang & Siomay' yang isinya tentang hubungan gua dan Deb. Wajar secara Deb itu temen gua waktu SMA dulu jadi mungkin banyak temen SMA gua yang kepo dan nanya 'Kok bisa sih si Sani jadian ama Deb?'

Jawabannya: bisa dong, hihihi.

Dari paparan gua diatas jadi harap wajar kalau sampai hari ini gua masih rutin julis soal Ojol. Ya mau gimana lagi karena banyak yang baca artinya banyak yang suka kan. Mayanlah buat nambah Adsense buat jajan siomay cocol depan BORMA.

........................................................................

Di dunia GOJEK akan selalu ada pertemuan tidak terduga. Gua pun beberapa kali mengalami yang namanya pertemuan tidak terduga. Tetapi pertemuan gua dengan Miss D ini mungkin akan menjadi pertemuan yang sungguh sangat tidak terduga.

Di suatu sore, ponsel gua berbunyi tanda ada orderan masuk. Di aplikasi tertulis nama 'D' dan minta dijemput di sebuah sekolah daerah Lodaya.

Gua konfirmasi sebentar dan benar si 'D' ini yang order. 3 menit kemudian gua sampai di sekolah yang dimaksud dan gak lama menunggu, Miss D keluar.

First Impression gua adalah Miss D ini cantik, kulitnya putih. Mukanya unik dan imut. Konfirmasi sebentar dan tujuan D adalah ke Kopo. Mayan jauh dan ongkosnya itu kalau gak salah 12rb.

Setelah ngobrol sebentar, ternyata si D ini sekolahnya bukan di SMA Lodaya itu tetapi di SMK daerah Soekarno Hatta. Dia lagi di SMA Lodaya buat latihan Theater karena mau ikutan Event di Mall Bandung Indah Plaza (BIP).

Rumah dia di Kopo dan sekolah dia di Soekarno Hatta. Itu kan jauh banget ya.

"Cari pacar yang mau anter jemput biar ngirit ongkosnya" goda gua di perjalanan.

"Hahahahaha", D hanya tertawa menganggapi saran dari gua.

Hasil dari obrolan singkat dengan D, gua bisa menarik kesimpulan kalau si D ini mempunyai passion di dunia Entertainment. Dia join di Management Artis dan rutin ikutan Theater. Sejak kecil si D ini bilang kalau dia emang pengen jadi artis.

Apalagi Ayah dari D ini katanya memang dekat dengan dunia hiburan jadi aja si D sejar kecil sudah kepengen jadi Artis.

Pas gua nanya kerja apa sih si Ayah si D ini, Artis atau Produser atau apa gitu, D bilang kalau Ayahnya itu (sebelum bangkrut) bisnis di peralatan syuting. Jadi Ayahnya D ini punya usaha jual kamera, dll untuk keperluan syuting.

Ketika obrolan kita berdua semakin seru, D cerita kalau di tahun 2010, Ayahnpernah menghiasi layar kaca. Wah gua jadi semakin kepo dong. Siapa sih Ayah si D ini.

"Ayah pernah main film atau sinetron ya?" tanya gua.

"Enggak tapi pernah masuk Infotaiment. Pernah ada kasus heboh"

"Yang mana ya?" gua makin kepo.

"Itu yang kasus Eyang Subur" jawab D.

EYANG SUBUR? Yang Kakek tua yang istrinya banyak itu bukan? Yang istrinya 8-9 itu bukan sih? Asli dulu gua salut banget ama si Eyang Subur. Udah uzur tapi gairah masih tinggi dan kuat buat memuaskan istri sampai 8 orang.

Jadi si D ini Anak dari Eyang Subur?

"Bukan Eyang Subur tapi saya anak Arya Wiguna"

ANJIR INI LEBIH SHOCK LAGI, ARYA WIGUNA yang teriak "DEMI TUHAN" sambil ngomong "SUBUR, SAYA TIDAK TAKUT DENGAN KAMU! SAYA SUDAH MENGIRIMKAN PASUKAN UNTUK MENGHANCURKAN PASUKAN GOIBMU"

"Arya Wiguna yang teriak DEMI TUHAN?" tanya gua ke D

"Iya" jawab D.

Gua langsung ketawa ngakak di jalan. Bisa-bisanya gua ketemu anak si Arya Wiguna DEMI TUHAN dong, hahahahahahaha.

"D, ini maaf ya saya ketawa bukan mau ngejek Papa tapi ketawa kaget aja bisa ketemu anaknya Arya Wiguna" kata gua sambil nahan geli.

D terus cerita banyak soal Arya Wiguna tapi maaf sekali tidak bisa semuanya gua tulis disini untuk menghormati D dan keluarganya.

D cerita waktu Arya Wiguna lagi heboh gegara teriak DEMI TUHAN sampai urat lehernya mau putus itu, D jadi korban bully di sekolah. Saat itu D masih kelas 4 SD dan di kelas temennya selalu teriak 'DEMI TUHAN' kalau liat si D.

D juga bilang kalau dia kadang merasa kecewa pas liat Ayahnya di layar kaca. Apalagi si Arya Wiguna ini kan sempet beberapa kali masuk berita karena dekat dengan artis kan.

"Kalau gak salah, Papih pernah masuk Infotaiment karena deket ama si Dewi Sanca kan?" tanya gua. Dewi Sanca yang pedangdut itu loh yang kalau goyang suka pake uler sanca.

"Iya bener, waktu itu aku cuma ngomong kok Papih gitu sih" kata D.

Tapi satu hal yang gua salut dari si D ini adalah biar si Arya Wiguna bikin kehebohan sana sini karena dekat ama Artis A terus sama Artis B (gua yakin itu mah settingan), si D ini masih menghormati Arya Wiguna sebagai seorang Ayah.

"Tapi sama Papih masih suka kontak gak sih?"

"Udah gak pernah lagi sekarang mah. Papih sekarang tinggalnya di Jatinangor"

Hampir 45 menit kita ngobrol selama di perjalanan dan tibalah D di tempat tujuan. Kita berdua sempat tukeran akun Instagram. Jadi kalau kamu kepo, cek di akun IG gua ya @stefanus_sani, cari yang mana anaknya Arya Wiguna (kebetulan akun si D ini gak digembok).

DEMI TUHAN kalian keren kalau sampai nemu :D

..................................................................

Kalian pasti tau dong Novel Dilan? Itu loh Novel tentang seorang anak cengeng yang selalu meminta tolong kepada robot Kucing kalau diganggu oleh temannya yang bernama Giant & Suneo.

Eh ngaco, itu mah komik Doraemon.

Gua pribadi belum pernah membaca Novel Dilan termasuk menonton filmnya karena kurang menggemari Novel remaja. Novel asli Indonesia yang terakhir kali gua baca adalah 'Supernova' punya Dee Lestari dan Jomblo-nya Adhitya Mulya.

Meskipun gua belum pernah baca Novel Dilan tetapi gua sudah punya sedikit gambaran tentang Dilan yang gua dapat dari pelbagai referensi. Dilan itu misterius dan puitis, suka menggoda kecengannya dengan kata-kata manis.

Dari kacamata gua, bacotan ala Dilan itu emang pas dilakukan di era 90an tetapi sungguh tidak pas di era sekarang, dimana wanita sudah bisa membedakan mana tas yang merk BILABONG dengan tas yang bermerk BELIDONG.

Inget si Dilan, gua jadi teringat ama temen gua si 'Y'. Y ini besar di era Dilan dimana gombalan ala Dilan bisa membuat wanita terbang melintas cakrawala.

Saat gua masih kelas 2 SMA di Santa Maria 1, si Y yang usianya terpaut sekitar 5 tahun dari gua menghubungi gua di suatu hari. Ternyata si Y ini naksir ke adik kelas gua yang notabene adalah temen Gereja gua. Jadi, dulu itu gua, Y, dan M (cewek yang ditaksir si Y) adalah teman 1 Sekolah Minggu di Gereja.

Si Y mau memberikan kejutan ke M yang besok bakalan berulang tahun. Kejutannya adalah Y dan gua bakalan menyelinap masuk ke Santa Maria di Malam hari, masuk ke kelas si M buat simpen hadiah ulang tahun di atas meja M dan bikin ucapan selamat di papan tulis.

Sungguh sangat romantis sekali, iya romantis kalau dilakukan di era Dilan tetapi TIDAK di era sekarang.

Lanjut,

Gua dan Y berhasil masuk ke ruang kelas M di suatu Malam setelah bernego dengan satpam. Y lantas meletakkan sekuntum bunga mawar dan sekotak coklat di atas meja M. Kalau gua yang jadi si M terus diajak pernikahan dini sama si Y, gua langsung mau da (betapa murahnya si Sani itu).

Belum cukup dengan sekuntum mawar dan cokelat, Y yang emang jago menggambar langsung menggambar ucapan ulang tahun di papan tulis. Dia juga nulis puisi yang judulnya 'SAJAK MERINDU' di papan. Gua inget banget isi puisinya gini:

"Saat sepi, aku teringat kamu. Dalam heningnya malam, bintang di langit seolah membentuk wajah indahmu. Sajak merindu ini dibuat oleh pria yang setia menunggu kamu"

Dulu gua anggap 'SAJAK MERINDU' ini keren banget, gua ampe salin itu 'SAJAK MERINDU' buat gua kasih ke gebetan pas SMA. Tetapi itu KEREN kalau dibuat di era Dilan tapi SANGAT TIDAK KEREN kalau dibuat di era sekarang.

"Cie yang dapat kejutan. Suka gak lu?" tanya gua ke M ketika kita berpapasan di kantin. Tangan gua lagi megang lontong sayur abis jajan di kantin

"Itu kerjaan lu ya?"

"Enggaklah, gak mungkin gua buat gituan. Lu pasti tau siapa yang buat"

"Bilangin, itu FREAK banget. Jangan buat kayak gitu lagi ah, malu gua" jawab si M. Ternyata 'SAJAK MERINDU' tidak berhasil membuat M terkesan tapi dia malah TAKUT.

Untung itu 'SAJAK MERINDU' belum gua pakai buat chat gebetan, bisa-bisa gua dianggap FREAK juga -_-

Kenapa tetiba ngomongin soal 'Dilan' karena di suatu hari, gua dapat penumpang yang tidak terduga yaitu Guru Bahasa Indonesia si Pidi Baiq, penulis Novel Dilan.

"Kamu tau kan Pidi Baiq yang bikin Novel Dilan? Itu murid saya dulu. Orangnya cuek dan idealis banget waktu masih SMK" kata Bu Maya.

Bu Maya juga nyebut nama Sindentosca sebagai murid yang pernah di ajar dulu, itu loh Sindentosca yang nyanyi lagu 'Kepompong'.

"Kamu sudah baca Dilan belum? Disana penggambaran Sekolah Dilan kan punya halaman luas, itu teh ya sekolah yang Ibu ajar. Sok aja kamu cek, ada gak Sekolah lain yang punya halaman seluas ini"

Dan bener, pas gua masuk ke SMK yang letaknya ada di daerah Cijaura Hilir itu, halamannya luas banget. Gua sendiri gak tau bagaimana penggambaran Sekolah si Dilan karena belum pernah baca novelnya tetapi kalau dibilang halamannya luas emang bener ini Sekolah luas banget.

"Bu Maya, kalau menurut Ibu si Dilan tuh Pidi Baiq atau bukan sih?" tanya gua.

"Kalau kata saya mah bukan ya karena saya tau nakalnya Pidi waktu sekolah. Mungkin itu gambaran Pidi Baiq tetapi ada sedikit dramatisasi. Tapi kalau kata saya mah bukan sih" jelas Bu Maya.

"Yang kayak gitu mah gak asah dipikirin, nikmati saja karyanya"

Betul Bu Maya, tidak perlu kepo. Nikmati saja karyanya dan biarlah hal diluar itu tetap menjadi misteri.

......................................................................

Gua sering menulis kalau tujuan utama gua nge-GOJEK adalah untuk bahan menulis di blog. Dan karena sampai sekarang banyak yang suka (mayanlah punya beberapa pengemar cantik, hihi), gua masih rutin menulis soal Ojol.

Gua pun tidak munafik kalau tujuan gua menulis goal Ojol di Blog Adalah untuk mengejar Adsense. Tetapi setelah hampir 2 tahun gua menulis soal Ojol, gua menemukan 'kesenangan' lain.

'Kesenangan' yang menurut gua tidak bisa diukur dari Adsense semata tetapi lebih dari itu, banyak hal dan pengalaman menarik yang gua dapat. Dan tenang, masih banyak stock cerita lain yang belum gua tulis loh.

Kamu sendiri, sudah bosen belum baca tulisan Ojol gua?

Klik bisa jelas

Klik biar jelas


Jumat, 09 November 2018

Sunny Day

Salah satu teman gua yang sering gua tulis (baca: dihujat) di blog adalah si D. Dia adalah temen gua sejak SMP dan masih berteman sampai hari ini.

Rumah si D ini deket rumah gua dan dulu kalau gua lagi suntuk, gua sering mampir ke rumah dia. Kalau gak maen PS, tonton film atau numpang bikin Indomie Cabe Hijau di rumah dia.

Gua pun sering berenang bareng dia. Lebih seringnya sih berenang di Apartemen punya Kakaknya dan berhubung Kakaknya punya unit disana, gua jadi bisa ikut nebeng renang.

Kalau misal ditanya Satpam, tinggal bilang saja "Saya penghuni Emeral E-11" dan kita pun bisa melenggang buat renang dengan bebas.

Postur tubuh D ini luar biasa gemuk. Ukuran tubuhnya mirip si Nazar KDI tetapi dalam ukuran lebih besar lagi. Kalau misalnya gua lagi berenang ama si D, kadang gua sedikit malu.

Malunya adalah gini, kalau orang gendut kan biasanya dadanya agak besar dan turun kebawah ya. Nah ukuran TETEK si D itu besar dan merosot kebawah banget.

Malunya adalah kalau gua lagi jalan dari kamar ganti ke kolam renang, wadaw itu orang langsung lirik-lirik ke arah TETEK si D sambil bisik-bisik dan diakhiri dengan ketawa ngece bareng.

Gua yakin yang diomongin adalah gini "Itu cowok yang gendut kok TETEKnya melar banget ya. Diapain itu ama temen disebelahnya". Setelah itu mereka pun tertawa bersama.

Gegara itu tiap gua pergi berenang bareng si D, gua selalu cepet-cepet cus duluan dari kamar ganti dan langsung nyebur ke kolam. Jangan sampai gua berjalan bareng si DS ke kolam, tar bisa-bisa gua disangka orang yang suka maenin TETEK si D -_-

Oh ya, si D ini punya cemilan favorit. Cemilan favoritnya adalah Indomie kremes tanpa dimasak. Maksudnya gimana San?

Iya, jadi gini. Lu tau Indomie kan? Nah Indomie bisa dijadiin mirip seperti Mie Kremez. Jadi cara makannya adalah masukkin bumbu ke Indomie, remes, kocok-kocok agar bumbunya tercampur dan aha Indomie Kremez sudah bisa disajikan.

Biar banyak micin dan bikin Bego tapi tetap enak sih, hihihi.

Tapi si D beda sendiri. Kalau misalnya Indomie kuah kan masih bisa ditolerir ya tapi si D beda. Dia makannya Indomie Goreng dan semua bumbu dari kecap, sambal, sampai bumbu bawang dimasukkin semua terus dikocok dan dimakan perlahan.

Bisa dibayangkan kayak apa bentuk dan rasanya?

....................................................................................

Si D adalah salah satu teman gua yang kaya raya karena punya usaha bengkel. Kalau mau ketemu dia, gampang banget. Cari aja bengkel motor yang rame terus di sekitaran Ahmad Yani dan perhatikan ada cowok gendut lagi mangap sambil liat jalan, nah itu pasti si D.

Sebenarnya si D ini ogah-ogahan jaga bengkel tetapi berhubung dia bisa diomelin ama Emaknya karena gak jaga bengkel maka mau gak mau dia ikut jaga bengkel.

Si D ini baru bangun jam 10 dan pergi ke bengkel jam setengah 11 siang padahal bengkel sudah jam 8 Pagi.

"Om, ini D belum datang? Jadi Om sendirian aja nih" tanya gua. Jadi ceritanya gua lagi ganti ban motor dan berhubung gua paling ogah ngantri, biasanya gua datang pas bengkel baru buka. Biar jadi orang pertama.

"Iya San, tolong si D dinasehatin biar jangan subuh terus tidurnya. Terus jangan telat terus datangnya" kata si Om ke gua.

"Wah pasti saya kasih tau Om. Kasian ya Om jadi jaga sendirian kalau saya yang jadi anak Om mah saya jam 8 juga sudah ikut jaga" kata gua MAKAN TEMEN sendiri.

"Iya nih San, repot juga kalau Pagi karena Om cuma sendirian"

"Ok Om nanti saya tegur si D ya. Kasian si Om jadi jaga sendiri aja" kata gua MAKAN TEMEN lagi.

Sebenarnya gua mah uda tau dari awal kalau si D kalau tidur emang selalu nyubuh karena dia pasti begadang main PS4 terus datang ke bengkel pasti siang. Tetapi berhubung gua lagi ngincer diskon ban di bengkel si D, gua lagi manas-manasin si Om.

"Ok Om, nanti saya tegur si D ya. Om, minta diskon dikit dong. Ini uangnya mepet Om" bujuk rayu ala gua.

"Ya udah Om kasih diskon 15% persen ya. Kalau ke yang lain mah cuma 10% aja tapi bukan Sani, dilebihin jadi 15%"

Mantul Bosque.

Malamnya pas gua ketemu lagi si D, si D ngomong kalau dia diomelin ama Bokapnya dan kata Bokapnya bilang "Kamu itu harus niru si Sani, Pagi-pagi sudah kerja bukan tidur terus"

"Aneh banget tiba-tiba kok gua diomelin dan dibandingin ama lu" kata si D heran.

Gua hanya tertawa ringan sambil menawarkan Chiki Piatos untuk mengalihkan keheranan si D.

........................................................

Mengapa tetiba jadi ngomongin si D? Sebenarnya ini adalah bentuk 'penghargaan' gua buat si D karena di hari ulang tahun gua tanggal 4 Nov kemarin, D adalah orang pertama yang ucapin selamat ultah buat gua.

Ucapannya sih cuma 'HBD' doang tanpa ada tembel-embel apapun di dalamnya tetapi tetap berkesan buat gua karena si D gak melupakan hari jadi gua, hihihi.

Gegara liat ucapan ultah dari si D, gua jadi ngitung umur gua dan aha, ternyata gua sudah lumayan uzur ya karena sebelumnya gua tidak pernah menghitung umur gua.

Di usia gua yang sekarang, gua sudah harus memikirkan langkah besar selanjutnya. Gua bilang usia gua yang sekarang ini merupakan sebuah peralihan untuk gua supaya menjadi lebih dewasa lagi.

Kalau dulu tiap gua ulang tahun, gua selalu request pengen dibeliin ini itu ke orang tua kalau sekarang gua malah gak pengen apa-apa.

1 bulan sebelum gua ultah, gua lagi nemenin Ibu Pendeta di Gereja buat nunggu Grab Car datang. Maklum si Tante sudah tua jadi gak tau caranya pake aplikasi dan jadilah tiap Minggu, gua menjadi orang yang orderin + nungguin Tante Pendeta biar dapat Grab Car.

Kalau nolak takut kualat -_-

Pas lagi nunggu Grab Car datang, gua curhat kayak gini ke si Tante (sebelumnya sih gak pernah curhat), kurang lebih gini isi curhatnya:

"Tante, doain saya dong biar ketemu jodoh yang terbaik" kata gua malu-malu. Saat itu, gua memang dekat dengan beberapa temen lawan jenis tetapi tidak juga kunjung bertemu yang cocok.

"Iya tapi nanti kalau sudah ketemu, harus serius ya. Sama yang terakhir kenapa udahan?" tanya Tante Pendeta.

Gua lantas menceritakan kenapa hubungan gua dengan Miss M kandas dan Tante bilang gua juga harus berdoa supaya jodoh terbaik lekas datang.

Dan gak lama setelah Tante Pendeta bilang gitu, jodoh pun benar datang dan gua meyakini jika doa orang benar jika didoakan dengan sungguh maka akan terjadi (maksudnya doa Tante Pendeta).

Dulu, gua sering mengeluh kalau si Tante yang pimpin doa di Gereja. Protes karena terlalu lama, sekali doa bisa sampai 20-30 menit. Buat gua yang mentok berdoa 5-10 menit, 30 menit itu terlalu lama buat berdoa (maafkan Ya Tuhan). Tetapi sekarang gua gak mau banyak protes karena doa Tante buat gua dijawab oleh Tuhan :D

Tante mau berdoa sampai 1 jam juga gua tungguin deh, beneran deh, hihihihi.

Dari semua hadiah gua yang pernah gua terima, mungkin hadiah tahun ini adalah hadiah yang terbaik. Tidak ada alasan apa-apa sih tapi

sekali lagi gua pengen bilang kalau 'hadiah' tahun ini adalah hadiah terbaik yang pernah gua dapat.

:) :) :)

Jumat, 02 November 2018

GOJEG Move On

Malam ini, gua lagi terdampar di daerah Cibadak. Urusan Clobberin Time sudah kelar semua dan jam baru  menunjukkan jam 9 Malam, masih terlalu 'pagi' buat pulang.

Kalau begitu enaknya ngapain? Jawabannya adalah nge-GOJEG dong. Siapa tau dapat, mbak cakep yang searah pulang, lumayan buat temen ngobrol di sepanjang perjalanan pulang, hihi.

Gua nyalain aplikasi dan gak pake lama, sebuah orderan langsung masuk ke ponsel gua. Gua klik dan muncul nama 'Riska'. Hmm, gua tilik-tilik sebentar, dari nama sih keliatannya cantik nih. Gua telpon buat konfirmasi dan dari suara keliatannya Riska ini seumuran dengan gua. Oh ya, tujuan Riska adalah ke Arcamanik. Satu arah dengan tujuan pulang.

Riska minta dijemput di sebuah gang di Cibadak dan gak lama kemudian gua sudah mencapai tujuan. Keluar seorang perempuan berhijab merah dan gua konfirmasi ulang, bener nama dia Riska.

Kalau gua menggambarkan, Riska itu perempuan berhijab yang usianya mungkin di kisaran 25-28 tahun dan berlesung pipit. Dan seperti biasa, di tengah perjalanan gua mulai ajak ngobrol santai.

"Teh Riska, ada acara apa tadi di Cibadak?" tanya gua memulai obrolan.

"Oh enggak, ini saya habis dari rumah Kakak saya, biasa silahturahmi"

Teh Riska kemudian bercerita bahwa dirinya baru 1 bulan ini resign dari kantor dan selama 1 bulan ini dia sedang beradaptasi dengan kehidupan barunya. Maksudnya adalah Teh Riska yang biasa tiap hari berangkat kerja terus pulang Sore jam 5 sekarang otomatis 'menganggur'. Ini tentu bisa menjadi masalah terutama saat rasa jenuh tiba. Dari yang awalnya sibuk mengerjakan pekerjaan kantor kini hampa, gak ada kerjaan.

Dari yang gak biasa nonton TV di Pagi hari, kini jadi nonton acara bongkar aib orang punya si Uya Kuya tiap Pagi.

"Biar saya gak jenuh makannya saya sering main ke rumah Kakak saya di Cibadak tadi" lanjut Teh Riska.

Mungkin karena sudah mulai merasa nyaman dengan gua, Teh Riska mulai menceritakan hal-hal pribadi dirinya sampai di satu titik dia ngomong gini:

"Kamu mirip dengan mantan pacar saya. Sipit gimana gitu"

"Pasti mantannya Teh Riska ganteng soalnya mirip ama saya" goda gua

"Ah bisa aja kamu"

Teh Riska kemudian bercerita bahwa dia pacaran dengan Mr. X selama 8 tahun dan akhirnya harus kandas karena perbedaan agama. Teh Riska beragama Muslim sedangkan Mr. X beragama Kristen.

Awalnya hubungan mereka lancar karena keduanya berbohong soal status mereka. Mr. X bercerita kepada keluarganya kalau Teh Riska itu beragama Kristen. Keluarga Mr. X percaya karena kalau diselidik, wajah Teh Riska memang terlihat 'agak' oriental meskipun bukan.

Teh Riska kemudian bercerita bagaimana serunya hubungan mereka berdua selama 8 tahun. Gimana baiknya si Mr. X dan betapa perhatiannya Mr. X. Pernah satu hari mereka berdua berantem hebat tetapi meskipun berantem, si Mr. X tetap menjemput Teh Riska pulang.

Seperti di FTV Indonesiar, Teh Riska awalnya ogah naik dan malagan berbalik badan berjalan ke arah berlawanan. Mr. X kemudian turun dari mobil dan menyuruh Teh Riska padahal saat itu kondisi sedang hujan dan banyak kendaraan yang lalu lalang.

"Pokoknya itu berkesan banget" kata Teh Riska.

Tetapi hubungan 8 tahun itu akhirnya harus kandas karena restu dari orang tua. Alasan agama menjadi 'momok' untuk hubungan mereka berdua.

Begitu tahu kalau Teh Riska beragama Islam, Kakak perempuan dari Mr. X langsung menangis hebat karena hubungan keduanya yang memang sangat dekat. Orang tua dari Mr. X juga sangat sedih karena mereka sudah merasa sangat cocok dengan Teh Riska.

Tapi apa lacur, prinsip adalah hal yang sulit untuk ditembus dan oleh karenanya hubungan keduanya harus kandas.

Dan setelah hubungan keduanya kandas, Teh Riska kemudian dikenalkan dengan seorang duda beranak 3 dan orang tua Teh Riska berharap jika Teh Riska bisa menikah dengan Om mapan beranak 3.

"Teh Riska yakin mau menikah dengan Om Duda itu?" tanya gua

"Sejujurnya sih enggak. Bahkan pas 1 Minggu sebelum acara pernikahan, saya sudah mau membatalkan tetapi karena Ayah saya sampai sakit akhirnya saya pilin buat lanjut"

Hm, demi Ayah bukan demi hati.

Teh Riska juga bercerita bahwa hubungan dirinya dengan 3 anak sambungnya tidak baik terutama dengan si sulung yang sampai hari ini, tidak pernah menganggap Teh Riska sebagai seorang 'Ibu'. Sedangkan 2 Adiknya masih mau mendengar Teh Riska.

Berat gak sih jadi Teh Riska? Harus putus hubungan dengan mantan pacar yang sudah pacaran selama 8 tahun, menikah dengan Om Duda yang sebenarnya belum sayang-sayang amat, resign dari kantor, dan setiap hari harus ketemu dengan 3 anak sambung yang belum bisa menerima Teh Riska seutuhnya.

Oh ya suami Teh Riska bekerja di Balikpapan dan pulang 1 bulan sekali saja. Disaat begini, Teh Riska terkadang kepikiran mantannya itu.

"Rumahnya di daerah Pinus Regency, gak jauh dari sini kan? Saya juga masih ingat rute kesana"

"Mau gak, anterin saya kesana? Gak mampir cuma pengen lewat rumahnya aja. Nanti saya lebihin ongkosnya" sambung Teh Riska

Ongkos Cibadak - Arcamanik via Go-PAY itu kalau gua gak salah sekitar 23rb dan Teh Riska bilang bakalan kasih lebih asal gua mau nganterin dia ke rumah mantannya, lewat doang.

Berpikir sejenak, gua jawab gini:

"Bukannya gak mau Teh Riska tapi menurut saya mah mending gak usah. Nanti malah semakin kepikiran mending yang ada sekarang disyukuri aja"

Gua pernah dalam posisi Teh Riska. Dulu kalau lewat daerah rumah mantan pacar, gua sering pengen lewatin rumahnya sambil ngarep berpapasan dengan dia. Beberapa kali gua coba dan hasilnya adalah malah semakin menyakiti diri sendiri.

Disaat kamu ngarep bisa berpapasan dengan mantan pacar yang sebenarnya sudah gak peduli dengan diri kamu, dia malah lagi asyik dengan pacar barunya.

Sungguh sangat menyedihkan bukan.

Gua pun berpikir demikian, kalau misalnya gua mengiyakan request Teh Riska, hal itu malah akan semakin menyakiti dirinya. Dia bakalan terus teringat kenangan dan pasti makin bikin susan move on.

Toh Teh Riska sudah punga kehidupan sendiri bukan? Dan gua juga percaya kalau si Mr. X sudah memiliki kehidupan sendiri.

Perjalanan yang lumayan jauh ini diakhiri tepat di depan gerbang rumah Teh Riska. Teh Riska mengucapkan terima kasih sambil tersenyum dan gua hanya jawab:

"Jangan dipikirin terus Teh Riska, yang sekarang juga pasti gak kalah baik kok dari sebelumnya"

Teh Riska hanya tersenyum sambil masuk ke dalam rumahnya.

.........................................................................................

Sudah bukan rahasia lagi kalau banyak orang yang pengen banget join GOJEG. Mungkin mereka mendengar 'katanya besar penghasilannya'. Ya kadang 'katanya, katanya' itu yang bikin orang ngiler padahal terkadang kenyataannya gak seindah 'katanya, katanya'.

Itu pun yang membuat Teh Yola tertarik untuk bergabung ke GOJEG, bukan buat dia sih tapi untuk suaminya.

Di suatu Malam, gua lagi menikmati Es Kepal Milo. Ini makanan yang sempat booming beberapa bulan lalu tetapi berhubung gua paling tidak tertarik buat mengantri cuma buat makan doang, gua baru ngicip dong ini Es Kepal Milo seharga 15rb perak ini -_-

Rasanya ternyata gitu doang yak, gua kira bakalan kayak apa rasanya. Di bayangan gua rasanya bakalan kayak ada sensasi koklat lumer di mulut ternyata kayak es serut biasa.

Lagi asyik icip Es Kepal Milo, orderan GOJEG masuk ke HP gua. Sebuah orderan atas nama 'Nita', gua chat dan posisi Teh Nita ada di depan BORMA Antapani, gak jauh dari posisi gua yang sedang menikmati Es Kepal Milo.

Gua habiskan Es Kepal Milo yang kurang enak itu dan segera bergegas menjemput Teh Nita. Seorang perempuan muda sedang berdiri di depan BORMA bersama seorang anar kecil usia 4 tahun. Feeling gua itu adalah Teh Nita dan pas gua konfirmasi ternyata benar dia adalah Teh Nita.

Tujunnya adalah UBERTOS (Ujung Berung  Town Square), sebuah Mall sepi yang letaknya di Bandung timur.

Di perjalanan, gua nanya ngapain ke UBERTOS malam-malam gini dan jawabannya adalah

"Saya mau coba kredit HP buat dipake suami saya nge-GOJEG karena kata tetangga saya banyak toko HP di UBERTOS yang bisa nyicil belinya"

"Saya sudah foto copy buat persyaratannya. Kata tetangga saya penghasilan dari GOJEG lumayan banget. Buat nambah-nambah"

Hm, gimana ya bilangnya. Gua gak tau ya berapa sih penghasilan Driver yang tiap hari kerjannya emang jadi Driver GOJEG tetapi buat gua yang Nge-GOJEG buat fun dan buat menulis buat blog, kisaran yang gua dapat itu 30rb dan ludes di hati itu juga buat isi bensin dan makan Ayam Geprek di Kiara Condong atau makan Nasi Mawut bareng si Arya, Bangsa, dll.

Kalau gua mengibaratkan adalah penghasilan gua di GOJEG itu tiap Minggunya sama seperti saat gua menjual 2 Tees Clobberin Time.

Dan lagi, sepengetahuan gua, penerimaan Driver GOJEG di Bandung sudah tutup dan belum dibuka lagi untuk jangka waktu yang belum ditentukan. Nambahin lagi, cicilan HP yang di Konter HP gitu, yang gua tau bunganya sangat mencekik kan?

Dengan semua fakta di atas, kalau kalian jadi gua, apa yang bakalan kalian lakukan? Bilang kalau GOJEG lagi menutup pendaftaran, bilang kalau nyicil di konter HP bunganya kayak syetan mencekik atau bilang kalau penghasilan GOJEG tidak seindah yang dibayangkan?

Gua bisa aja cerita itu semua tetapi jujur gua gak tega apalagi pas si Ibu ngomong kalau mereka baru saja berhutang besar buat menebus anar mereka yang baru lahir.

Kalau sudah begini, gua harus gimana menurut lu?

Dalam obrolan antara gua dan Teh Nita, di bayangan Teh Nita sudah terbayang kalau jadi Driver GOJEG itu penghasilannya bakalan besar dan bisa merubah perekonomian keluarga dia.

"Kalau penghasilan kakaknya berapa dari GOJEG?" tanya Teh Nita ke gua

"Saya? Ya kisaran 100an lah sehari" kata gua ngibul. Karena gak mungkin juga gua ngomong ke Teh Nita kalau gua jadi Driver cuma buat fun doang.

"Lumayan banget. Doain saya ya supaya gampang nyicil HP-nya terus suam saya gampang daftar jadi Drivernya" kata Teh Nita.

"Oh iya Teh, pasti saya doakan" jawab gua. Tentu gua akan mendoakan yang lebih baik lagi, lebih dari menjadi seorang Driver GOJEG.

20 menit kemudian, kita sampai ke tujuan dan ongkosnya adalah sekitar 20rb. Gua gratisin, bilang buat jajan si adek kecil.

"Makasih ya Om" kata si Adek kecil sambil ngedadahin gua di depan UBERTOS.

..............................................................

"Ini anaknya tadi ngomong, dia pengen pegangan. Boleh gak?" tanya seorang Mbak muda yang lagi dibonceng gua.

"Oh iya, silahkan pegang aja" kata gua. Si kecil langsung memegang erat gua dan oh ya, anak kecil ini (maaf banget, tidak ada maksud menyinggung siapapun) adalah anak autis.

Setelah berpegangan erat dengan gua, si anak yang awalnya gak bisa diem mendadak jadi tenang. Kepalanya bersender ke punggung gua dan tangannya memegang erat pinggang gua.

"Biasanya dia suka gak mau kalau pegangan ama orang yang baru dikenal" kata si Mbak muda yang sepertinya adalah pengasuh si Anak.

Jari jemari letik yang berpegangan erat
Buat gua pribadi, hal-hal seperti inilah yang membuat gua semakin susah move on dari dunia Ojol karena selalu ada banyak cerita di dalamnya.

Selalu ada banyak alasan untuk bersyukur karena sudah diberikan kehidupan yang begitu baik karena dengan menjadi Driver Ojol, kita bisa bertemu dengan banyak orang, mendengar cerita mereka untuk kemudian bersyukur karena masih banyak orang yang memiliki masalah lebih berat dari kita.

"De, sudah dimana? Cepetan pulang, sudah malam. Banyak orang jahat di jalan" suara Papa di ujung telpon.

Jam sudah menunjukkan pukul 23:30, waktunya untuk pulang.


Koleksi Bintang 5

Selasa, 23 Oktober 2018

Diplomasi Bacang & Siomay

Ini sih katanya ya sekali lagi ini mah katanya ya. Hal yang paling menyakitkan buat seorang lelaki adalah ketika si cowok menyukai seseorang tetapi si cowok itu tidak pernah mengungkapkan perasaannya.

Ada benarnya juga sih tapi di mata gua, hal ini berlaku kalau kasusnya gini, si cowok naksir dengan si cewek, dia sudah berusaha untuk mendekati si cewek dan si cewek sudah merespon balik tetapi karena tidak bernyali si cowok sama sekali tidak pernah berani untuk bilang kalau dia sayang/naksir ke si cewek. Nah itu baru namanya menyakitkan.

Berbeda kasus kalau kayak gini. Si cowok naksir si cewek tapi dia gak melakukan apapun dan si cewek juga gak tau kalau si cowok itu naksir ama dia. Nah kalau kasusnya kayak gini gimana menurut lu?

Salah satu teman gua, kita panggil saja dia si Und. Dia seumuran ama gua bahkan dia lebih tua karena dia lahir di bulan Agustus dan gua lahir di bulan November. Banyak yang bilang kalau si Und ini sedikit aneh dan ketika gua barbicang dengan dia, gua sependapat tengan kata temen-temen gua yang lain kalau si Und ini sedikit aneh. Bukan sedikit aneh tapi ANEH banget.

Gua gak bisa mendeskripsikan anehnya gimana tapi lu harus ngomong langsung dan gua yakin lu akan sependapat dengan gua. Si Und ini belum pernah pacaran dan pas kapan gua gak sengaja pernah baca SMS dia ke seorang cewek. Dan pas gua baca, 1 kata yang ada di otak gua adalah ANJING.

Si Und ini ternyata naksir ama seorang cewek dan dia kirim SMS, isi SMSnya gini (kurang lebih gini ya, gak sama persis):

"Hai Fanie, ini gua Und. Kita satu angkatan di kampus dan sejak pertama ketemu gua sudah suka ama lu. Gua selalu memperhatikan lu kalau lagi di kampus dan sekarang gua pengen jujur sama lu kalau gua itu sayang dan suka ama lu. Sekarang terserah ama lu, lu mau nerima gua apa enggak"

INI APA-APAN NIH? Ini nembak apa kasih pengumuman DAFTAR RONDA di kampung? Ngedeketin gak pernah, kenal juga paling sebatas kenal dan sekarang dia nembak itu cewek lewat SMS doang?

Kalau gua jadi itu cewek, kayaknya gua bakalan bales gini "O" iya "O" doang deh.

Keanehan si Und tidak sampai disni. Jadi di suatu hari gua lagi posting foto bareng ama temen SMP gua si Meli Pangemanan. Terus gua isengin si Meli, gua kasih caption gini "Masih available yang minat DM ya".

Gak dinyana si Und ini chat gua "Eh aku mau dong kenalin dong". Berhubung gua pengen ngisengin si Meli, gua bilang ke si Und "DM aja langsung orangnya, ini akun IG-nya @melipangemanan"

"Gimana mulainya?" tanya si Und

"Kamu kirim DM aja dulu. Pastı dibales ama si Meli mah, baik kok orangnya"

"Jadi saya kirim DM dulu"

"Iya"

Gua sudah bilang ke Meli kalau nanti ada temen gua yang bakalan DM dia di IG, gua bilang orangnya rada spooky tapi respon aja. Kasian kalau dicuekkin, respon seadanya aja gitu.

Beberapa jam kemudian, Meli chat gua dan bilang kalau dia dapet DM dari cowok dan pas gua nana apa isi DM-nya, Meli bilang isinya "DM".

Gimana, gimana Mel gak paham gua. Gua terus dikirim screenshoot dan DM-nya si Und adalah 'DM'.

Gua cuma cengo gak percaya, gua suruh kirim DM buat ngajak kenalan malah ngechat 'DM' doang. Ya ampun Tuhan Yesus Jehova Rava, Allah pengampun segala dosa umat manusia.

.......................................................................................................

Gua pun pernah berada di posisi "Cowok yang suka ama cewek tetapi tidak berani mendekati". Ini terjadi ketika gua masih duduk di bangku SMA. Ketika gua pertama kali masuk SMA Santa Maria 1, yang gua lakukan adalah gua langsung memetakan ciwi-ciwi yang bisa dikecengin. Ada bêberapa ciwi cantik yang masuk ke daftar sebagai 'ciwi cantik di angkatan', ada Vivi yang sekelas ama gua, ada si Maria Kurniawati yang sekarang jadi Presenter Moto GP (sekarang namanya jadi Maria Vania, stalk aja IG-nya) dan masih ada beberapa nama lainnya.

Tetapi ada 1 perempuan yang berbeda kelas dengan gua dan jujur gua suka. Orangnya cantik dan manis terus kalau pulang naik bus DAMRI. Mirip kayak gua yang kalau pulang selalu naik Bus DAMRI tetapi bedanya mah dia naik yang ke arah atas dan gua naik yang ke arah bawah.

Biasanya sambil menunggu bus DAMRI lewat, gua suka nengok ke seberang jalan dan ada si Deb lagi nunggu bus juga. Mau menyapa tapi gua keburu malu jadi gua cuma bisa memandang dia dari ujung jalan. Benar-benar idaman ini, sudah cantik, manis, kalem eh gak malu juga naik Bus.

Tapi lu pasti tau kan ada pepatah yang bilang kalau dimana ada orang manis pasti ada penyamun. Dan yang naksir bukan cuma gua doang tapi banyak yang naksir ke si Deb ini. Dan gua rasanya sudah kelewatan beberapa langkah.

Disaat gua baru memandang dia dari ujung jalan eh yang lain sudah ada yang mulai bombardir SMS sampai ngajak jalan.

Dan 1 tahun gua di kelas 1 SMA, gua lewatkan tanpa pernah kenal dengan si Deb ini. Jadi gua hanya bisa dibilang sebagai orang yang hanya bisa mengagumi dia dari jauh. Keberuntungan mulai berpihak kepada gua ketika di kelas 2, gua sekelas ama si Deb ini.

Di kelas gua mulai suka tebar pesona ke si Deb dan gua bahkan menciptakan nama panggilan 'sayang' untuk dia. Gua panggil dia dengan nama 'Debor' dan kalau lagi ngobrol dengan Deb, gua bilangnya 'aku' dan 'kamu'.

Tjakep bener. Tetapi tampaknya si Deb ini hanya memandang gua sebagai teman biasa, tidak lebih. Hal ini diperparah dengan fakta bahwa ada cowok yang GAK NAIK KELAS (puas banget gua nulisnya) yang lagi deketin dia. Jadi dia temen 1 angkatan tapi dia gak naik kelas, jadi kita kelas 2 dia tetap tinggal di kelas 1. Dari sisi modal, dia menang karena setau gua dia dari keluarga orang kaya.

Gua jadi keder duluan karena secara duit jajan gua pas SMA itu 7rb per hari. 5rb buat jajan dan sisanya buat ongkos gua pulang naik DAMRI.

Kalau istirahat tiba, si W (cowok yang lagi deketin Deb) suka ngajak makan bareng di kantin dan makannya itu Nasi Chicken Katsu. Nasi Katsu adalah jajanan termahal di kantin sekolah gua, dulu itu harganya 7rb per porsi.

Disaat W dan Deb makan Nasi Chicken Katsu + Mayonaise, gua ama si Ambu mentok jajan nasi batagor yang harganya 2.500. Apa itu nasi batagor? Jadi itu batagor, iya batagor terus biar kenyang dipakein nasi. Emang aneh sih masak batagor dikasih nasi? Tapi disaat kepepet maka semua pun menjadi mungkin.

Awalnya si Albert Alexander a.k.a Ambu nanya ke gua "Emang enak San, batagor pake nasi?", gua bilang cobain aja, dan si Ambu pun ketagihan. Akhirnya selama kita bersekolah di Santa Maria, setiap istirahat tiba pasti makannya nasi dan batagor :D :D :D

Gua mengibaratkan W & Deb yang makannya Nasi Chicken Katsu dengan gua dan Ambu yang makannya Nasi Batagor seperti level 'SUPERMAN' dengan level 'SARAS 008' yang tayang  di Indosiar tempo hari. Terlalu jauh

Dan seperti yang gua perkirakan tidak lama kemudian, Deb & W pun jadian. Tiap istirahat, si W pasti datang ke kelas gua dan duduk di sebelah Deb. Gua cuma bisa duduk di kursi gua sambil memendam rasa cemburu yang luar biasa tetapi gua pun sadar diri, gua tidak cukup punya 'amunisi' (baca: modal) untuk mendekati si Deb.

Naik di kelas 3, hubungan kita mulai merenggang karena kita berbeda kelas. Gua pun mulai menjalin hubungan dengan teman perempuan lain dan yang gua tau, Deb pun masih menjalin hubungan dengan W. Sampai kita lulus, gua hanya bisa memendam perasaan kalau gua naksir ke Deb.

Dan rasanya perasaan itu tidak pernah berubah ketika gua pertama kali gua melihat Deb dan sampai hari terakhir gua ketemu Deb si Sekolah.

Hubungan kita itu seperti saat Deb dan gua yang menunggu bus DAMRI untuk pulang ke rumah. Kamu naik ke arah atas dan aku naik ke arah bawah, tidak bisa bersama. Dan jalan yang memisahkan kita itu seperti hubungan kita, ada yang memisahkan.
..............................................................................

25 Agustus 2018, 11 tahun berlalu setelah hari terakhir gua ketemu dengan Deb

Jadi hari ini adalah hari pernikahan Ketua Kelas gua sewaktu kelas 3 si Samuel Komaru Siregar. Rencana awalnya adalah gua bakalan bawa mobil dan pergi bareng si Ambu.

Alasan gua bawa mobil adalah 'biar rambut gak kempes' karena gua lagi pake Pomade. Kempes vroh kalau kena helm. Eh dasar si Ambusuk banyak wacana, satu Malam sebelum tanggal 25 si Ambunjing ngabarin kalau dia gak jadi pergi karena ada temennya dari Jakarta yang datang.

Karena Ambu gak ikut, gua jadi mikir berangkat gak ya ke undangan Samuel. Apalagi gua sebenarnya paling males kalau datang ke undangan karena gua kurang nyaman kalau harus berada di tempat yang ramai.

Tapi gak enak juga sih kalau gak datang dan akhirnya gua memutuskan buat datang pakai motor. Makan sedikit dan langsung pulang buat melanjutkan menulis dan sorenya pergi ke Gereja.

Sesampainya disana, gua ketemu dengan beberapa temen SMA gua kayak si Ferry Liong. Ngobrol sedikit bareng Samuel, makan dan gua menuju parkiran buat pulang.

Tapi saat itu cuaca lagi panas banget jadi gua nunggu sebentar deh di bawah pohon deket parkiran motor. Temen-temen gua yang lain pada ngumpul di kantin deket Gedung Resepsi buat merokok dan ngebeer tetapi berhubung gua tidak ngebeer dan merokok (level gua mentok di Marimas rasa Buah Naga), gua memilih buat duduk di bawah pohon.

Disaat gua lagi duduk dibawah pohon ada Bapak tua yang datang menghampiri gua dan minta tolong ke gua. Bapak tua ini ternyata Driver Grab Car dan salah satu tamu undangan yang datang ke undangan ketinggalan HP-nya di mobil si Bapak tua ini. Tamu yang HP-nya ketinggalan tersebut kemudian menelpon si Bapak dan minta agar HP-nya dikembalikkan.

Posisi si Bapak padahal sudah di Jalan Naripan dan lumayan jauh ke Kawaluyaan. Tetapi karena si Bapak takut di-suspend maka si Bapak rela balik lagi ke Kawaluyaan.

Yang menjadi masalah adalah HP tersebut dikunci dan si Bapak bingung gimana cara buka HP tersebut buat menelpon balık. Dia bilang sudah beberapa kali minta tolong ke orang yang ada disana tetapi malah dicuekkin.

Gua oprek bentar dan ternyata memang dikunci. Gua coba Telpon pake Emergency Call tetapi gak diangkat. Gua kasih saran supaya si Bapak masuk ke Gedung Pernikahan dan bilang ke penunggu tamu supaya diumumkan.

Si Bapak kemudian masuk dan HP-nya masih gua pegang. Siapa tau bakalan ditelpon balık lagi. 10 menit menunggu si Bapak datang lagi ke gua bareng si Ibu yang HP-nya ketinggalan. Si Ibu nampak bersyukur sekali dan setelah urusan beres, si Bapak Tua Driver Grab Car izin buat lanjut narik lagi.

Gua buka HP buat balesin chat dan tak lama kemudian, sebuah suara terdengar di telinga gua. Suara itu bersahut 'Sani'. Pas gua tengok ternyata itu adalah suara dari Deb. Gua sedikit kaget sekaligus mendadak gugup, cewek yang dulu gua taksir waktu SMA sekarang ada di samping gua gitu.

Muka Deb sama sekali tidak berubah, masih cantik dan manis seperti dulu. Kita ngobrol sebentar dan gua langsung todong buat minta nomor WA dan IG, hihihi. Deb datang bersama Ibunya dan dia cerita kalau dia bingung arah pulang.

Gua kemudian menawarkan diri buat anterin dia pulang. Jadi dia tinggal ngikutin gua sampai ke arah pulang dia. Pokoknya kalau soal jalan tikus, gua paham banget secara gua sudah menyerap banyak ilmu tentang jalan tikus dari GOJEG, hihihi.

Di perjalanan pulang, gua mulai mancing Deb dengan sebuah pertanyaan "Kapan Deb, ngikutin Samuel" (maksudnya Menikah) dan Deb menjawab "Lagi nungguh jodohnya datang nih San"

"Kalau lu kapan San?" Deb balik nanya.

"Sama Deb, lagi nunggu jodohnya datang nih" kata gua SOK NYAMAIN.

Dari jawaban Deb, gua berasumsi kalau Deb belum memiliki pasangan. Setelah itu gua nanya lagi ke Mama Deb yang duduk dibonceng Deb.

"Tante masih jualan bacang gak? Kapan-kapan saya order ya"

"Masih San. Ditunggu ya orderannya"

Gua melirik sedikit ke arah Deb dan jelas banget muka dia bingung, dia pasti bingung kok si Sani tau kalau Mama jualan bacang?

Jawabannya adalah di tahun 2006 silam, sewaktu gua sekelas dengan Deb di kelas 2, Deb pernah cerita kalau dia Ayahnya sudah meninggal sewaktu dia usia 2 tahun dan Mamanya jualan bacang yang dititip ke Toko & Gereja.

Gua pernah cerita kan di salah satu postingan gua kalau gua memiliki daya ingat yang sangat baik untuk hal remeh temeh kan?

Mendekati Trans Studio Mall (TSM) kita pisah jalan. Gua lurus dan Deb berbelok ke kiri. Sesampainya di rumah gua langsung follow Instagram Deb, gua stalking dan sepertinya aman alias Deb masih single.

Gua baca-baca comment-comment dari temennya di setiap foto yang diposting Deb semuanya aman. Maksud aman adalah gini, semua komentar dari temannya tidak ada komentar yang melecehkan atau tidak enak dibaca.

Gua punya temen perempuan yang IG-nya itu banyak dikomentarin komentar tidak sopan yang cenderung melecehkan meskipun konteksnya bercanda. Bercanda itu tidak salah, gua pun sering bercandain postingan IG temen gua kayak si Mella Pangemanan. Itu gua sering bercandain tetapi bercanda yang benar bercanda bukan candaan yang melecehkan.

Kalau sampai ada teman perempuan atau lebihnya lelaki yang sampai berani bercanda melecehkan pasti ada yang salah dengan perempuan itu dan gua perhatikan di postingan Deb, semua komentar dari temannya sopan semua.

Dari IG Deb, gua bisa menarik kesimpulan kalau si Deb ini suka travelling karena banyak foto dia yang lagi jalan-jalan, jauh berbeda dengan gua yang gak pernah suka travelling. Tapi hal itu masih bisa dikompromikan.

Setelah stalking IG, gua kirim WA ke Deb buat nanna apa sudah sampai di rumah apa belum. Dia bilang baru sampai dan mengucapkan terima kasih karena sudah diantar.

Setelah itu, Deb chat "Sani, ditunggu ya orderan bacang dan siomay ya". Tanpa pikir panjang, gua langsung jawab "Oh boleh Deb. Order ya siomay 10 ama bacang 5 tapi diambilnya Sabtu depan ya nanti gua ambil langsung ke rumah ya. Boleh minta alamatnya"

Lu boleh bilang gua modus tetapi gua lebih suka bilang ini merupakan 'Diplomasi Bacang & Siomay'. Ini merupakan diplomasi awal untuk sesuatu yang lebih besar lagi.

1 Minggu kemudian,

Deb chat gua buat konfirmasi soal orderan dan gua bilang bakalan gua ambil Sore hari. Cari sebentar, ketemu deh alamat Deb. Gua masuk ke rumah Deb, ngobrol bareng Deb dan gua dibonusin 1 bacang buat dimakan di tempat, hihihihi.

20 menit ngobrol sambil makan bacang, gua pamit karena sorenya gua harus ke Gereja. Gua semakin yakin kalau status Deb ini single karena pas gua nana dia bilang kalau hari Sabtu lebih sering di rumah aja buat istirahat.

Kalau dia ada pasangan pasti hari Sabtu mah dipakai buat kencan bukan? Apa jangan-jangan si Deb sedan menjalani hubungan jarak jauh? Dibanding gua pucing mikir sendiri, gua chat buat ajak Deb keluar hari Sabtu depan sekalian muji Siomay dan bacang bikinan Mama Deb yang enak.

Dan lu tau gak, setelah gua chat itu, gua langsung simpan HP dan gak gua buka-buka lagi sampai Pagi. Jujur, gua takut liat respon Deb, sedikit takut kalau misalnya dia terganggu dengan ajakkan gua. Takut juga kalau dia nolak.

Besok Pagi, gua buka HP dan sambil malu-malu (padahal cuma baca chat doang ampe malu-malu), gua buka chat dari Deb dan isinya dia bilang "Ayo aja San". Melihat respon dari Deb, gua merasa Tingkap Langit dibuka untuk gua dan gua langsung putar otak, mau ajak Deb kemana. Ke tempat yang terbaik tentunya.

Gua menawarkan beberapa opsi untuk Deb dan Deb memilih Kalpa Tree sebuah tempat makan yang lagi booming. Kalau gua pribadi, untuk makan itu seringnya di rumah tapi kalau lagi kebetulan harus makan di luar, kalau gak makan di Warteg ya di Ayam Geprek.

Bukan soal mampu gak mampu tetapi ini soal kebiasaan gua dari jaman masih ngepas sampai sekarang Puji Tuhan sudah lumayan. Dan berhubung gua gak mungkin ajak Deb di Ayam Geprek untuk date pertama gua, gua tentu akan memilih tempat terbaik untuk wanita terbaik.

Date pertama gua kemudian berjalan lancar. Obrolan yang ringan diselingi dengan canda-canda ala gua sampai Deb nanya ke gua "San, kok lu masih inget kalau Mama gua jualan bacang? Perasaan gua gak pernah ngomong deh"

Hari itu semua berjalan dengan lancar. Deb ternyata masih sama dengan orang yang gua kenal sewaktu SMA, orangnya diem, kalem, dan harus dipancing dulu biar mau cerita panjang lebar.

Setelah date pertama (buat gua mah ngedate mungkin kalau buat Deb saat itu adalah 'ketemu temen lama'), kita janjian lagi buat ngadate ke D'Pakar di Dago dan konyolnya pas gua mesana, gua ketemu ama Kakak gua dan istrinya yang lagi ngedate juga -_-. Disana kita double date di D'Pakar terus Kakak gua berbisik ke gua sambil nanya "Lu udah pacaran De?"

Gua jawab "Pengennya sih gitu tapi gak tau Deb mau ama gua apa gak, hihihi". Gak apa-apa kata Kakak yang penting bikin Deb nyaman dulu.

Setelah itu, hubungan kita berdua semakin dekat. Dari yang awalnya masih agak dingin jadi mulai hangat. Dari awalnya cuma ngechat 2 hari sekali jadi setiap hari dan beberapa hari sekali kita ketemu buat makan sambil ngobrol bareng.

..................................................................................

Floating Market di bulan September,

Kita berdua baru kelar jalan-jalan di Floating Market. Karena udaranya sejuk, kita pilih duduk-duduk dulu sebelum pulang. Duduk di depan danau sambil liatin orang yang naik perahu.

Saat itu hubungan kita sudah dekat tetapi belum pacaran. Hari itu rencananya gua pengen bilang ke Deb kalau gua naksir dia waktu masih SMA, bukan nembak ya tapi hanya ingin memberitahu tentang perasaan gua sewaktu SMA dulu. Dan gak tau kenapa, mulut gua terkunci, susah amat buat dapet momentumnya. Giliran gua ngebully si Ambu bisa cepet tapi giliran gua mau ngomong gini susah amat.

Setelah menunggu moment datang, akhirnya gua bisa juga mengutarakan perasaan gua yang sudah 11 tahun gua pendam.

"Deb, aku pengen jujur deh. Waktu SMA, aku pernah naksir ama kamu tapi gak pernah berani deketin kamu" 

Deb nampak terkejut dan kalimat yang keluar dari dia adalah "Pernah suka kan artinya sekarang mah sudah gak kan?"

"Hm, kalau aku ngomong sekarang sayang ama kamu gimana?"

Oh Tuhan bawalah aku ke surga sekarang juga. Deb cuma bilang "Gak percaya ah San" sambil memakai jaket Uniqlo yang gua kasih tempo hari.

Tetapi setelah gua ngomong gitu, ada perasaan lega yang luar biasa. Lega karena gua sudah mengungkapkan perasaan gua yang belum tersampaikan.

Gua sendiri gak tau bagaimana perasaan Deb ke gua saat itu dan gua sama sekali gak bisa menebak kemana arah hubungan kita ini.

........................................................................................

Senin, 22 Oktober

"You are so lucky to have her dan dia juga so lucky to have you" sebuah DM dari temen bully gua si Mella Pangemanan. Gua lagi DM ama si Mella di IG, awalnya lagi hina-hinaan tetapi mulai menjurus ke arah yang serius.

Kalau Mella bilang gua beruntung sekarang bisa jadi pasangan Deb, mungkin ada benarnya juga sih. Gua beruntung bisa pacaran dengan perempuan yang gua taksir waktu gua SMA dan beruntung bisa ketemu perempuan dengan pribadi yang baik, kalem, gak penah minta apa-apa (hihihihi), rajin beribadah dan punya hati yang tulus.

Deb juga mungkin beruntung ketemu dengan gua yang sekarang. Enggak, gua gak bilang dia beruntung ketemu Sani yang sekarang jadi ganteng dan yang punya usaha sendiri.

Gak ya karena muka gua masih gitu-gitu aja dari dulu. Gua bilang Deb beruntung ketemu gua yang sekarang, yang jauh lebih matang dalam berpikir dan bertindak, yang jauh lebih dewasa dibanding sebelumnya. Kalau misalnya dia ketemu gua yang lama mungkin agar susah klop ya karena gua masih childish.

Gua bilang, semua laki itu membutuhkan upgrade untuk dirinya sendiri. Upgrade untuk banyak hal, dalam hal penampilan, dalam hal berpikir, dalam hal penghasilan juga. Semua harus seimbang, percuma kalau gaya oke tapi modal gak ada atau percuma juga gaya dan modal oke tapi obrolan gak oke.

Kalau kendisi gua masih sama seperti pas SMA dulu, gua pun gak akan berani mendekati Deb tetapi karena situasinya sudah jauh berbeda (Thanks for Clobberin Time) itu membuat rasa percaya diri gua menjadi tinggi yang semakin membuat gua berani mendekati Deb.

Gua sekarang percaya kalau yang namanya jodoh emang gak kemana. Gua gak bisa membayangkan gimana kalau waktu pas ke undangan Samuel, gua jadi berangkat naik mobil bareng Ambu. Yang ada, gua dan Ambu makan sebentar dan langsung lanjut ke Gramedia, si Ambu bakalan baca komik Naruto dan gua bakalan baca komik Kobo Chan. Setelah dari Gramedia, kita pasti bakalan makan sayap ayam di WOW. Terus coba kamu bayangkan kalau pas di undangan Samuel, gua acuh ke Bapak tua si Driver Grab Car? Pasti gua gak akan ketemu si Deb.

Deb, juga cerita kalau sebenarnya dia hampir gak jadi pergi ke undangan karena salah jadwal. Deb kira undangannya hari Minggu padahal mah hari Sabtu makannya dia datang terlambat banget.

Dan sebagai penutup,

Semoga kamu bisa menjadi yang terakhir ya :) :)

Smile, because life is great

Rabu, 12 September 2018

Selamat Bertempur, Kak

Saat pertama kali gua menjajal di Dunia Ojol di tahun 2016 silam, sama sekali tidak terbayang di pikiran gua kalau gua bakalan bertahan sampai hari ini.

Cukup 1 Minggu saja merasakan Dunia Ojol, menulis pengalaman itu di blog dan kembali ke dunia gua yang sebenarnya. Itu adalah yang ada di pikiran saat itu dan sama sekali tidak terpikir di pikiran gua kalau tulisan gua Ojol banyak yang suka.

Dari awalnya 1 Minggu eh malah kebablasan sampai sekarang. Artinya sudah 2 tahun  gua menggeluti Dunia Ojol. Di tengah kesibukkan gua di pekerjaan yang 'sebenarnya', sebisa mungkin gua menyempatkan diri untuk tetap berada di Dunia Ojol yang penuh warna dan cerita ini.

Hal lain yang membuat gua tetap bertahan di Dunia Ojol adalah gua sedang berusaha meningkatkan nilai value dari Blog gua karena semakin banyak yang baca semakin besar pula nilai value-nya.

Gua pun sama sekali tidak pernah berpikir akan membuat Buku tentang pengalaman Ojol dan ternyata apa yang tidak pernah gua bayangkan itu malah itu yang sedang terjadi.

Hidup kadang memang selucu itu.

..................................................................................................

Seperti yang pernah gua tulis, ada banyak sekali layanan di GOJEG. Dari GO-FOOD, GO-SHOP, GO-MART, GO-LAUNDRY sampai GO-MED. GO-MED itu layanan buat beli obat dan kalian bisa order segala macam obat dari Apotek yang bekerja sama dengan GOJEG.

Sebuah orderan GO-MED masuk ke HP gua. Instruksinya adalah beli obat di Apotek Modern Watson di Trans Studio Mall (TSM). Nama obatnya apa gitu, gua lupa tapi harganya lumayan mahal sih.

Gua konfirmasi dulu ke Kak Sisca (nama disamarkan) dan obat tersebut minta diantar ke Hotel Amaroossa di Jalan Aceh. Gua berjalan ke Watson dan belum sampai ke Watson ada SMS dari Kak Sisca, ternyata ada instruksi tambahan.

Dia nyuruh gua suruh beli alat cukur dan DUREX. Pas pertama kali baca DUREX itu gua bacanya BODREX yang bintang iklannya si Dede Yusuf tapi pas gua baca ulang, eh DUREX ternyata.

Yang gak tau apa itu DUREX, DUREX itu (ehem) KONDOM. Yang gak tau apa itu KONDOM, KONDOM adalah sejenis karet elastis yang dipakai untuk mencegah terjadinya proses pertemuan antara Sel Sperma dan Sel Telur. Dah itu aja penjelasan ilmiahnya -_-



Gua dilema nih, dilemanya adalah di aplikasi si Kak Sisca cuma order obat apa gitu (gua lupa namanya) dan alat cukur + DUREX itu diluar aplikasi dan gua disuruh beli terpisah.

Dilemanya adalah gua MALU kalau harus beli DUREX. Coba ya lu bayangkan, gua menghampiri kasir dan ngomong gini sambil bisik-bisik "Mbak, nambah sekalian DUREX ya"

Si Mbak kasir pasti mikirnya "Wah, kesempatan ini orang. Beli pesanan orang sekalian beli kondom buat dipake nanti Malam". Wadaw

Gua konfirmasi dulu ke Kak Sisca, gua telpon buat mastiin dan dia bilang bener sambil malu-malu gitu. Jangankah dia, gua yang nanya aja malu jir.

Karena penasaran, gua save nomor kak Sisca buat liat fotonya di WA or LINE dan pas gua liat, wadaw cantik banget ini Kak Sisca.

Gua makin kepo dan keberuntungan lagi berpihak ke gua. Kak Sisca ternyata gak mau dipanggil dengan nama 'Sisca', dia bilang panggilnya pake nama 'Audrey' aja.

Oh jadi nama lengkap dia Sisca Audrey ya (nama disamarkan untuk keamanan). Gua langsung gercap cek di Instagram dan ketemu nama itu. Ternyata Kak Sisca ini selebgram dengan followers yang banyak. Terus ada foto dia ama aktor film gitu yang sepertinya pacar Kak Sisca Audrey.

Apa jangan-jangan ini DUREX mau dipake ama si Kak Sisca dan pacarnya yang aktor film itu? Kalau gua orangnya julid, ini cerita bisa gua kirim ke akun gosip di Instagram dan pasti jadi heboh karena skandal, hahahahaha.

Tapi berhubung gua tidak tertarik mengurusi masalah orang lain, gua simpan saja nama asli Kak Sisca dan pacarnya yang Aktor tersebut untuk diri gua sendiri.

Obat yang dicari oleh Kak Sisca ternyata bukan obat sembarangan dan harus dicari dulu oleh SPG Watson. Pas gua nanya itu Obat apa, jawabannya adalah

"Itu obat buat menahan haid". Coba kamu biarkan imajinasimu bermain. Gua disuruh beli alat pencukur rambut halus, beli KONDOM, dan beli obat penahan haid.

Apakah kamu menemukan benang merah dari tiga hal tersebut? Kalau sudah menemukan, gua lanjutkan lagi ceritanya.

Di sela-sela SPG cari obat penahan Haid itu, gua bilang ke kasirnya mau cari DUREX sekalian. Anjir sumpah ini, rasanya gua malu banget pas nanya soal DUREX. Gua lalu diarahin ke sebuah lapak yang isinya DUREX dan yang bikin bingung adalah banyak banget varian dan warnanya.

Berhubung gua gak pernah beli dan gak pernah make, gua asli bingung banget. Gua nanya ke SPG ini yang kuning bedanya apa yang itu merah. Dijelasinlah, ada yang 'tipis' ada yang 'bergerigi', sungguh jawaban yang bisa bikin orang sange.

Ada yang rasa pisang, terus gua mikir apa gua beliin yang rasa pisang aja gitu ya? Tapi kalau ternyata si Kak Sisca alergi pisang, buyar deh acara Malamnya. Kalau sampai gua salah pilih terus paks dipake bocor kan bisa berabe kan ya.

Gua fotoin stand DUREX dan kirim via WA ke Kak Sisca biar dia pilih sendiri mau yang mana. Dia bilang 'Terserah' karena berhubung terserah gua asal pilih aja asal ada barangnya.


Setelah lama mencari, obat yang dimau oleh Kak Sisca akhirnya ketemu. Alat cukur rambut halus, DUREX pun sudah gua beli dan setelah beli gua ke parkiran buat ambil motor dan cus ke Amaroossa.

Sepanjang perjalanan, Kak Sisca nanya terus gua dimana. Sepertinya Kak Sisca sudah gak tahan jadi pengen buru-buru nih. 20 menitan kemudian, gua sudah tiba di Hotel, masuk ke Lobby dan telpon ke Kak Sisca. Dia bilang nanti ada cowok bertopi merah yang turun dan ambil pesanannya. Terus dia bilang, dibungkus rapet biar gak keliatan isinya.


Kak Sisca tampaknya malu kalau isinya ternyata ehemmm...ehemmm.....

Gua pengen bales gini "Kak Sisca, aku boleh gak ikut naik sekalian?" Hahahaha, bercanda deng

5 menit menunggu ada cowo yang turun dan ambil pesanan sambil bayar. Dia kayak malu-malu gitu dan kasih tips ceban. Ini si tua bangka bukan inget anak isri, masih ngaceng aja dia.

Gua yakin kalau si Om ini yang nyewa si Kak Sisca dan Kak Sisca sang selebgram ini seperti perempuan (maaf) yang bisa dipakai. Terus apa cowoknya yang Aktor film itu tahu gak ya kelakuan pacarnya ini?

"Selamat bertempur, Kak" chat dari gua untuk menyudahi pembicaraan antara gua dan Kak Sisca.



...................................................................

Salah satu layanan GOJEG yang paling banyak peminatnya adalah GO-FOOD. Untuk jarak dekat, cukup kalian bayar 8rb saja ke Driver sebagai biaya ongkos maka Makanan yang kalian mau bisa langsung diantar.

Kalian tidak perlu antri, bayar parkir, panas-panasan atau hujan pokoknya kalian tau beres aja. Gua pun sering kena orderan GO-FOOD dan harus ikut yang namanya merasakan antri makanan padahal di kehidupan gua yang 'sebenarnya' gua paling anti yang namanya antri buat makan. Dibanding antri mending gua cari makan yang lain. Pokoknya gua paling anti buat antri atau waiting list cuma buat makan doang.

Ngomongin soal antri makanan, kalian pernah berpikir atau merasa aneh gak? Ada rumah makan yang rasanya biasa aja, tempat biasa aja tapi anehnya rame terus? Dan yang bikin aneh kalau itu makanan dibawa pulang rasanya suka jadi gak enak?

Bukannya berprasangka buruk tetapi dari pengalaman gua di GO-FOOD kemungkinan besar tempat makanan itu pake ilmu hitam penglaris biar laris.

"Tuh di deket kasir, ada 'monyet' lagi berdiri di sebelah kasir. Terus di kursi pojok, ada 'monyet' lagi duduk" kata seorang Driver saban hari ke gua.

Gua lagi berada di sebuah rumah makan yang ngantrinya naudzubillah padahal yang dia jual juga rasanya gak enak-enak amat alias biasa aja.  Kebetulan Driver GOJEG yang lagi ngantri ama gua ini katanya bisa merasakan jadi dia bisa tahu kalau tempat ini pake penglaris.

"Itu Monyetnya ngapain" tanya gua?

"Biasanya makanan itu diludahin. Kalau di ******* (dia nyebut nama tempat makan terkenal di Bandung) penglarisnya itu tuyul. Jadi tiap makanan yang disajikan ke kita, itu dikencingin dulu ama si Tuyul"

Lah, kencing tuyul kayak apa sih rasanya. Geli juga ya kalau misal kita beli roti bakar terus gak taunya roti itu dikencingin dulu ama Tuyul. Apa mungkin bisa jadi penyakit gitu ya?

Gua yakin orang tua kalian pasti sering berpesan, jangan lupa berdoa sebelum Makan. Nah itu ada benarnya karena Doa itu bisa menjauhi kita dari hal-hal tidak masuk akal seperti itu.

"Biasanya mereka datang ke Gunung Kawi supaya dapet penglaris. Tapi harus ada tumbalnya dan biasanya tumbalnya itu orang terdekat" tambah si Driver.

Makin klop dengan cerita Customer gua beberapa bulan yang lalu. Dia cerita kalau dia masih ada hubungan saudara dengan pemilik rumah makan ****** **. Ini adalah salah satu tempat makan yang dicurigai pakai penglaris karena ramainya gak masuk akal padahal rasa biasa.

Dia bilang omzet sehari tempat makan itu bisa tembus 5jt padahal baru buka jam 6 Sore. Si CS cerita kalau yang punya pake penglaris di Gunung Kawi dan tumbalnya adalah si anak sulung. Jadi si anak sulung sampai sekarang hanya bisa terkapar di ruang tidur sembari ngeces, gak bisa ngapa-ngapain.

Ngeri bener. Kamu mau gak kalau kamu punya usaha terus usaha kamu bisa maju tapi kamu harus menjadikan Anak kamu sebagai tumbal? Kalau gua sih ogah ya karena itu sama sekali gak berkah.

Mending disyukuri berapapun yang kita dapat karena yang namanya berkat gak mungkin tertukar dengan orang lain.

"Tuh monyetnya sekarang lagi ngeludahin makanan yang kamu pesan" kata si Driver Ojol sambil melirik tajam ke arah dapur.

Hmmm, Ok Sip

.........................................................................................

Setiap mendapat orderan GO-FOOD, gua senang melakukan social experiment. Sederhana aja, gua biasanya minta minum ke Restoran/Cafe/Warung makan yang makanannya sedang gua pesan. Gua pengen tau aja bakalan dikasih atau perhitungan tidak. Haus gak haus gua pasti minta minum meskipun di tas, gua selalu bawa persediaan minum air yang cukup.

Sampai sejauh ini belum pernah ada satu pun yang menolak permintaan gua. Kalau kalian mintanya ke Warteg atau tempat makan kecil biasanya malah suka dikasih cemilan. Minta air teh eh dikasih bonus gehu ama bala-bala, hahaha

YOSHINOYA adalah salah satu tempat yang sering gua kunjungi ketika dapat orderan GO-FOOD. Lu kalau misalnya makan di YOSHINOYA pasti beli minumnya Teh Ocha yang bisa direfill kan?

Kalau gua gak salah itu harganya 6rb sekian deh. Gua mau coba ah, kalau gua minta Teh Ocha di YOSHINOYA bakalan dikasih gak ya.

Total orderan adalah 389rb sekian dan setelah gua bayar, gua disuruh menunggu. Sebelum duduk di kursi, gua tanya ke kasir laki, apa gua boleh minta air teh sambil nunjuk Teh Ocha yang disimpan dekat meja tamu (biar kalau tamu yang mau refill lebih gampang).

Kasir cowok minta maaf dan bilang itu harus dibeli sambil meminta maaf. Ok artinya emang gak bisa dan berarti hari itu adalah hari sejarah buat gua karena pertama kalinya gua ditolak pas minta minum.

Gua bilang terima kasih sambil bilang gak apa-apa. Gua duduk menunggu pesanan sambil balesin chat orang dan gak lama kemudian datang pegawai YOSHINOYA perempuan, bawa nampan yang diatasnya ada Teh Ocha dingin.


Dia ngomong gini ke gua sambil berbisik "Jangan bilang-bilang ya Kak, sambil kasih Teh Ocha itu. Bapak saya juga Driver GOJEG jadi saya tau capeknya kayak apa. Nanti kalau mau nambah, ambil aja langsung" kata si Mbak sambil nunjuk tempat refill Teh Ocha.

Gua kaget sekaligus terharu. Gua bilang biar gua beli aja biar mbaknya gak kena masalah ama atasan tapi dia bilang gak apa-apa sambil berlalu dari hadapan gua.

Berdasarkan pengalaman gua selama 2 tahun ini, terkadang orang yang status sosialnya menengah ke bawah dia biasanya lebih ngerti karena mungkin tahu susahnya cari uang kayak apa.

Beda jauh dengan status sosialnya yang lebih tinggi misal yang tinggal di Apartemen. Order makanan di mall, ongkosnya 8rb. Parkir di Mall sudah 2rb terus parkir di apartemen sudah 2rb lagi. 8rb -2rb -2rb cuma dapat 4rb (bukan perhitungan, gua lagi mengakumulasikan saja) dan bayarnya pas.

Udah gitu minta diantar persis di depan kamar dan gak mau turun ke lobby padahal banyak apartemen yang tidak memperbolehkan non penghuni buat naik ke atas karena tidak punya kartu akses. Itu benar-benar buang waktu sekali apalagi ke Driver yang lagi ngejar point GOJEG biar bonusnya cair.

Hal-hal kecil seperti inilah yang membuat dunia Ojol semakin menarik. Setiap kejadian selalu ada hal yang bisa dirasa dan direnungkan.

Gua menyeruput Teh Ocha sambil sesekali melirik ke Mbak Kasir yang sedang melayani para pembeli. Semoga sehat selalu dan cepat naik jabatan ya Mbak.

DItraktir CS :) :)

 
Ditraktir CS :) :)

Kamis, 06 September 2018

Mimi Susu

Minggu kemarin, di suatu hari, tiba-tiba banyak mention yang masuk ke Twitter dan Instagram pribadi gua. Awalnya gua sendiri gak sadar karena gua jarang buka akun pribadi, lebih sering buka akun Clobberin Time. Berhubung banyak pula yang ngetag akun Clobberin Time, gua dikasih tau kalau ternyata salah satu tulisan gua di blog ini masuk ke salah satu akun IG populer yaitu Drama Ojol.

Postingan yang masuk adalah cerita tentang pertemuan gua dengan Customer bercadar bernama Teteh Lia. Sebenarnya kalau boleh memilih, gua sendiri lebih memilih untuk TIDAK menampilkan postingan tersebut di Drama Ojol karena bahasan yang gua tulis itu sedikit sensitif berhubungan dengan keyakinan orang dan kalau misal ada kalimat gua yang kurang berkenan pasti akan berujung ke debat yang tidak berkesudahan. Gua sendiri tidak tahu siapa teman gua yang mengirimkan postingan itu tetapi tanpa mengurasi rasa respect, gua ucapkan terima kasih banyak.

Selain banyak mention yang masuk dan diikut dengan jumlah pembaca yang menjadi luar biasa banyak ke blog ini (mayan nambah AdSense), gua juga mendapat tawaran dari sebuah penerbit untuk menerbitkan buku tentang Ojol yang diangkat dari Blog gua. Klop kan dengan rencan gua untuk menerbitkan buku? Kita sempat ngobrol via telpon tetapi sayangnya sekali lagi sayangnya, penerbit ini sama seperti penerbit lainnya yang hanya memproduksi buku by order saja.

Maksud by order adalah penerbit hanya akan memproduksi buku kita kalau ada yang memesan. Jadi kalau misalnya kamu mau beli baru penerbit itu produksi.

Gua ambil contoh temen gua si Arya Putra yang baru saja produksi buku berjudul 'Review Jaman Now' yang diambil dari blog dia. Buku ini diproduksi oleh penerbit kecil dan dibandrol dengan harga 68rb. Arya dapat keuntungan sebesar ceban alias 10rb per buku. Dan setelah 3 bulan jalan, gua nanya ke Arya:

"Bor, buku lu sudah laku berapa pcs?"

"Baru satu. Terus untungnya per buku 10rb dan baru ditransfer kalau minimal sudah laku 5 buku"

Ok sip. Selama 3 bulan, buku Arya baru laku 1 dan dapat untung 10rb aja. Ini pun gak jelas, kalau misalnya tenryata udah laku 10 pcs terus dibilang baru laku 1 pcs kan kita juga gak akan pernah tahu ya. Bener gak?



Kayak buku foto copyan yes


Belum lagi untuk penulisan, seluruh tanggung jawabnya diserahkan kepada penulisa. Bisa dilihat dari buku si Arya, dari mulai penulis - editor - sampai design sampul dipegang semua sama dia. Penerbit itu mah gak mau tahu yang penting naskah dikirim ke mereka. Jadi tanpa proses editing asal cetak aja dan jangan salah kita juga harus tetap membayar ke Penerbit untuk biaya cetak pertama dan daftar pusak di Perpustakaan Nasional (sekitar 150-200rb).

Gua ngebayangin kalau misalnya buku gua terbit lewat penerbit kecil, yang bakalan ada di sampul buku adalah:

Penulis: Stefanus Sani
Editor: Stefanus Sani
Design Kaver: Stefanus Sani
Promosi: Stefanus Sani
Penjual: Stefanus Sani
Pembeli: Temen-temennya si Stefanus Sani

Lucu bener, gua yang nulis eh gua jadi editor buat tulisan gua sendiri. Karena sesungguhnya Editor itu sangat diperlukan untuk mengedit tulisan kita, siapa tahu ada yang kebablasan jadi harus 'direm' karena bisa saja menurut kita bagus tetapi buat orang lain tidak.

Dari tampilan buku pun kalau gua boleh mengkritisi, hasil cetakannya tidak terlalu bagus. Selain tulisan di kaver yang buram, bentuknya pun terlalu besar mirip buku foto copy-an di kampus. Kualitas kertanya pun kurang bagus dan dengan semua fakta diatas ketimbamg gua merilis lewat penerbit by order lebih baik gua tetap mengusakan agar buku gua kelak bisa terbit di penerbit besar.

Gak salah kan kalau kita punya mimpi besar?

...........................................................

Dalam proses penulisan buku gua ini sebenarnya gua masih ada pergulatan batin. Bukan masalah besar sih tetapi tetap saja masalah 'kecil' ini sedikit menghambat gua. Gua ragu buat cerita tetapi gak apa-apa deh gua cerita apa yang menjadi pergulatan batin gua di kala gua menulis buku Ojol itu.

Tahun 2016, gua pernah terlibat di penulisan Novel Lupus Reborn yang diadakan oleh penulis ternama Hilam Hariwijaya (penulis asli Novel Lupus yang populer dan kini menjadi salah satu penulis script sinetron termahal di Indonesia). Gua berhasil melewati 4 tahapan dan tinggal selangkah lagi maka Novel tersebut akan terbit.

Seleksi pertama gua berhasil masuk ke 30 besar dari ratusan peserta yang mendaftar. Setelah 30 besar, gua masuk ke 15 besar. Setelah 10 besar gua masuk ke 5 besar dan dari 5 disaring lagi menjadi 3 besar.

Saat pengumuman 10 besar, tulisan gua yang judulnya 'Roti Selai' dinilai Yes oleh semua juri.


Tulisan yang membawa gua ke 3 besar
Saingan gua luar biasa ngeri, banyak yang sudah punya buku sendiri. Gua ingat ada yang namanya Pak Adi, dari awal dia sudah digadang-gadang bakalan menjadi juara karena dia sudah rilis banyak novel, Novel Islami. Pas gua baca tulisan dia, asli keren. Sudah tertata, rapih, dan fondasinya kuat karena dia sudah berpengalaman.

Tetapi akhirnya Pak Adi tumbang juga di babak 15 besar. Menurut gua, salah satu alasan Pak Adi tumbang dikarenakan tulisannya yang terlalu baku dan kaku mengingat dia adalah penulis Novel serius. Berbeda dengan gua yang berangkat dari blog, dimana gua bisa mengeksplor penulisan gua dengan bebas tanpa ikatan baku.

Gua bebas mau menghujat teman-temen gua kayak si Ambu, Dedi, Arya, hahahahha (peace) termasuk menghujat diri gua sendiri. Dan hal itu cocok untuk segmen Lupus yang memang menyasar ke Generasi Milenia.

Saat gua sudah masuk ke 3 besar dan tinggal menunggu pengumuman siapa yang menjadi juara pertama, keanehan pun terjadi karena perasaan kok lama sekali ya pengumumannya. Sudah hampir jalan 3 bulan dan tidak ada kabar padahal setelah ini rencananya para juara akan digabungkan dengan peserta dari Kota lain untuk mulai menulis Novel Lupus Reborn.

Yang menjadi masalah besar adalah gini, saat babak 7 besar menuju 3 besar, salah satu faktor yang dinilai adalah adalah banyaknya vote dan komentar untuk tulisan kita. Tentu gua meminta bantuan ke temen-temen gua sampai ke semua buyer Clobberin Time, gua juga mintai bantuan.

Tentu tidak masalah bukan tetapi akhirnya malah menjadi masalah. Di suatu hari, di suatu kegiatan (gua gak bisa bilang kegiatan apa), saat kita duduk melingkar tetiba ada perempuan yang bertanya ke gua. Pertanyaanya singkat tapi masih membekas sampai hari ini:

"Pengumuman Lupus kapan? Kok perasaan lama banget ya" kata si Jalang 1

Belum gua jawab, Jalang 2 menambahi "Iya, perasaan kok lama banget. Katanya sudah 3 besar kok belum ada kabar apa-apa lagi"

Posisi gua sedang duduk melingkar dan disana ada sekitar 10 orang yang menatap ke gua. Gua merasa pertanyaan itu memang sudah di-set up untuk menjatuhkan gua.

Saat itu, gua merasa sangat DIPERMALUKAN. Kalau saat itu gua gak ingat pesan Mama gua untuk selalu menjaga sikap, rasanya ego gua bakalan naik dan balik bertanya "Sebelum kamu nanya bacot kayak gitu, kamu bisa kayak saya gak?" Untung sekali lagi untung gua masih bisa menahan diri.

Gua tahu bedanya pertanyaan yang asli bertanya atau pertanyaan yang dipakai untuk mempermalukan orang. Si Arya kalau ketemu gua sering nanya gini "Sani, Lupus kok gak ada kabar lagi sih" lalu diiringi tawa. Biasanya gua juga ikut tertawa sambil bales "Anjeer maneh" karena gua tahu kalau pertanyaan itu memang buat bercandaan antar temen.

Tetapi ini tidak, pertanyaan itu diarahkan ke gua dengan ekspresi muka merendahkan dan itu sangat menyakitkan. Gua pun bingung mau jawab apa karena saat itu memang dari pihak Panitia sama sekali belum memberikan keputusan apapun.

Setelah kejadian itu, gua chat ke Kakak gua dan cerita kalau gua merasa dipermalukan oleh 2 jalang itu di depan banyak orang. Kalau boleh sombong, dengan gua masuk ke 3 besar saja menurut gua itu adalah sebuah prestasi karena gua berhasil menyisihkan banyak peserta. Gua gak butuh apresiasi dari mereka tetapi anehnya disaat keputusannya masih pending begitu, gua malah dipermalukan di depan banyak orang. Gua lebih respect kalau misalnya mereka bertanya secara personal ke gua dan tentu gua enak buat menjelaskannya ketimbang gua ditanya di depan banyak orang dengan nada merendahkan.

Sebagai orang Introvert, biasanya kalau ada masalah itu gua bakalan simpan sendiri dan mencari pemecahannya sendiri tetapi kali ini gua sampai cerita ke Kakak gua tentang masalah ini. Kakak gua menyarankan gua untuk sabar dan pro aktif bertanya kepada Panitia kapan pengumumannya diberikan.

Dan setelah sekian lama menunggu akhirnya sebuah E-mail datang dari Panitia yang intinya memberi kabar jika Project ini dihentikan karena satu dan lain hal. Kecewa? Pastinya tetapi jujur gua lebih kepikiran dengan mereka yang telah mempermalukan gu.

 Mungkin menurut mereka itu hal sepele tetapi sampai hari ini, gua gak pernah bisa lupa hal tersebut dan membuat gua jadi 'takut' untuk memulai sesuatu yang baru. Butuh waktu yang lama buat gua pribadi buat bisa bangkit. Thanks for 'M' yang sudah membuat semuanya menjadi mungkin. Terima kasih untuk semangat dan support yang diberikan.

Setiap Minggu gua masih ketemu dengan mereka. Gua selalu mencoba untuk bersikap manis meskipun tetap saja ada yang mengganjal karena kejadian 2 tahun lalu itu.

..............................................................................................

Ketika gua memutuskan untuk mulai menulis buku secara solo, gua sama sekali tidak menceritakan hal ini kepada mereka. Gua masih trauma kalau misalnya mereka akan kembali menanyakan hal yang sama dengan cara mempermalukan gua:

"Kok bukunya lama banget sih terbitnya?"

"Kalau misalnya ditolak ama penerbit mending gak usah aja deh rilis buku"

Dibanding gua terima bacotan seperti itu, gua lebih memilih bekerja secara senyap. Gua bukan orang yang peduli dengan bacotan orang tetapi jika bacotan itu mengarah ke sisi personal tentu sulit buat gua buat bersikap biasa saja.

Kemarin gua dapat E-mail balasan untuk merevisi naskah yang yang sudah gua kirim. Gua senang dengan E-mail balasan ini berarti naskah yang gua kirim sudah mendapat atensi khusus.

Selain merevisi, gua juga berencana untuk menambah bab biar bukunya menjadi semakin tebal. Ada satu orang yang sebenarnya pengen gua temui untuk minta restu agar cerita dia bisa gua masukkan ke dalam buku.

Nama orang tersebut adalah Michelle, dia pertama kali ketemu gua sewaktu dia kelas 2 SMA dan sekarang dia baru aja jadi MABA alias Mahasiswa Baru. Gua ada cerita bagus yang melibatkan gua dengan dia, dengan kapasitas gua sewaktu jadi Driver Ojol.

Dia sekolah di Santa Maria 2 dan berhubung rumah gua dekat dengan Santa Maria jadi orderan dari dia sering nyangkut ke gua kalau misalnya gua lagi Online dari rumah. Dari awalnya biasa aja, eh karena keseringan ketemu akhirnya kita jadi deket dan mulai menjalin hubungan. Eh ngaco, gak gitu deng. Maksudnya hubungan 'Kakak-Adik' ya. Iya beneran 'Kakak' dan 'Adik'.

Michelle itu kalau gua gambarkan adalah perempuan yang cantik, chubby dan luar biasa aktif. Dia juga sering ikutan casting jadi bintang sinetron jadi kadang gua suka anterin dia ke tempat casting. Iya casting bintang sinetron bukan casting bintang sabun colek kok.

Disaat begini, gua kadang menyesal. Kenapa gua gak dilahirkan 10 tahun lebih muda dari umur gua yang sekarang. Kalau aja Papa & Mama gua bikin gua 10 tahun lebih lama dari umur gua yang sekarang, bisa deh gua sama si Michelle, hahaha. Centil bener si Sani.

Tetapi sejak dia kelas 3 SMA, kita jadi semakin jarang berhubungan karena selain dia baru saja jadian dengan teman sekelasnya, Michelle kayaknya marah ke gua. Marah karena dia sering minta dijemput tapi gua sering gak bisa, haha.

Gua kagok mau chat dia duluan, ajak ketemuan buat minta restu tentang cerita dia dan gua yang mau gua pake di penulisan buku tetapi tampaknya langit mendengar harapan gua. Belum juga gua chat, dia sudah chat gua duluan. Ini isi chatnya:

Anak jaman sekarang, pacaran baru 11 bulan aja harus dirayain -_-


Okelah, gua harus mengerjakan misi dulu sebelum dapat restu dari si Michelle. Misi akhirnya selesai dan gua sudah mendapat restu dari si Michelle. Untuk cerita si Michelle, gua masukkan ke Bab "Mimi Susu", loh apa hubungannya mimi Susu dengan Michelle, apa jangan--jangan lu mimi susunya si Mi..... ENGGAK ANJ*NG, untuk cerita lengkapnya nanti baca aja yes di buku gua.

Dan dengan restu dari si Michelle, ini dia urutan bab yang sudah gua tulis untuk project buku Ojol gua (belum final, masih mungkin berubah):

1. Memulai Ojol
2. Ketemu Bule
3. Thanks from Your B*tch!
4. Ibu dan Debt Collector
5. Driver Berdedikasi
6. Filosofi Ojol
7. Celengan Ojol
8. Alasan Bersyukur
9. Balada Driver Ojol
10. Ketemu Gay
11. Sarah dan Mamanya
12. Ibu Gendut yang Galak
13. Kamu yang sedang Patah Hati
14. Good Bye UBER!
15. Memulai GOJEG
16. GOJEG Oh GOJEG
17. Life is Waiting
18. Perempuan di kamar kost no 11
19. 1 Hari untuk Selamanya
20. Pulang
21. Pisang Selimut
22. Mimi Susu
23. Berdamai dengan diri sendiri

Gua menambahkan 3 judul baru yaitu "Pulang", "Pisang Selimut", dan "Mimi Susu". Untuk Bab "Berdamai dengan diri sendiri" gua set untuk menggantikan bab "Pertemuan dengan Ibu Guru TK" mengingat yang bersangkutan masih ragu untuk memberi restu ceritanya gua masukkan ke buku gua.

Bab "Berdamai dengan diri sendiri" akan menceritakan tentang alasan gua kenapa sampai hari ini gua masih sering jadi Driver Ojol meskipun gua sudah berulang kali menulis kalau gua akan berhenti tetapi tetap saja gua kembali lagi, lagi dan lagi. Bukan faktor ekonomi karena Puji Tuhan pendapatan gua dari menulis dan Clobberin Time sudah lebih dari cukup.

Ada alasan personal dan gua akan menjelaskannya di bab tersebut. Kalau kalian nanya, kapan San buku itu terbit, untuk saat ini, gua belum bisa jawab tetapi kalau misalnya naskah gua ditolak oleh penerbit 1 maka gua akan mencoba terus ke penerbit lain.

Penolakkan itu biasa dan akan tetap menjadi hal yang biasa saja kalau kita bisa terus 'berlari' saat penolakkan itu datang.