Jumat, 28 Juli 2017

Balada UBER

Banyak yang kepo dengan penghasilan gua selama jadi Driver UBER. Kalau kamu baca postingan awal gua tentang gua yang jadi Driver UBER, pasti masih ingat kalau gua pernah nulis kalau penghasilan gua dari UBER setiap Minggunya itu sama seperti gua ngejual 2 kaos Clobberin Time (1 kaos harganya 150rb berarti gua dapet 300rb).

300rb itu belum dipotong bensin + makan gua dan dari hitung-hitungan gua, berarti pendapatan gua dari UBER itu berkisar di angka 120rb setiap Minggunya. Lah, kalau sedikit gitu kok masih Nguber aja sih San? Ya, jawabannya karena gua memang tidak mencari tambahan uang di UBER dan gua nguber itu pure buat bahan gua menulis di blog (berhubung banyak yang suka).

Untuk saat ini, gua ada sedikit perubahan gimmick. Kalau biasanya gua ngaku sebagai mahasiswa semester akhir yang sedang mencari tambahan uang untuk skripsi sekarang gua ganti gimmick menjadi mahasiswa baru lulus yang sedang mencari pekerjaan dan selama belum dapet kerja, gua jadi nyambi dulu jadi Driver UBER, hahahaha.

Dan kerennya asli gua bilang keren adalah gak tau akting gua emang kelewat kece atau muka gua keliatan memelas atau dia percaya dengan gua, beberapa customer gua sampai nge-WA gua setiap ada lowongan pekerjaan. Salah satunya adalah Bu Susan yang kerja di Kantor Kereta Api dan tinggal di sebuah Apartemen bilangan Ahmad Yani.

Pas gua anterin beliau ke Kantor Kereta Api di Laswi, dia bilang nanti bakalan ngehubungin gua kalau ada lowongan pekerjaan. Dan beneran dong, setiap ada lowongan kerja pasti gua di-WA dan ditambahin caption "Jangan sampai telat deadlinenya ya Dek, semoga ada yang tembus".

Jadi terharu gua walaupun gua minta maaf sebesar-besarnya karena aslinya gua memang tidak sedang dalam posisi mencari pekerjaan. Terima kasih untuk Bu Susan untuk kebaikkan hatinya, semoga makin banyak berkatnya.

Penghasilan gua dari UBER di suatu Minggu, 26rb aja :D

238rb belum dipotong bensin selama 1 Minggu

Ini juga belum dipotong bensin (penghasilan bersih sekitar 100rb aja per Minggu)

............................................................................

Selama gua nyaru jadi Driver UBER, gua sering ketemu bule (ada yang dari Korea, Filipina, Kanada) sampai yang paling sensasional dari Afghanistan bernama Robin. Pertemuan gua dengan Robin ini terjadi di sebuah Pagi. tepatnya di depan Apartemen Jardin di Cihampelas. Rating Robin ini cukup mengkhawatirkan di angka 3.27 dan bikin gua sedikit mikir, ini orang kok ratingnya bisa jeblok kayak gini. Kalau rating jeblok dari pengalaman gua biasanya orang ini bayarnya pake kartu kredit, pake promo (tanpa kasih tips) atau suka grepe-grepe di jalan.

5 menit menunggu, orang yang dimaksud keluar dari Apartemen dan gua sudah nangkring di depan pintu masuk Jardin. Gayanya oke juga, pake bandana gitu dan lumayan modis. Gua baru sadar kalau dia orang asing ketika dia terbata-bata berbahasa Indonesia dan pas gua ajak ngobrol bahasa Inggris, dia malah gak ngerti (gua masih bisa merespon bule ngomong Inggris selama dia ngomongnya pelan-pelan dan ada waktu buat gua buat mencerna maksud omongan dia).

Tetapi meskipun terbata-bata, dia lumayan lancar berbahasa Indonesia dan ngerti dengan kalimat yang gua ucapin. Robin minta diantar ke Gerbang Tol Pasir Koja karena dia mau nyegat bus buat pulang ke puncak.

Btw, gua kira orang Afghanistan itu bakalan berjanggut seperti mayoritas penduduk dari Negara Muslim tetapi Robin ini beda. Mukanya putih dan bersih dan kalau gua bilang lebih mirip orang dari Asia Timur dan gua pernah baca kalau di Afghanistan ada salah satu suku bernama Pastun yang berkulit putih jadi kemungkinan si Robin ini salah satu bagian dari Suku Pastun.

Dia cerita kalau dia sudah meninggalkan Afghanistan sejak tahun 2004 karena perang mulu. Bom meledak bisa terjadi kapan aja, bisa aja kamu lagi duduk ngopi terus ada bom meledak di keramaian. Itu sangat mungkin terjadi di Afghanistan dan dia sudah tinggal di banyak negara seperti Turki, Qatar, UEA, Malaysia hingga Indonesia.

Di tengah perjalanan, dia nepuk pundak gua dan ngomong gini "Bisa berhenti sebentar? Titit saya perih"

Sebentar, sebentar. Barusan dia ngomong kalau "Titit saya perih?" Karena gua takut salah dengar, gua konfirmasi ulang ke dia "Apa yang perih, Mr Robin?"

"Titit saya"

Ini orang frontal banget, baru kali ini orang yanng ngomong titit langsung tanpa sensor. Tapi gua masih berpikir positif, bisa aja Titit dalam bahasa Afghanistan artinya tengkuk leher atau lutut.

Jadi pas dia bilang "Titit saya perih" bisa aja artinya "Tengkuk leher saya perih", bisa jadi kan?

Gua cari tempat yang agak lowong dan berhentiin motor. Robin turun terus ambil posisi banding (jongkok - berdiri - jongkok). Gua jadi mikir ini kayaknya titit yang dimaksud tuh beneran deh PENIS bukan tengkuk leher.

"Habis kerja nih saya semalam" kata dia sambil jongkok dan berdiri lagi.

Bukannya gua mau mengeneralisir atau bilang semua imigran pekerjaannya sama, tapi sepengetahuan gua (dari buku or koran yang gua baca), banyak imigran gelap di Indonesia yang nyari duitnya jadi (maaf ini mah) jadi gigolo buat laki dan perempuan. Apa jangan-jangan si Robin ini kerja jadi gigolo terus karena terlalu bersemangat jadi titit dia perih gitu ya? Apalagi gua jemputnya di Apartemen, apakah ini berarti si Robin habis 'kerja'?

Karena waktu gua nanya, dia bilang gak punya pekerjaan dan tinggalnya di Puncak dan yang gua tau lagi, di Puncak kan emang banyak yang gini gini loh.

5 menit kemudian kita melanjutkan perjalanan kembali dan gak lama kemudian kita sampai tujuan di Gerbang Tol Pasir Koja, tempat Robin buat nyegat bus dan kembali ke Puncak.

"Ok, Mr Robin. Thank You, see you again. Allah Bless You" kata gua sambil ngasih snack ke Robin (tiap Nguber gua selalu bawa paket isi snack. permen, dan air mineral buat Customer gua),

"Sama-sama. Allah Bless You" kata Robin sambil berlalu dari hadapan gua.

.....................................................................

Apa yang membedakan UBER dengan Grab atau Gojeg? Yang paling kentara adalah kita tidak pernah tahu kemana tujuan penumpang kita. Maksudnya gini, di aplikasi Driver Grab dan Gojeg, pasti muncul kan di layar tujuan customer kemana, nah kalau di UBER gak muncul. Tujuan baru muncul setelah kita teken 'On Trip' di depan customer jadi ini kayak iseng-iseng berhadiah. Kalau lagi ok, kita bisa dapet customer yang kebetulan 1 arah pulang dengan kita atau kalau lagi jackpot, kita bisa dapet yang jauh banget (ke Jatinangor, Padalarang, atau ke Soreang).

Gua sendiri sudah cukup terbisa untuk perjalanan jauh karena dulu ketika Clobberin Time masih kecil belum seperti sekarang, gua sering banget pergi jauh cuma buat anterin pesanan buyer. Percaya gak, gua pernah ke Kota Baru Parahyangan di Padalarang, cuma buat anter pesanan seharga 25rb aja, hehehe.

Kebiasaan lama gua ternyata ini ternyata cukup berpengaruh selama gua jadi Driver Uber. Gua sih ngerasa biasa aja dan gak keberatan buat trip jarak jauh. Tetapi dari semua trip UBER gua, perjalanan gua dengan Mbak Icha mungkin akan menjadi perjalanan terjauh gua selama jadi Driver UBER.

Pertemuan gua dengan Mbak Icha terjadi di suatu hari, dia minta dijemput di stasiun kereta Kiara Condong. Jarak rumah gua ke Stasiun Kiara Condong itu sekitar 10 menit (gak terlalu jauh dari rumah gua). Karena disana termasuk zona bahaya (karena dekat dengan Ojeg Pangkalan), gua sudah wanti-wanti ke Mbak Icha agar kita akting seperti saudara pas ketemuan disana. Dia bilang dia pake jilbab merah dan bawa tas besar.

Dari kejauhan gua liat ada perempuan berjilbab merah dan bawa tas besar. Besar kemungkinan ini customer gua nih, gua sapa sebentar dan benar dia customer gua. Mbak Icha asalnya dari Malang dan tujuan dia ke Bandung adalah buat ngurus perceraian yang rumit plus ngurus surat pindah anaknya dari sekolah di Bandung.

Mbak Icha minta dianter ke sebuah sekolah dasar di Gatsu, buat minta surat keluar dari SD lama anaknya. Jadi ceritanya gini, beberapa Minggu lalu Mbak Icha baru culik anaknya dari sekolah di Bandung terus dibawa ke Malang.

"Dibanding gak ada yang ngurus di Bandung, mending saya bawa aja ke Malang sama saya. Masak sudah kelas 2 SD gak bisa baca kata gurunya juga setiap sekolah pakaiannya lusuh, seperti gak ada yang ngurus"

"Saya tiap bulan kirim uang ke suami saya buat keperluan anak tapi gak tau deh uangnya dipake buat apaan. Main lonte kali. Dibanding gak ada yang urus, langsung saya bawa aja ke Malang biar saya yang urus" lanjut Mbak Icha.

Kalau gua jadi si cowok, asli gua mah malu, dikirimin uang ama mantan istri buat biayain anak (hakikatnya suami yang nafkahin istri, jangan kebalik).

"Nanti kalau saya ada perlu lagi, saya hubungin Sani ya. Saya takut kalau ama Driver lain karena gak kenal siapa-siapa di Bandung" kata Mbak Icha. Mungkin first impression pertama gua sudah baik di depan dia jadi dia percaya ama gua. Mungkin ya.

"Iya siap Mbak"

5 hari kemudian, ada WA masuk ke HP gua. Jam sudah menunjukkan pukul 9 Malam, gua lagi nulis di ruang kerja sambil ditemani lagu dari Maliq & D'essentials (ehem).

"Sani, bisa jemput saya di depan TSM? Ini Icha yang waktu itu" isi WA gua.

Icha siapa ini karena gua punya banyak temen namanya Icha. Gua nanya ulang dan dia bilang, Icha yang waktu itu dijemput di Stasiun Kiara Condong. Begitu dia ngomong "yang waktu itu dijemput di Kiara Condong", gua langsung ingat ini Icha yang mana.

Gua dilema, antara jemput gak jemput. Selain sudah Malam, mood menulis gua lagi bagus dan kalau gua tinggal, ada kemungkinan mood menulis gua sudah turun dan bikin pekerjaan menulis gua jadi terbengkalai.

Tetapi berhubung gua gak mau dicap sebagai orang yang suka PHP, gua okein dan otw kesana. Gua langsung bergegas ganti kostum, pake jaket UBER dan slayer penutup muka. 15 menit kemudian, gua sampai di depan TSM dan chat Mbak Icha "Mbak Icha, aku sudah sampai depan TSM, di gerbang dekat Trans Hotel"

Gak lama kemudian, ada seorang cewek ngehampirin gua. Rambut panjang, berkaca mata, dan cantik, kalau gua bilang mukanya mirip si Mia Khalif....ya si Mia itulah.

Gua awalnya ngira Mbak ini salah orang, mungkin karena dia ngeliat gua pake jaket UBER, jadi dia ngira kalau gua adalah Driver UBER yang buat jemput dia. Gua minta maaf karena lagi jemput orang lain dan dia balas "Ini Sani kan? Ini saya Icha"

Walah, asli pangling banget. Pas pertama ketemu, dia lepas kaca mata dan pake jilbab sekarang jilbabnya dicopot dan pake kaca mata + rambutnya dibiarin tergerai. Asli ini mah, mirip banget ama si Mia Khalif...... (you know what i mean).

"Aduh mbak maaf banget. Saya jadi pangling gini, haha. Mbaknya ganti gaya sih jadi kecele saya" 

Mbak Icha minta dianter ke sebuah hotel untuk dia menginap tetapi sebelum ke Hotel dia ngajak gua buat mampir ke tempat minum kopi katanya ada yang mau diomongin.

Gua bawa dia ke sebuah tempat minum kopi, dia mesen Espresso dan berhubung gua bukan peminum kopi, gua milih teh tawar dingin aja (gak enak kalau milih yang mahal).

Mbak Icha ternyata minta dianterin ke Banjar (jaraknya lumayan jauh dari Bandung), dia mau datang ke Kantor Urusan Agama buat minta surat duplikat pernikahan dia. Jadi Mbak Icha ini mau ngurus perceraian tetapi berhubung surat nikah dia dipegang oleh suaminya dan suaminya minta uang 100juta buat tebusan (setan banget ini suami) jadi Mbak Icha berinisiatif buat bikin surat duplikat pernikahan.

"Sani mau gak anterin ke Banjar? Jalannya naik ke atas gunung itu karena kantor KUA ada di atas, jujur saya gak berani kalau sama Driver lain. Kalau kamu, saya percaya kamu orang baik" kata Mbak Icha,

Ah, gua gak sebaik itu sebenarnya mah, hehehe.

Berhubung gua gak tega dan gak enak juga kalau gua tolak, gua iyain tawaran itu. Kita janjian besok jam 6 Pagi dan soal ongkos, gua bilang "gampang, gak sudah dipikirin"

Besoknya, jam 6 teng kita sudah berangkat menelusuri padatnya jalananan. Kalau gua cek WAZE jaraknya sekitar 35km (artinya bolak balik sekitar 70km). Sepanjang perjalanan Mbak Icha cerita tentang kerjaan dia sehari-hari dan cerita gimana keselnya dia ama suami dia yang gak tau diuntung dan suka main jalang.

"Jujur, saya jijik kalau harus berhubungan suami istri ama dia begitu tahu dia suka main ama lonte". Warning untuk kamu kaum adam, jangan suka 'jajan' di luar, inget ama istri dan anak di rumah.

Jam setengah 9 kita sampai di tujuan dan selagi nunggu Mbak Icha ngurus surat duplikat, gua duduk di sebuah warung ditemani 1 buah kopi Good Day dan roti keju. 30 menit kemudian Mbak Icha keluar dengan muka sumringah, hm sepertinya surat duplikat itu sudah didapat.

Agak kesel sih dengernya, karena orang disana sempat minta uang 5 juta buat ngurus ini itu bahkan maksa buat pakai pengacara buat ngurus perceraian. Kantor Urusan Agama itu seharusnya diisi oleh orang yang berakhlak tapi tetep aja kalau sudah soal duit, akhlak pun tergadaikan.

Setelah nego, Mbak Icha dipungut biaya liar sebesar 250rb buat ngurus surat duplikat itu. Yang penting surat duplikat sudah didapat jadi gampang deh buat ngurus perceraian.

Pelajarannya adalah sebelum kamu menikah, kamu harus yakin dulu ama pasangan kamu. Jangan terlihat manis di depan tapi busuk di belakang. Selain agama melarang perceraian, ongkos buat cerai itu ternyata gak sedikit dan lumayan rumit juga ngurusnya.

Hari itu juga, gua anter Mbak Icha pulang ke Stasiun Kiara Condong. Dia kasih gua uang 200rb tapi gua tolak, gua ambil 50rb aja buat bensin. Sisanya biar dibayar ama pahala buat gua suatu hari nanti.

"Terima kasih ya Sani, jangan kapok. Nanti kalau saya ke Bandung lagi, saya hubungi kamu ya"

"Sama-sama Mbak Icha. Sehat terus, tiati di perjalanan, salam buat anaknya ya Mbak"

......................................................................................................

Banyak cerita dan pengalaman keren yang gua denger selama gua jadi Driver UBER. Gua termasuk orang yang sangat talkative dan lumayan bisa mancing orang buat bercerita panjang lebar. Obrolan gua dan customer gua tentu bukan obrolan garing atau obrolan tidak berkualitas.

Pertemuan gua dengan Bu Henny beberapa hari yang lalu meninggalkan kesan mendalam buat gua. Usia Bu Henny sudah lumayan sepuh (50 tahunan) dan kerennya dia masih bekerja dong.

Job dia ada 2, pertama jadi operator telepon dan kedua jadi petugas riset di lapangan. Kalau jadi operator, Ibu Henny yang nelpon konsumen buat nanya tingkat kepuasan konsumen. 1 kali telpon dia dibayar 17.500.

Kalau sehari dapet 10 telpon artinya dia dapet 175rb tapi dia bilang susah karena gak semua orang ngangkat dan mau ngerespon. Ada yang sudah setengah jalan eh malah dimatiin telponnya, kalau dimatiin telponnya artinya Bu Henny gak dapet apa-apa. Dapet capek doang.

"Orang yang paling sabar ternyata CS ya bu, diomelin sabar. Dimatiin mendadak sabar" kata gua

"Hahahaha, iya. Ya mau gimana lagi padahal CS itu kadang gak tahu apa-apa" kata Bu Henny sambil tertawa

"Minum air putih yang banyak bu, jangan terlalu banyak makan gorengan biar suaranya gak serak"

"Iya, saya juga setiap hari selalu bawa air putih"

Bu Henny cerita selepas tugas ini selesai, dia mau kembali ke Tasik dulu (sambil nunggu panggilan kalau ada job jadi CS). Di Tasik, Bu Henny mau jaga stand baju dengan bayaran 110.000 per hari dan untung 2rb per baju.

"Selagi masih bisa, ya ambil semua kesempatan yang ada. Berdoa itu harus tapi kalau berdoa aja, gak ngapa-ngapain ya percuma. Rejeki itu dicari, bukan ditunggu"

"Sama ini bu, berusaha itu harus tapi jangan lupa berdoa juga. Kalau berusaha tanpa berdoa nanti gak berkah ya Bu" lanjut gua.

"Iya, berkat itu gak akan jatuh dari langit. Tuhan yang buka jalan, kita yang ambil kesempatan itu. Selalu ada harapan kok bagi kita yang sering berdoa dan selalu ada jalan bagi kita yang sering berusaha"

Gua tersenyum mendengar cerita dari Ibu Henny dan sesampainya di tujuan, argo menunjukkan biaya 0 (Bu Henny dapet promo jadi gak usah bayar) tetapi dia maksa kasih gua uang 10rb.

"Simpen aja bu uangnya, sehat selalu ya bu, makin lancar pekerjaannya"

"Iya sama-sama, kamu juga sehat selalu ya. Semoga banyak tripnya"

Gua dadahin Bu Henny dan kembali melanjutkan perjalanan gua di hari yang masih panjang ini.....

NB: For the lovely Kindergarten's Teacher, when will you go to Bandung? There's Private Uber that will pick you up :) :) :) 




Award from UBER






Jumat, 21 Juli 2017

Ih Serem, Ada yang ngikutin

Sejujurnya gua paling males kalau nulis cerita serem. Kenapa? Karena kalau gua nulis cerita serem itu artinya gua baru aja ngalamin kejadian serem. Gua yakin banget, gak ada satu pun dari kalian yang pengen mengalami kejadian serem bukan?

Gua pun demikian, biar gua bukan orang yang parno tapi gua selalu berdoa supaya gua dihindari dari hal-hal mistis seperti ini. Jangan sampai tidur nyenyak kamu terganggu oleh hal-hal di luar nalar manusia.

Cerita serem ini bermula ketika gua dengan teman yang lain jalan-jalan buat explore Bandung saat libur panjang kemarin. Namanya jalan-jalan pasti pengennya happy kan?

Libur panjang kemarin, gua bareng manteman yang lain berencana mau ke Dermaga Bintang, Puncak Bintang, Bukit Moko, Tebing Keraton, dll. Dermaga Bintang itu letaknya ada di Cimenyan, lumayan jauh dan nanjak sih. Tapi gak apalah yang penting bisa menikmati Bandung dari atas, biar keliatan romantis gitu, xixixi.

Jarak tempuh Dermaga Bintang dari rumah gua kesana itu sekitar 1 jam lebih. Kita pake sekitar 6 motor buat kesana. Jalanannya nanjak dan lumayan berkelok, tidak disarankan untuk kamu yang belum terlalu jago bawa kendaraan buat kesini.

Jam menunjukkan jam 5:30 dan gua baru ternyata Dermaga Bintang ini cuma dibuka sampai jam 6 sore saja. Alasannya karena penerangan yang minim dan lumayan ngeri juga sih kalau ampe Malam disini karena tempatnya yang dipenuhi oleh pohon besar.

Setelah bayar tiket (15rb), kita masuk dan menaiki tangga untuk mencapai spot paling maksimal buat foto-foto. Tapi ada yang aneh pas kita sedang menaikki tangga, salah satu temen gua dari Timor Leste si Ely Freitas malah menaikki bukit menuju tempat yang penuh dengan pepohonan.

"Itu si Kak Ely kenapa?" tanya Tanto sambil perhatiin Ely yang naik bukit. Gua nengok sekilas dan gua pikir dia mau nangkep jangkrik atau apaan gitu.

"Eh Kak Ely kok ngangkat baju, mau kencing ya?" tambah Stefanus, salah satu temen gua yang lain.

Gile ini orang keren amat, kencing di sembarang tempat, hahaha. Gua sih mikirnya gini, udara di atas kan dingin banget jadi si Ely kebelet kencing. Karena sudah gak tahan (kalau kencing di WC lumayan jauh jaraknya) jadi dia kencing di pohon.

Gak lama kemudian, Ely turun menuruni bukit dan cengar cengir kayak biasa. Tapi nyengirnya penuh arti, gua sedikit berbisik ke dia, "El ada apaan?"

Tanpa basa basi dia bilang kalau ada KUNTILANAK yang lagi merhatiin kita dan Ely ternyata bukan mau kencing tapi sengaja naikkin baju buat memperlihatkan pusarnya karena dia bilang kuntilanak itu takut dengan pusar manusia.

"Sekarang kemana Kuntinya?" tanya gua polos.

"Sudah pergi sekarang" balas Ely. Gua gak terlalu mikirin hal itu sih dan kita pun kembali ke tujuan awal buat happy dan foto-foto. Setelah puas foto-foto kita adain sharing session dan berdoa bersama sebelum pulang.

Yang penasaran ama Ely, orangnya paling belakang

Berasa jadi anak dugem
Sebelum pulang, kita mampir dulu ke sebuah warung buat jajan supermie kuah. Pas kan, udara dingin makan supermie. Lebih pas lagi kalau pergi bersama pasangan dan peluk pasangan kamu saat udara lagi dingin gini #baper

Gua ambil posisi duduk di pojokkan sambil minum segelas teh hangat. 5 menit kemudian, pesanan Supermie kita sampai. Semua pesan Supermie kecuali Ely yang mesen pisang keju. Dari ujung gua ngerasa ada yang aneh, Ely gak banyak cakap, mata dia awas sambil sesekali menggosok-gosokkan tangannya sambil meniup tangannya.

Setelah supermie gua habis, gua pindah posisi ke deket Ely dan ANEHNYA gua ngerasa dingin banget. Disini emang dingin banget tapi entah kenapa di sekitara Ely duduk, udarannya dingin luar biasa. Kalau gua menggambarkan, dinginnya tuh kayak kita lagi buka kulkas (seperti disembur udara dingin).

"Disini kok dingin banget" tanya gua ke Ely. Ely hanya tersenyum sambil terus menggosok-gosokkan tangannya.

"Iya dingin banget disini" jawab Tanto.

Setelah selesai makan, kita melanjutkan pulang. Gua dibonceng Ely dan di tengah perjalanan, Ely berbisik ke gua, tuh di deket pohon ada yang lagi merhatiin kita.

Gua tengok ke samping, kosong sih, cuma ada pohon besar aja. Mungkin 'dia' mangkal disana ya, pikir gua dalam hati. Gua bilang ke Ely supaya jangan ngomong kalau ada penampakkan atau apa, bikin ngeri soalnya.

Di tengah perjalanan, pas banget di tikungan ada kecelakaan hebat. Gak tau gimana ceritanya, ada motor yang berlawanan arah dengan gua (rombongan gua turun kebawah sedangkan dia naik ke atas) jatuh dan nyenggol motor di depannya. Hampir 4 motor jatuh beruntun dan ada 2 anak kecil yang kegencet motor, beberapa orang mengalami luka karena tikungannya emang lumayan rawan.

Gua dan Ely turun sebentar, nolongin yang kecelakaan. Anehnya, hawa dingin yang gua rasa pas di warung supermie kembali terasa disini. Setelah menolong korban kecelakaan, gua dan Ely melanjutkan pulang (temen-temen gua yang lain gak berhenti dan melanjutkan perjalanan pulang).

15 menit kemudian gua sampai di rumah dengan selamat. Di Malam itu berjalan seperti biasa, cuma 1 hal yang membuat gua sedikit aneh adalah di malam itu gua susah banget tidur. Jam 2 subuh, gua baru bisa tidur padahal biasanya gua paling gampang tidur.

.........................................................................................

Besoknya, gua janjian lagi ketemu Ely di sebuah tempat minum susu di daerah Antapani. Jadi Ely ini tinggal di rumah yang merangkap tempat minum susu di Antapani. Sebenarnya, sejak 5 bulan yang lalu gua sudah janji bakalan kesana tapi berhubung sehar-hari gua lumayan sibuk, gua baru sempet kesana (Iya tau, gua cowok PHP).

Kita ngobrol panjang lebar terutama tentang rencana dia selepas kembali ke Timor Leste. Kita ngobrol sambil ditemenin 1 buah gelas susu dingin rasa green tea. Di tengah perjalanan, tetiba Ely nyeletuk gini:

"Eh, aku mau cerita sesuatu tapi kamu jangan takut dan marah ya"

"Ya sok aja El" balas gua sambil menyeruput susu.

"Kamu inget gak pas kemaren aku naik ke atas bukit terus buka baju buat ngusir kuntilanak"

"Inget, kenapa?"

"Kuntialanaknya marah dan dia ngikutin kita" kata Ely sambil pasang mimik serius.

Pas dia cerita gitu, rasa susu Green Tea gua mendadak jadi hambar kayak air kencing. Gua lumayan kaget dan takut biar mencoba tetap cool di depan Ely.

Ely kemudian melanjutkan cerita dan gua baru ngerasa semua ada keterkaitan satu sama lain. Ely bilang kalau kuntilanak sudah ngikutin kita sejak kita lagi makan supermie di Dermaga Bintang.

Awalnya dia nungguin kita di motor yang dipakai oleh Ely dan gua. Terus pas kita lagi makan supermie itu, si kunti ternyata berdiri di samping Ely. Kenapa saat itu hawanya terasa dingin banget karena jaraknya berdiri si kunti ama gua DEKET BANGET!

"Kamu udah sadar kalau si kunti berdiri di samping kamu" tanya gua

"Sadar banget. Kalau mau liat hantu tuh jangan liat langsung tapi lirik aja pasti keliatan" jawab Ely. Tenang El, cara kamu barusan itu gak akan gua pakai kok.

"Dia tuh ngikutin kita terus dan karena dia marah ama aku (karena Ely buka pusar itu), jadinya dia ngikutin motor aku"

Tunggu, tunggu. Itu kunti kan marahnya ama Ely jadi dia ngikutin motor Ely. Terus gua kan dibonceng Ely jadi dia terbang ngikutin motor gua dan di belakang gua dong?

"Iya, jadi sepanjang perjalanan pulang, dia di belakang kamu terus"

"Kamu inget gak pas kecelakaan di tikungan itu" 

"Iya inget, kenapa?"

"Itu juga karena si kuntilanak dan seharusnya tuh kita yang celaka karena kuntilanaknya ngincer kita sebenarnya"

Keringet dingin langsung menetes di kepala gua. Gua dalam posisi percaya gak percaya tapi karena gua yang mengalami sendiri, gua jadi percaya beneran. Ely cerita sepanjang perjalanan pulang, kunti yang lagi marah terus ngeganggu si Ely lewat spion. Jadi beberapa kali, si kunti menghentak di spion motor supaya konsentrasi si Ely terbaikan. Tapi berhubung si Ely sudah biasa dengan hal-hal mistis seperti ini dia jadi kuat dan gak lalai. Pantes kenapa pas mau pulang, Ely minta dia yang ngendarai motor (bukan gua) karena dia tau, gua bisa aja diganggu lewat hentakkan di spion.

Gua jadi lumayan ngerti kenapa di jalan tol atau tanjakkan yang (katanya) berhantu sering terjadi kecelakaan. Percaya gak percaya, hal seperti ini memang ada dan terkadang hantu mengganggu kita lewat hentakkan di spion yang membuat pengemudi jadi tidak berkonsentrasi.

Karena gangguan ke Ely gak mempan, itu kunti beralih ke motor yang kebetulan ada di sebelah gua (yang gua ceritain tadi). Kata temen gua yang ngeliat kecelakaan itu, dia bilang kecelakaannya emang rada aneh. Jadi ada motor yang lagi belok di tikungan seperti kaget habis melihat sesuatu dan langsung bantir stir ke kiri. Nah di kiri itu ada 1 motor isi 4 (suami isri dan 2 anak) yang ikut jatuh kena timpa motor dilanjut dengan 2 motor lagi yang ikut jatuh.

Kalau kecelakaan rombongan gua, pasti bukan cuma gua dan Ely aja yang jatuh tapi 3 motor depan yang diisi oleh temen gua pasti bakalan kena juga.

"Untungnya kita berdoa dulu sebelum pulang kalau misal gak berdoa, kemungkinan besar kita yang bakalan kena" lanjut Ely serius.

Nyokap gua selalu berpesan ke gua sejak dulu, kapanpun dan dimanapun kamu mau berpegian jangan pernah lupa untuk berdoa, minta perlindungan dari Tuhan sepanjang jalan. Apapun agama dan iman percaya kamu, jangan pernah berdoa sebelum pergi dan jangan lupa juga minta didoakan oleh Ibu saat mau bepergian.

Doa Ibu itu kuasanya besar loh.

Ely kemudian cerita pas gua dan dia turun buat nolongin keluarga yang jatuh itu, itu si kunti masih berdiri tepat di sebelah Ely dan pantes aja, gua ngerasa hawanya dingin banget pas disana.

Kuntilanak itu kemudian ngikutin Ely sampai ke kamar Ely dan Ely cerita di malam itu, si kuntilanak hadir di mimpi Ely. Jadi di mimpi si Ely, dia kayak mengulang hari itu, hari dimana kita pergi ke Dermaga Bintang dan bener, si kuntilanak marah dengan tindakkan Ely yang buka baju dan ngusir dia. Dalam mimpi, Ely minta maaf dan meminta si Kuntilanak buat kembali ke asalnya.

"Tapi dia sekarang masih ngikutin kita gak El?" tanya gua

Ely tidak menjawab, dia hanya tersenyum penuh misteri.

NB: Beberapa hari setelah kejadian itu, salah satu temen gua yang ikut dalam rombongan, ngimpi kalau dia didatengin Kuntilanak (dia dikasih tau kalau namanya Cynthia) dan ketika ditanya ke Ely (yang sudah kembali ke Timor Leste, Ely jawab kalau bener nama kuntilanaknya Cynhtia).

Oalah................................................

Jumat, 07 Juli 2017

Celengan UBER

Belum lama ini, gua dapet sms undangan dari Gojeg buat mutasi dari UBER ke Gojeg. Gua sendiri gak tau ya, Gojeg dapat nomor gua darimana. Apa mutasi ini hanya orang tertentu saja, yang memiliki rating tinggi di UBER atau gimana, gua gak tau terlalu paham sih.

Katanya kalau gua mau, gua dapet jalur VVIP jadi gak usah ngantri panjang dan dapet atribut Gojeg gratis (gak perlu bayar cicilan setiap Minggunya) tetapi syaratnya gua harus resign dari UBER dan akun UBER gua bakalan dimatikan.

Ini sedikit dilema sih buat gua, pertama sejak lama gua agak kepo dengan Gojeg dan pengen nyobain jadi Driver Gojeg (siapa tau dapet cerita bagus yang bisa gua pake buat bahan menulis). Kedua, gua sudah cukup puas dengan UBER karena rating gua yang lumayan tinggi dan gua sudah lumayan lama gak narik lagi (karena kesibukkan gua di Clobberin Time dan menulis). Tetapi jujur, gua ngerasa sayang kalau akun UBER gua harus dimatikan karena selain rating gua yang tinggi itu, gua takut kalau suatu hari nanti gua kangen narik, gua bakalan pake itu akun UBER, hehehe.

Setelah 1 bulan gak narik lagi, di awal bulan ini gua kembali narik lagi. Yang membedakan dulu dan sekarang adalah gak tau kenapa, tiap orderan yang masuk dapetnya jauh-jauh (kadang gak masuk akal). Gua stay di antapani, masa harus jemput di Jatinangor (jarak jemput aja hampir 1 jam) dan setelah gua baca di forum-forum banyak Driver UBER yang jadi Driver Grab dan Gojeg jadi Driver Uber di lapangan semakin sedikit. Oh, begitu toh ternyata.

.........................................................................

Jam sudah menunjukkan jam 8 Malam. Gua lagi stay di Warung Darurat sambil makan dan alarm UBER gua bunyi. Muncul nama 'Aleycia' dan aha ini dari nama sudah terlihat keren dan modis. Gak lama kemudian, hp gua berdering dan di ujung telpon, Aleycia minta dijemput di Jalan Cigadung (jarak tempuh sekitar 20 menit) dan dari suaranya Aleycia kayak yang rusuh gitu.

"Cepetan ya Pak, ngebut kalau bisa" kata Aleycia di telpon

"Iya, iya saya kesana sekarang" balas gua sambil ngunyah Ayam geprek, menu makan malam gua. Di ujung telpon terdengar seperti orang yang sedang berkonflik, sebelum akhirnya dimatikan.

Ini ada apa ya dan dibanding banyak mikir, gua langsung cus kesana padahal ayam geprek gua belum habis. Gua sempet mikir, apa ini ada konflik rumah tangga gitu ya dan keliatan keren gak sih, kalau gua datang ketika misalnya si laki bertindak kasar dan gua langsung menghalau si lelaki yang mau bertindak kasar itu. Mirip di FTV gitu, yang ganteng datang belakangan, halah.

Gua ngikutin peta dan di ujung jalan sudah ada perempuan berdiri sambil megangin tas besar dan matanya tidak bisa lepas dari handphone. Meskipun yakin dia orangnya tapi mau gua konfirmasi dulu,

"Ini Mbak Aleycia?" tanya gua

"Iya, iya bener. Ini tas-nya bisa disimpen di depan gak?" kata dia sambil panik.

"Iya bisa Mbak" jawab gua (padahal aslinya susah karena motor gua bukan motor matic jadi gua harus simpen di atas tangki bensin). Sambil terburu-buru, Mbak Aleycia naik dan nepuk pundak gua supaya cepet berangkat.

Btw, yang nanya Aleycia gimana orangnya, gua bilang orangnya cantik, manis dan modis. Belum juga gua maju tetiba ada cowok lari dari dalam rumah dan langsung berhenti di depan motor gua sambil menegadahkan tangan, ngalangin motor gua buat maju.

Mbak Aleycia makin panik, dia tepuk-tepuk punggung gua suruh gua maju. Masalahnya gini Mbak Aleycia, gimana gua bisa maju. Di depan gua ada orang, masak gua lindes dia kayak lindes anak kucing.

Suasana semakin mencekam, gua kira bakalan kayak gimana dan lu percaya gak si cowok berlutut di depan motor gua. Sambil nangis, iya nangis, dia berlutut sambil ngomong gini "Maafin aku, maaf aku yang salah. Kamu jangan pergi ninggalin aku"

Daerah Cigadung bisa dibilang daerah yang lumayan sepi dan lumayan gelap karena penerangan yang minim. Gua merasa moment ini kayak moment di FTV berjudul 'Balada Cinta Driver Ojek Online' yang bercerita tentang seorang cewek yang lebih naksir ama Driver Ojeg ketimbang pacarnya yang sekarang.

Tetapi berhubung ini bukan FTV dan gua ama Mbak Aleycia baru ketemu sekarang yang ada gua ngerasa ngeri karena cowok dengan type kayak gini bisa bersikap nekad. Gimana coba kalau dia tiduran di depan motor dan ngomong "Lindas aja aku, dibanding kamu tinggalin aku mending kamu lindas aku aja"

Iya gua juga gak keberatan buat lindes kamu kok :D

"Mbak gimana ini" tanya gua sambil berbisik ke Mbak Aleysia. Si cowok masih depan motor gua sambil menengadahkan tangannya.

Tanpa banyak cakap, Mbak Aleycia langsung turun dari motor, minta tas dia kembali, dan berjalan pelan ke arah tempat dia nungguin gua. Si cowok nekad alay ini langsung lari dan ngejar dia sambil manggil nama dia "Cia, Cia"

Gua nengok bentar kebelakang, Mbak Cia dan si cowok kembali masuk ke sebuah rumah (sepertinya kost karena banyak kamar). Masih bingung dengan apa yang terjadi, Mbak Cia keluar lagi dari rumah dan bilang "Maaf ya saya cancel, gak jadi naik" sambil kasih uang 100rb ke tangan gua.

Gua jawab "Mbak Cia gak usah, kalau gak jadi gak usah bayar, saya minta dicancel aja dari aplikasi ", Mbak Cia cuma tersenyum sambil berjalan masuk ke kost dia.

Di tangan gua sekarang megang 1 lembar uang 100rb, gua masih bingung "Ini sebenarnya ada apaan sih?"

.....................................................................

Di kalangan Driver Uber adalah satu customer yang sering jadi bahan omongan di Group Uber. Nama Customernya Ade dan katanya si Ade ini gemulai, sering berdandan ala wanita dan ini nih yang paling membahayakan, tangan si Ade ini katanya aktif. Sering ngegrayangin Driver dan kalau kamu beruntung, kemaluan kamu bakalan dipegang-pegang oleh si Ade Laknat ini.

Ok sip, jangan sampai gua ketemu ama yang namanya Ade ini. Jangan sampai keperjakaan gua hilang di tangan waria laknat ini. Kalau ama yang cantik sih ya gak apa-apa sih, hahahah. Ups :D

Di suatu Pagi, alarm UBER gua berbunyi. Pas gua klik, muncul nama 'Ade' dengan titik jemput di Gardujati. Begonya atau asli gua bego banget, saat itu gua gak sadar kalau 'Ade' adalah orang terlarang yang disarankan untuk dicancel setiap dapet orang ini.

Gua chat dia "Selamat Pagi Pak/Kak Ade, Stefanus Sani dari UBER. Dijemput dimana ya Pak", dia jawab "Aku minta dijemput di depan Toko xxx (disamarkan)"

Rada geli juga sih pas baca "Aku minta dijemput" dan sampai disitu, gua belum juga sadar kalau ini si Ade yang fenomenal itu. 5 menit kemudian, gua sampai di tujuan dan gua sms dia "Aku udah sampai di depan Restoran" dan dibales "Iya aku turun ya, kamu tunggu sebentar ya"

INI APAAN SIH KOK JADI AKU KAMU GINI.

Gak lama kemudian, Ade turun dan pas gua liat muka dia, gua kok kayak pernah liat dimana gitu ya. Gua langsung inget, ini kan si Ade yang hobbynya ngegrayangin tubuh Driver Njing! Bedanya di foto yang gua liat di forum Driver, si Ade lagi dandan. Dia pake make up tebel dan pake gincu kalau yang sekarang gak lagi dandan tapi biar gak dandan, mukanya beneran kayak banci.

Gimana ini caranya, pokoknya gua harus cepet pergi. Gua belum siap kehilangan keperjakaan gua di tangan waria agresive. Tapi untung seribu untung, ternyata bukan si Ade yang naik tapi seorang perempuan montok dengan rambut pirang yang naik.

Bukannya suudzon tapi dari pengalaman gua jadi Driver Ojol, gua yakin seyakin-yakinnya kalau cewek ini pasti pekerja malam dan Ade ini (maaf) germonya. Perkiraan gua gak salah karena gua diminta buat nganter si cewek berpakaian seronok ini ke sebuah rumah elite di daerah Dago.

Eh, menurut kalian gua berdosa gak sih, nganterin PSK ke rumah cowok mesum yang mau make dia?

"Nanti kalau ditanyain ama satpam, bilang aja mau ke rumah Pak Johan ya, mereka udah tau kok" kata si Ade sambil ngeliatin gua dari atas ke bawan. Mukanya kayak mau ngomong "Ini type Mamih banget, lain kali main ama Mamih ya"

Si cewek kemudian naik dan seperti biasa di tengah perjalanan gua mulai membuka pembicaraan. "Kuliah apa sudah kerja Mbak?", dia jawab "Kerja di Paskal"

Seperti yang pernah gua tulis, di Paskal itu banyak sekali tempat hiburan Malam dan gua makin yakin, (maaf banget) kalau Ade itu Mamih dan cewek yang namanya belum gua tau ini PSK.

Dia jawab dengan nada suara pelan (seperti gak nyaman kalau gua tanya). Gak berapa lama kemudian, HP dia berbunyi dan dia angkat telpon itu. Dengan jelas, gua bisa denger kalau dia ngomong gini

"Iya Mah, ini saya lagi berangkat kerja. Saya dapet Shift Pagi Mah nanti pulangnya sore" kata si cewek.

Setelah matiin telpon, gua ngedenger suara orang terisak. Karena gua gak berani noleh langsung, gua lirik dia dari pantulan kaca di mobil sebelah gua. Ternyata benar, dia lagi terisak sambil mengusap mata.

Gua ngerasa dia menangis karena dia ngerasa berdosa karena sudah berbohong ke Ibunya. Mungkin si cewek ini bilang kalau dia kerja di toko apa restoran tapi gak taunya jadi PSK. Gua gak berani ngomong apa-apa, gua cuma ngomong 1 kalimat buat menenangkan hati dia.

"Sabar ya Mbak, semoga cepat dapet pekerjaan yang lebih baik"

Dia jawab "Iya, makasih". Perjalanan ini berlanjut tanpa ada perbincangan di antara kita, mungkin si Mbak X ini (sampai sekarang gua gak tau namanya) jadi PSK karena memang butuh uang dan dia terpaksa ngebohong ke Ibunya tentang pekerjaannya.

Ada saatnya orang yang sudah berbohong tidak kuat untuk menahan rasa penyesalan karena sudah berbohong. Mungkin si Mbak X ini sedang berada di fase itu karena dari pertama kali gua ketemu dengan Mbak X ini, mukanya memang seperti orang tertekan.

30 menit kemudian kita sampai ke tujuan, gua klik layar HP gua dan muncul harga 4.500 (harusnya 19.500 tapi dia dapet diskon 15.000 jadi bayarnya 4.500 aja). Dia kasih gua uang 20rb dan bilang gak usah kembalian tapi gua tolak, gua bilang "Udah Mbak tenang aja, nanti saya diganti ama UBER kok" sambil kasih kembalian 15.500 ke dia.

Dia tersenyum sambil masuk ke sebuah rumah besar untuk mulai 'bekerja'.

.............................................................................

Bagaimana sih caranya jadi Driver dengan rating tinggi? Selain sopan dan ramah, jangan pernah meminta uang tips atau protes ketika customer mendapat promo diskon. UBER di Bandung, banyak sekali ngasih diskon dan gak heran kalau sering banget customer cuma bayar 2.000, 3.500 sampai pernah cuma bayar 500 perak (iya asli 500 perak). Temen gua yang jadi Driver UBER si Christian sampai kaget pas dia dibayar cuma 3.000 perak padahal jarak antar dia jauh banget dan baru 2x nganter orang, dia sekarang sudah pensiun karena gak tahan.

Salah satu kebiasaan gua adalah ketika sudah end trip dan menurunkan penumpang, gua selalu kasih sedikit wish ke dia, misalnya "Terima kasih, semoga pekerjannya semakin lancar" (buat yang sudah bekerja) atau "Terima kasih, semoga kuliahnya cepet lulus dan cepat dapet pekerjaan" (buat yang masih kuliah), dan "Terima kasih, semoga usahannya makin maju dan banyak rejekinya" (buat yang punya usaha).

Kamu harus percaya dan yakin kalau perkataan adalah doa. Kalau yang keluar dari mulut kita adalah hal postif tentu saja hal postif pun akan terjadi di hidup kamu. Tapi kalau kamu selalu mikirnya negatif terus biasanya hal negatif itu yang beneran terjadi di hidup kamu.

Gua baru saja mengantar seorang customer di Perumahan Pharmindo Cimahi. Ketika gua masuk ke Komplek rumah dia, gua sempet ngelihat ada penjual celengan di pinggir jalan. Gua sekilas ngeliat ada celengan ayam yang dia jejerin di pinggir jalan, dan dia duduk sambil memperhatikan kendaraaan lalu lalang di depan dia. Ada perasaan iba karena gua liat celengannya masih banyak dan gua sedikit ngebayang, pasti berat banget ngangkut itu celengan.

Setelah gua nurunin customer (namanya Ce Chyntia, Halo Ce kapan aku ditraktir makan Sate DJ lagi, hihihi), gua melewati kembali si penjual celengan itu. Gua sempet dilema, berhenti gak ya tapi kalau beli nanti gua susah bawanya (karena motor gua bukan motor matic, jadi space-nya sedikit terbatas). Sempat lewatin dia beberapa meter akhirnya gua puter balik karena asli gua gak tega liat si penjual.

Gua tanya harganya berapa, dia jawab 25rb, ya udah gua beli 2 celengan ayam dan celengan singa. Waktu gua kasih uang dia bilang gini "Untuk anaknya ya Pak, semoga anaknya bisa jadi orang berhasil dan banyak rejekinya" kata si penjual sambil terus mendoakan gua.

Hihihi, gua tersenyum dalam hati karena nikah pun belum tapi sudah disangka punya dua anak dan entah kenapa gua ngerasa seneng banget ketika gua yang biasanya ngasih wish ke orang kini giliran gua yang dapet wish dari orang yang gak gua kenal.

Sepanjang perjalanan gua senyum-senyum sendiri mikirin omongan si penjual celengan tadi. Ternyata bener kata orang kalau bahagia itu sederhana, dapet wish dari orang yang gak kamu kenal saja sudah bikin gua bahagia dan sedikit bisa melupakan masalah yang ada :)