Rabu, 03 Juni 2020

I Know

Ada satu scene di Film Star Wars Episode V (The Empire Strikes Back) yang gua suka banget. Scene yang gua suka adalah ketika Hans Solo (Harrison Ford) dibekukan didalam sebuah carbonate silicon oleh penjahat luar angkasa yaitu Jabba The Hut.

Ketika akan dibekukan, Princes Leila yang di film sebelumnya selalu berbeda pendapat dengan Hans Solo mengatakan "I Love You" kepada Hans Solo yang dijawab "I Know" oleh Solo. Infonya, di naskah awal, Solo akan menjawab "I Love You, too" tetapi Harrison Ford melakukan improvisasi dengan menjawab "I Know".

Buat gua itu keren banget. Coba lu di posisi Hans Solo, ada cewek cantik yang tetiba bilang "I Love You" dan dengan gaya cool, kamu jawab "I Know"

Gua pun berpikiran hal yang sama. Gua bakalan menjawab "I Know" ketika ada perempuan yang mengatakan hal yang sama. Tetapi apa lacur, apa yang gua harapkan belum juga kejadian. Paling mentok gini:

"Sani, gua mau ngomong sebentar bisa?"

"Wah kenapa ya?" jawab gua antusias.

"Ini kata Ibu Nasi uduk yang di depan Pasar, kemarin salah hitung. Kerupuk udang yang kamu makan belum dihitung jadi kamu masih kurang 2.500 ke si Ibu ya"

"Hmm, I know"

Suek, dikira apaan malah diingetin soal kerupuk udang yang belum kebayar.

........................................................................

Setelah 1 tahun lebih menjalin hubungan dan sudah merasa yakin, sudah saatnya buat kita untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Sebelum lamaran resmi, gak ada salahnya kan buat ngelakuin lamaran tidak resmi. Lamaran antara kita berdua aja.

Berhubung gua tidak cukup romantis untuk ngajak dinner berdua karena jujur aja buat gua itu awkward banget. Makan berdua yang dihiasi balon sambil menatap bintang yang memancarkan cahayanya.

Jir, bukan gua banget itu.

Yang pertama gua rencanakan adalah menemukan tanggal yang pas untuk memberikan sebuah cincin seberat 24 karat (canda deng). Setelah mencari, akhirnya gua menemukan tanggal yang pas yaitu tanggal 22 Desember di hari ulang tahun Deb. Tanggal itu jatuh di hari Minggu dan kayaknya Oke nih kalau ngasih cincin itu pas akhir kebaktian di Gereja.

Melamar di hadapan Tahta Tuhan yang Suci. Ehem, keren bener,

Setelah menemukan tanggal yang oke, sekarang waktunya buat cari cincin yang pas. Ini jadi masalah karena gua jarang banget ke Mall buat belanja jadi gak tau tempat cincin yang pas dimana.

Gua browing bentar dan nemu sebuah toko yang katanya okey. Jadilah gua kesana seorang diri dan setelah cuap-cuap gua ditawarkan sebuah cincin yang kata mbaknya lagi okey.

Speak dikit biar dapat harga bagus akhirnya gua dapat juga sebuah cincin cantik. Tjakep bentuknya kayak yang ngasih, hahaha.

Sebelum gua memilihkan pilihan ke cincin itu, si sales nawarin gua cincin berlian mulu. Pas gua nanya harganya berapa, gua cuma bisa membatu begitu tahu harganya.

Gua simpen itu cincin di dalam lemari dan sekarang tinggal menunggu waktunya, untuk memberikan cincin kecil nan berharga ini.

...............................................................................................

Hari yang ditunggu akhirnya tiba, hati gua berdegup kencang. Malamnya gua nyaris gak bisa bobo padahal gua gak pernah ada masalah dengan tidur.

Gua tag dulu beberapa orang, yang pertama buat merekam moment bersejarah itu, kedua buat yang main musik biar musiknya pas. Kalau si Cece nanti malah mainin lagu Cinta Satu Malam kan suek nantinya.

Ibadah pun dimulai dan semuanya berjalan seperti biasa. Sampailah di moment puncak alias acara dimana gua akan melamar Deb.

Setelah Pendeta memimpin Doa untuk pulang, gua memberanikan untuk maju kedepan. Dengan cool dan tenang seperti Zorro menebas lawannya, gua ambil mic dan ngomong

"Untuk Jemaat sekalian, jangan pulang dulu ya. Saya mau ngomong sebentar nih" kata gua

Gua sekilas muka para jemaat pada kebingungan. Kalau mereka bisa ngomong kayaknya bakalan ngomong gini "Ini si Monyet mau ngapain sih Njing". Bu Pendeta yang di depan juga tampak kebingungan, bingung ini si Sani mau ngapain. Apa dia mau pelepasan gitu ya, dilepaskan dari Roh suka melawan orang tua.

Deb yang kebetulan sedang berdiri di depan juga pasang muka kebingungan. Stefanie yang gua suruh buat merekam, sudah berada di posisi depan. Dia merekam pakai ponsel OPPO dia, eh OPPO atau VIVO ya? Ah gak taulah pokoknya dia yang merekam.

Cece Yanne mulai memainkan sebuah lagu romantis untuk menjadi saksi sejarah ini. Dia memainkan nada lagu 'If I Let You Go' dari boyband kesukaan gua Westlife (iya gua ngaku deh kalau gua suka Westlife).

"Day after day
Time pass away
And I just can't get you off my mind
Nobody Knows
I hide it inside
I keep on searching, but I can find...."

Suasana mulai didapat, semua orang menatap ke arah gua di depan, gua membalikkan badan dan mengeluarkan sebuah kotak berisi cincin yang gua simpan dalam saku baju.

Gua buka dan memperlihatkan langsung di depan Deb. Dia terkejut dan matanya perlahan basah tanda terharu. Jemaat lain sudah mulai nyorakkin "Cie, Cie" dan diikuti dengan banyaknya sorotan HP yang merekam moment tersebut.

Awalnya gua pengen berlutut kayak di film terus bilang "Will You Marry Me?" persis seperti yang dilakukan Jamie (Colin Firth) kepada Aurelia (Lucia Moniz) di film Love Actually.

Keren gak sih

Tapi apes, momentnya gak pas karena Ada Bu Pendeta di belakang gua. Gua ngerasa gak elok kalau gua berlutut membelakangi dia, takut nginjek kaki si Bu Pendeta, nanti malahan gua kualat lagi.

Dan juga entah kenapa, mulut gua mendadak terkunci. Di tengah keriuhan suara "Cie, cie", perlahan gua membatu. Pertanyaan "Will You Marry Me?" tidak bisa terucap dari mulut gua,

Deb bertanya "Kenapa?", gua langsung peluk dia di depan puluhan orang dan berbisik "Thanks You for always being there for me"

Deb menjawab "Love You" dan gua jawab "I Know"

Akhirnya gua bisa juga kayak Hans Solo, hahaha. Suasana jadi semakin meriah, beberapa orang langsung memeluk Deb dan sebagian lagi ada yang nanya ke gua "Yey, mana pertanyaan Will You Marry Me-nya woy. Diem mulu"

"Gak usah diomongin itu mah, kita udah ada ikatan batin dan dia juga pasti tau kok maksud gua"

Ahoy

.................................................................................

Menjalin hubungan selama 2 tahun ini memang bukan perkara mudah. Kita adalah 2 orang dengan kepribadian yang bertolak belakang, yang satu santai (terlalu santai malah) yang satu lagi type memikirkan masalah.

Kalau kita ngomongin soal perbedaan rasanya gak akan pernah ketemu titiknya tapi seni dalam berhubungan itu bukannya menyatukan segala perbedaan yang ada kan?

Life is so much better knowing you have my back. Love You