Kamis, 20 Oktober 2016

Menginjak Bumi

Gua butuh bantuan kalian!

Jadi gini, salah satu cerpen gua yang judulnya 'Roti Selai' berhasil masuk ke babak 9 besar untuk Project Novel Lupus Reborn. 9 orang terpilih ini kemudian diminta untuk kirim 1 cerpen lagi dan dari 9 orang ini (belakangan menyusut jadi 7 orang saja), kalau gua gak salah hanya akan dipilih 3 orang pemenang saja.

Masuk 9 besar saja sebenarnya sudah merupakan kebanggaan buat gua secara kompetitor yang lain sudah masuk kategori kelas 'berat' semua (sebagian besar sudah punya buku/novel sendiri). Sedikit gak nyangka bisa masuk 9 besar dari ratusan yang daftar dan karena sudah kepalang tanggung, kali gua benar-benar minta bantuan kalian.

Pengumuman 9 besar
Salah satu syarat penentuan pemenang (selain dari penilaian juri) adalah respon pembaca terhadap cerpen yang kita buat. Minggu kemarin, gua sudah kirim 1 cerpen yang judulnya 'Bell's Palsy dan Kharma' dan sudah diupload di blog Lupus Reborn oleh Panitia.


Ini linknya: https://nulislupusbareng.wordpress.com/2016/10/10/lupus-bellspalsy-ss/

Gua sangat berharap kalian mau kasih feedback positif di cerpen tersebut. Silahkan isi nama dan Email kalian kemudian beri komentar di kolom yang tersedia (ada di bagian bawah cerpen). Terima kasih juga untuk manteman yang sudah kasih feedback positif ya.

Ngomongin soal Project Lupus ini, gara-gara gua berhasil tembus 9 besar, E-mail gua banyak mendapat penawaran menulis (mungkin karena nama besar LUPUS yang sudah melegenda). Tawarannya menarik sih tapi dengan berat hati terpaksa gua tolak karena fokus gua saat ini cuma 1 yaitu untuk Clobberin Time saja.

Meskipun begitu, gua gak bisa nolak ketika salah satu temen gua si Arya yang gua kenal di babak 30 besar Project Lupus Reborn ngajakkin gua buat nulis di situs dia. Situs yang dia bikin isinya asli seru, ada review buku, review film, Action Figures, sampai ngomongin soal WWE (semua hal yang gua sukai).

Kalian bisa mampir ke situs https://mydirtsheet.com/ dan gua bakalan sering nulis disana. Kalian bisa lihat gua dari sisi yang berbeda dari yang biasa gua tulis di blog ini. *Ahiwww*

Gua berencana mau bikin serial misteri bersambung gitu di situs itu. Di otak gua sudah ada fondasi ceritanya tinggal dieksekusi saja dalam bentuk tulisan. Semoga kebiasaan jelek gua yang suka menunda pekerjaan bisa ditanggalkan demi situs keren itu. 

Hm, mau ngomongin apalagi ya? Oh ya, gua dari kemarin pengen nulis tentang gaya hidup. Kenapa mendadak gua pengen ngomongin soal gaya hidup?

Kamu pernah gak ketemu temen yang sudah lama gak ketemu terus pas ketemu lagi orangnya jadi beda banget dari yang kita kenal? Kalau berbeda dari gaya dan penampilan sih gak masalah karena self upgrade memang diperlukan.

Tapi yang jadi masalah adalah ketika temen kamu yang sudah lama gak ketemu terus pas ketemu cerita panjang lebar yang menjurus kesombongan padahal kamu gak nanya sama sekali. Males kan?

Dulu gua punya temen, dia anaknya culun tapi otaknya moncer. Kondisi ekonomi keluarga rada ngepas, anaknya baik biar sedikit sensi kalau lagi digodain.

Satu hal yang paling gua ingat adalah dia itu kalau lagi istirahat, hobby jajan makan bakso di kantin sekolah. Pernah suatu hari, baju dia ketumpahan kuah bakso (gua ingat banget itu kejadiannya hari Senin) dan luar biasanya sampai hari Rabu, dia masih pake seragam yang sama (seragam yang ketumpahan kuah bakso yang pola kuahnya ngebentuk mirip pulau Sulawesi di seragam sekolah).

Pas gua nanya kenapa, dia bilang seragamnya cuma satu dan gak bisa ganti. Ok, gua ngerti.

Karena otaknya yang moncer itu selepas kuliah, dia gampang dapet kerja di Kantor yang bagus. Dan ketika terakhir kali gua ketemu dia, gaya ngomong dia sudah berubah jauh. Lebih banyak unsur show off yang bikin gua yang denger jadi gak enak hati. Kata temen gua yang lain, si Mr. Kuah Bakso ini juga eksis di Medsos dan kalau misal lagi makan di suatu tempat pasti aja check in dan foto-foto. Kalau 1 sampai 2x orang sih bakalan mahfum tapi kalau tiap hari gitu mulu, orang jadi jengah juga bukan?

Gak cuma 1 orang, beberapa orang yang dulu gue kenal anaknya baik dan sederhana, begitu sudah kerja dan punya uang sendiri mendadak berubah.

Gak, gua sama sekali gak keberatan atau gak suka kalau misalnya dia berubah dari hal gaya hidup karena itu memang diperlukan dalam dunia bekerja tapi yang bikin males adalah kalau sudah mulai show off alias pamer tanpa ditanya.

Asli males.

Gue punya cerita yang semoga bisa dijadikan renungan untuk kalian. Semoga orang yang gua ceritain, gak baca cerita ini (takut beliau tersinggung walaupun gak ada maksud buat nyinggung).

Gua punya kenalan Pendeta yang aktif di Gereja dan dari dulu beliau terkenal karena kesuksesannya. Dia punya usaha bikin kanopi dan luar biasa tajir. Kalau beliau lagi khotbah pasti diselipin cerita dia makan di sini, dia jalan-jalan ke situ, dll. Banyak yang bilang orangnya rada show off ya wajar sih secara dia kaya raya dan uangnya banyak.

Cobaan pun datang, usaha dia mendadak jatuh dan dia tertipu ratusan juta rupiah. Singkat cerita, kantor dia akhirnya dijual dan untuk bertahan hidup beliau memakai uang tabungan dan simpanan.

Tapi yang namanya simpanan atau tabungan, kalau gak diputar pasti akan habis. Betul gak? 2 tahun kemudian yang ditakutkan akhirnya datang. Uang di tabungan dia habis dan beliau katanya dikejar-kejar hutang oleh Debt Collector. Selain itu uang sekolah anak menjadi tersendat hingga tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan bisa dibilang beliau sedang berada di titik nadir dalam hidupnya karena berbagai masalah terus datang menghantam terutama masalah ekonomi.

Untuk menyambung hidup, beliau membuat roti dan dititip di warung-warung selain itu beliau juga buka stand di sebuah Pujasera berjualan snack Jepang (Okonomiyaki, Takoyaki dll). Sering juga keliling pakai motor buat nawarin telur asin ke rumah-rumah (termasuk ke rumah gua juga). Tapi anehnya, istri beliau gak mau turun tangan dan cuma mau diam di rumah aja. Bahkan parahnya (asli ini gua bilang parah), disaat kondisi ekonomi sedang goyang, sang istri malah pergi jalan-jalan ke luar negri (pakai uang yang tersisa) bareng temen-temennya. Salah satu alasan si istri gak mau ikut bantu jualan adalah karena malu. Wajar malu karena biasa hidup enak.

Kesalahan utama mereka menurut gua adalah ketika mereka jatuh, mereka gak mau menurunkan level gaya hidup mereka. Karena gak ada penyesuaian, ketika jatuh ya artinya mereka benar-benar jatuh. Denger-denger sih yam tagihan listrik di Ruman beliau setiap bulannya bisa tembus 1,5 jt karena pasang AC dan gak bisa tidur kalau AC dimatikan. Hal seperti inilah yang menurut gua seharusnya bisa dirubah dan disesuaikan dengan kondisi ekonomi. Bener gak?

Gua sering denger cerita tentang keharmonisan sebuah keluarga sangat dipengaruhi juga dengan kondisi perekonomian. Ketika kondisi ekonomi sedang mengalami goncangan biasanya konflik pun bakalan sering terjadi. Gua bilang ini wajar, sangat wajar, tidak perlu naif.

Bukan maksud ngomongin orang tapi semoga cerita ini bisa menjadi pelajaran untuk kalian agar lebih pintar mengelola keuangan dan lebih berhati-hati dalam hal gaya hidup. Jangan sampai kamu keliatan keren di depan banyak orang tapi kenyataan di belakang kondisi kamu tidak sekeren yang dibayangkan orang.

Btw, kalau gua pribadi mungkin karena gua sudah nyaman hidup dengan standar gua sendiri, sedikit sulit buat gua naikkin level gaya hidup meskipun sebenernya bisa aja kalau mau. Hidup biasa aja, yang penting gak punya hutang, gak nyusahin orang, punya investasi untuk masa depan, dan hidup bahagia.

Semoga kita tetap menginjak bumi ya :) :) :)